Tata surya kita berisi banyak cerita dan misteri. Selain Planet, tata surya kita berisi banyak benda
seperti asteroid, komet, meteoroid, Trojan, benda-benda di sabuk Kuiper dana wan oort. Jika
teman-teman tertarik mempelajari Tata Surya, teman-teman silahkan
mempelajarinya melalui buku
• Karttunen, Hannu, dkk. 2006. Fundamental Astronomy 5th edition. New York: Springer
• Tim Pembina Olimpiade Astronomi Indonesia. 2010. Astronomi, Bahan Ajar Menuju
Olimpiade Sains Nasional dan Internasional SMA. Bandung: …
• Admiranto, A. Gunawan. 2009. Menjelajahi Tata surya.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
• Lang, Kenneth R. 2011. The Cambridge Guide to the Solar System 2ndedition. Cambridge:
Cambridge University Press
Berikut ini disajikan informasi singkat mengenai planet-planet yang ada di Tata Surya kita. Semoga
membantu teman-teman ya dalam menyukai Tata Surya kita!
A. Merkurius
Diameter : 4.800 km
Massa : 3,301 x 1023 kg
Kerapatan : 5,427 gr/cm3
Tekanan Permukaan : 10-12 bar
Albedo : 0,06
Sumbu semi mayor : 0.39 au
Eksentrisitas : 0.21
Periode Orbit : 88 hari
Periode rotasi : 59 hari
Walaupun jarak yang dekat dengan Matahari, suhu di permukaan Merkurius tidaklah selalu panas.
Saat siang hari, suhu di permukaan Merkurius mencapai 740 K, karena tidak adanya atmosfer
sehingga tidak bisa menahan panas matahari, maka suhu saat malam hari menurun drastic menjadi
90 K.
Dari pengamatan spektroskopi memperlihatkan atmosfer Merkurius sangat tipis, lebih tipis dari
planet Mars. Atmosfer terdiri atas atom-atom yang berat seperti natrium dan potassium yang berasal
dari kerak planet yang lepas akibat dari tumbukan oleh benda-benda luar. Tumbukan tersebut juga
menyebabkan atom-atom ringan pada atmosfer merkurius lepas. Selain itu, karena jaraknya yang
dekat dengan matahari, menyebabkan atom-atom ringan lepas dari planet akibat adanya angin surya.
Kerapatan di planet Merkurius hampir sama dengan kerapat di Bumi yaitu sekitar 5,427 g/cm3. Jika
mengabaikan efek gravitasi dari kedua planet, maka Merkurius akan memiliki kerapatan yang lebih
dibandingkan dengan kerapatan di Bumi. Kerapatan di Bumi juga dipengaruhi oleh gravitasinya,
karena gravitasi Bumi jauh lebih besar dibandingkan dengan gravitasi Merkurius maka kerapatan
di Bumi menjadi besar.
Permukaan planet hampir sama dengan
permukaan Bulan, terdiri dari kawah-
kawah yang berusia sekitar 3000-4000
miliyar tahun. Kawahkawah tersebut
terbentuk dari tumbukan-tumbukan
dengan benda luar seperti meteorit.
Permukaanya juga dipenuhi oleh batuan
kasar dan berpori. Selain terbentuk dari
tumbukan-tumbukan benda luar,
permukaan planet juga di bentuk oleh
aktivitas vulkanik yang terdapat pada
Figure 3 Penampakan Kawah di Merkurius planet tersebut.
Sumber: http://apod.nasa.gov/apod/ap040912.html
Tahun 1991 dari pengamatan teleskop
radio di bumi, ditemukan es di kawasan kutub planet. Dengan menggunakan radar, di temukan
adanya air dalam bentuk es pada masing-masing kutubnya. Hal ini menjadi tidak mungkin
mengingat posisi Merkurius berada sangat dekat dengan matahari. Namun apabila kita telaah lagi,
inklinasi dari dari planet ini nyaris 0o sehingga matahari di kutub tidak bisa tinggi dari horizon.
Ditambah atmosfer merkurius yang sangat tipis sehingga tidak bisa menahan panas dari matahari.
Air yang ada kemungkinan berasal dari komet dan air tersebut terperangkap lalu mendingin. Hal
ini juga diperkuat dengan adanya informasi dari MESSENGER yang bertugas untuk memetakan
Merkurius. Dari data MESSENGER juga diketahui bahwa adanya senyawa gelap di Merkurius
yang membuktikan bahwa air yang berasal di Merkurius berasal dari komet yang menumbuk
planet.
B. Venus
Diameter : 12.104 km
Massa : 4,867 x 1024
Kerapatan : 5,243 gr/cm3
Tekanan Permukaan : 92 bar
Albedo : 0.76
Sumbu semi mayor : 0,723 au
Eksentrisitas : 0,0068
Periode Orbit : 224,7 hari
Periode rotasi : 243 hari
Inklinasi : 177,4o
Satelit :-
Mars, Phobos akan terbit di sebelah barat dan terbenam di sebelah timur. Dimensi dari Phobos
adalah 27 km x 21 kmx 19 km. beda dengan Phobos, orbit Deimos lebih umum. Deimos terbit di
timur dan tenggelam di barat dengan dimensi 15 km x 12 km x 11 km. Dari hasil pengamatan
polarimetrik dan photometric menunjukan bahwa phobos dan deimos tersusun dari material yang
menyerupai carbonaceous chondrite meteorites.
D. Jupiter
Diameter : 142.984 km
Massa : 1,8981 x 1027 kg
Kerapatan : 1,326 gr/cm3
Albedo : 0,73
Sumbu semi mayor : 5,203 au
Eksentrisitas : 0,0488
Periode Orbit : 11,86 tahun
Periode rotasi : 9 jam 55 min 29,7 s
Inklinasi : 3,1o
Satelit : 63
http://apod.nasa.gov/apod/ap1210 http://apod.nasa.gov/apod/
28.html ap121028.html
bersifat gas, namun cairan yang super kritis yang artinya bersifat seperti gas dan cairan sekaligus.
Zona tersebut berada pada kedalaman 20.000 sampai 30.000 km. Di bagian bawah lapisan zona
kritis, tekanan mencapai 3 juta kali tekanan Bumi. Hal ini menyebabkn atom-atom bertumbukan
dan menyebabkan atom H terionisasi. Banyaknya atom H yang terionisasi menyebabkan adanya
medan magnet seperti pada logam cair. Zona Hidrogen cair yang bersifat logam tersebut berada
pada kedalaman 30.000-40.000 km.
Jupiter memiliki lapisan awan yang dibagi menjadi dua yaitu zona dan sabuk. Pada bagian sabuk
berwarna merah atau coklat dengan pergerakan gas di dalamnya ke bawah. Pada bagian zona
warnanya lebih cerah dan mempunyai temperature lebih rendah dibandingkan dengan daerah sabuk
serta pergerakannya ke atas. Angin yang berhembus di bagian atas atmosfer lebih rendah
kecepatannya dibandingkan dengan kecepatan angin di bawah atmosfer. Hal ini membuktikan
bahwa adanya panas yang lebih besar yang dihasilkan didalam interior planet dibandingkan dengan
panas yang diterima oleh planet.
Jupiter menunjukan alur-alur pita horizontal yang berasal dari awan-awan yang digerakan oleh
angin yang sangat kuat. Diperbatasan pita-pita tersebut bertiup angin dengan arah yang berlawanan.
Angin yang kuat berada pada lintang 11o yang menggerakkan sistem-sistem awan ke arah timur
setiap 24 jam. Pada lintang yang lebih tinggi, awan bergerak kearah barat dan timur sesuai dengan
struktur pita. Di lintang rendah, kecepatan angin 600 km/jam sedangkan dilintang tinggi menurun
hingga 10 km/jam.
Kerapatan Jupiter lebih kecil dari kerapatan di Bumi yaitu 1,33 g/cm3. Hal ini menyatakan bahwa
planet tersusun atas unsur-unsur yang ringan seperti Hidrogen dan Helium. Sebuah pesawat NASA,
Galileo menginformasikan bahwa perbandingan unsure H dan He sama dengan perbandingan yang
ada di Matahari. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa awan pembentuk matahari sama dengan
awan pembentuk Jupiter.
Inti Jupiter terbentuk dari mineral seperti pada inti komet. Inti Jupiter kurang dari 5% dari massa
planet. Inti tersebut dikeliling oleh lapisan hidrogen logam cair yang memiliki temperature 10000K
dan tekanan 3 juta atm. Dengan temperatur dan tekanan yang tinggi, Hidrogen menjadi terpisah
menjadi atom tunggal. Sedangkan di permukaan planet, tekanan dan temperaturnya lebih rendah
dari inti sehinggal hidrogen dalam bentuk molekul.
Badai yang berada di Jupiter disebabkan Karena adanya aliran gelembung panas yang mengalir dari
dalam ke permukaan planet. Gelembung-gelembung
tersebut membuat pusaran akibat arah angin yang
berlawanan. Karena tidak menjumpai massa daratan dan
tidak bisa bergerak ke utara dan selatan, badai tersebut
menelan badai-badai kecil. Badai yang terkenal di
Jupiter adalah badai Bintik Merah besar yang telah
berlangsung berabad-abad. Badai tersebut pertama kali
diketahui pada tahun 1664 oleh fisikawan Robert Hooke
dan sekarang telah dilaporkan hilang oleh seorang
amatir astronom pada tahun 2010. Warna merah bintik
Figure 10 Badai Bintik Besar Jupiter
berasal dari sulfur atau fosfor yang menyerap sinar
Sumber: ultraviolet, ungu dan biru. Badai bintik merah besar
http://apod.nasa.gov/apod/ap080523.h mempunyai lebar 14.000 km dan panjang 30.000-
tml 40.000 km. Badai bintik merah besar disebabkan oleh
perbedaan tekanan yang drastis disekitarnya. Secara
teori ia tidak dapat hilang karena tidak ada daerah padat
yang memecah badai tersebut.
Satelit-satelit Jupiter dibagi menjadi kelompok besar yaitu satelit regular yang berada di dalam orbit
satelit Galilean, satelit Galilean dan satelit irregular yang berada di luar orbit satelit Galilean. Orbit
dari kelompok regular memiliki inkilinasi tidak lebih dari 1 derajat terhadap ekuator Jupiter,
sedangkan kelompok irregular memiliki orbit yang sangat eksentrik dan bergerak retrograde.
Terdapat 4 satelit Galilean yaitu Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Akibat gaya pasang surut,
orbit Io, Europa dan Ganymede terikat pada resonansi sehingga bujur λ memenuhi persamaan:
λIo -3 λEuropa+ 2 λGanymede =180o
Io merupakan satelit Galilean yang paling dalam. Permukaan Io mempunyai calderal dan aktivitas
vulkanik yang aktif walaupun tidak ada gunung. Permukaan Io diperbaharui melalui erupsi yang
terjadi di Planet tersebut. Europa merupakan satelit Galilean terkecil, ukuran lebih kecil sedikit jika
dibandingkan dengan Bulan. Permukaannya ditutupi oleh es dan mempunyai albedo geometric
sebesar 0,6. Permukaan Europa diperbaharui oleh air yang berasal dari samudra yang berada
didalam tubuh Europa. Europa memiliki inti silikat yang padat. Ganymede merupakan satelit
Galilean terbesar dengan diameter 5300 km. 50% permukaan Ganymede adalah air atau es
sedangkan sisanya merupakan batuan silikat. Ganymede mempunyai inti besi atau besi sulfur yang
dikelilingi oleh mantel berupa batuan silikat. Ganymede mempunyai medan magnet yang kecil dan
merupakan satu-satu satelit yang memiliki medan magnet sendiri. Callisto adalah satelit Galilean
terluar. Callisto merupakan satelit yang gelap dengan albedo geometric sebesar 0,2. 40% dari
Callisto merupakan es dan sisanya merupakan batuan atau besi.
Adanya interaksi antara planet Jupiter dan satelit-satelitnya yaitu medan magnet Jupiter menangkap
gas-gas semburan vulkanik satelit Io dan mengionisasikannya, serta melontarkannya ke ruang
angkasa dan meninggalkan sistem Jupiter.
Jupiter juga memiliki sistem cincin di dalamnya, namun cincin tersebut tidak tampak bila diamati
melalui teleskop. Cincin tersebut ditemukan oleh pesawat Voyager pada tahun 1979. Cincin Jupiter
memiliki 3 bagian utama yaitu cincin halo, cincin utama dan cincin gossamer. Cincin halo terletak
pada jarak 92.000 – 122.500 km dari pusat Jupiter. Cincin Halo tersusun dari debu dan awan tebal.
Cincin halo mengalami peningkatan inklinasi akibat interaksi dengan bidang magnet Planet Jupiter.
Cincin utama terletak pada diluar orbit cincin halo dengan jarak 128.940 dari pusat planet dengan
ketebalan 30 km. Cincin utama mengorbit pada orbit satelit Adrastea. Cincin Gossamer dibagi
menjadi dua cincin yaitu cincin yaitu Cincin Amalthea dan Cincin Thebe yang dibatasi oleh orbit
satelit Amalthea. Cincin Amalthea merupakan bagian dalam dan cincin Thebe merupakan bagian
luar.
E. Saturnus
Diameter : 120.536 km
Massa : 5,683 x 1026 kg
Kerapatan : 0,687 gr/cm3
Albedo : 0,342
Sumbu semi mayor : 9,539 au
Eksentrisitas : 0,0558
Periode Orbit : 29,447 tahun
Periode rotasi : 10 jam 39,4 min
Inklinasi : 27o
Satelit : 56
Angin sekitar ekuator Uranus bergerak sesuai dengan rotasi planet, namun di lintang tinggi arah
angin berlawanan dengan arah di sekitar ekuator. Hal ini menyebabkan adanya pola pitapita lajur
yang sejajar ekuator.
Aliran konveksi di dalam lautan elektron yang menyebabkan timbulnya medan magnet pada
Uranus. Medan magnet Uranus berada 60 derajat terhadap sumbu rotasi.
Ada 13 cincin yang terdapat di Uranus, 9 diantaranya ditemukan saat terjadinya okultasi. Cincin
paling dalam merupakan cincin yang paling tebal dan menyebar, tidak seperti cincin yang lain yang
sangat tipis dan mempunyai lebar hanya beberapa kilometer. Cincin tersusun dari partikel debu yang
sangat tipis dan berwarna gelap.
Terdapat 27 satelit alami di Uranus. Salah satu satelit tersebut bernama Miranda. Miranda
merupakan salah satu satelit yang menunjukkan keanehan pada permukaannya. Hal ini menyatakan
bahwa telah terjadi tumbukkan pada masa lalu Miranda.
G. Neptunus
Diameter : 49.821 km
Massa : 1,023 x 1026 kg
Kerapatan : 3,91 gr/cm3
Albedo : 0,29
Sumbu semi mayor : 30,06 au
Eksentrisitas : 165 tahun
Periode Orbit : 165 tahun
Periode rotasi : 16 jam 7 menit
Inklinasi : 29o
Satelit : 13