Anda di halaman 1dari 7

HAL POSITIF DAN NEGATIF DALAM PERGAULAN

Disusun Oleh :

WIDHY MARCHIKA SARIFUDDIN (XII IPA 3)

MAN 1 KENDARI
2020/2021
PEMBAHASAN
A. Kepada Orang yang Lebih Tua
1. Hal Positif (Membantu kedua orangtua di rumah)

Pentingnya adab sikap hormat kepada orang yang lebih tua, dikarenakan mereka lebih
banyak pengalaman dalam hidup, ilmu dan hal lainnya yang belum tentu kita yang lebih
muda dapat seperti mereka. Sehingga sudah selayaknya kita harus bersikap berbuat baik,
hormat, bersopan santun, bertutur kata, berbuat yang baik terhadap semua orang yang jauh
lebih tua dari kita, baik dari lingkungan keluarga sendiri atau keluarga dekat maupun
keluarga jauh, tetangga atau lingkungan manapun yang kita jumpai.
Hal ini ditegaskan dalam dalil hadits Nabi Muhammad SAW. :

َ ِ‫يرنَا َوي َُوقِّرْ َكب‬


‫يرنَا‬ َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَرْ َح ْم‬
َ ‫ص ِغ‬ َ ‫لَي‬
“Bukanlah golongan kami, orang yang tidak hormat kepada orang yang lebih tua dan tidak
kasih sayang kepada orang yang lebih muda” (HR. at-Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas
bin Malik)

2. Hal Negatif (Membantah dan berteriak kepada kedua orangtua)

Perbuatan durhaka kepada orangtua jelas dilarang oleh agama. Bahkan termasuk dalam dosa
besar yang setara dengan mempersekutukan Allah SWT. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran
dan hadist yang menjelaskan dosa berbuat durhaka,salah satunya adalah dengan membantah
dan berteriak kepada kedua orang itu. Hal itu merupakan prilaku negatif yang dapat
menyakiti perasaan orang tua dan membuat orang tua bersedih hingga menangis. Setiap
orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka rela
melakukan apapun demi melihat senyum anaknya. Tentu perbuatan tersebut dapat menjadi
dosa besar untuk kita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬memberikan
peringatan:
“Setiap dosa, Allah akan menunda (hukumannya) sesuai dengan kehendakNya pada hari
Kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya orangnya akan dipercepat
(hukumannya sebelum hari Kiamat).” (HR. Bukhari)

Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka. Tangisan mereka
berarti terkoyaknya hati, oleh polah sang anak.

Ibnu ‘Umar ‫ رضي هللا عنهما‬pernah menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk
kedurhakaan dan dosa besar”. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad hlm. 31. Lihat Ash
Shahihah, 2.898)

B. Kepada Teman Sebaya


1. Hal Positif (Saling Tolong-Menolong)

Tolong-menolong merupakan bagian dari ajaran Islam yang dianjurkan. Tolong-menolong


yang dimaksud di sini adalah tentu saja tolong-menolong dalam hal kebajikan. Sikap saling
peduli dan tolong menolong menjadi salah satu ciri khas dalam budaya Islam. Hal ini
lantaran Allah secara langsung mengamanatkannya dalam dalil Alquran kepada seluruh umat
manusia. Allah Swt berfirman:
۟ ُ‫وا َعلَى ٱإْل ْث ِم َو ْٱل ُع ْد ٰ َون ۚ َوٱتَّق‬
ۖ َ ‫وا ٱهَّلل‬ ۟ ُ‫اون‬
َ ‫وا َعلَى ْٱلبِرِّ َوٱلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع‬ ۟ ُ‫اون‬
َ ‫َوتَ َع‬
ِ ِ
ِ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل ِعقَا‬
‫ب‬
”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah,
sesungguhnya siksa Allah sangat berat." (Q.S Al-Maidah [5] : 2)
Tolong menolong dalam ajaran islam terutama dalam hal kebaikan dan taqwa memilki
hukum yang sangat di anjurkan, dan bahkan mendekati kewajiban. Karena tujuan dari
penciptaan manusia sendiri ialah untuk dapat saling tolong menolong. Oleh karena itu ketika
seorang teman memiliki hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan pertolongan, maka
diusahakan untuk menolongnya. Dari sini kelak akan timbul keharmonisan dalam
berteman.Rasulullah Saw bersabda:

ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ًكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬


‫ب‬ َ َّ‫ب ال ُّد ْنيَا نَف‬
ِ ‫س َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ًكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬ َ َّ‫َم ْن نَف‬
‫ْس ٍر يَس ََّرهُ هللاُ َعلَ ْي ِه فِى ال ُّد ْنيَا َواأْل ٓ ِخ َر ِة َو َم ْن‬ ِ ‫يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن يَس ََّر َعلَى ُمع‬
َ ‫َستَ َر ُم ْسلِ ًما َستَ َرهُ هللاُ فِى ال ُّد ْنيَا َواأْل ٓ ِخ َر ِة َوهللاُ فِ ْي َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َك‬
‫ان ْال َع ْب ُد‬
‫ فِ ْي َع ْو ِن أَ ِخ ْي ِه‬.
“ Barang siapa yang melepaskan seorang muslim dari suatu kesulitan-kesulitan dunia,
maka Allah akan melepaskan baginya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan hari kiamat.
Barang siapa mempermudah orang-orang yang kesulitan, maka Allah akan
mempermudahkan (urusannya) di dunia dan di akherat. Barang siapa menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akherat, dan Allah senantiasa
menolong hambaNya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim dari
Abu Hurairah r.a.)

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوهللاُ ِفى َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما‬


َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫َع ْن اَبِى هُ َري َْرةَ ق‬
‫كا َ َن ْال َع ْب ُد فِى َع ْو ِن اَ ِخ ْي ِه‬
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hamba
Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)

2. Hal Negatif (Membicarakan dan Memfitnah Teman)

Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan dengan ucapan yang baik. Namun, sering
kali manusia tergoda untuk membicarakan orang lain, merendahkan, hingga memfitnah orang
lain sehingga dapat merusak kerukunan.

Allah berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 19,


۟ ُ‫ين َءامن‬
‫وا لَهُ ْم َع َذابٌ أَلِي ٌم فِى ٱل ُّد ْنيَا‬ ٰ
َ َ ‫ُّون أَن تَ ِشي َع ْٱلفَ ِح َشةُ ِفى ٱلَّ ِذ‬ َ ‫ين ي ُِحب‬ ”َ ‫إِ َّن ٱلَّ ِذ‬
َ ‫اخ َر ِة ۚ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َوأَنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ ِ ‫َوٱلْ َء‬
"Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada
orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat." (Q.S An-Nur : 19)

Apalagi jika cerita yang digosipkan itu merupakan berita bohong, tidak sesuai fakta atau
hanya berdasarkan prasangka, jelas lebih besar dosanya. Karena fitnah dapat
menyengsarakan seseorang, menimbulkan keresahan, memecah kebersamaan dan memutus
tali silahturahmi, mencelakai orang lain, dapat merugikan orang lain, dan juga merupakan
perbuatan tidak terpuji yang hanya memiliki banyak dampak negatif

Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup rukun dengan sesama umat Islam. Diriwayatkan
dalam Hadis Tirmidzi, Rasulullah bersabda, :
"Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling
membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu
haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada disini (dalam hati) cukup
seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."

Allah juga menggambarkan perilaku orang yang suka menggunjing dan membicarakan orang
lain dalam Surat Hujurat Ayat 12,

۟ ‫ْض ٱلظَّ ِّن إ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسس‬ َ ‫ُوا َكثِيرًا ِّم َن ٱلظَّ ِّن إِ َّن بَع‬ ۟ ‫وا ٱجْ تَنِب‬
۟ ُ‫ين َءامن‬ ٓ
‫ُوا‬ ِ َ َ ‫ٰيَأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ۚ ُ‫ض ُكم بَ ْعضًا ۚ أَي ُِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموه‬ ُ ‫َواَل يَ ْغتَب بَّ ْع‬
۟ ُ‫َوٱتَّق‬
ِ ‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ تَ َّوابٌ ر‬
‫َّحي ٌم‬
"Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian
terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka
kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan
Maha penyayang." (Q.S Al-Hujurat : 12)

C. Kepada Orang yang Lebuh Muda


1. Hal Positif (Memberi Nasihat dengan bijak)
Salah satu adab berteman yang baik yang saat ini banyak ditinggalkan adalah saling
menasehati. Sebagai seorang muslim yang baik, hendaknya kita saling mengingatkan dan
menasehati sesama. Apalagi terhadap orang yang lebih muda, sering kali mereka salah jalan
dan disitulah peran kita sebagai seorang kakak yang lebih berpengalaman dan berwawasan
lebih dewasa memberikan nasihat kepada mereka serta menunjukkan saran mengenai jalan
apa yang harus ia ambil agar ia tidak salah jalan. Saling menasehati juga merupakan perintah
Allah SWT yang termaktub dalam Al Quran,

Allah Ta’ala berfirman,

َ ُ‫ُوف َوتَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُ ْؤ ِمن‬


ِ ‫ون بِاهَّلل‬ َ ‫اس تَأْ ُمر‬
ِ ‫ُون بِ ْال َم ْعر‬ ”ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخي َْر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)

2. Hal Negatif (Antipati)


Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseorang atau suatu komunitas. Sikap antipati
merupakan wujud dari sukap individualis yang merugikan. Sikap individualistis ini
cenderung sikap yang mementingkan diri sendiri dan tidak memiliki kepekaan terhadap apa
yang dirasakan oleh orang lain. Salah satunya adalah tidak percaya kepada orang lain apalagi
terhadap generasi muda. Realitas seperti ini biasanya terjadi pada orang tua yang merasa
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang banyak sehingga para pemuda dan remaja yang
biasanya dalam kondisi panca roba tidak diberikan kesempatan. Hal seperti ini tentu saja
akan merusak pergaulan orang tua dengan orang muda. Oleh karena itu antipati dapat
menjadi penghambat hubungan baik antara kelompok yang tua dengan yang muda. Oleh
karena itu Rasulullah Saw bersabda:

َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬


‫ الَي ُْؤ ِم ْن‬: ‫ال‬ َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫س َر‬ٍ ‫َع ْن أَ ْن‬
‫أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ أِل َ ِخ ْي ِه َماي ُِحبَّ لِنَ ْف ِس ِه‬
“Anas ra. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang
di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

Anda mungkin juga menyukai