Anda di halaman 1dari 116

Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BUKU ILMIAH
STRATEGI PENETAPAN TARIF
RUMAH SAKIT
BERDASARKAN UNIT COST
Penulis:
Indrianty Sudirman

Sanksi Pelanggaran Hak Cipta


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

Ketentuan Pidana
Pasal 113
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan

i
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

BUKU ILMIAH
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

STRATEGI PENETAPAN TARIF


RUMAH SAKIT
BERDASARKAN UNIT COST
Penulis:
Indrianty Sudirman

Diterbitkan oleh
Penerbit Nas Media Pustaka
Makassar, 2020

STRATEGI PENETAPAN TARIF


RUMAH SAKIT BERDASARKAN

UNIT COST

Indrianty Sudirman
- Makassar : © 2020

Copyright © Indrianty Sudirman 2020


All right reserved

Layout : Amma Prasetya


Design Cover : Muhammad Alim
Editor : Dr. dr. A. Indahwaty Sidin, MHSM

Cetakan Pertama, Mei 2020 xii + 118 hlm; 14 x 20 cm


ISBN 978-623-7644-28-6
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Diterbitkan oleh Penerbit Nas Media Pustaka


CV. Nas Media Pustaka
Anggota IKAPI
No. 018/SSL/2018
Jl. Batua Raya No. 550 Makassar 90233
Telp. 0812-1313-3800 redaksi@nasmediapustaka.id
www.nasmediapustaka.co.id nasmedia.id
Instagram : @nasmedia.id
Fanspage : nasmedia.id

Dicetak oleh Percetakan CV. Nas Media Pustaka, Makassar


Isi di luar tanggung jawab percetakan

i
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

PRAKATA

Tarif merupakan salah satu strategi fungsional kunci yang


menentukan kesehatan keuangan rumah sakit. Meskipun tarif,
merupakan konsep yang nampak sederhana untuk dipahami
namun implementasinya cukup rumit. Penetapan tarif di rumah
sakit perlu mengkombinasikan berbagai disiplin keilmuan seperti
akuntansi, manajemen strategi, manajemen rumah sakit. Tarif
tidak dapat ditetapkan hanya dengan menggunakan analisa
keuangan an sich, namun memerlukan seni dalam menetapkan
pendekatan yang digunakan dan kebijakan penerapannya.

Buku monograf ini menyajikan contoh praktis penetapan


tarif yang sudah diterapkan di Rumah Sakit Perguruan Tinggi
Negeri. Buku ini menyajikan secara praktis contoh langkah-
langkah yang dilakukan dalam kebijakan penetapan tarif di rumah
sakit dilengkapi dan telah terbukti berhasil meningkatkan
kesehatan keuangan rumah sakit tersebut. Buku ini
diperuntukkan terutama bagi praktisi perumah sakitan,
mahasiswa manajemen rumah sakit, maupun menjadi masukan
bahan ajar akademisi terkait kebijakan penetapan tarif di rumah
sakit. Tujuannya adalah untuk memberikan kaji banding, sumber
inspirasi pengembangan kebijakan tarif, maupun sebagai
referensi untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
terapan di bidang manajemen rumah sakit.

Segala upaya untuk mewujudkan buku ini turut


melibatkan kerja cerdas dari tim dari staf rumah sakit yang dikaji
dan hanya dapat terwujud hanya karena izin dan hidayah dari
Allah SWT. Untuk itu, saya mengucapkan terimakasih kepada
v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

seluruh tim pendukung yang namanya tidak dapat saya sebutkan


satu per satu. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu manajemen rumah sakit di masa
mendatang.
Makassar, Mei 2020

Penulis

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

BAB II KONSEP PENENTUAN TARIF........................................... 5


A. PRINSIP PENENTUAN TARIF .................................................
5
B. TUJUAN PENENTUAN TARIF ..............................................
10
C. KEBIJAKAN PENENTUAN TARIF ..........................................
13
D. MASALAH-MASALAH PRAKTIS DALAM PENETAPAN
TARIF ......................................................................................
.... 16

BAB III LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN TARIF ...............21


A. TAHAP PENGHITUNGAN UNIT COST.....................................
21
1. Inventarisir Daftar Harga ..............................................
25
2. Input Pendapatan .........................................................
32

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

3. Input Biaya .................................................................. 51


4. Input Aktivitas Masing-Masing Unit Kerja ....................
61
5. Penghitungan Unit cost ................................................
73
B. TAHAP PENGHITUNGAN TARIF ........................................... 79
1. Penjaringan Pendapat Proporsi Alokasi Biaya
Langsung, Biaya Tidak Langsung, dan Biaya

Overhead dari Unit Kerja ............................................. 79

2. Penghitungan Margin Setiap Tindakan Pelayanan


Kesehatan di Unit Kerja ............................................... 84

C. TAHAP PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF


....................................................................................86
1. Perbandingan Unit cost dengan Rencana Tarif
Baru ..................................................................................
................ 86

2. Penetapan Rumah Sakit yang Menjadi Kaji


Banding ............................................................................
.............. 88

3. Perbandingan Unit cost dan Tarif Rumah Sakit


yang menjadi Kaji Banding dengan Rencana Tarif....
92
4. Kaji Posisi Struktur Pasar Masing-Masing

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pelayanan Rumah
Sakit .......................................................... 94

5. Penetapan Prinsip Dasar Kebijakan Penetapan


Tarif ..................................................................................
................ 96

D. SOSIALISASI TARIF BARU RUMAH SAKIT ........................ 107

BAB IV PENUTUP ........................................................................ 113


BIOGRAFI PENULIS .................................................................... 115

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kode Unit dan Nama


Unit ........................................................ 27

Tabel 2 Inventaris Seluruh Harga yang Dibelanjakan ................ 29

Tabel 3 Rincian Tarif RS untuk Tindakan Fee For Package

pada Pasien Thypoid di RS Kelas B .........................................


34

Tabel 4 Contoh Tarif Rumah Sakit Kelas B untuk Pasien

Thypoid berdasarkan Fee For Service ...................................


43
v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tabel 5 Trend Harga Bahan Habis Pakai dan Obat-Obatan ..... 52

Tabel 6 Contoh Metode Harga Pokok Standard di

Laboratorium Patologi Klinik untuk Tindakan

Pelayanan Hematologi
Rutin ...................................................... 56

Tabel 7 Contoh Metode Harga Pokok Variabel Tindakan

Pelayanan Hematologi
Rutin ...................................................... 59

Tabel 8 Contoh Input Aktivitas Tindakan Penyajian


Pelayanan Kesehatan (Hematologi Rutin) di Unit
Kerja Patologi
Klinik ....................................................................... 63

Tabel 9 Contoh Tingkat Kesulitan Penyajian Tindakan

Pelayanan Kesehatan di Unit Kerja Radioterapi ............... 65

Tabel 10 Contoh Input Aktivitas di Unit Kerja Laboratorium

Patologi Klinik terkait Bahan Habis Pakai dan Obat-

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Obatan untuk Tindakan Pelayanan Kesehatan

Pemeriksaan Hematologi
Rutin ................................................ 68

Tabel 11 Contoh Input Aktivitas di Unit Kerja Laboratorium


Patologi Klinik terkait Alat Kesehatan yang Digunakan
untuk Pemeriksaan Hematologi Rutin ..................................
70

Tabel 12 Contoh Input Aktivitas Tindakan Pelayanan

Kesehatan Pemeriksaan Hematologi Rutin di Unit

Kerja Laboratorium Patologi Klinik ........................................


71

Tabel 13 Contoh Perhitugan Unit cost Berdasarkan Metode

Harga Pokok
Standard................................................................... 76

Tabel 14 Contoh Proporsi Alokasi Biaya Sarana (Alat Bahan Habis


Pakai, dan Biaya Overhead) dan Biaya Jasa
Tenaga Kesehatan di Unit Kerja Laboratorium

Patologi
Anatomi ..............................................................................
80

Tabel 15 Margin atas Full Cost dan Variable Cost untuk

Setiap Tindakan Pelayanan Kesehatan di Unit Kerja

Laboratorium Patologi
Anatomi ............................................... 83

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tabel 16 Perbandingan Unit cost dengan Rencana Tarif

Baru pada Laboratorium Patologi Anatomi ........................


87

Tabel 17 Perbandingan Unit cost dan Tarif Rumah Sakit


yang menjadi Kaji Banding dengan Rencana Tarif
pada Laboratorium Patologi Anatomi ...................................
92

Tabel 18 Perbandingan Tarif RS dengan Tarif RS yang

Menjadi Kaji
Banding ..................................................................... 96

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tarif fee for package untuk rumah sakit kelas B...33

Gambar 2 Alokasi Proporsi Biaya Sarana (Alat, Bahan


Habis Pakai, Biaya Overhead) dan Jasa Tenaga Kesehatan.....81

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

v
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BAB I PENDAHULUAN

Tarif merupakan salah satu elemen kunci yang sangat


menentukan keberlanjutan dan kesehatan manajemen rumah
sakit. Penetapan tarif secara rasional dan proporsional akan
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Tarif rumah
sakit merupakan nilai dari tindakan pelayanan kesehatan yang
ditetapkan dalam ukuran uang. Menurut PMK No. 85 tahun 2015
tentang pola tarif nasional rumah sakit, tarif rumah sakit adalah
imbalan yang diterima oleh pihak rumah sakit atas jasa dari
kegiatan pelayanan maupun non pelayanan yang diberikan
kepada pengguna jasa.

Rumah sakit perlu menetapkan tarif secara cermat agar


dapat membiayai operasionalnya dan pengembangannya tanpa
meninggalkan misinya untuk pelayanan publik. Perlu disadari
bahwa rumah sakit merupakan organisasi nirlaba yang
eksistensinya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat
tanpa mengejar profit. Hal ini tidak berarti bahwa rumah sakit
tidak perlu menghitung berapa biaya dan mengejar margin.
Sebaliknya, rumah sakit justru harus menghitung biaya-biaya yang
dibutuhkan untuk mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berkualitas. Meskipun untuk rumah sakit pemerintah,
ada dukungan dana dari pemerintah untuk membiayai
operasional rumah sakit untuk memenuhi kepentingan publik,
namun rumah sakit tetap dituntut untuk dapat mandiri dalam
operasionalnya agar tidak membebani masyarakat. Sebagai
organisasi nirlaba, rumah sakit tidak mengenal istilah profit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

melainkan surplus. Surplus tersebut harus dapat digunakan untuk


membiayai pengembangan rumah sakit sesuai dengan rencana
strategisnya.

Bukan hanya rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta


juga dituntut untuk tidak berorientasi komersial di dalam
penyajian pelayanan kesehatan. Namun demikian, tuntutan
rumah sakit swasta untuk secara cermat mengidentifikasi biaya-
biaya penyelenggaraan kesehatan menjadi lebih besar sebab
mereka tidak secara langsung mendapatkan bantuan dana untuk
biaya operasional. Oleh karena itu, rumah sakit swasta umumnya
lebih cermat dalam menempatkan tarif berbasis unit cost.

Dengan demikian, strategi penetapan tarif di setiap rumah


sakit memang menjadi sangat bervariasi bergantung kepemilikan,
ukuran, tipe, dan tujuan strategis rumah sakit. Namun demikian,
hal mendasar yang menjadi konsideran bagi semua rumah sakit
tersebut adalah bagaimana mengelola biaya agar tidak lebih
besar daripada pendapatan. Tidak sedikit rumah sakit yang
mengalami defisit dari tahun ke tahun. Tentu penyebab
terjadinya kondisi ini dipengaruhi banyak hal. Salah satu
diantaranya, rumah sakit terkadang hanya mampu menghitung
berapa biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan kesehatan,
namun tidak mengaitkan biaya tersebut dengan pendapatan yang
dapat diterimanya atas pelayanan yang disajikan. Akibatnya,
manajemen rumah sakit mungkin akan menerima daftar
kebutuhan dari unit kerja. Berdasarkan pengalaman penulis,
melatih dan melibatkan unit kerja untuk memahami unsur
pembentuk tarif akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kendali mutu dan kendali biaya di dalam penyelenggaraan
kesehatan.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Dengan melibatkan seluruh unit kerja, maka tim rumah


sakit akan bergotong royong menyajikan pelayanan kesehatan
secara berkeadilan untuk seluruh lapisan masyakarat dengan
tidak mengutamakan keuntungan sebagaimana diamanahkan
Peraturan Menteri Kesehatan 85 tahun 2015 tentang Pola Tarif
Rumah Sakit. Peraturan tersebut juga menegaskan pentingnya
menetapkan tarif berbasis unit cost dengan memperhatikan
kondisi masyarakat sekitar. Buku ini akan mengupas pengalaman
yang sudah diterapkan di rumah sakit untuk menyusun tarif
berbasis unit cost. Berdasarkan pengalaman tersebut,
penyusunan tarif berdasarkan unit cost bukan hal mudah.
Namun, penerapannya telah membuktikan signifikansi hasilnya
untuk perbaikan kesehatan keuangan rumah sakit.

Referensi

James R. Langabeer III, J.N. (2000). Competitive Business Strategy


for Teaching Hospitals. I.

Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan


No. 85 Tahun 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah
Sakit. Berita Negara RI Tahun 2015, No 9. Jakarta: Dirjen
Peraturan Perundang-undangan Kemenkumham RI.

Sudirman, I., Sidin, I., & Hamid, N. (2019). Pengembangan Model


Akuntabilitas Rumah Sakit; Studi Kasus Pada Rumah Sakit
Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Makassar: Penerbit
Nas Media Pustaka.

Thabrany, Hasbullah. (1998). Penetapan dan Simulasi Tarif Rumah


Sakit. Disampaikan pada Pelatihan RSPAD, 2-6 November
1998.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BAB II
KONSEP PENETAPAN TARIF

A. PRINSIP PENETAPAN TARIF


Tarif rumah sakit adalah semua harga yang harus
dibayarkan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tarif rumah sakit terdiri atas biaya ditambah
margin yang diharapkan. Secara matematis maka tarif rumah
sakit dapat digambarkan dalam formula berikut:

Tarif = Total Biaya Tetap + (Biaya Variabel x Volume)


+ Margin

Oleh karena itu, penetapan tarif sangat penting


memperhitungkan biaya-biaya yang dikelurkan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penetapan tarif
rumah sakit berbasis unit cost akan sangat membantu kondisi
kesehatan keuangan ruamh sakit. Tarif rumah sakit disusun
dalam buku tarif rumah sakit yang diterbitkan secara resmi
dan ditandatangi oleh direktur.

Tarif rumah sakit yang dibayarkan pasien untuk


menerima pelayanan kesehatan juga merupakan bagian dari
tarif tetapi muncul dalam bentuk kwitansi. Di dalamnya
kwitansi yang dibayarkan pasien, ada tarif jasa tenaga
kesehatan, tarif bahan habis pakai, dan tarif obat-obatan.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Biaya tetap dan margin merupakan komponen yang telah


ditambahkan di dalam sarana kesehatan.

Salah satu hal penting perhitungan tarif berbasis unit


cost adalah menghindari terjadinya terhitung beberapa kali
(double counting) dan/atau tidak terhitung (lupa
diperhitungkan sehingga tidak diperhitungkan dalam unit cost)
sehingga menyebabkan tarif berlebihan atau sebaliknya tidak
mencakup biaya tertentu. Hal ini dimaksudkan agar semua
biaya dapat diperhitungkan dan rumah sakit tidak mengalami
kerugian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan rumah sakit di


dalam menetapkan tarif adalah:
1. Menghitung unit cost untuk semua tindakan pelayanan
kesehatan
Hal paling mendasar yang menajdi landasan penetapan
tarif rumah sakit adalah mengetahui unit cost atau harga
pokok standar setiap tindakan pelayanan kesehatan yang
disajikan rumah sakit. Bagian ini akan diuraikan secara
panjang lebar pada bab III.

2. Mengetahui tujuan strategis rumah sakit dalam penetapan


tarif
Tujuan strategis rumah sakit dalam penetapan tarif sangat
dipengaruhi oleh business life cycle dan pertumbuhan
rumah sakit. Rumah sakit adalah organisasi nirlaba yang
seyogyanya tidak dikejar dengan target pengembalian
investasi dalam jangka waktu yang singkat. Tujuan strategis
rumah sakit antara lain memaksimalkan pendapatan,
mememuhi kebutuhan biaya operasional dan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

pengembangan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan


utilisasi penggunaan pelayanan kesehatan, meminimalkan
utilisasi pelayanan kesehatan, dan sebagainya.
3. Memahami struktur pasar tindakan pelayanan kesehatan
yang disajikan rumah sakit. Struktur pasar pelayanan
kesehatan yang disajikan rumah sakit berbeda-beda.
Struktur pasar terbagi atas: monopoli/monopsoni,
oligopoly/oligopsony, persaingan monopolistic, dan
persaingan sempurna. Monopoli adalah kondisi dimana
hanya ada satu rumah sakit yang menguasai sebagian besar
pangsa pasar permintaan pelayanan kesehatan tertentu,
misalnya RSUD di suatu daerah terpencil. Monopsoni
adalah kondisi dimana hanya ada satu pembeli yang
menguasai sebagian besar pangsa pasar, misalnya asuransi
sosial kesehatan. Oligopoli adalah kondisi dimana hanya
ada beberapa rumah sakit yang menguasai sebagian besar
permintaan pelayanan kesehatan. Persaingan monopolistic
adalah keadaan dimana banyak rumah sakit menawarkan
pelayanan kesehatan yang sama namun masing-masing
memiliki pembeda. Persaingan sempurna adalah banyak
rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan yang sama,
tidak ada pembeda yang spesifik di dalam pelayanan
eksehatan, masyarakat memiliki informasi yang simetris

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

dan luas terhadap semua pelayanan kesehatan yang


tersedia.

4. Memahami faktor-faktor pembentuk struktur pasar untuk


setiap tindakan penyajian pelayanan kesehatan yang
disajikan rumah sakit antara lain adalah permintaan. Pada
kondisi permintaan pelayanan kesehatan tinggi, sedangkan
hanya ada sedikit rumah sakit yang dapat melayani
kebutuhan tersebut, maka akan terjadi monopoli atau
oligopoli. Jika ada rumah sakit yang menyajikan semua
pelayanan kesehatan secara komprehensif di rumah sakit
tersebut, maka bisa saja rumah sakit tersebut akan menjadi
monopoli. Atau, jika rumah sakit memiliki pangsa pasar
yang sangat besar sehingga mampu menekan unit cost,
maka rumah sakit tersebut juga dapat berada dalam
struktur monopoli atau oligopoly. Struktur pasar juga dapat
terbentuk dari penguasaan para tenaga kesehatan
khususnya spesialis tertentu hanya oleh rumah sakit
tertentu. Jika ada suatu rumah sakit yang memiliki semua
ahli yang dibutuhkan dan melakukan suatu upaya sehingga
para ahli tersebut tidak berpraktek di rumah sakit lainnya,
maka rumah sakit tersebut mencoba membentuk struktur
pasar yang menguntungkan baginya karena memiliki posisi
tawar yang kuat. Sebaliknya, jika pasian tergabung dalam

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

satu asuransi dimana sebagian besar pangsa pasar rumah


sakit adalah pasien asuransi tersebut, maka dapat terjadi
oligopoly atau oligopsini. Struktur pasar pada poin nomor 3
dapat terbentuk oleh faktor-faktor berikut:
a) Posisi tawar rumah sakit - rumah sakit yang tersedia
b) Posisi tawar masyarakat
c) Ketersediaan pelayanan substitusi
d) Ancaman pendatang baru

5. Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah juga merupakan landasan yang
harus diacu oleh rumah sakit dalam penetapan tarif.

Sejauh ini pola tarif nasional ditetapkan oleh Kementerian


Kesehatan No 85 tahun 2015 tentang Pola Tarif Nasional
Rumah Sakit atau pada Peraturan Gubernur setempat yang
mengatur pola tarif regional. Selain itu, terdapat penetapan
tarif asuransi sosial yang saat ini diselenggarakan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Tarif tersebut
diklasifikasikan berdasarkan kode penyakit.

B. TUJUAN PENETAPAN TARIF


Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab
pendahuluan bahwa penetapan tarif sangat bervariasi
sehingga tarif rumah sakit dapat berbeda antara satu rumah
sakit dengan rumah sakit lainnya. Beberapa tujuan penetapan
tarif antara lain:

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

1. Penetapan tarif untuk membiayai semua


biaya operasional
Salah satu dasar penetapan tarif yang paling mendasar
adalah bagaimana tarif dapat membiayai semua biaya
operasional rumah sakit atau dikenal dengan cost recovery.
Cost recovery adalah nilai dalam persentase yang
menentukan bagaimana suatu rumah sakit dapat menutupi
biaya operasionalnya. Rumus yang digunakan untuk
menghitung cost recovery adalah realisasi pendapatan
dibagi dengan realisasi belanja. Besaran persentase
tersebut disebut recovery rate. Jika nilai recovery rate
100%, maka rumah sakit memiliki surplus. Dalam
penyelenggaraan rumah sakit, istilah profit dianggap tabu,
meskipun perhitungan surplus dan profit menggunakan
formula yang sama yaitu surplus = total pendapatan – total
belanja. Namun, penggunaan istilah surplus dianggap lebih
tepat sebab menggambarkan orientasi rumah sakit yang
tidak mengejar keuntungan.
2. Penetapan Tarif untuk untuk Pembiayaan Subsidi Silang
Subsidi silang dibutuhkan rumah sakit sebab tidak semua
unit kerja merupakan revenue centre. Ada beberapa unit
kerja di rumah sakit yang merupakan cost centre. Contoh
unit-unit kerja yang merupakan cost centre adalah ruang
operasi, apotik, laboratorium, radiologi, rawat inap,
poliklinik, centre-centre, dan sebagainya. Sedangkan unit-
unit yang cenderung cost centre adalah Central Steril
Supply Department/Laundry, Instalasi Pemeliharaan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Sarana Prasarana Rumah sakit, Manajemen, Komitekomite,


dan sebagainya. Sebagian lainnya merupakan unit yang
kemampuan menghasilkan surplusnya kecil seperti instalasi
gawat darurat, intensive care unit. Hal ini disebabkan
terbatasnya kapasitas yang dimilikinya serta panjangnya
durasi pelayanan yang harus disajikannya.

Oleh karena itu, diperlukan subsidi silang karena rumah


sakit merupakan sistem dimana semua unit ini harus ada
untuk penyelenggaraan kesehatan. Rumah sakit tidak dapat
beroperasi tanpa kehadiran salah satu dari unitunit
tersebut. Perencanaan subsidi silang secara komprehensif
akan mendukung kualitas pelayanan kesehatan yang
disajikan. Sebaiknya, pemberlakuan subsidi silang secara
sporadis tanpa kalkulasi yang cermat berpotensi
menimbulkan masalah dalam jangka panjang.
3. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Tarif juga sangat berperan dalam menentukan kualitas
pelayanan. Tarif rumah sakit yang rendah secara sepintas
nampak dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan.
Namun, masyakarat membutuhkan bukan hanya akses,
tetapi akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
Untuk mampu menyajikan pelayanan kesehatan
berkualitas, rumah sakit perlu memiliki tarif yang rasional.
Pelayanan kesehatan memerlukan tenaga professional,
bahan habis pakai yang memenuhi standar, alat yang

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

terkalibrasi, dan sebagainya. Kesemuanya itu


membutuhkan biaya. Oleh karena itu, prinsip penetapan
tarif di rumah sakit bukanlah menetapkan tarif serendah
rendahnya sebab biaya penyelenggaraan kesehatan
berkualitas tentu memiliki satuan biaya yang rasional.
Pemerintah menetapkan pola tarif nasional berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan 85 tahun 2015. Penetapan
Tarif untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan.

4. Penetapan Tarif untuk Tujuan Lain


Tujuan lain dari tarif adalah untuk menghasilkan
keunggulan bersaing. Dalam situasi dimana lingkungan
persaingan ketat, maka tarif dapat menjadi salah satu
keunggulan bersaing. Oleh karena itu, penepatan tarif perlu
memperhatikan lingkungan industri, struktur pasar, dan
analisa pesaing. Hal ini akan dibahas secara detail pada bab
III.

C. KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF


Menurut Sabarguna (2003), kebijakan tarif merupakan
dasar pemikiran dalam penentuan tarif. Menurut Trisnantoro
(2004), kebijakan tarif akan mengakibatkan perbedaan tarif di
dalam rumah sakit yang tidak terlepas dari kepemilikan rumah
sakit berupa lembaga swasta, perorangan ataupun pemerintah
yang mempunyai misi dan tujuan yang berbeda sebagai rumah
sakit for-profit atau non-profit.

Pada sektor kesehatan, pemerintah mempunyai


kewajiban mengatur tarif rumah sakit pemerintah untuk

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

memberikan jaminan pemerataan pelayanan rumah sakit bagi


masyarakat. Kewajiban ini diwujudkan dengan memberikan
subsidi terhadap biaya penyelenggaraan rumah sakit, antara
lain gaji, investasi, serta penelitian dan pengembangan.
Dengan demikian, rumah sakit pemerintah mendapat
pengaruh langsung dari peraturan-peraturan atau norma-
norma pemerintah.

Hal-hal yang membedakan rumah sakit pemerintah


dengan swasta yaitu:
1. Rumah sakit pemerintah merupakan milik masyarakat
sehingga direksi rumah sakit bertanggung jawab kepada
pemimpin politik daerah atau nasional dan bertanggung
jawab pula kepada DPR, pusat atau daerah. Keadaan ini
yang menyebabkan keputusan-keputusan manajemen
rumah sakit pemerintah menjadi lamban karena harus
menunggu persetujuan pihak-pihak yang berwenang.

2. Rumah sakit pemerintah cenderung lebih besar dibanding


dengan swasta, baik dalam segi ukuran dan kepemimpinan
dalam teknologi kedokteran. Akan tetapi, rumah sakit
pemerintah dapat lebih murah dibanding swasta karena
adanya subsidi terhadap biaya investasi dan biaya-biaya
penelitian serta pengembangan, dimana biaya-biaya
tersebut biasanya tidak diperhitungkan dalam perhitungan
tarif. Untuk dapat mengukur kinerja secara tepat,

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

seharusnya biaya-biaya tersebut tetap diperhitungkan di


dalam tarif.

3. Rumah sakit pemerintah cenderung mempunyai overhead


cost yang tinggi. Hal ini dikarenakan biaya gaji yang tinggi
akibat besarnya jumlah pegawai tetap sehingga proses
pentarifannya seringkali tidak memperhitungkan biaya
sumber daya manusia.

Sesuai kebijakan tarif rumah sakit pemerintah, biaya


penyelenggaraan rumah sakit dipikul bersama oleh
pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan
kemampuan keuangan negara dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat. Tarif rumah sakit tidak dimaksudkan untuk
mencari laba tetapi ditetapkan berdasarkan azas gotong
royong, adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat
berpenghasilan rendah dan tarif rumah sakit untuk golongan
masyarakat yang dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan atas
dasar saling membantu melalui ikatan perjanjian tertulis.

D. MASALAH-MASALAH PRAKTIS DALAM PENETAPAN TARIF


Berdasarkan pengalaman penulis dalam menyusun tarif
rumah sakit, beberapa masalah praktis yang dijumpai di rumah
sakit antara lain:
4. Perbedaan pendapat antara manajemen dengan unit kerja
terkait proporsi alokasi biaya sarana (alat, bahan habis
pakai, dan biaya overhead) dengan jasa tenaga kesehatan.
Umumnya, unit kerja akan meminta proporsi yang lebih

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

besar untuk jasa tenaga kesehatan. Hal ini terjadi pada unit
kerja yang memiliki syndrome mypia dalam manajemen
rumah sakit. Mereka hanya menghitung biaya berdasarkan
biaya langsung dan menghitung pendapatannya terhadap
biaya langsung tersebut. Atas dasar tersebut, unit kerja
merasa bahwa proposi biaya sarana (alat, bahan habis
pakai, dan overhead) merupakan inefisiensi manajemen
rumah sakit. Terutama, karena mereka tidak terlibat dalam
perencanaan investasi dan terlibat secara terbatas dalam
perencanaan startegis untuk keseluruhan rumah sakit.
Sementara di sisi lain, pihak manajemen rumah sakit juga
cenderung berasumsi bahwa unit kerja terlalu ego sektoral
dengan menuntut proporsi alokasi jasa tenaga kesehatan
yang terlalu besar. Masalah-masalah ini dapat
dipertemukan dengan pelibatan secara intensif unit kerja di
dalam manajemen rumah sakit dan peningkatan kapasitas
pimpinan unit kerja dalam ilmu dan keterampilan
manajemen rumah sakit.

5. Masalah lain seringkali justru muncul diantara sesama


tenaga kesehatan. Di rumah sakit dikenal berbagai macam
tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, anestesi,
laboran, radiografer, dan sebagainya. Masingmasing
merasa berhak atas persentase yang lebih besar. Hal ini

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

disebabkan masing-masing jenis tenaga kesehatan merasa


mengeluarkan upaya yang cukup keras dalam
memproduksi suatu tindakan pelayanan kesehatan. Dalam
hal ini, keadilan dapat dibobotkan berdasarkan risiko kerja,
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, curahan
waktu, dan sebagainya. Semua pihak perlu duduk bersama
agar dapat ditemukan saling pengertian dan kesepakatan.
Jika para pihak tidak dipertemukan dalam suatu forum
bersama dalam proses penetapan tarif, maka berpotensi
memunculkan konflik internal.

6. Selain itu, tenaga kesehatan terkadang juga kurang


berkenan dengan pembagian jasa kepada tenaga non
kesehatan. Alasanya, tenaga non kesehatan sudah
mendapatkan gaji setiap bulan sebagaimana pegawai
lainnya. Selain itu, mereka tidak memiliki kontribusi
langsung terhadap pendapatan yang diterima dari tindakan
pelayanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan bagi
rumah sakit. Sebagian dari mereka juga berasumsi bahwa
insentif untuk tenaga non kesehatan seharusnya sudah
termasuk pada biaya sarana (alat, bahan habis pakai, dan
obat-obatan). Oleh karena itu proporsi jasa tenaga
kesehatan seharusnya sepenuhnya untuk tenaga
kesehatan. Namun demikian, pimpinan rumah sakit yang

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

bijaksana perlu mempertimbangkan azas keberadilan.


Semakin tinggi instensitas pekerjaan/produksi pelayanan
kesehatan akan berkorelasi dengan semakin banyaknya
pekerjaan tenaga non kesehatan untuk menunjang
pelayanan tersebut. Oleh karena itu, pimpinan rumah sakit
perlu mengambil kebijakan bahawa di dalam jasa tenaga
kesehatan perlu disisihkan bagian untuk jasa tenaga non
kesehatan. Tentu saja kebijakan ini dapat berbeda antara
rumah sakit satu dengan yang lainnya.

7. Sebagian unit kerja terkadang cukup cerdas untuk


memberikan analisa tarif pesaing. Salah satu yang pernah
dijumpai adalah tarif pemeriksaan diagnostic yang terlalu
murah sedangkan pemeriksaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat yang canggih. Misalnya, tarif
pemeriksaan X ditetapkan berdasarkan tarif rumah sakit
sebesar Rp 60.000,- Setelah dilakukan penghitungan unit
cost, diperoleh harga pokok standar Rp 200.00,-. Hal ini
menyebabkan defisit sebesar Rp 140.000,- untuk setiap
tindakan pemeriksaan. Jika dikalikan dengan banyaknya
pemeriksaan maka, semakin banyak pemeriksaan semakin
besar defisit yang dialami rumah sakit. Hal ini diperparah
dengan kondisi dimana rumah sakit lain merasa lebih
efisien jika merujuk pemerikasaan tersebut ke rumah sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

karena mengetahui informasi tarif yang murah. Pimpinan


rumah sakit perlu menyadari hal-hal seperti ini untuk
menghindari defisit yang semakin besar. Dalam kasus
diatas, keadaan menjadi pulih setelah tarif dikoreksi sesuai
unit cost. Oleh karena jumlah tindakan pelayanan
kesehatan yang sangat banyak di rumah sakit sehingga
tidak mungkin dikuasai seluruhnya oleh direksi, maka
diperlukan partisipasi aktif unit kerja untuk memberi
masukan. Dalam hal ini strategi yang dapat dilakukan
direksi adalah menciptakan iklim yang kondusif untuk
meningkatkan organizational citizenship behavior
pimpinan unit kerja.

Referensi
Agastya, Arifai. (2009). Unit cost dan Tarif Rumah Sakit.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Cooper, Z., & Craig, S. (2015). The Price Ain’t Right? Hospital
Prices and Health Spending on The Privately Insured.
Seminar of Bureau Economic.

Gani, Ascobat. (1997). Analisis Biaya Rumah Sakit


(PedomanPedoman Pokok Dalam Analisa Biaya Rumah
Sakit). Disajikan Pada Pelatihan Penyusunan Pola Tarif
Rumah Sakit Pemerintah di lingkungan Ditjen Pelayanan
Medik Tahun Anggaran 1996/1997. Cisarua: Bogor.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Kevin Davine, P.O.D.L. (2000). Health-Care Financial


Management in a Changing Environment. Journal of
Business Research, 48(3), pp.183-91.

Porter, M. (1980). Competitive strategy: Techniques for analysing


industries and competitors. New York, NY: The Free Press.

Porter, M.E. (2008). The five competitive forces that shape


strategy. Harvard Business Review 86: 78–95.Sabarguna,
B. (2003). Manajemen Keuangan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Jateng.
Thabrany, Hasbullah. (1998). Penetapan dan Simulasi Tarif Rumah
Sakit. Disampaikan pada Pelatihan RSPAD, 2-6 November
1998.

Trisnantoro, L. (2004). Konsep Penetapan Tarif Dalam Manajemen


Rumah Sakit, MM. Universitas Gajah Mada.

BAB III LANGKAH-LANGKAH


PENETAPAN TARIF

A. TAHAP PENGHITUNGAN UNIT COST


Persiapan-persiapan yang penting untuk dilakukan
sebelum menghitung unit cost adalah:

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

a. Memahami struktur organsiasi dan tata kelola. Struktur


organisasi dan tata kerja di rumah sakit yang dikenal juga
sebagai hospital by law terkadang memberikan gambaran
secara garis besar tentang organ-organ yang ada di rumah
sakit. Oleh karena itu, penting untuk mengenali secara
lebih detail struktur organisasi agar dapat memastikan
bahwa tidak ada unit kerja yang terlewatkan dalam
menginventarisir daftar harga.

b. Selain struktur organisasi, penting juga untuk mengetahui


seluruh tindakan pelayanan yang disajikan oleh rumah
sakit. Tindakan pelayanan dapat berupa data tindakan
kesehatan, data tindakan pemeriksaan, data tindakan
konsultasi. Semua jenis tindakan pelayanan seyogyanya
tercantum pada buku tarif rumah sakit.

c. Hal lain yang tidak kalah pentingnya serta memerlukan


pengetahuan spesifik adalah mengenali semua bahan yang
digunakan dalam menghasilkan tindakan pelayanan di
rumah sakit. Bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu tindakan pelayanan dapat berupa obat-obatan,
reagen, alat kesehatan, bahan habis pakai medis, bahan
habis pakai non medis, dan sebagainya. Semua bahan dan
alat yang digunakan untuk menghasilkan tindakan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

pelayanan seyogyanya tercantum pada sistem logistik dan


persediaan rumah sakit.

d. Setelah mengenali semua bahan habis pakai medis dan non


medis, obat, dan alat kesehatan yang digunakan untuk
menghasilkan tindakan pelayanan di rumah sakit, penting
untuk mengetahui pengunaannya di masingmasing unit
kerja, seperti poliklinik, instalasi gawat darurat, intensive
care unit, neonatal intensive care unit, intensive
cardiology care unit, instalasi rawat inap, pediatric
intensive care unit, high care unit, hemodialysis centre,
kemoterapi, radioterapi, infection centre, laboratorium,
instalasi radiologi, Central Steril Supply

Department (CSSD)/Laundry, Laboratorium


Mikrobiologi, Laboratorium Patologi Anatomi, Bank Darah,
Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasaran, Instalasi Farmasi,
Pemulasaran Jenazah, Instalasi Gizi, dan Promosi Kesehatan
Masyakat Rumah Sakit, dan sebagainya.
e. Penting untuk diketahui bahwa alat utama yang terdapat di
masing-masing unit kerja di dalam rumah sakit merupakan
bagian dari Daftar Aset Tetap Rumah Sakit.

f. Pengetahuan spesifik lainnya yang dibutuhkan untuk


menghitung unit cost adalah data Kode Diagnosa Utama
INA–CBG yang disajikan oleh rumah sakit. Dasar

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

pengelompokan dalam INA-CBGs menggunakan sistem


kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang
menjadi output pelayanan, dengan acuan ICD-10 untuk
diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur.
Pengelompokan menggunakan sistem teknologi informasi
berupa Aplikasi INA-CBG sehingga dihasilkan 1.077
Group/Kelompok Kasus yang terdiri dari 789 kelompok
kasus rawat inap dan 288 kelompok kasus rawat jalan.
Setiap group dilambangkan dengan kode kombinasi alfabet
dan numerik.

g. Selain mengenali bahan habis pakai, obat, dan alat


kesehatan maka sumber daya manusia juga perlu
diidentifikasi baik yang terkait langsung dengan penyajian
pelayanan kesehatan maupun tenaga manajemen sebagai
pendukung penyelenggaraan jasa pelayanan kesehatan di
rumah sakit.

h. Jangan lupa untuk menyiapkan data buku besar sesuai


dengan yang digunakan oleh Bagian Akuntansi rumah sakit.

Jika persiapan-persiapan di atas telah matang, maka


perhitungan unit cost dapat dimulai. Tahap-tahap
penghitungan unit cost di rumah sakit terdiri atas lima tahap
utama yaitu:
1. Inventarisir daftar harga

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

2. Input pendapatan
3. Input biaya
4. Input akitivitas masing-masing unit kerja
5. Perhitungan unit cost

Berikut penjelasan secara detail kelima tahap


perhitungan unit cost tersebut:

1. Inventarisir Daftar Harga

Kegiatan untuk melakukan inventarisir daftar harga


mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengklasifikasi unit-unit yang memainkan peranan kunci
di rumah sakit. Klasifikasi ini akan bermanfaat dalam
penentuan pola untuk menghitung cost terutama
dengan sistem fee for package dalam penerapan era
jaminan kesehatan nasional. Dengan sistem asuransi
sosial dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),
klaim dibayarkan dalam bentuk paket berdasarkan
kelompok penyakit yang diderita pasien (INA CBGs).
Secara umum, unit di dalam rumah sakit dapat dibagi
atas:
1) Unit Pendukung, adalah unit–unit yang terkait
dengan manajemen seperti direkorat keuangan,
sumber daya manusia, dan administrasi umum,
direktorat direktorat pelayanan medik, direktorat
pelayanan penunjang dan sarana medis, direktorat
pendidikan, pelatihan, dan inovasi, satuan pengawas

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

internal, unit penjaminan mutu, komite medik,


komite keperawatan, komite etik dan hukum, komite
farmasi dan terapi, komite keperawatan, komite
hokum dan tata laksana, dewan pengawas, dan
sebagainya.

2) Unit Penunjang Medis, adalah unit-unit yang


menyajikan pelayanan pendukung terhadap
penyajian pelayanan medis, seperti pelayanan
diagnostik. Unit-unit yang termasuk dalam unit
pelayanan pendukung adalah laboratorium, instalasi
radiologi, Central Steril Supply Department
(CSSD)/Laundry, Laboratorium Mikrobiologi,
Laboratorium Patologi Anatomi, Bank Darah,
Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasaran, Instalasi
Farmasi, Pemulasaran Jenazah, Instalasi Gizi, dan
Promosi Kesehatan Masyakat Rumah Sakit, dan
sebagainya.

3) Unit Pelayanan Medis, adalah unit-unit yang


langsung menyajikan pelayanan kesehatan dalam
bentuk terapi, seperti poliklinik, instalasi gawat
darurat, intensive care unit, neonatal intensive care
unit, intensive cardiology care unit, instalasi rawat

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

inap, pediatric intensive care unit, high care unit,


hemodialysis centre, kemoterapi, radioterapi,
infection centre, dan sebagainya

b. Selanjutnya, buat kode unit sesuai dengan klasifikasi di


atas. Berdasarkan kode tersebut, buat tabel yang
memuat kode unit dan nama unit.

Tabel 1 Kode Unit dan Nama Unit

Kode Barang Nama Instalasi

Unit Pendukung :

UPD00001 Direkorat Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan


Administrasi Umum
UPD00002 Direktorat Pelayanan Medik

UPD00003 Direktorat Pelayanan Penunjang dan Sarana


Medis
UPD00004 Direktorat Pendidikan, Pelatihan, dan Inovasi

UPD00005 Satuan Pengawas Internal

UPD00006 Unit Penjaminan Mutu

UPD00007 Komite Medik

UPD00008 Komite Keperawatan

UPD00009 Komite Etik dan Hukum

UPD000010 Komite Farmasi dan Terapi

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

UPD000011 Dewan Pengawas, dan sebagainya

Kode Barang Nama Instalasi

Unit Penunjang Medis:

UPJ00001 Instalasi Laboratorium

UPJ00002 Instalasi Radiologi

UPJ00003 Instalasi Central Steril Supply Department


(CSSD)/Laundry,

UPJ00004 Instalasi Mikrobiologi Klinik

UPJ00005 Laboratorium Patologi Anatomi,

UPJ00006 Bank Darah

UPJ00007 Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasaran

UPJ00008 Instalasi Farmasi

UPJ00009 Pemulasaran Jenazah,

UPJ000010 Instalasi Gizi,

UPJ000011 Promosi Kesehatan Masyakat Rumah Sakit, dan


sebagainya
Unit Pelayanan Medis:

UPL00001 Poliklinik

UPL00002 Instalasi Gawat Darurat

UPL00003 Intensive Care Unit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

UPL00004 Neonatal Intensive Care Unit

Kode Barang Nama Instalasi

UPL00005 Intensive Cardiology Care Unit

UPL00006 Instalasi Rawat Inap

UPL00007 Pediatric Intensive Care Unit

UPL00008 High Care Unit

UPL00009 Instalasi Hemodialisas Centre

UPL000010 Instalasi Kemoterapi

UPL000011 Instalasi Radioterapi

UPL000012 Infection Centre, dan sebagainya

c. Inventarisir seluruh harga yang dibelanjakan oleh


masing-masing unit untuk menjalankan fungsinya.

Tabel 2 Inventaris Seluruh Harga yang Dibelanjakan


Pengeluaran per
Kode Barang Nama Instalasi tahun

Unit Pendukung :

UPD00001 Direkorat Keuangan , Sumber Daya Manusia, dan


Administrasi Umum
- Biaya Honor Dokter Rp………..
Jaga

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pengeluaran per
Kode Barang Nama Instalasi tahun

- Biaya Honor Jasa Rp………..


Perawat
- Biaya Obat-Obatan Rp………..

- Biaya ATK Pelayanan Rp………..


Pasien

- Biaya Listrik Rp………..

- Biaya Air Rp………..

- Biaya Telepon Rp………..


- Biaya perjalanan Rp………..
dinas

- Dst…………… Rp………..

Unit Penunjang Medis:

UPJ00001 Instalasi laboratorium

- Biaya Honor Dokter Rp………..


Jaga
- Biaya Honor Jasa Rp………..
Perawat
- Biaya Obat-Obatan Rp………..

- Biaya ATK Pelayanan Rp………..


Pasien

- Biaya Listrik Rp………..

- Biaya Air Rp………..

- Biaya Telepon Rp………..

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pengeluaran per
Kode Barang Nama Instalasi tahun

- Biaya perjalanan Rp………..


dinas

- Dst…………… Rp………..

Unit Pelayanan Medis:

UPL00001 Poliklinik

- Biaya Honor Dokter Rp………..


Jaga
- Biaya Honor Jasa Rp………..
Perawat
- Biaya Obat-Obatan Rp………..

- Biaya ATK Pelayanan Rp………..


Pasien

- Biaya Listrik Rp………..

- Biaya Air Rp………..

- Biaya Telepon Rp………..

- Biaya perjalanan Rp………..


dinas

- Dst…………… Rp………..

2. Input Pendapatan

Selanjutnya, input pendapatan masing-masing unit


kerja di dalam rumah sakit berdasarkan tindakan pelayanan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

yang disajikan. Data pendapatan masingmasing unit kerja


agak sulit dihitung jika pelayanan kesehatan yang disajikan
menggunakan asuransi sosial yang diselenggarakan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sebab
pendapatan dilakukan dengan metode fee for package.
Metode fee for package adalah metode penghitungan tarif
berdasarkan paket kelompok diagnosa penyakit.
Pengelompokan tersebut mengacu pada pengelompokan
Tarif INA-CBGs yang digunakan dalam program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Januari 2014. Meskipun
tarif tersebut dikelompokkan berdasarkan kelompok
diagnosa penyakit, namun tarif masih dibedakan atas 7
(tujuh) klaster rumah sakit. Pengelompokan tarif INA CBGs
berbeda untuk 7 (tujuh) klaster RS. Klaster tersebut terdiri
atas: a. Tarif RS Kelas A
b. Tarif RS Kelas B
c. Tarif RS kelas B Pendidikan
d. Tarif RS kelas C
e. Tarif RS Kelas D
f. Tarif RS khusus Rujukan Nasional
g. Tarif RS Umum Rujukan Nasional

Gambar di bawah ini merupakan contoh tarif untuk


penyakit thypoid di rumah sakit kelas B.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Gambar 1 Tarif fee for package untuk


rumah sakit kelas B

Pada tindakan pelayanan kesehatan dengan


menggunakan fee for package, pembayaran dilakukan
berdasarkan paket kode penyakit sebagaimana contoh pada
gambar 1 di atas. Namun, rincian tindakan pelayanan tetap
dibutuhkan oleh BPJS untuk memverifikasi kode penyakit.
Rincian tindakan pelayanan mencerminkan penyakit pasien
meskipun pembayaran dilakukan tidak dihitung berdasarkan
rincian tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan rumah
sakit. Jika dalam proses penegakan diagnosa dilakukan lebih
banyak lagi tindakan pelayanan kesehatan, namun diagnosa
terakhir merupakan basis yang menentukan klaim
pembayaran BPJS ke rumah sakit. Tabel di bawah ini
memberikan ilustrasi tindakan pelayanan yang diberikan untuk
contoh pada gambar 1 di atas.

Tabel 3 Rincian Tarif RS untuk Tindakan Fee For Package


pada
Pasien Thypoid di RS Kelas B
Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Gawat Administrasi 29/02/2 1 8.000 8.000


Darurat 020

Triase IGD 29/02/2 1 25.000 25.000


020

Konsultasi dokter 29/02/2 1 55.000 55.000


(rawat jalan) 020

Observasi IGD 29/02/2 1 120.000 120.000


(<8 jam) 020

Pasang saturasi 29/02/2 1 63.000 63.000


per hari 020

Mobilisasi per shift 29/02/2 1 20.000 20.000


020

Pasang infus 29/02/2 1 48.000 48.000


020

Menyuntik per 29/02/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Pengambilan 29/02/2 1 22.000 22.000


sampel darah per 020
pengambilan

Mobilisasi per shift 29/02/2 1 20.000 20.000


020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Menyuntik per 29/02/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Laboratoriu Hematologi rutin 29/02/2 1 60.000 60.000


m automatik (tarif 020
Patologi 24)
Klinik
Widal 29/02/2 1 75.000 75.000
020

Perawatan Bed 2 kamar 29/02/2 6 523.500 3.141.000


403/kelas I 020

Visitasi dokter 02/03/2 1 110.000 110.000


spesialis 020

Visitasi dokter 29/02/2 1 55.000 55.000


020

Mobilisasi per 29/02/2 1 20.000 20.000


shift 020

Menyuntik per 29/02/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Visitasi dokter 01/03/2 1 55.000 55.000


020

Mobilisasi per 01/03/2 1 20.000 20.000


shift 020

Mobilisasi per 01/03/2 1 20.000 20.000


shift 020

Menyuntik per 01/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Mobilisasi per shift 01/03/2 1 20.000 20.000


020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Menyuntik per 01/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 01/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

EKG 01/03/2 1 73.000 73.000


020

Mobilisasi per shift 02/03/2 1 20.000 20.000


020

Mobilisasi per shift 02/03/2 1 20.000 20.000


020

Menyuntik per 02/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 02/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 02/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Mobilisasi per shift 02/03/2 1 20.000 20.000


020

Visitasi dokter 03/03/2 1 55.000 55.000


020

Mobilisasi per shift 03/03/2 1 20.000 20.000


020

Menyuntik per 03/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Menyuntik per 03/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 03/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Visitasi dokter 04/03/2 1 110.000 110.000


spesialis 020

Mobilisasi per 04/03/2 1 20.000 20.000


shift 020

Menyuntik per 04/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 04/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Menyuntik per 04/03/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Aff infus (P 0) 04/03/2 1 10.000 10.000


020

Aff infus (P 0) 05/03/2 1 10.000 10.000


020

Visitasi dokter 05/03/2 1 110.000 110.000


spesialis 020

Mobilisasi per 05/03/2 1 20.000 20.000


shift 020

Laboratoriu Urine rutin 03/03/2 1 50.000 50.000


m 020
Patologi
Klinik

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Apotek 3 way pendek 29/02/2 1 4.129 4.129


Rawat penghubung 020
Inap infus
IV Catheter no 22 29/02/2 1 7.524 7.524
020

Infus set dewasa 29/02/2 1 4.200 4.200


020

Spoit syringe 10 ml 29/02/2 1 1.756 1.756


020

Aquadest 25 ml 29/02/2 1 3.432 3.432


botol 020

Paracetamol infus 29/02/2 1 14.388 14.388


100 ml 020

RL 500 ml 29/02/2 1 9.156 9.156


020

Ketorolac 30 mg 29/02/2 1 1.307 1.307


inj 020

Spoit syringe 1 ml 01/03/2 1 1.412 1.412


020

Spoit syringe 10 ml 01/03/2 3 1.756 5.268


020

Aquadest 25 ml 01/03/2 1 3.432 3.432


botol 020

Ceftriaxone 1 gr inj 01/03/2 3 6.930 20.790


vial 020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Paracetamol 500 01/03/2 3 143 429


mg tab 020

RL 500 ml 01/03/2 3 9.156 27.468


020

NaCl 0,9% 500 ml 01/03/2 1 8.208 8.208


020

Lisinopril 5 mg tab 01/03/2 2 300 600


020

Spoit syringe 10 ml 02/03/2 1 1.756 1.756


020

Aquadest 25 ml 02/03/2 1 3.432 3.432


botol 020

Ceftriaxone 1 gr inj 02/03/2 3 6.930 20.790


vial 020

Lisinopril 5 mg tab 02/03/2 2 300 600


020

Paracetamol 500 02/03/2 3 143 429


mg tab 020

Spoit syringe 10 ml 03/03/2 1 1.756 1.756


020

Amlodipin 10 mg 03/03/2 1 610 610


tablet 020

Aquadest 25 ml 03/03/2 2 3.432 6.864


botol 020

Ceftriaxone 1 gr inj 03/03/2 3 6.930 20.790


vial 020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Paracetamol 500 03/03/2 3 143 429


mg tab 020

RL 500 ml 03/03/2 3 9.156 27.468


020

NaCl 0,9% 500 ml 03/03/2 1 8.208 8.208


020

Spoit syringe 10 ml 04/03/2 2 1.756 3.512


020

Amlodipin 10 mg 04/03/2 1 610 610


tablet 020

Ceftriaxone 1 gr inj 04/03/2 3 6.930 20.790


vial 020

Cetirizine 10 mg 04/03/2 1 367 367


tablet 020

Paracetamol 500 04/03/2 3 143 429


mg tab 020

Cefixime 200 mg 04/03/2 1 2.970 2.970


kapsul 020

Amlodipin 10 mg 05/03/2 3 610 1.830


tablet 020

Cefixime 200 mg 05/03/2 6 2.970 17.820


kapsul 020

Total Tagihan 5.124.959

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa


pendapatan yang diterima oleh rumah sakit berdasarkan
tarif yang ditetapkan asuransi sosial dalam hal ini Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), disebut juga klaim
BPJS, lebih kecil daripada biaya riil yang dikeluarkan oleh
rumah sakit. Pada contoh kasus di atas klaim yang

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

dibayarkan BPJS ke rumah sakit kelas untuk pasien thypoid


adalah sebesar Rp 3.120.700. Sedangkan biaya riil yang
dikeluarkan oleh rumah sakit ditetapkan berdasarkan tarif
rumah sakit adalah sebesar Rp 5.124.959. Pada pasien
dengan asuransi sosial, pendapatan diperoleh rumah sakit
berdasarkan fee for package dari BPJS, namun rumah sakit
mengeluarkan biaya berdasarkan fee for service.
Berdasarkan contoh kasus di atas, nampak bahwa RS
mengalami defisit untuk melayani pasien thypoid. Contoh
di atas menunjukkan seberapa pentingnya menetapkan
tarif rumah sakit yang sesuai dengan unit cost riil
operasional penyelenggaran rumah sakit.
Meskipun banyak metode yang dapat digunakan
untuk menentukan tarif rumah sakit, namun contoh di atas
menunjukkan secara konkrit pentingnya penetapan tarif
berdasarkan unit cost. Tidak sedikit rumah sakit yang
menetapkan tarif hanya mengikuti tarif yang ditetapkan
rumah sakit sejenis lainnya. Cara ini memang merupakan
cara termudah sebab rumah sakit tidak perlu menghitung
unit cost yang sangat rumit dan detail karena banyaknya
jumlah tindakan pelayanan yang disajikan di rumah sakit.
Namun, mengabaikan unit cost berpotensi menyebabkan
kerugian keuangan bagi rumah sakit, sebab tidak ada
kendali mutu dan kendali biaya. Berdasarkan pengalaman
penulis, rumah sakit dapat menderita kerugian yang sangat
besar jika tidak menyesuaikan tarifnya dengan unit cost
sebab pengeluaran rumah sakit jauh lebih besar daripada
pendapatannya. Contoh pengeluaran riil rumah sakit
berdasarkan contoh kasus tindakan pelayanan kesehatan
pada tabel 3 yang dibayarkan oleh BPJS untuk thypoid.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Input pendapatan mudah dilakukan pada pelayanan


untuk pasien umum dan pasien yang menggunakan
asuransi swasta sebab pendapat dihitung berdasarkan fee
for service. Metode ini menghitung jumlah pembayaran
untuk setiap jasa tindakan pelayanan yang disajikan kepada
pasien. Besarnya biaya untuk setiap tindakan pelayanan
tercantum pada buku tarif rumah sakit yang ditentukan
oleh rumah sakit dan disampaikan secara transparan
kepada pasien.

Tabel 4 Contoh Tarif Rumah Sakit Kelas B untuk Pasien


Thypoid
berdasarkan Fee For Service
Diagnosa : Typoid

No. RM : ………………. No. Tagihan : ………………..

Nama : ………………. Tgl. Tagihan : ………………..

Jenis Kelamin/ ……………… Jaminan : ………………..


Umur :

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Gawat Administrasi 29/02/ 1 8.000 8.000


Darurat 2020

Triase IGD 29/02/ 1 25.000 25.000


2020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Konsultasi dokter 29/02/2 1 55.000 55.000


(rawat jalan) 020

Observasi IGD 29/02/2 1 120.000 120.000


(<8 jam) 020

Pasang saturasi 29/02/2 1 63.000 63.000


per hari 020

Mobilisasi per shift 29/02/2 1 20.000 20.000


020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Pasang infus 29/02/2 1 48.000 48.000


020

Menyuntik per 29/02/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Pengambilan 29/02/2 1 22.000 22.000


sampel darah per 020
pengambilan

Mobilisasi per shift 29/02/2 1 20.000 20.000


020

Menyuntik per 29/02/2 1 25.000 25.000


shift per pasien 020

Laborato Hematologi rutin 29/02/2 1 60.000 60.000


rium automatik (tarif 020
Patologi 24)
Klinik
Widal 29/02/2 1 75.000 75.000
020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Perawat Bed 2 kamar 29/02/2 6 523.500 3.141.000


an 403/kelas I 020

Visitasi dokter 02/03/ 1 110.000 110.000


spesialis 2020

Visitasi dokter 29/02/ 1 55.000 55.000


2020

Mobilisasi per shift 29/02/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 29/02/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Visitasi dokter 01/03/ 1 55.000 55.000


2020

Mobilisasi per shift 01/03/ 1 20.000 20.000


2020

Mobilisasi per shift 01/03/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 01/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Mobilisasi per shift 01/03/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 01/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 01/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

EKG 01/03/ 1 73.000 73.000


2020

Mobilisasi per shift 02/03/ 1 20.000 20.000


2020

Mobilisasi per shift 02/03/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 02/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 02/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 02/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Mobilisasi per shift 02/03/ 1 20.000 20.000


2020

Visitasi dokter 03/03/ 1 55.000 55.000


2020

Mobilisasi per shift 03/03/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 03/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 03/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 03/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Visitasi dokter 04/03/ 1 110.000 110.000


spesialis 2020

Mobilisasi per shift 04/03/ 1 20.000 20.000


2020

Menyuntik per 04/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 04/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Menyuntik per 04/03/ 1 25.000 25.000


shift per pasien 2020

Aff infus (P 0) 04/03/ 1 10.000 10.000


2020

Aff infus (P 0) 05/03/ 1 10.000 10.000


2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Visitasi dokter 05/03/ 1 110.000 110.000


spesialis 2020

Mobilisasi per shift 05/03/ 1 20.000 20.000


2020

Laborato Urine rutin 03/03/ 1 50.000 50.000


rium 2020
Patologi
Klinik

Apotek 3 way pendek 29/02/ 1 4.129 4.129


Rawat penghubung 2020
Inap infus

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

IV Catheter no 22 29/02/ 1 7.524 7.524


2020

Infus set dewasa 29/02/ 1 4.200 4.200


2020

Spoit syringe 10 ml 29/02/ 1 1.756 1.756


2020

Aquadest 25 ml 29/02/ 1 3.432 3.432


botol 2020

Paracetamol infus 29/02/ 1 14.388 14.388


100 ml 2020

RL 500 ml 29/02/ 1 9.156 9.156


2020

Ketorolac 30 mg 29/02/ 1 1.307 1.307


inj 2020

Spoit syringe 1 ml 01/03/ 1 1.412 1.412


2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Spoit syringe 10 ml 01/03/ 3 1.756 5.268


2020

Aquadest 25 ml 01/03/ 1 3.432 3.432


botol 2020

Ceftriaxone 1 gr inj 01/03/ 3 6.930 20.790


vial 2020

Paracetamol 500 01/03/ 3 143 429


mg tab 2020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

RL 500 ml 01/03/ 3 9.156 27.468


2020

NaCl 0,9% 500 ml 01/03/ 1 8.208 8.208


2020

Lisinopril 5 mg tab 01/03/ 2 300 600


2020

Spoit syringe 10 ml 02/03/ 1 1.756 1.756


2020

Aquadest 25 ml 02/03/ 1 3.432 3.432


botol 2020

Ceftriaxone 1 gr inj 02/03/ 3 6.930 20.790


vial 2020

Lisinopril 5 mg tab 02/03/ 2 300 600


2020

Paracetamol 500 02/03/ 3 143 429


mg tab 2020

Spoit syringe 10 ml 03/03/ 1 1.756 1.756


2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Amlodipin 10 mg 03/03/ 1 610 610


tablet 2020

Aquadest 25 ml 03/03/ 2 3.432 6.864


botol 2020

Ceftriaxone 1 gr inj 03/03/ 3 6.930 20.790


vial 2020

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Paracetamol 500 03/03/ 3 143 429


mg tab 2020

RL 500 ml 03/03/ 3 9.156 27.468


2020

NaCl 0,9% 500 ml 03/03/ 1 8.208 8.208


2020

Spoit syringe 10 ml 04/03/ 2 1.756 3.512


2020

Amlodipin 10 mg 04/03/ 1 610 610


tablet 2020

Ceftriaxone 1 gr inj 04/03/ 3 6.930 20.790


vial 2020

Cetirizine 10 mg 04/03/ 1 367 367


tablet 2020

Paracetamol 500 04/03/ 3 143 429


mg tab 2020

Cefixime 200 mg 04/03/ 1 2.970 2.970


kapsul 2020

Amlodipin 10 mg 05/03/ 3 610 1.830


tablet 2020

Tarif/
Unit Item/Tindakan Harga Total
Tanggal Jml Rumah
Layanan Pemeriksaan Tagihan
Sakit

Cefixime 200 mg 05/03/ 6 2.970 17.820


kapsul 2020

Total Tagihan 5.124.959

Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4 di atas,


pendapatan rumah sakit untuk pasien umum sama dengan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

tarif rumah sakit. Jumlah yang harus dibayar oleh pasien


umum adalah akumulasi dari tarif untuk setiap tindakan
pelayanan kesehatan yang diterimanya. Itulah sebabnya
rumah sakit yang proporsi pasien umumnya besar, lebih
besar pendapatannya. Dalam hal ini, potensi rumah sakit
untuk mengalami kerugian menjadi lebih kecil sebab
pendapatan yang diterimanya sama dengan biaya yang
dikeluarkannya. Untuk pasien dari hasil kerjasama baik
dengan instansi maupun dengan asuransi swasta
umumnya, ditetapkan tarif tersendiri sesuai dengan
perjanjian kerjasama antara rumah sakit dengan mitranya.
Namun demikian, proporsi pasien umum rumah sakit
yang besar tidak berarti menafikan perhitungan tarif rumah
sakit secara cermat. Jika tarif rumah sakit hanya ditentukan
dengan menghitung biaya langsung yang dikeluarkan
rumah sakit, maka potensi kerugian tetap ada sebab tidak
memperhitungkan biaya tidak langsung seperti biaya
overhead yang seharusnya ditanggung bersama oleh semua
unit kerja. Jika tarif rumah sakit tidak berbasis metode
penghitungan harga pokok standar dimana biaya overhead
termasuk biaya penyusutan dan pengembangan turut
diperhitungkan, maka keuangan rumah sakit tetap dapat
terganggu dalam jangka panjang. Oleh karena itu,
penetapan tarif rumah sakit tetap menjadi kunci utama
untuk menjamin keberlanjutan dan pengembagan rumah
sakit.
3. Input Biaya

Pada tahap ini, kita menghitung semua semua biaya-


biaya yang dikeluarkan oleh seluruh unit pendukung, unit
penunjang medis, dan unit pelayanan medis dilakukan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

berdasarkan sistem akuntansi biaya yang diterapkan rumah


sakit. Sistem akuntansi biaya yang diterapkan rumah sakit
pada contoh kasus ini menggunakan standard costing
method. Pada penggunaan metode ini biaya-biaya yang
dikeluarkan ditentukan di awal. Dalam penentuan biaya,
ditentukan jumlah biaya yang seharusnya untuk
menghasilkan satu jenis tindakan pelayanan dengan asumsi
faktor lingkungan, faktor ekonomi (tidak ada krisis
moneter, tidak terjadi kenaikan harga, tidak terjadi
kelangkaan suplai bahan habis pakai/ obat, dan sebagainya)
dan faktor lainnya dalam kondisi normal. Misalnya trend
harga bahan habis pakai dan obat-obatan dari tahun ke
tahun seperti diilustrasikan pada tabel 5

Tabel 5 Trend Harga Bahan Habis Pakai dan Obat-Obatan


No Kode Nama Satuan Harga Harga Harga Prediksi
Barang Barang Tahun 2018 Tahun Tahun Tahun 2021
2019 2020

1 BHP000013 Alkohol ml Rp 25.000 Rp 25.300 Rp 25.500 Rp 25.755


70%

2 BHP000014 Alkohol pcs Rp 235 Rp 300 Rp 320 Rp 342


swab

3 BHP000015 Bisturi 10 pcs Rp 880 Rp 900 Rp 930 Rp 958

4 BHP000016 Braunol 5 botol Rp 460.000 Rp 460.500 Rp 461.000 Rp 461.461


liter

5 BHP000017 Cidex(5 L) botol Rp 790.614 Rp 790.700 Rp 790.800 Rp 790.879

6 BHP000018 Connecta pcs Rp 25.616 Rp 25.650 Rp 25.700 Rp 25.751


BD

7 BHP000019 Dafilon pcs Rp 51.975 Rp 51.990 Rp 52.000 Rp 52.010


5/0 DS
16,75 cm

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

8 BHP000020 Discofix pcs Rp 19.250 Rp 19.300 Rp 19.350 Rp 19.408


3-way
stopcock
blue

No Kode Nama Satuan Harga Harga Harga Prediksi


Barang Barang Tahun 2018 Tahun Tahun Tahun 2021
2019 2020

9 BHP000021 Elektroda pcs Rp 121.000 Rp 121.500 Rp 121.800 Rp 122.044


EKG

10 BHP000022 ETT clear pcs Rp 40.500 Rp 40.800 Rp 40.900 Rp 40.982


No.4,5
rusch

Menghitung trend harga barang dapat dilakukan


dengan membandingkan harga 3 (tiga) tahun terakhir dan
memprediksi kenaikannya pada tahun yang akan datang.
Rumus sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung
trend kenaikan harga bahan habis pakai dan obat-obatan
adalah dengan cara menghitung persentase kenaikan harga
dari tahun ke tahun. Prediksi harga tahun yang akan datang
dilakukan dengan mengalikan harga terakhir dengan
presentase kenaikan harga tahun sebelumnya. Persentase
kenaikan harga dihitung = (harga akhir – harga awal) /
harga awal x 100%.
Perhitungan harga pokok standar untuk setiap
tindakan pelayanan dapat menggunakan dua cara
perhitungan harga pokok, yaitu:
a. Metode harga pokok tetap (Full Costing Method).
Menurut Daniel Liberto (2019), full costing
method adalah metode akuntansi yang digunakan untuk
menentukan biaya yang dikeluarkan untuk suatu
tindakan dari awal sampai akhir tindakan tersebut atau

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

dikenal juga berdasarkan end to end cost. Metode ini


umumnya digunakan secara umum oleh Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) dan
International Financial Reporting Standards (IFRS).
Pada penggunaan full costing method, semua biaya
langsung, tetap, dan biaya overhead variabel dihitung
sebagai biaya yang seharusnya dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu jenis pelayanan.

Biaya langsung adalah biaya yang langsung


berhubungan dengan satu jenis tindakan pelayanan
termasuk bahan habis pakai, pembayaran jasa, dan
sebagainya. Biaya tetap adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh setiap unit sebagai kontribusi terhadap
biaya bersama untuk penyelenggaraan pelayanan di
rumah sakit terlepas dari jumlah tindakan pelayanan
yang disajikan oleh unit tersebut, seperti gaji, sewa beli
alat, pemeliharaan gedung, dan sebagainya. Biaya
overhead variabel adalah biaya tidak langsung yang
dikeluarkan untuk menjamin keberlanjutan pelayanan
rumah sakit, seperti listrik, biaya telpon, biaya air, biaya
internet, dan sebagainya.

Contoh: untuk pelayanan pemeriksaan hematologi


rutin.
1) Biaya langsung terdiri atas alcohol swab, masker,
gloves, jarum, tabung, cell pack, bahan habis pakai
(BHP), jasa laboran, jasa dokter penanggungjawab,
biaya tinta, biaya kertas, alat tulis kantor (ATK), dan
sebagainya.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

2) Biaya tetap adalah gaji karyawan, sewa beli alat,


pemeliharaan gedung, biaya kalibrasi alat, biaya
pelatihan laboran, biaya gaji staf manajemen, biaya
gaji security, dan sebagainya.

3) Biaya overhead variable adalah biaya listrik, biaya


air, biaya telpon, biaya printer, dan sebagainya.

Pada metode full costing, semua jenis biaya yang


dikeluarkan oleh satu unit kerja untuk menghasilkan satu
tindakan pelayanan dihitung, mulai dari awal sampai tindakan
pelayanan tersebut tersajikan. Total biaya tersebut disebut
harga pokok penjualan (HPP) tindakan pelayanan.

Tabel 6 Contoh Metode Harga Pokok Standard di


Laboratorium Patologi Klinik untuk Tindakan Pelayanan
Hematologi Rutin
Total
Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan Harga

JM-101 JM dr. Sp. 1 2.500 1 2.500

JM-102 JM dr. Anastesi - -

JP-101 Jasa perawat 1 1.500 1 1.500

JP-102 Jasa perawat 2 - -

MT-101 Non medis 1 500 1 500

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

ALK000016 Alkohol swab 235 1 pcs 235

ALK000187 Pot urine 100 g 2.970 - pcs -

ALK000693 Sensigloves stardec (S) 429 2 pcs 858

ALK000845 Larutan xylol (per ltr) 60.500 - liter -

APA00021 Deck glass 26x24 660.000 - box -

BPK00012 BD flashback 139.755 0,02 box 2.795

BPK00022 Cell clean 2.223.100 0,001000 botol 2.223

BPK00023 Cell pack 3.751.000 0,001667 box 6.252

BPK00024 E-Check X 4.814.700 0,000952 set 4.585

BPK00025 Stromatolizer 4DL 12.505.900 0,000364 botol 4.548

BPK00026 Stromatolizer 4DS FFS- 3.987.866 0,001429 botol 5.697


800

Total
Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan Harga

BPK00027 Sulfolyser sls-21-A 1.384.900 0,001250 pcs 1.731

ALK000157 Masker tie on onemed 333 1 pcs 333

LPK-101 Analyzers, laboratory, 16.332 1 unit 16.332


hematology

LPK-102 Analyzers, laboratory, 3.098 - - -


blood gas/pH/electrolyte

LPK-103 Centrifuges #1 825 - - -

LPK-104 Centrifuges #2 1.074 - - -

LPK-105 Microscopes 1.245 - - -

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Biaya overhead (langsung dan tidak 4.235 1 4.235


langsung)

LPAT0001 Hematologi Rutin Automatik (full costing ) 54.324

Pada perhitungan biaya dengan metode harga


pokok standar sebagaiman disajikan pada tabel 6 di
atas, turut diperhitungkan biaya overhead. Biaya
overhead adalah biaya tambahan atau biaya lain-lain,
yang tidak terkait langsung dengan tindakan pelayanan
kesehatan. Biaya overhead juga termasuk pengeluaran
tak terduga. Beberapa pengeluaran yang termasuk
biaya overhead adalah biaya security, biaya gaji staf
manajemen rumah sakit, biaya cleaning service, biaya
jasa hukum atau konsultan, biaya pemeliharaan alat
kesehatan, biaya kalibrasi alat kesehatan, biaya
pemeliharaan gedung, biaya kegiatan pengembangan,
biaya asuransi kesehatan tenaga kerja bagi karyawan,
dan sebagainya.

b. Metode harga pokok variabel (Variable Costing Method).


Metode ini digunakan dalam akuntansi manajerial
dimana biaya overhead rumah sakit dikeluarkan dari
perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
tindakan pelayanan yang dilakukan oleh satu unit. Biaya
tindakan pelayanan hanya menghitung biaya yang
langsung digunakan untuk menghasilkan tindakan
pelayanan, seperti jasa laboran, jasa dokter
penanggungjawab, bahan habis pakai (BHP), dan
sebagainya. Metode ini berkebalikan dengan metode
harga pokok tetap dimana ada beban biaya bersama
yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang turut harus
dipikul oleh setiap tindakan pelayanan. Metode ini tidak

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

diperkenankan dalam pelaporan keuangan berdasarkan


Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan
International Financial Reporting Standards (IFRS).

Tabel 7 Contoh Metode Harga Pokok Variabel di


Laboratorium Patologi Klinik untuk Tindakan Pelayanan
Hematologi Rutin
Total
Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan Harga

JM-101 JM dr. Sp. 1 2.500 1 2.500

JM-102 JM dr. Anastesi - -

JP-101 Jasa perawat 1 1.500 1 1.500

JP-102 Jasa perawat 2 - -

MT-101 Non medis 1 500 1 500

ALK000016 Alkohol swab 235 1 pcs 235

ALK000187 Pot urine 100 g 2.970 - pcs -

ALK000693 Sensigloves stardec 429 2 pcs 858


(S)

ALK000845 Larutan xylol (per 60.500 - liter -


ltr)

APA00021 Deck glass 26x24 660.000 - box -

BPK00012 BD flashback 139.755 0,02 box 2.795

BPK00022 Cell clean 2.223.100 0,001000 botol 2.223

BPK00023 Cell pack 3.751.000 0,001667 box 6.252

BPK00024 E-Check X 4.814.700 0,000952 set 4.585

BPK00025 Stromatolizer 4DL 12.505.900 0,000364 botol 4.548

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BPK00026 Stromatolizer 4DS 3.987.866 0,001429 botol 5.697


FFS-800

BPK00027 Sulfolyser sls-21-A 1.384.900 0,001250 pcs 1.731

Sebagaimana disajikan pada tabel 7 di atas, maka


perhitungan biaya dengan menggunakan metode harga
pokok variabel hanya memperhitungkan biaya yang
langsung terkait dengan tindakan pelayanan kesehatan.
Dalam metode ini, biaya overhead tidak diperhitungkan.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Meskipun pada penghitungan unit cost rumah sakit


disaranakan untuk menghitung biaya overhead, namun
metode harga pokok variable juga dibutuhkan untuk
menganalisis besaran biaya langsung dan biaya tidak
langsung yang dibelanjakan rumah sakit. Kelak, data ini
dibutukan sebagai dasar berbagai pengambilan
keputusan seperti pengambilan keputusan manajemen
keuangan tentang alokasi anggaran, pengambilan
keputusan tentang tarif, pengambilan keputusan untuk
meningkatkan efisiensi rumah sakit secara keseluruhan.
4. Input Aktivitas Masing-Masing Unit Kerja

Berdasarkan sistem akuntansi biaya yang ditetapkan


rumah sakit yang selaras dengan Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) dan International Financial
Reporting Standards (IFRS) dilakukan penghitungan unit
cost berdasarkan harga pokok standar dengan metode
harga pokok tetap. Untuk mendapatkan harga pokok
standar maka buat matriks yang memuat:
a. Data penyaji pelayanan kesehatan, bahan habis pakai
dan obat-obatan, dan alat kesehatan yang digunakan
untuk setiap jenis pelayanan

b. Satuan penyaji pelayanan kesehatan, bahan habis pakai


dan obat-obatan, dan alat kesehatan yang digunakan
untuk setiap jenis pelayanan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

c. Kuantitas penyajian pelayanan kesehatan, bahan habis


pakai dan obat-obatan, dan alat kesehatan yang
digunakan untuk setiap jenis tindakan pelayanan

d. Harga beli bahan habis pakai dan obat-obatan, serta alat


kesehatan yang digunakan untuk setiap jenis tindakan
pelayanan termasuk pajak pertambahan nilai

Pertama-tama dibuat matriks akitivitas penyaji


pelayanan kesehatan untuk setiap tindakan pelayanan
di unit kerja yang memuat informasi mengenai:
1) Nomor urut
2) Kode penyaji pelayanan kesehatan
3) Uraian penyaji pelayanan kesehatan
4) Biaya penyaji pelayanan kesehatan
5) Satuan penyajian pelayanan kesehatan
6) Kuantitas penyajian pelayanan kesehatan
7) Total biaya penyajian pelayanan kesehatan

Tabel 8 Contoh Input Aktivitas Tindakan Penyajian


Pelayanan Kesehatan di Laboratorium Patologi Klinik
untuk
Tindakan Hematologi Rutin
Total
No. Kode Uraian Biaya Satuan Kuantitas
Biaya

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

1 JM-101 JM dr. Sp. 1 2.500 org 1 2.500

2 JM-102 JM dr. Anastesi org - -

3 JP-101 Jasa perawat 1 1.500 org 1 1.500

4 JP-102 Jasa perawat 2 org - -

5 MT-101 Non medis 1 500 org 1 500

Setelah melakukan input aktivitas penyaji


pelayanan kesehatan, selanjutnya perlu dikategorikan
tingkat kesulitan tindakan setiap penyajian pelayanan
kesehatan. Rumah sakit dapat menentukan rentang
tingkat kesulitan. Pada contoh kasus ini digunakan
rentang 1 – 10 dimana 1 diasumsikan sebagai tindakan
penyajian pelayanan kesehatan yang paling mudah dan
10 diasumsikan sebagai tindakan penyajian pelayanan
kesehatan yang paling sulit. Skor tingkat kesulitan
diusulkan oleh penyaji pelayanan kesehatan di unit kerja
bersangkutan namun diverifikasi oleh Direktur
Pelayanan Medis dan Direktur Pelayanan Penunjang
Medis. Tingkat kesulitan penyajian pelayanan kesehatan
diuraikan dalam matriks yang memuat informasi sebagai
berikut:
1) Nomor urut
2) Kode bahan habis pakai dan obat-obatan yang
digunakan untuk setiap tindakan pelayanan
kesehatan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

3) Jenis tindakan obatan yang digunakan untuk setiap


tindakan pelayanan kesehatan
4) Taksiran volume tindakan pelayanan kesehatan
dalam kurung 1 (satu) tahun
5) Bobot yang digunakan untuk setiap tindakan
pelayanan kesehatan
6) Weighted Volume (volume tindakan pelayanan
kesehatan yang dikalikan bobot)
7) Tarif rumah sakit pada tindakan pelayanan kesehatan
untuk setiap tindakan pelayanan kesehatan termasuk
pajak pertambahan nilai (PPN)
8) Taksiran anggaran Pendapatan untuk tindakan
pelayanan kesehatan
9) Skor tingkat kesulitan penyajian tindakan pelayanan
kesehatan. Contoh: mengukur temperature = 1,
menyuntik = 3, membedah kepala

= 10.

Untuk membuat taksiran banyaknya penyajian


tindakan pelayanan kesehatan perlu dipertimbangkan
pola tahun sebelumnya, intensitas kegiatan pemasaran,
dan target yang ingin dicapai oleh masing–masing unit
kerja di rumah sakit.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tabel 9 Contoh Tingkat Kesulitan Penyajian Tindakan


Pelayanan
Kesehatan di Unit Kerja Radioterapi
Taksiran Taksiran
Jenis Tindakan Volume Weighted anggaran
No Kode Bobot Tarif RS
Radiologi dalam Volume Pendapatan
Tahun
1 RDT0000001 Pesawat + simulator kuratif 1 1,75 1,75 Rp Rp 14.710.691
definitif 14.710.691

2 RDT0000002 Pesawat + simulator kuratif 1 1,25 1,25 Rp Rp 11.333.774


adjuvant 11.333.774

3 RDT0000004 Pesawat + simulator + 1 1,00 1,00 Rp Rp 17.102.703


TPS kuratif definitive 17.102.703

4 RDT0000005 Pesawat + simulator + 1 1,00 1,00 Rp Rp 13.776.098


TPS kuratif adjuvant 13.776.098

5 RDT0000006 Pesawat + simulator + 1 1,00 1,00 Rp Rp 9.146.229


TPS paliatif 9.146.229

6 RDT0000008 Pesawat + sim + TPS + AB 1 1,00 1,00 Rp Rp 20.958.156


kuratif definitive 20.958.156

7 RDT0000009 Pesawat + sim + TPS + AB 1 3,00 3,00 Rp Rp 16.219.166


kuratif adjuvant 16.219.166

8 RDT0000010 Pesawat + sim + TPS + AB 1 1,50 1,50 Rp Rp 9.146.037


paliatif/hypofraksi K 9.146.037

9 RDT0000011 Tiga dimensi\3D kuratif 22 0,48 10,45 Rp Rp


definitif 25.498.034 560.956.748

Taksiran Taksiran
Jenis Tindakan Volume Weighted anggaran
No Kode Bobot Tarif RS Pendapatan
Radiologi dalam Volume
Tahun
10 RDT0000012 Tiga dimensi\3D kuratif 1 0,48 0,48 Rp Rp 17.939.833
adjuvant 17.939.833

11 RDT0000013 Tiga dimensi\3D booster 1 0,48 0,48 Rp Rp 3.619.730


3.619.730

12 RDT0000014 IMG\IGRT kuratif definitif 1 1,00 1,00 Rp Rp 27.339.221


27.339.221

13 RDT0000015 IMG\IGRT kuratif booster 1 1,75 1,75 Rp Rp 6.144.639


6.144.639

14 RDT0000016 SRT kuratif definitif + SRT 1 1,50 1,50 Rp Rp


headfix/bodyfix 33.837.724 33.837.724

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

15 RDT0000017 SRT kuratif booster SRT 1 3,00 3,00 Rp Rp 10.687.555


headfix/bodyfix 10.687.555

16 RDT0000018 SRS kuratif definitif + SRS 1 1,45 1,45 Rp Rp 33.837.724


headfix/bodyfix 33.837.724

17 RDT0000019 SRS kuratif booster SRS 1 1,45 1,45 Rp Rp 10.687.555


headfix/bodyfix 10.687.555

18 RDT0000020 Ovoid/silinder/surface 1 1,45 1,45 Rp Rp 14.407.506


mould 2x penyinaran 14.407.506

19 RDT0000021 Ovoid/silinder/surface 1 1,45 1,45 Rp Rp 16.685.915


mould 3x penyinaran 16.685.915

20 RDT0000022 Ovoid/silinder/SM 2x 1 1,45 1,45 Rp Rp 13.089.589


penyinaran tanpa nestesi 13.089.589

21 RDT0000023 Ovoid/silinder/SM 3x 1 1,45 1,45 Rp Rp 15.211.789


penyinaran tanpa anestesi 15.211.789

22 RDT0000026 Payudara implantasi 1 1 4,00 4,00 Rp Rp 15.194.079


fraksi/1 hari (single ds) 15.194.079

23 RDT0000027 Payudara implantasi 2 1 4,00 4,00 Rp Rp 17.039.250


fraksi/1 hari 17.039.250

24 RDT0000028 Payudara implantasi 3 1 4,00 4,00 Rp Rp 21.044.719


fraksi/2 hari 21.044.719

25 RDT0000029 Nasofaring intralumen 4 1 4,00 4,00 Rp Rp 17.256.236


fraksi/2 hari 17.256.236

26 RDT0000030 Nasofaring intralumen 6 1 4,00 4,00 Rp Rp 20.981.539


fraksi/3 hari 20.981.539

27 RDT0000031 Nasofaring intralumen 4 1 4,00 4,00 Rp Rp 15.916.707


fraksi/2 hari non anest 15.916.707

Taksiran Taksiran
Jenis Tindakan Volume Weighted anggaran
No Kode Bobot Tarif RS Pendapatan
Radiologi dalam Volume
Tahun
28 RDT0000032 Nasofaring intralumen 6 1 4,00 4,00 Rp Rp 19.000.396
fraksi/3 hari non anest 19.000.396

29 RDT0000033 Cervix intrakaviter lengkap 1 1,61 1,61 Rp Rp 16.897.129


2x penyinaran 16.897.129

30 RDT0000034 Cervix intrakaviter lengkap 3 1,61 4,84 Rp Rp 59.653.482


3x penyinaran 19.884.494

31 RDTRPI0021 Prosedur radioterapi 8988 9,00 80.892,00 Rp 898.972 Rp


8.079.960.336

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 9 di atas,


setiap tindakan penyajian pelayanan kesehatan perlu
dibobotkan berdasarkan tingkat kesulitan. Tingkat
kesulitan ditetapkan oleh kelompok penyaji kesehatan
dalam unit kerja tersebut selanjutnya diverifikasi dalam
sebuah lokakarya yang melibatkan pimpinan dan
seluruh unit kerja di rumah sakit.
Setelah itu, dibuat matriks yang memuat daftar
bahan habis pakai dan obat-obatan yang digunakan oleh
unit kerja untuk menyajikan setiap tindakan pelayanan
kesehatan. Matriks tersebut memuat informasi yang
terdiri atas:
1) Nomor urut
2) Kode alat kesehatan utama yang digunakan
3) Nama bahan dan obat-obatan kesehatan utama yang
digunakan

4) Harga perolehan bahan dan obat-obatan kesehatan


utama yang digunakan termasuk pajak pertambahan
nilai (PPN)
5) Kuantitas bahan dan obat-obatan kesehatan yang
digunakan
6) Satuan bahan dan obat-obatan kesehatan yang
digunakan
7) Total Harga bahan dan obat-obatan kesehatan yang
digunakan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tabel 10 Contoh Input Aktivitas di Laboratorium Patologi


Klinik terkait Bahan Habis Pakai dan Obat-Obatan untuk
Tindakan Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Hematologi
Rutin
Total
No Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan Harga

1 ALK000016 Alkohol swab 235 1 pcs 235

2 ALK000187 Pot urine 100 g 2.970 - pcs -

3 ALK000693 Sensigloves 429 2 pcs 858


stardec (s)

4 ALK000845 Larutan xylol 60.500 - liter -


(per ltr)

5 APA00021 Deck glass 660.000 - box -


26x24

6 BPK00012 BD flashback 139.755 0,02 box 2.795

7 BPK00022 Cell clean 2.223.100 0,001000 botol 2.223

Total
No Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan Harga

8 BPK00023 Cell pack 3.751.000 0,001667 box 6.252

9 BPK00024 E-check X 4.814.700 0,000952 set 4.585

10 BPK00025 Stromatolizer 0,000364 botol 4.548


4DL 12.505.900
11 BPK00026 Stromatolizer 3.987.866 0,001429 botol 5.697
4DS FFS-800

12 BPK00027 Sulfolyser sls- 1.384.900 0,001250 pcs 1.731


21-A

13 ALK000157 Masker tie on 333 1 pcs 333


onemed

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Setelah menginput biaya terkait bahan dan obat-


obatan yang digunakan dalam setiap tindakan
pelayanan kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah
menginput biaya terkait alat kesehatan yang digunakan.
Matriks terkait alat kesehatan memuat informasi yang
lebih detail dibanding kedua matriks di atas. Hal ini
disebabkan alat kesehatan digunakan selama umur
ekonomis tertentu serta memiliki kapasitas yang
seyogyanya dioptimalkan utilitasnya untuk mencapai
efisiensi. Informasi yang termuat pada matriks alat
kesehatan terdiri atas:
1) Nomor urut
2) Kode alat kesehatan utama yang digunakan
3) Nama alat kesehatan utama yang digunakan
4) Harga perolehan alat kesehatan utama yang
digunakan termasuk pajak pertambahan nilai (PPN)
5) Kuantitas alat kesehatan utama yang digunakan
6) Satuan alat kesehatan utama yang digunakan
7) Total Harga alat kesehatan utama yang digunakan

Tabel 11 Contoh Input Aktivitas di Unit Kerja


Laboratorium Patologi Klinik terkait Alat Kesehatan yang
Digunakan
untuk Pemeriksaan Hematologi Rutin
Total
No Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan
Harga

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

1 LPK-101 Analyzers, 1 Unit 16.332


laboratory,
hematology 16.332

2 LPK-102 Analyzers, 3.098 - - -


laboratory, blood
gas/pH/electrolyte

3 LPK-103 Centrifuges #1 825 - - -

4 LPK-104 Centrifuges #2 1.074 - - -

5 LPK-105 Microscopes 1.245 - - -

Semua input aktivitas pada tabel 8, 9, 10, 11


digabungkan dalam satu tabel untuk mendapatkan unit
cost berdasarkan metode biaya pokok standard (full
costing) sebagaimana disajikan pada tabel 12.

Tabel 12 Contoh Input Aktivitas Tindakan Pelayanan


Kesehatan di Unit Kerja Laboratorium Patologi Klinik
untuk Pemeriksaan Hematologi Rutin
Total
Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan
Harga

JM-101 JM dr. Sp. 1 2.500 1 2.500

JM-102 JM dr. Anastesi - -

JP-101 Jasa perawat 1 1.500 1 1.500

JP-102 Jasa perawat 2 - -

MT-101 Non medis 1 500 1 500

ALK000016 Alkohol swab 235 1 pcs 235

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

ALK000187 Pot urine 100 g 2.970 - pcs -

ALK000693 Sensigloves stardec 429 2 pcs 858


(S)

ALK000845 Larutan xylol 60.500 - liter -


(per ltr)
APA00021 Deck glass 26x24 660.000 - box -

BPK00012 BD flashback 139.755 0,02 box 2.795

BPK00022 Cell clean 2.223.100 0,001000 botol 2.223

BPK00023 Cell pack 3.751.000 0,001667 box 6.252

Total
Kode Deskripsi Harga Kuantitas Satuan
Harga

BPK00024 E-check X 4.814.700 0,000952 set 4.585

BPK00025 Stromatolizer 0,000364 botol 4.548


4DL 12.505.900
BPK00026 Stromatolizer 3.987.866 0,001429 botol 5.697
4DS FFS-800
BPK00027 Sulfolyser sls-21- 1.384.900 0,001250 pcs 1.731
A
ALK000157 Masker tie on 333 1 pcs 333
onemed

LPK-101 Analyzers, 16.332 1 unit


laboratory,
hematology 16.332

LPK-102 Analyzers, 3.098 - - -


laboratory, blood
gas/pH/electroly
te
LPK-103 Centrifuges #1 825 - - -

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

LPK-104 Centrifuges #2 1.074 - - -

LPK-105 Microscopes 1.245 - - -

Biaya overhead (langsung dan 4.235 1 4.235


tidak langsung)

LPAT0001 Hematologi Rutin Automatik (full costing )

54.324

5. Penghitungan Unit cost

Setelah menyelesaikan langkah 1 (satu) sampai


dengan langkah 4 (empat), maka penghitungan unit cost
dengan metode harga pokok standar sudah dapat
dilakukan. Berdasarkan tabel 1 yang menginvetarisir semua
unit kerja yang ada di rumah sakit, dibuat link ke tabel 2
(dua) yang menjelaskan pengeluaran masingmasing unit
kerja selama satu tahun. Data terkait pengeluaran tersebut
disandingkan dengan tabel 3 (tiga) dan tabel 4 (empat)
yang menjelaskan pendapatan masing-masing unit kerja di
rumah sakit berdasarkan tindakan penyajian pelayanan
kesehatan yamg dilakukannya. Berdasarkan komparasi
tersebut, nampak apakah suatu unit memiliki surplus atau
defisit pendapatan relative terhadap biaya yang
dikeluarkannya.

Namun, perbandingan sederhana tersebut belum


kuat untuk menjadi basis pertimbangan dalam penentuan
tarif rumah sakit tahun yang akan datang. Diperlukan
pertimbangan yang lebih strategik termasuk perhitungan
unit cost secara komprehensif.

Penghitungan unit cost secara komprehensif perlu


memperhitungkan kenaikan harga. Oleh karena itu, asumsi

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

terhadap belanja perlu melakukan antisipasi kenaikan


harga berdasarkan rata-rata harga yang dibandingkan
selama tiga tahun terakhir ditambah dengan asumsi
ekonomi lainnya. Perbandingan tersebut sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 5.

Selanjutnya, kesimpulan prediksi harga berdasarkan


data pada tabel 5 (lima) digunakan untuk menghitung biaya
langsung, biaya tetap, dan biaya variable overhead
sebagaimana ditampilkan pada tabel 6 (enam). Atas
informasi biaya yang dikeluarkan masingmasing unit kerja
pada tabel 6 (enam), maka selanjutnya dihitung total biaya
penyaji pelayanan kesehatan di setiap unit kerja pada tabel
8 (delapan). Total biaya penyaji pelayana kesehatan pada
setiap unit kerja dibobotkan tingkat kesulitannya sehingga
diperoleh prediksi biaya yang lebih berkeadilan dan presisi.
Selanjutnya tabel 8 dan 9 ditambahkan dengan total biaya
bahan habis pakai dan obat-obatan yang digunakan untuk
setiap tindakan pelayanan kesehatan di unit kerja pada
tabel 10 (sepuluh), dan biaya alat kesehatan utama yang
digunakan untuk setiap tindakan pelayanan kesehatan pada
tabel 11 (sebelas). Kompilasi tabel 9, 10, dan 11
menghasilkan unit cost berbasis harga pokok standar.

Tabel-tabel di atas dapat dikaitkan satu dengan yang


lain menggunakan Microsoft excel untuk mendapatkan
perhitungan unit cost untuk setiap jenis tindakan
pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja di rumah sakit.
Tampilan sheet yang menunjukkan unit cost sebagaimana
diilustrasikan pada tabel berikut. Matriks perhitungan unit
cost memuat informasi yang terdiri atas:
a. Nomor urut

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

b. Kode tindakan pelayanan kesehatan


c. Nama tindakan pelayanan kesehatan
d. Harga pokok tetap yang memuat biaya langsung, biaya
tetap dan biaya overhead
e. Harga pokok variabel yang memuat biaya langsung dan
biaya tetap
f. Tarif rumah sakit yang berlaku
g. Selisih harga pokok tetap dengan tarif berlaku
h. Selisih harga pokok variabel dengan tarif berlaku Tabel
13
Contoh Perhitugan Unit cost Berdasarkan Metode Harga
Pokok Standard di Unit Radioterapi
Unit cost
Kode
Nama
Tindaka Varia Sel Sel
Produk Full Tarif
n ble Tarif Tarif
Cost Cost RS
dg FC dg VC
RDT000 Tiga 17.05 25.498.
0011 dimensi\3D 4.977
17.054 8.443 8.443. 034
kuratif definitif
.977 .057 057

RDT000 Ovoid/silinde 15.72 - - 14.407.


0020 r/surface 8.280 1.320 1.320. 506
15.728
mould 2x
penyinaran .280 .774 774

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

RDT000 Ovoid/silinde 23.69 - - 16.685.


0021 r/surface 9.873 7.013 7.013. 915
23.699
mould 3x
penyinaran .873 .958 958

RDT000 Ovoid/silinde 14.76 - - 13.089.


0022 r/sm 2x 2.363 1.672 1.672. 589
14.762
penyinaran
tanpa nestesi .363 .774 774

RDT000 Ovoid/silinde 22.09 - - 15.211.


0023 r/sm 3x 7.637 6.885 6.885. 789
22.097
penyinaran
tanpa anestesi .637 .848 848

Unit cost
Kode
Nama
Tindaka Varia Sel Sel
Produk Full Tarif
n ble Tarif Tarif
Cost Cost RS
dg FC dg VC
RDT000 Cervix 15.68 16.897.
0033 intrakaviter 1.225 129
15.681 1.215 1.215.
lengkap 2x
penyinaran .225 .904 904

RDT000 Cervix 23.59 - - 19.884.


0034 intrakaviter 7.885 3.713 3.713. 494
23.597
lengkap 3x
penyinaran .885 .391 391

RDTRPI Prosedur - - 898.97


0021 radioterapi 66.34 66.34 2
965.3 965.31
18 8 6 6

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pada tabel perhitungan unit cost diinvestigasi baik


harga pokok tetap maupun harga pokok variable sebagai
bahan pertimbangan dalam kebijakan penetapan tarif yang
akan dibahas pada bab berikut. Perbandingan antara harga
pokok tetap dengan harga pokok variable dilakukan untuk
beberapa tujuan antara lain:
a. Untuk mengetahui beban biaya bersama yang harus
dipikul oleh masing-masing unit kerja.
b. Untuk mengetahui proporsi biaya yang terkait langsung
dengan pelayanan kesehatan dengan biaya tidak
langsung yang merupakan beban rumah sakit untuk
menentukan break even point.
c. Untuk meningkatkan efisiensi biaya overhead rumah
sakit
d. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan habis
pakai dan obat-obatan untuk setiap tindakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
e. Untuk memberikan informasi kepada unit kerja dalam
penetapan target keuangannya secara komprehensif
setiap tahun
f. Untuk memberikan masukan dalam penyusunan
rencana kerja dan anggaran tahunan unit kerja setiap
tahun

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

g. Untuk menghitung target pengembalian investasi di


rumah sakit dan unit kerja
h. Untuk menyelaraskan antara target manajemen rumah
sakit secara keseluruhan dengan target unit kerja secara
parsial untuk perencanaan pengembangan rumah sakit
yang realistis
i. Sebagai bahan perencanaan investasi pengembangan
rumah sakit
B. TAHAP PENGHITUNGAN TARIF
1. Penjaringan Pendapat Proporsi Alokasi Biaya Langsung,
Biaya Tidak Langsung, dan Biaya Overhead dari Unit
Kerja

Hasil penghitungan unit cost dapat memberikan


masukan kepada pimpinan tentang struktur biaya yang
dapat mendukung pencapaian tujuan strategis rumah sakit.
Salah satu struktur biaya yang dapat mempengaruhi
surplus keuangan sakit adalah proporsi alokasi biaya
langsung, biaya tidak langsung dan biaya overhead dari
setiap unit kerja. Umumnya, rumah sakit menentukan
secara garis besar proporsi tersebut. Namun demikian,
masing-masing unit kerja terkadang memiliki pandangan
yang berbeda dengan pimpinan rumah sakit terkait
kewajaran proporsi alokasi. Selain itu, kesanggupan setiap
unit kerja dalam memikul biaya overhead rumah sakit
berbeda-beda. Oleh karena itu, penetapan proposi alokasi
bisa saja berbeda antara unit satu dengan unit lainnya.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Setelah pimpinan rumah sakit mendapatkan angka


unit cost untuk setiap tindakan pelayanan kesehatan, maka
akan nampak unit kerja mana yang proprosi jasa penyaji
pelayanan tindakan kesehatan terlalu besar persentasenya,
unit kerja mana yang kontribusinya signifikan terhadap
biaya overhead langsung dan tidak langsung, atau unit kerja
mana yang selama ini menjadi beban rumah sakit. Jika
biaya yang dikeluarkan unit kerja lebih besar daripada tarif
rumah sakit maka dapat dipastikan unit kerja tersebut
defisit dan perlu disubsidi. Oleh karena itu, pimpinan
rumah sakit perlu menetapkan alokasi proporsi alokasi
biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya overhead
dari setiap unit kerja secara berkeadilan. Besaran tersebut
dapat dicermati dari alokasi biaya per masing-masing
tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana ditampilkan
pada pada tabel 14.

Tabel 14 Contoh Proporsi Alokasi Biaya Sarana (Alat


Bahan Habis Pakai, dan Biaya Overhead) dan Biaya Jasa
Tenaga
Kesehatan di Unit Kerja Laboratorium Patologi Anatomi
Jasa Pelayanan
Nama
No Tindaka Sarana Tenaga Tarif
Parame
n Dokter Non
dis
Medis
1 Jaringan 60% 40% 100%
Kecil 61,3% 26,3% 12,5%
240.000 112.000 28.000 20.000 400.000
2 Slide PAP 60% 40% 100%
Smear 70,00% 17,50% 13%
90.000 42.000 10.500 7.500 150.000

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Secara umum alokasi proposi biaya dibagi atas biaya


sarana (alat, bahan habis pakai, dan overhead) dan biaya
jasa tenaga kesehatan. Sebagaimana diilustrasikan pada
tabel 14, persentase alokasi biaya sarana (alat, bahan habis
pakai, dan biaya overhead) memiliki besaran yang sama
yaitu 60%. Sedangkan total alokasi untuk jasa tenaga
kesehatan adalah 40%. Kebijakan ini merupakan kebijakan
umum rumah sakit. Sebagai ilustrasi, pada gambar 1
dicontohkan alokasi biaya sarana (alat, bahan habis pakai
dan biaya overhead) dan biaya jasa tenaga kesehatan untuk
rumah sakit. Contoh berikut dibuat dengan asumsi
pendapatan rumah sakit sebesar Rp 100 milyar per tahun.

Skema Penyusunan Tarif

Gambar 2 Alokasi Proporsi Biaya Sarana (Alat, Bahan


Habis Pakai, Biaya Overhead) dan Jasa Tenaga Kesehatan
Selanjutnya secara detail, alokasi jasa tenaga
kesehatan dibagi lagi berdasarkan jenis tenaga kesehatan,
misalnya dokter, perawat, anestesi, laboran, dan
sebagainya. Besaran alokasi jasa tenaga kesehatan untuk
setiap tindakan pelayanan kesehatan di setiap unit kerja
inilah yang diusulkan oleh pengelola unit kerja tersebut.
Oleh karena itu, pimpinan rumah sakit perlu melakukan
lokakarya untuk menjaring usulan unit kerja terkait.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Meskipun telah ditetapkan kebijakan rumah sakit


secara umum mengenai alokasi proporsi sarana (alat,
bahan habis pakai, dan biaya overhead) dan jasa tenaga
kesehatan, namun besaran proporsi dapat berubah karena
memperhitungkan pendapatan rumah sakit dan biaya
langsung terkait bahan habis pakai yang harus dibelanjakan
untuk menyajikan suatu tindakan pelayanan kesehatan,
biaya overhead dan biaya gaji secara keseluruhan. Sebagai
ilusrasi, pada gambar 1 disajikan pembagian alokasi
proporsi biaya bahan habis pakai dan biaya overhead
dengan jasa tenaga kesehatan.

2. Penghitungan Margin Setiap Tindakan Pelayanan Kesehatan


di Unit Kerja

Selanjutnya, sebagai bagian dari penghitungan unit cost,


pimpinan rumah sakit juga perlu menelaah kembali margin
dari setiap tindakan pelayanan kesehatan di setiap unit
kerja. Hal ini penting untuk mengetahui tindakan pelayanan
kesehatan yang defisit dan tindakan pelayanan kesehatan
mana yang surplus. Dengan demikian, dapat ditentukan
rencana perbaikan di masa yang akan datang melalui tarif,
penggantian alat kesehatan, penggantian merk bahan habis
pakai atau tindakan perbaikan lainnya. Sebagai ilustrasi,
tabel 15 menyajikan margin dari setiap tindakan pelayanan
kesehatan di unit kerja.

Tabel 15 Margin atas Full Cost dan Variable Cost untuk


Setiap Tindakan Pelayanan Kesehatan di Unit Kerja

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Laboratorium Patologi Anatomi

Selisih Margin Margin


Full Variabel Tarif UC vs. atas atas
No Jenis Pelayanan
Cost Cost Sekarang Tarif Full Variabel
Skrg Cost Cost

1 Jaringan kecil Rp Rp 300.749 Rp Rp 31% 33%


304.878 400.000 95.122

2 Jaringan sedang Rp Rp 484.085 Rp Rp 23% 24%


487.034 600.000 112.966

Selisih Margin Margin


Full Variabel Tarif UC vs. atas atas
No Jenis Pelayanan
Cost Cost Sekarang Tarif Full Variabel
Skrg Cost Cost

3 Jaringan besar Rp Rp 725.063 Rp Rp 10% 10%


727.423 800.000 72.577

4 Biopsi 1-2 jaringan Rp Rp 303.541 Rp Rp 31% 32%


305.900 400.000 94.100

5 Biopsi 3-4 jaringan Rp Rp 500.962 Rp Rp 19% 20%


503.322 600.000 96.678

6 Biopsi lebih dari 4 Rp Rp 801.144 Rp -Rp -0,4% -0,1%


jaringan 803.504 800.000 3.504

7 Slide PAP smear Rp Rp 150.309 Rp -Rp -2% 0%


152.669 150.000 2.669

8 Sitologi cairan Rp Rp 317.823 Rp Rp 23% 26%


efusi, ascites, 324.902 400.000 75.098
sputum, urin

9 FNAB superfisial Rp Rp 414.397 Rp Rp 18% 21%


423.245 500.000 76.755

10 FNAB deep Rp Rp 628.701 Rp Rp 18% 19%


(guidance) 635.779 750.000 114.221

11 Imunohistokimia Rp Rp 357.193 Rp Rp 39% 40%


(IHC) per antibody 359.553 500.000 140.447

12 IHC paket payudara Rp Rp 862.820 Rp Rp 35% 39%


(ER/ PR/ Her2) 886.415 1.200.000 313.585

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

13 Dst…............................

Margin atas full cost dihitung berdasarkan tarif


rumah sakit yang berlaku dikurangi dengan full cost lalu
dibagi full cost atau dinyatakan dalam formula berikut:

Margin atas full cost = (tarif – full cost)/full cost

Sedangkan margin atas biaya variable dihitung


berdasarkan tarif rumah sakit yang berlaku dikurangi
dengan variable cost lalu dibagi variable cost atau
dinyatakan dalam formula berikut:
Margin atas full cost = (tarif – variable
cost)/variable cost

Perhitungan antara margin berdasaran full cost


dengan margin berdasarkan variable cost dibutuhkan
untuk menentukan rencana perbaikan di masa yang akan
datang. Jika margin atas full cost mengalami defisit, maka
rencana perbaikan lebih luas mencakup keseluhan aktivitas
penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit. Misalnya,
peningkatan efisiensi pada biaya overhead, pengurangan
tenaga manajemen, atau penggantian alat kesehatan.
Namun, jika margin mengalami defisit atas variable cost,
maka rencana perbaikan hanya terkait dengan aktivitas dan
bahan habis pakai yang digunakan terkait dengan tindakan
pelayanan kesehatan. Perbaikan dapat berupa perbaikan
metode kerja untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan, penggantian merek bahan habis pakai, perbaikan
sistem monitoring penggunaan bahan habis pakai.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

C. TAHAP PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF


1. Perbandingan Unit cost dengan Rencana Tarif Baru

Setelah mendapatkan unit cost selanjutya pimpinan


rumah sakit memasuki fase penyusunan kebijakan
mengenai tarif baru rumah sakit. Tidak sedikit rumah sakit
yang memperbaharui buku tarifnya dengan hanya
mencetak ulang buku tarif lama tanpa penyesuaian dengan
dinamika lingkungan dan biaya riil yang dikeluarkan rumah
sakit. Seyogyanya, penyusunan kebijakan tarif baru rumah
sakit memperhatikan beberapa aspek antara lain unit cost.

Berdasarkan hitungan unit cost, maka dapat


dilakukan simulasi terhadap rencana tarif baru.
Perbandingan unit cost dengan rencana tarif baru dapat
memberikan gambaran surplus dan defisit yang akan
dialami rumah sakit pada setiap tindakan pelayanan
kesehatan di unit kerja. Tentu rumah sakit tidak dapat
memaksakan agar semua tindakan pelayanan kesehatan
surplus. Namun, dengan menelaah perbandingan tarif baru
dengan unit cost dapat ditentukan subsdi silang yang
secara keseluruhan masih memungkinkan rumah sakit
untuk mencapai tujuan strategisnya. Tabel berikut
menunjukkan perbandingan unit cost dengan rencana tarif
baru.

Tabel 16 Perbandingan Unit cost dengan Rencana Tarif


Baru pada Laboratorium Patologi Anatomi
Selisih
UC vs. Margin Margin atas
Jenis Variabel Tarif Usulan
No Full Cost Tarif atas Full Variabel
Pelayanan Cost Sekarang Tarif
Skrg Cost Cost

1 Jaringan kecil Rp Rp Rp Rp Rp 48% 50%


304.878 300.749 400.000 95.122 450.000

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

2 Jaringan sedang Rp Rp Rp Rp Rp 23% 24%


487.034 484.085 600.000 112.966 600.000

3 Jaringan besar Rp Rp Rp Rp Rp 10% 10%


727.423 725.063 800.000 72.577 800.000

4 Biopsi 1-2 Rp Rp Rp Rp Rp 43% 44%


jaringan 305.900 303.541 400.000 94.100 437.800

5 Biopsi 3-4 Rp Rp Rp Rp Rp 30% 31%


jaringan 503.322 500.962 600.000 96.678 656.700

6 Biopsi lebih dari Rp Rp Rp -Rp 3.504 Rp 9% 9%


4 jaringan 803.504 801.144 800.000 875.600

7 Slide PAP smear Rp Rp Rp -Rp 2.669 Rp 70% 73%


152.669 150.309 150.000 260.000

8 Sitologi cairan Rp Rp Rp Rp Rp 100% 105%


efusi, ascites, 324.902 317.823 400.000 75.098 650.000
sputum, urin

9 FNAB Rp Rp Rp Rp Rp 87% 91%


423.245 414.397 500.000 76.755 790.000
superfisial
10 FNAB deep Rp Rp Rp Rp Rp 18% 19%
635.779 628.701 750.000 114.221 750.000
(guidance)
11 Imunohistoki Rp Rp Rp Rp Rp 60% 61%
mia (IHC) per 359.553 357.193 500.000 140.447 575.000
antibody

12 IHC paket Rp Rp Rp Rp Rp 35% 39%


payudara 886.415 862.820 1.200.000 313.585 1.200.000

Selisih
UC vs. Margin Margin atas
Jenis Variabel Tarif Usulan
No Full Cost Tarif atas Full Variabel
Pelayanan Cost Sekarang Tarif
Skrg Cost Cost

(ER/ PR/
Her2)
13 Dst…....................
...

2. Penetapan Rumah Sakit yang Menjadi Kaji Banding

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Rumah sakit beroperasi di dalam suatu lingkungan


industri dimana terdapat pesaing rumah sakit. Oleh karena
itu, penetapan tarif juga perlu memperhitungkan
pendekatan pasar dalam menetapkan tarif pelayanan. Pada
intinya, penetapan tarif dengan mepertimbangkan
pendekatan ini disebabkan karena adanya persaingan antar
rumah sakit dan selera konsumen. Pada sebagian
masyarakat, mereka sudah lebih cerdas untuk melakukan
investigasi mengenai tarif pelayanan kesehatan. Tipe
konsumen seperti ini sensitif terhadap tarif pelayanan.
Mereka umumnya melakukan survey terlebih untuk
mengetahui tarif berbagai rumah sakit yang menyajikan
pelayanan kesehatan yang sama. Meskipun demikian, salah
satu karakterikstik pelayanan kesehatan adalah adanya
asimetri informasi. Masyarakat tidak memahami secara
detail tentang asek teknis medis pelayanan kesehatan. Olah
karena itu, sensitifitas masyarakat terhadap tarif hanya
signifikan pada masyarakat yang berpendidikan dan
terbiasa mencari informasi.

Namun, perlu diingat bahwa pasar rumah sakit bukan


hanya masyarakat yang menjadi pasien secara langsung.
Pasar rumah sakit terdiri atas pasar individual dan pasar
industry (Kotler, 2016). Pasar individu adalah konsumen
yang langsung menggunakan jasa pelayanan kesehatan
yang ditawarkan. Sedangkan pasar industri bagi rumah
sakit terdiri atas perusahaan dari hasil kerjasama dan
asuransi swasta. Pasien industri umumnya sangat jeli dan
memiliki kemampuan untuk menganalisis tarif diantara
rumah sakit – rumah sakit yang berpotensi menjadi
mitranya. Oleh karena itu, penetapan tarif rumah sakit
dengan membandingkan tarif dengan rumah sakit lain yang

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

menjadi kaji banding menjadi penting untuk menghasilkan


keunggulan bersaing.

Rumah sakit yang dijadikan kaji banding dapat dipilih


berdasarkan:
a. Kesamaan kelas rumah sakit
b. Kesamaan tindakan pelayanan
kesehatan yang ditawarkan
c. Jarak /wilayah operasi
d. Kesamaan pangsa pasar
e. Kesamaan fasilitas sarana rumah sakit
f. Kesamaan reputasi rumah sakit
g. Kesamaan kualifikasi dokter

Setidaknya ketujuh aspek di atas dapat digunakan sebagai


bahan pertimbangan dalam menetapkan rumah sakit yang
dijadikan kaji banding tarif.

Persaingan diantara rumah sakit dalam suatu wilayah


operasi yang sama sangat ditentukan oleh struktur pasar.
Jika jumlah rumah sakit di wilayah operasi yang sama atau
berdekatan dengan hanya sedikit, maka rumah sakit
melakukan kartel dengan rumah sakit lain dalam membagi
jenis pelayanan sehingga mereka dengan mudah dapat
menentukan harga yang paling menguntungkan. Rumah
sakit yang memiliki pangsa pasar umumnya dirujuk tarifnya,
sehingga tarifnya menjadi price leader. Sementara rumah
sakit yang lebih kecil dan berada dalam suatu lingkungan
persaingan yang ketat terpaksa harus menetapkan tarif

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

mengikuti ke tarif yang ditentukan rumah sakit yang pangsa


pasarnya besar.

3. Perbandingan Unit cost dan Tarif Rumah Sakit yang menjadi


Kaji Banding dengan Rencana Tarif

Dalam menyusun kebijakan tarif baru, perlu juga


dilakukan analisis pesaing dan analisis industry. Hal ini
penting untuk menjadi keunggulan bersaing rumah sakit di
era persaingan industry kesehatan yang semakin
kompetitif. Hal ini terutama menjadi sangat esensial jika
rumah sakit mentargetkan proposi pasien umum, pasien
asuransi swasta atau pasien kerjasama yang secara
signifikan akan mempengaruhi pendapatan dan surplus
tidaknya rumah sakit.

Perbandingan unit cost yang berlaku saat ini dengan


tarif berlaku memberikan umpan balik tentang efisiensi
penyelenggaraan rumah sakit. Selanjutnya perbandingan
tarif rumah sakit dengan tarif rumah sakit yang menjadi kaji
banding akan memberikan gambaran tentang posisi
keuanggulan operasi kita dari aspek pembiayaan.
Penawaran tarif yang kompetitif dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang baik akan menarik lebih banyak mitra
kerjasama baik dari instansi maupun asuransi swasta.
Transparansi tentang tarif yang kompetitif terhadap
masyakarat juga dapat meningkatkan animo masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang disajikan rumah sakit.
Perbandingan unit cost, tarif berlaku, dan tarif rumah sakit
yang menjadi kaji banding dapat menjadi dasar untuk
melihat seberapa kompetitif tarif baru yang direncakana.
Tabel berikut dapat menjadi inspirasi untuk menelaah
perbandingan tersebut.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tabel 17 Perbandingan Unit cost dan Tarif Rumah Sakit


yang menjadi Kaji Banding dengan Rencana Tarif pada
Laboratorium Patologi Anatomi
Selisih UC
Tarif
No Jenis Pelayanan Full Cost vs. Tarif RS A RS B RS C
Sekarang
Skrg

1 Jaringan kecil Rp 304.878 Rp 400.000 Rp 95.122 Rp 400.000 Rp 500.000 Rp 500.000

2 Jaringan sedang Rp 487.034 Rp 600.000 Rp 112.966 Rp 600.000 Rp 700.000 Rp 700.000

3 Jaringan besar Rp 727.423 Rp 800.000 Rp 72.577 Rp 800.000 Rp 900.000 Rp 900.000

4 Biopsi 1-2 jaringan Rp 305.900 Rp 400.000 Rp 94.100 Rp 437.800 Rp 700.000 Rp 700.000

5 Biopsi 3-4 jaringan Rp 503.322 Rp 600.000 Rp 96.678 Rp 656.700 Rp 900.000 Rp 900.000

6 Biopsi lebih dari Rp 803.504 Rp 800.000 -Rp 3.504 Rp 875.600 Rp 900.000 Rp 900.000

4 jaringan

8 Slide PAP smear Rp 152.669 Rp 150.000 -Rp 2.669 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000

9 Sitologi cairan Rp 324.902 Rp 400.000 Rp 75.098 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000


efusi, ascites,
sputum, urin

10 FNAB superfisial Rp 423.245 Rp 500.000 Rp 76.755 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000

Selisih UC
Tarif
No Jenis Pelayanan Full Cost
Sekarang
vs. Tarif RS A RS B RS C
Skrg

11 FNAB deep Rp 635.779 Rp 750.000 Rp 114.221 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000

(guidance)

12 Imunohistokimia Rp 359.553 Rp 500.000 Rp 140.447 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000

(IHC) per antibodi

13 IHC paket payudara Rp 886.415 Rp 1.200.000 Rp 313.585 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

(ER/
PR/ Her2)

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Sentral
No Jenis Pelayanan RS D RSUD E Diagnostik F RS D Usulan Tarif

1 Jaringan kecil Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 500.000 Rp 610.000 Rp 450.000

2 Jaringan sedang Rp 600.000 Rp 600.000 Rp 700.000 Rp 790.000 Rp 600.000

3 Jaringan besar Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 900.000 Rp 970.000 Rp 800.000

4 Biopsi 1-2 jaringan Rp 437.800 Rp 437.800 Rp 700.000 Rp 610.000 Rp 437.800

5 Biopsi 3-4 jaringan Rp 656.700 Rp 656.700 Rp 900.000 Rp 790.000 Rp 656.700

6 Biopsi lebih dari Rp 875.600 Rp 875.600 Rp 900.000 Rp 970.000 Rp 875.600


4 jaringan

8 Slide PAP smear Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 451.000 Rp 260.000

9 Sitologi cairan Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 650.000


efusi, ascites,
sputum, urin

10 FNAB superfisial Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.140.000 Rp 790.000

Sentral
No Jenis Pelayanan RS D RSUD E Diagnostik RS D Usulan Tarif
F
11 FNAB deep Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000
(guidance)

12 Imunohistokimia Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 575.000


(IHC) per antibodi

13 IHC paket payudara Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000


(ER/
PR/ Her2)

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

4. Kaji Posisi Struktur Pasar Masing-Masing Pelayanan Rumah


Sakit

Rumah sakit perlu memetakan posisi setiap tindakan


pelayanan kesehatan pada struktur pasar industry di
sekitarnya. Ada tindakan pelayanan kesehatan yang
struktur pasarnya persaingan sempurna, misalnya
pemeriksaan hematologi rutin. Pemeriksaan ini dapat
diperoleh di semua rumah sakit, klinik, apotek, atau
laboratorium dengan mudah. Oleh karena itu, tarif
tindakan pelayanan kesehatan yang berada pada sturktur
pasar seperti ini harus memiliki keungguan bersaing baik
dari segi tarif, kecepatan pelayanan, cara memeproleh
pelayanan, dan sebagainaya. Namun, ada juga tindakan
pelayanan kesehatan yang berada pada struktur pasar
monopoli atau oligopoli, misalnya radioterapi. Tidak semua
rumah sakit menyajikan pelayanan radioterapi. Mungkin
pelayanan radioterapi hanya disajikan rumah sakit lain di
provinsi yang berbeda.

Oleh karena itu, jika tarif radioterapi lebih mahal


dibanding rumah sakit lain yang menyajikan pelayanan
radioterapi di wilayah operasi yang berbeda, hal ini masih
dapat menjadi keunggulan bersaing. Selain itu, meskipun
ada rumah sakit lain yang menyajikan tindakan pelayanan
kesehatan yang sama, namun perbedaan kecanggihan alat
kesehatan yang dapat mempengaruhi hasil
diagnostik/terapi juga dapat menjadi dasar untuk
menetapkan harga berbeda tanpa dipengaruhi oleh rumah
sakit yang menjadi kaji banding atau unit cost. Jenis
tindakan pelayanan kesehatan yang termasuk pada
kategori ini dapat menghasilkan margin yang mensubsidi
pelayanan kesehatan lain di rumah sakit. Sebagai ilustrasi,

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

tabel berikut menyajikan perbandingan tarif untuk jenis


tindakan pelayanan kesehatan yang berada pada struktur
pasar yang berbeda.

Tabel 18 Perbandingan Tarif RS dengan Tarif RS yang


Menjadi Kaji Banding
No Struktur Pasar Tindakan Tarif RS A Tarif RS B Tarif RS
Pelayanan
Kesehatan
1 Monopoli/oligopoli Prosedur 1.071.257 1.350.000 1.200.000
radioterapi
3D/fraksi
menggunakan
Linac

2 Persaingan MSCT kepala 1.000.000 1.700.00 1.500.000


monopolistik

3 Persaingan Hematologi 60.000 50.000 55.000


sempurna rutin

5. Penetapan Prinsip Dasar Kebijakan Penetapan Tarif

Pimpinan rumah sakit menentukan tarif baru rumah


sakit dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Unit Cost

Pertama-tama, penetapan tarif perlu


memperhitungkan unit cost sebab biaya ini terkait

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

langsung dengan surplus dan defisit setiap tindakan


pelayanan kesehatan. Penetapan tarif yang dilakukan
hanya dengan meniru tarif rumah sakit sejenis lainnya
tidak menjamin rumah sakit dapat mencukupi biaya dari
setiap tindakan pelayanan kesehatan yang disajikannya.
Hal ini disebabkan setiap rumah sakit bersifat unik,
dimana struktur organisasi, mekanisme kerja, proses
operasi internalnya juga berbeda. Oleh karena itu,
penting sekali untuk menetapkan tarif berbasis pada
unit cost untuk menghasilkan tingkat recovery rate yang
baik. Selain itu, jika tarif ditetapkan berbasis pada unit
cost maka biaya overhead yang sebenarnya merupakan
tanggung jawab bersama seluruh unit kerja dapat dibagi
secara merata.

Selain itu, pembebanan biaya overhead pada


masing-masing unit kerja dapat sekaligus berfungsi
sebagai mekanisme check and balances terhadap
penggunaan biaya overhead tidak langsung. Misalnya,
jika biaya gaji manajemen, cleaning service, biaya
pemasaran, biaya listrik, biaya internet terlalu tinggi
maka unit kerja akan melakukan protes sebab
biayabiaya tersebut akan menjadi tanggungan bersama.
Oleh karena itu, transparansi dan keterlibatan unit kerja
secara aktif di dalam penetapan tarif berbasis unit cost
sekaligus melatih kepala unit kerja/instalasi untuk
berfikir secara ekonomis dan berperilaku efektif dan
efisien di dalam proses operasionalnya.

b. Biaya unit pendukung

Biaya unit pendukung akan mempengaruhi secara


tidak langsung besarnya unit cost untuk setiap tindakan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, biaya yang


dikeluarkan unit pendukung perlu ditekan seefisien
mungkin. Tidak jarang unit pelayanan medis
melontarkan keluhan atas besarnya biaya yang harus
ditanggung atas pengeluaran unit pendukung. Sebagian
tenaga kesehatan di rumah sakit bahkan terkadang
tidak menyadari akan pentingnya keberadaan unit
pendukung sehingga mereka merasa jerih payahnya
harus di donasikan untuk unit pendukung. Padahal,
peran unit pendukung dalam penyajian pelayanan
kesehatan bukan hal kecil. Tanpa dukungan unit
pendukung, maka adminsitrasi dan jaminan
keberlangsungn pelayanan kesehatan sulit tercapai.

Unit pendukung berfungsi mendukung unit


pelayanan medis dan unit penunjang pelayanan medis
untuk membantu mereka melaksanakan tugasnya.
Selain itu, unit pendukung juga bertugas mengorganisir
semua kegiatan pelayanan kesehatan, melakukan
manajemen sumber daya manusia, manajemen
keuangan, manajemen logistik, manajemen operasional,
manajemen pemasaran, adminsitrasi umum,
perencanaan, pengadaan, sistim informasi manajemen,
dan monitoring dan evaluasi, menjamin sistem
keamanan, dan sebagainya. Pada dasarnya, aktivitas
yang dilakukan oleh unit pelayanan medis dan unit
pelayanan penunjang saling berkaitan dan didukung
oleh unit pelayanan pendukung.

Keterkaitan penjelasan di atas dengan kebijakan


penyusunan tarif yang dilakukan pimpinan rumah sakit
adalah perlunya pimpinan rumah sakit mengevaluasi
secara bijaksana proporsi yang wajar dan rasional

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

antara biaya unit pendukung dengan unit pelayanan


medis dan pelayanan penunjang. Meskipun peranannya
bagi unit pelayanan medis dan unit pelayanan
penunjang nampak hanya sebatas pendukung, namun
proses operasional rumah sakit sulit terjamin
keberlangsungannya tanpa unit pelayanan pendukung.
Sebaliknya, biaya unit pelayanan pendukung yang
proporsinya terlalu besar dbanding unit pelayanan
medis dan unit pelayanan penunjang mencerminkan
gemuknya organisasi dan panjangnya birokrasi sehingga
menghambat fleksibilitas operasional. Dalam kasus
seperti ini akan terjadi free rider yaitu keberadaan
pegawai yang tidak memberikan kontribusi signifikan
tetapi tetap harus dibayar.
c. Tingkat pertumbuhan rumah sakit

Tingkat pertumbuhan rumah sakit juga perlu


dipertimbangkan dalam kebijakan penetapan tarif.
Rumah sakit baru akan lebih mudah menentukan tarif
sebab dapat menentukan unit cost dengan melakukan
studi banding ke rumah sakit lain. Selain itu, sumber
daya manusia rumah sakit lebih mudah dikelola sebab
perjanjian-perjanjian mengenai hak dan kewajiban
sudah dapat ditentukan secara tegas sejak awal.
Namun, di sisi lain rumah sakit baru terutama rumah
sakit swasta masih membutuhkan banyak investasi.
Tentunya investasi tersebut disertai harapan target
periode pengembalian modal investasi. Hal ini tentunya
berdampak pada penetapan tarif yang menguntungkan
sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pimpinan rumah sakit perlu mempertimbangkan


kebijakan penetapan tarif yang tidak terbebani oleh
kewajiban untuk pengembalian modal investasi secara
cepat. Jika pilihan tersebut dilakukan, maka rumah sakit
dapat kehilangan target pasar secara cepat karena gagal
bersaing dengan rumah sakit lain yang menyajikan
pelayanan kesehatan yang sama dengan tarif lebih
rendah. Sebaliknya, tarif untuk tenaga kesehatan perlu
dipikirkan agar dapat kompetitif terhadap rumah sakit
pesaing. Secara umum, nampaknya kebijakan ini dapat
meningkatkan biaya, namun pada jangka panjang dapat
menjadi keunggulan bersaing rumah sakit.
d. Tujuan strategis rumah sakit

Salah satu pertimbangan lain dalam penetapan


tarif adalah tujuan startegi rumah sakit. Masih terkait
dengan pertumbuhan rumah sakit, tujuan strategis
rumah sakit banyak ditentukan oleh business life cycle
nya. Beberapa tujuan strategis rumah sakit antara lain
adalah memaksimalkan pendapatan, mengurangi biaya,
meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan utilitas
suatu pelayanan kesehatan, menimalkan penggunaan
pelayanan kesehatan, penetapan target pasar,
memenangkan persaingan, dan sebagainya.

Memaksimalkan pendapatan umumnya dilakukan


dengan penetapan margin yang keuntungan yang besar
dibanding unit cost. Namun, strategi ini dapat dilakukan
jika pelayanan kesehatan dimaksud berada pada
struktur pasar monopoli, dimana tidak ada rumah sakit
lain di wilayah operasin yang menyajikan pelayanan
kesehatan tersebut. Mengurangi biaya dilakukan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

melalui peningkatan efisiensi dengan cara peningkatan


kontrol pada pada penggunaan bahan habis pakai,
perbaikan manajemen logistik dan distribusi bahan
habis pakai dan obat-obatan, mengurangi biaya untuk
kegiatan non value added seperti perayaan-perayaan,
dies natalis, dan sebagainya.

Upaya meningkatkan pangsa pasar biasanya


dilakukan melalui pemasaran intensif kepada
masyarakat dan pihak ketiga, antara lain dengan
menawarkan tarif yang kompetitif. Rumah sakit dapat
menetapkan tarif secara umum kemudian
memberlakukan tarif secara khusus kepada mitra
kerjasama atau asuransi swasta tertentu. Demikian
halnya dengan tujuan strategis peningkatan utilitas
pelayanan kesehatan, dapat dilakukan dengan cara sales
promotion yaitu pengurangan harga untuk suatu
periode tertentu. Misalnya: pap smear diskon 50%
selama 1 (satu) bulan. Teknik sales promotion juga
dapat digunakan untuk menghabiskan persediaan
bahan habis pakai yang hampir kadaluwarsa dengan
cara mendorong penjualan jangka pendek.

Terkadang rumah sakit bermaksud meminimalkan


utilisasi pelayanan kesehatan tertentu disebabkan
kekurangan tenaga kesehatan atau tidak mampu
mengendalikan unit cost untuk pelayanan kesehatan
tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi utilisasi
pelayanan kesehatan tersebut semaki besar defisit yang
dialami rumah sakit. Dalam kondisi ini, rumah sakit
terkadang memilih untuk meminimalkan utilisasi
pelayanan kesehatan tersebut sebab tidak mungkin
untuk meniadakannya jika pelayanan tersebut menjadi

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

syarat kelas rumah sakit. Upaya ini biasa dilakukan


dengan cara menetapkan tarif lebih mahal untuk
pelayanan kesehatan tertentu dengan harapan
masyakarat akan memilih rumah sakit lain untuk
pelayanan kesehatan tersebut.

e. Tarif rumah sakit dengan penetapan tarif INA CBGs

Bagi rumah sakit yang memiliki pangsa pasar


pasien menengah ke bawah atau pasien dengan
asuransi sosial, maka lebih aman jika menetapkan
tarifnya sedekat mungkin dengan tarif INA CBGs. Tarif
yang sama dengan INA CBGs akan memudahkan rumah
sakit untuk memiliki keunggulan bersaing dari sisi tarif.
Selain itu, menggunakan INA CBGs sebagai acuan akan
membantu rumah sakit untuk mengendalikan biaya-
biaya serta menetapkan tarif secara rasional terutama
untuk jasa tenaga kesehatan dan efisiensi penggunaan
bahan habis pakai.
f. Tarif setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah
sakit yang menjadi kaji banding

Rumah sakit juga perlu membandingkan tarif baru


yang akan ditetapkan dengan tarif di rumah sakit. Hal ini
akan membantu rumah sakit dalam memposisikan
dirinya di dalam industry persaingan di wilayah operasi
rumah sakit. Keterangan lebih lanjut dijelaskan pada sub
bab III.C.4
g. Keberterimaan proporsi alokasi biaya sarana (alat,
bahan habis pakai, dan biaya overhead) dan biaya
tenaga jasa kesehatan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Tidak jarang terjadi perdebatan anatar unit kerja terkait


proporsi alokasi biaya sarana dan biaya jasa tenaga
kesehatan. Tidak dapat dipungkiri adanya ego sectoral
dalam hal ini. Unit pelayanan medis dapat merasa
sebagai tiang penyangga utama pelayanan kesehatan
sehingga berhak mendapatkan proporsi yang lebih
besar. Sebaliknya, unit pelayanan pendukung juga dapat
merasa bahwa biaya bersama seperti gedung,
manajemen, listrik, air, dan sebagainya perlu terjamin
sehingga proporsi alokasi biaya sarana (alat, bahan
habis pakai, dan biaya over head) harus proporsional
secara rasional dengan biaya jasa tenaga kesehatan.
Dalam hal ini, proporsi alokasi di rumah sakit pesaing
dapat dijadikan acuan, selain kemampuan manajemen
sumber daya manusia untuk melakukan strategi retensi
yang efektif.
h. Subsidi silang

Subsisi silang tidak dapat dihindari di dalam penetapan


tarif pelayanan kesehatan. Beberapa tindakan
pelayanan kesehatan mengalami defisit sedangkan yang
lainnya surplus. Namun, tidak mungkin untuk memilih
hanya menyajikan tindakan pelayanan kesehatan yang
surplus. Selain itu, beberapa tindakan pelayanan
kesehatan disajikan dengan menggunakan alat yang
mungkin biaya bahan habis pakainya cukup mahal.
Sementara, untuk mengganti alat tersebut juga
memerlukan biaya investasi yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, pimpinan rumah sakit perlu memetakan
secara keseluruhan tarif tindakan pelayanan kesehatan

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

serta membuat prediksi utilisasinya sehingga dapat


terjadi subsidi silang yang tidak merugikan rumah sakit.
i. Keseuaian dengan daya beli masyarakat (ability to pay)

Tarif rumah sakit perlu disesuaikan dengan


kemampuan membayar masyarakat. Oleh karena itu,
survey daya beli masyarakat seyogyanya dilakukan
sebelum investasi pembangunan rumah sakit dan
pembelian alat termasuk penetapan jenis pelayanan
kesehatan yang akan disajikan. Jika rumah sakit
menyajikan pelayanan kesehatan yang tidak mampu
terbeli oleh masyarakat, maka rumah sakit dapat
mengalami defisit akibat investasi dan biaya operasional
j. Kesesuaian dengan kesediaan membayar masyarakat
(willingness to pay)

Tarif rumah sakit dapat ditetapkan dengan margin


yang cukup besar jika dipandang bahwa masyarakat
memiliki kesediaan membayar terhadap pelayanan
kesehatan tersebut pada tarif tertentu. Survey
kesediaan membayar perlu dilakukan di awal sama
halnya survey daya beli masyarakat. Jika masyarakat
masih bersedia membeli walaupun dengan tarif yang
cukup tinggi, maka rumah sakit dapat menjadikan data
ini sebagai masukan dalam melakukan subsidi silang.

D. SOSIALISASI TARIF BARU RUMAH SAKIT


Rumah sakit perlu memutakhirkan tarifnya setiap tahun.
Setiap kali selesai memutakahirkan tarif baru, maka rumah
sakit perlu melakukan sosialsiasi kepada seluruh civitas

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

hospitalia (seluruh sumber daya manusia rumah sakit).


Selanjutnya, tarif baru tersebut juga perlu dideseminasikan
kepada stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan, dan
sebagainya. Tarif terkait pelayanan kesehatan juga perlu
dimutakhirkan dalam informasi tarif ke masyarakat.

Proses sosialisasi sebaiknya dilakukan dengan


mengundang seluruh civitas hospitalia dalam sebuah
pertemuan agar dapat dijelaskan rasional penetapan tariff.

Hal ini penting untuk meminimalkan ketidakpuasan unit kerja


tertentu terkait keputusan tarif. Sekedar membagikan buku
tarif rumah sakit yang baru tidak cukup. Buku tarif yang baru
terkadang malas dibaca dan tidak tersentuh oleh stakeholders
terkait. Persoalan terkadang muncul ketika tarif baru
dimmplementasikan terhadap pelayanan yang kemudian
menimbulkan pertanyaan atau ketidaksetujuan dari unit kerja.
Oleh karena itu, acara sosialisasi tarif sebaiknya dirangkaikan
dengan agenda menarik lannya untuk meningkatkan animo
civitas hospitalia untuk hadir.

Beberapa hal yang terkadang membuat civitas


hospitalia merasa enggan untuk menghadiri sosialisasi tarif
baru disebabkan praktek pemutakhiran tarif yang dilakukan
rumah sakit. Beberapa kebiasaan kurang baik yang sering
dilakukan oleh rumah sakit terkait pemutakhiran tarif adalah
sebagai berikut:
1. Rumah sakit hanya mengulangi tarif lama dan
mencantumkan tahun yang baru di sampul buku tarif
rumah sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

2. Rumah sakit menetapkan tarif dengan menaikkan tarif


lama sejumlah pesentase tertentu

3. Rumah sakit menaikkan tarif hanya pada pelayanan


tertentu

Namun, jika Rumah sakit menetapkan tarif berdasarkan


analisis unit cost, analisis pesaing, peraturan pemerintah, dan
analisis startegi rumah sakit secara komprehensif, maka
civitas hospitalia akan merasa lebih terlibat dan memahami
rasional penetapan tarif rumah sakit.

Referensi

Aidemark, L., and L. Lindkvist. (2004). Management Accounting in


public and private hospitals: A comparative study.
Studies in Managerial and Financial Accounting 14: 427445

Cleverly, W.O. (2002). The Hospital Cost Index: A New Way to


Asses Relative Cost-Efficiency. Healthcare Financial
Manajement. 56(7): 36-42.

Eldenburg, L., and R. Krishnan. (2007). Management accounting


and control in health care: An economics perspective.
Handbook of Management Accounting Research,
Chapman (ed.), Hopwood (ed) and Shields (ed). Elsevier
Oxford, UK

Folland, S., Goodman, AC., & Stano, M. (2001). The Economics of


Health and Health Care. Third Edition. New Jersey. Prentice
Hall.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Gani, Ascobat. (1997). Analisis Biaya Rumah Sakit


(PedomanPedoman Pokok Dalam Analisa Biaya Rumah
Sakit).

Disajikan Pada Pelatihan Penyusunan Pola Tarif Rumah


Sakit Pemerintah di lingkungan Ditjen Pelayanan Medik
Tahun Anggaran 1996/1997. Cisarua: Bogor.

Hansen & Mowen. (2005). Manajemen Biaya, Edisi bahasa


Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Empat.

Hill, C., & Jones, G. (2007). Strategic management: An integrated


approach. 7th Ed. Boston: Houghton Mifflin.

Kim, W., & Mauborgne, R. (2005). Blue ocean strategy: How to


create uncontested market space and make the
competition irrelevant. Boston MA: Harvard Business
School Press.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing


Management, 15th Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall,
Inc.

Mathauer, I., & Wittenbecher, F. (2013). Hospital Payment


Systems Based on Diagnosis Related Groups: Experiences
in Low-and Middle-Income Countries. Bulletin World
Health Organization. 91(2): 746-756.

Mouritsen, J., & Kreiner, K. (2016). Accounting, decisions and promises.


Accounting, Organizations and Society, 49(1), 21-31.

Naranjo-Gil, D., and F. Hartmann. (2007). Management


accounting systems, top management team heterogeneity

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

and strategic change. Accounting, Organizations and


Society 32(7-8): 735-756.

Pemerintah Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan No.


69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Berita
Negara RI Tahun 2013, No 1392. Jakarta: Menkumham RI.

Pemerintah Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No.


27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian
Case Base Groups (Ina-CBGs). Berita Negara RI Tahun 2014,
No 795. Jakarta: Menkumham RI.

Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan No.


86 Tahun 2015 tentang Pedoman Akuntansi Penyusunan
Laporan Keuangan Berbasis Akrual Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan. Berita Negara RI Tahun 2016, No
107. Jakarta: Dirjen Kemenkumham RI.

Pemerintah Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan No.


76 Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesian Case Base
Groups (Ina-CBG) dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional. Berita Negara RI Tahun 2017, No 92. Jakarta:
Dirjen Kemenkumham RI.

Sudirman, I., Sidin, I., & Hamid, N. (2018). From Concept to The
Practices of the Accountability of Hospitals in Indonesia.
Research Report.

Sudirman, I., Sidin, I., & Hamid, N. (2019). Pengembangan Model


Akuntabilitas Rumah Sakit; Studi Kasus Pada Rumah Sakit

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Makassar: Penerbit


Nas Media Pustaka.

Sudirman, I., Sidin, I., & Hamid, N. (2019). Measuring Hospital


Accountability. Research Report.

World Health Organization (WHO). (2005). Achieving universal


health coverage: Developing the health financing system.
Technical brief for policy-makers. Number 1, 2005. World
Health Organization, Department of Health Systems
Financing, Health Financing Policy.

Zimmerman, J.L. 2001. Conjectures regarding empirical


managerial accounting research. Journal of Accounting and
Economic 32(1-3): 411-427.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BAB IV PENUTUP

Buku penetapan tarif berdasarkan unit cost ini disusun


berdasarkan pengalaman penulis dalam menetapkan tarif di
rumah sakit. Dari pengalaman penulis, perubahan struktur tarif
yang seara komprehensif memperhitungkan unit cost, posisi
persaingan, ability to pay, willingness to pay, dan tujuan
strategis, serta kondisi internal rumah sakit sangat signifikan
membantu memperbaiki struktur keuangan rumah sakit.
Sebaliknya, penetapan tarif yang hanya mengikuti tarif di rumah
sakit lain tidak membantu rumah sakit memperbaiki kondisi
keuangannya. Disadari bahwa perhitungan unit cost di rumah
sakit bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan kerja keras di
awal hasil yang dicapai akan lebih baik. Jika rumah sakit telah
memiliki model penghitungan unit cost, maka di masa yang akan
datang proses ini menjadi lebih mudah. Unit kerja tinggal
menginput biaya dan pendapatannya sehingga dapat dengan
mudah diperbaharui unit cost termutakhir dari rumah sakit.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

BIOGRAFI PENULIS

Dr. Indrianty Sudirman, SE., M.Si. Lahir


di Ujung Pandang, tanggal 28 Januari 1969.
Lulus S1 tahun 1992, lulus S2 tahun 1998, dan
lulus S3 tahun 2002 di Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin. Saat ini adalah dosen
tetap Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Mengampu mata kuliah
manajemen strategi, manajemen pemasaran, corporate strategy,
etika bisnis dan riset manajemen. Disamping itu saat ini penulis
menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Majelis Wali Amanat (MWA)
Universitas Hasanuddin, Ketua Unit Implementasi Proyek
Pengembangan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Asesor
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Departemen Pendidikan Nasional, dan Interviewer Beasiswa LPDP
Kemendikbud Indonesia. Pernah menjabat sebagai Direktur
Administrasi Umum, SDM dan Keuangan Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin tahun 2014-2018. Aktif menulis jurnal ilmiah dan menjadi
narasumber dalam berbagai seminar dan pelatihan tentang
manajemen ataupun akreditasi baik nasional maupun internasional.

1
Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost

Pernah menulis buku Topik-Topik Riset Manajemen Strategik dan


buku Penerapan Orientasi Pasar di Rumah Sakit Ditelaah dari Multi
Perspektif Strategi tahun 2012.

1
Indrianty Sudirman

103
104

Anda mungkin juga menyukai