Anda di halaman 1dari 12

76| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.

1 Edisi April 2016, 76-87

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA


PADA PRAKTIKUM SISTEM DAN LINGKUNGAN

Mega Listiani*, Noor Fadiawati, Ila Rosilawati


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

*Corresponding author, tel/fax : 082280250366


email: megalistiani400@yahoo.com

Abstract: Development of Performance Assessment Instrument on System and


Surrounding Experiment. The research and development about performance
assessment on experiment of determining the system type has been done. The
performance assessment instrument which has been developed having the
characteristics of among others a simple product, efficient, and easy to be used.
Based on validation, validator gave an assess to construction, readability, and
product suitability aspects in very high criteria with the percentage of them were
93.33%, 86.67%, and 100%, respectively. In other hands, teachers also gave and
assess to them aspects in high criteria persentage of them were 73.34%, 80%,,
dan 80%, respectively. Base on the result, performance assessment instrument
which has been developed was said simple, efficient, and easy to be used.

Keywords: research and development, performanceassesmen instrument,system


and surrounding,thermochemistry

Abstrak: Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum


Sistem dan Lingkungan. Penelitian dan pengembangan ini telah mengembang-
kan instrumen asesmen kinerja menentukan jenis-jenis sistem. Instrumen penilai-
an kinerja yang telah dikembangkan memiliki karakteristik antara lain produk
yang sederhana, efisien, dan mudah untuk digunakan. Hasil validasi ahli terhadap
aspek konstruksi, keterbacaan, dan keterpakaian produk berturut-turut yaitu
93,33%, 86,67%, dan 100% dengan kriteria sangat tinggi. Tanggapan guru ter-
hadap aspek konstruksi, keterbacaan dan keterpakaian produk berturut-turut yaitu
73,3%, 80%, 80%. Instrumen asesmen kinerja yang telah dikembangkan
dikatakan sederhana, efisien, dan mudah untuk digunakan.

Kata kunci: instrumen asesmen kinerja, penelitian dan pengembangan, sistem


dan lingkungan, termokimia

PENDAHULUAN kompetensi sikap, pengetahuan, dan


Asesmen merupakan penilaian keterampilan (Stiggins, 1994; Tim
proses, kemajuan dan hasil belajar Penyusun, 2013b, Tim Penyusun,
siswa (Stiggins, 1994). Asesmen ter- 2014a). Kompetensi keterampilan
hadap proses pembelajaran harus siswa dapat diukur menggunakan
memenuhi standar penilaian, salah asesmen kinerja (Stiggins, 1994;
satunya yaitu holistik atau menyelu- Phelps dkk., 1997; Abrahams dkk.,
ruh (tim penyusun, 2014a). Asesmen 2013; Rasp, 1998; Palm, 2008; Wren,
hasil belajar siswa yang sesuai dengan 2009; Rowe dkk., 2013; Tim
standar penilaian tersebut mencakup penyusun, 2013b,).
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |77

Asesmen kinerja merupakan pe- kompetensi tersebut, siswa harus


nilaian yang melibatkan siswa dalam memahami konsep sistem dan
suatu kegiatan yang menuntut siswa lingkungan. Dalam pembelajarannya,
untuk unjuk kemampuan baik dalam konsep sistem dan lingkungan di-
keterampilan dan atau berkreasi bangun dengan kegiatan praktikum.
mengenai produk tertentu sebagai Dengan demikian kegiatan praktikum
perwujudan dari penguasaan pengeta- tersebut perlu diases. Sebagai bukti
huan (Stiggins, 1994). Asesmen bahwa telah dilakukan asesmen, maka
kinerja juga dapat diartikan sebagai perlu dibuat instrumen asesmen kiner-
informasi yang dibutuhkan diberikan ja yang sesuai dengan materi yang
kepada seseorang untuk menghasil- disampaikan dan kondisi dalam pro-
kan respon yang dapat dinilai ses pembelajaran agar dapat mening-
(Strecher, 2010). Asesmen kinerja katkan efektivitas dan efesiensi
umumnya sebagai bentuk pengujian pembelajaran (Palm, 2008; Wulan,
yang menuntut siswa untuk melaku- 2008).
kan tugas dari pada memilih jawaban Sebagian besar guru belum mem-
dari daftar siap pakai (Wren, 2009). buat instrumen asesmen kinerja dan
Asesmen kinerja sangat penting keterlaksanaan asesmen kinerja masih
dalam pembelajaran karena memberi rendah (Amelia dkk., 2015). Hal
peluang yang lebih besar kepada guru tersebut bersesuaian dengan hasil
untuk mengenali siswa secara lebih studi pendahuluan yang dilakukan
utuh karena pada kenyataannya tidak oleh beberapa peneliti yang meng-
semua siswa yang kurang berhasil ungkapkan bahwa umumnya kegiatan
dalam tes objektif atau tes uraian biasa- praktikum telah dilaksanakan oleh
nya dikatakan tidak terampil (Stiggins, siswa, namun guru tidak maksimal
1994). Asesmen kinerja dilakukan dalam melakukan penilaian kinerja
dengan cara mengamati kegiatan siswa (Wulan, 2007; Karviani dkk., 2015;
dalam melakukan sesuatu (Tim Lestari dkk., 2015; Novalia dkk.,
Penyusun, 2014b). Oleh karena itu, 2015; Oktriawan dkk., 2015, Saputra
asesmen kinerja ini cocok digunakan dkk., 2015,). Sebagian besar guru
untuk menilai ketercapaian kompetensi hanya melakukan penilaian terhadap
yang menuntut peserta didik untuk me- keaktifan siswa dalam bertanya atau
lakukan tugas tertentu seperti praktikum menyampaikan pendapat, kedisiplin-
di laboratorium (Phelps dkk., 1997; an, dan kerjasama (Amelia dkk.,
Kunandar, 2011; Tim Penyusun, 2015; Novalia dkk., 2015; Oktriawan
2014b). dkk., 2015). Hal ini disebabkan
Salah satu cabang ilmu yang erat sebagian besar guru tidak paham
kaitannya dengan praktikum di labora- mengenai instrumen asesmen kinerja
torium yaitu kimia. Dalam pembel- dan belum pernah membuat instru-
ajaran kimia banyak kompetensi yang men asesmen kinerja (Wulan,
harus dicapai siswa melalui proses- 2007;Amelia dkk., 2015; Novalia
proses kinerja di laboratorium. Salah dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015).
satu kompetensi tersebut adalah KD 4.4 Fakta tersebut diperkuat dengan
kelas XI yaitu merancang, melakukan, penelitian pendahuluan pada tiga
dan menyimpulkan serta menyajikan sekolah di kota Bandar Lampung
hasil percobaan reaksi eksoterm dan dengan responden sebanyak 3 guru
reaksi endoterm (Tim Penyusun, dan 60 siswa. Dari kegiatan tersebut
2014b). Syarat untuk mencapai diperoleh hasil bahwa guru jarang
78| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 76-87

melakukan kegiatan praktikum pada kategori produk yang dihasilkan


materi sistem dan lingkungan. Prak- sangat baik.
tikum hanya dilakukan pada materi- Mengingat belum ada yang
materi tertentu saja, hal ini karena mengembangkan instrumen asesmen
keterbatasan waktu untuk melaksana- kinerja pada praktikum sistem dan
kan semua kegiatan praktikum. Guru lingkungan, maka perlu dikembang-
yang mengadakan kegiatan praktikum kan instrumen asesmen kinerja pada
pada materi sistem dan lingkungan praktikum tersebut. Oleh karena itu,
tidak melakukan penilaian kinerja dalam artikel ini akan dipaparkan
siswa dan penilaian hanya dilakukan hasil pengembangan instrumen ases-
pada keaktifan bekerja dalam kelom- men kinerja pada praktikum sistem
pok. dan lingkungan.
Penelitian lainnya mengungkap-
kan kendala yang menyebabkan ren- METODE
dahnya pelaksanaan asesmen kinerja Desain penelitian yang digunakan
dalam pembelajaran, yaitu model pada penelitian ini adalah Research
asesmen yang dicontohkan tidak se- and Development (R&D). Langkah-
suai dengan sekolah di Indonesia langkah yang dilakukan sesuai
yang tiap kelas memiliki jumlah dengan langkah menurut Borg Gall
siswa cukup banyak. Selain itu aturan dan Gall (Sukmadinata,2011). Peneli-
dan prosedur yang rumit membuat tian ini hanya dilakukan sampai tahap
asesmen sulit dipelajari dan revisi hasil uji coba karena ke-
diaplikasikan (Wulan, 2008). terbatasan waktu dan kemampuan
Instrumen asesmen kinerja yang peneliti masih kurang dalam malaku-
sederhana, efisien, dan mudah di- kan tahap selanjutnya.
gunakan oleh guru dalam mengases
kinerja siswa sangat dibutuhkan pada Tahap penelitian dan pengumpulan
saat ini (Wulan, 2008). Skenario baru data
implementasi asesmen kinerja meru- Pada tahap ini dilakukan studi li-
pakan suatu gagasan baru yang dapat teratur dan studi lapangan. Dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam studi literatur, dikaji kurikulum, buku
skenario baru tersebut untuk menilai dan jurnal mengenai asesmen kinerja,
kinerja semua siswa dalam satu kelas, dan analisis instrumen asesmen kiner-
hanya memerlukan satu lembar kertas ja terdahulu. Studi lapangan dilaku-
HVS yang berisi rubrik sederhana kan di tiga SMA di kota Bandar
sehingga dapat memudahkan guru Lampung. Data diperoleh dari hasil
dalam mengases kinerja dengan jum- pengisian kuesioner yang disebarkan
lah siswa yang cukup banyak (Wulan, kepada 60 siswa kelas XI dan tiga
2008). Beberapa peneliti telah guru kimia.
mengembangkan instrumen asesmen Data hasil pengisian kuesioner
kinerja seperti skenario baru tersebut, pada studi lapangan dianalisis dengan
yaitu Amelia, dkk., Oktriawan, dkk., cara diklasifikasi, dihitung frekuensi
dan Novalia, dkk., (2015), pada jawabannya dan dihitung persentase
praktikum faktor-faktor yang mem- jawaban guru dan siswa mengguna-
pengaruhi laju reaksi, serta Lestari, kan rumus sebagai berikut:
dkk., (2015) yang mengembangkan ™-L
instrumen asesmen kinerja pada prak- % Jin = x 100 %
1
tikum pemisahan campuran dengan dengan %Jin merupakan persentase
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |79

pilihan jawaban tiap butir pertanyaan jawaban kuesioner-i instrumen


pada kuesioner instrumen asesmen ki- asesmen kinerja praktikum sistem dan
nerja praktikum sistem dan ling- lingkungan, ¦ S merupakan jumlah
kungan ™Ji merupakan jumlah res-
skor jawaban dan Smaks adalah skor
ponden yang menjawab jawaban-i
maksimum (Sudjana, 2005).
dan N merupakan jumlah seluruh
Persentase skor jawaban ditafsirkan
responden (Sudjana, 2005).
menurut Sugiyono (2010) yang di-
tunjukkan pada Tabel 2.
Tahap perencanaandan pengem-
bangan draf awal
Tabel 2. Tafsiran persentase skor
Pada tahap ini dibuat rancangan
Persentase Kriteria
produk yang akan dihasilkan, yaitu
80,1 ± 100 Sangat tinggi
terdiri dari tugas kinerja dan rubrik
60,1 ± 80 Tinggi
dengan karakteristik mudah diguna-
40,1 ± 60 Sedang
kan oleh guru yaitu tugas kinerjanya
20,1 ± 40 Rendah
tidak banyak dan rubriknya sederhana
0,0 ± 20 Sangat rendah
(Fraenkel dkk., 2012; Wulan, 2008).
Instrumen asesmen kinerja pada
praktikum sistem dan lingkungan Tahap uji coba lapangan awal
dibuat sesuai dengan prosedur prak- Tahap ini meliputi uji keterlaksa-
tikum menggunakan alat penentuan naan dan uji coba lapangan awal. Uji
jenis-jenis sistem berbasis gelas. keterlaksanaan dilakukan oleh 10
Pengembangan dilakukan sesuai mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP
dengan rancangan yang telah dibuat Universitas Lampung yang bertujuan
pada tahap perencanaan. Selanjutnya untuk mengetahui apakah tugas
produk yang dihasilkan divalidasi kinerja maupun rubrik yang dibuat
oleh dua orang dosen Pendidikan telah sesuai dengan keterlaksanaan
Kimia Universitas Lampung. Aspek- sehingga dapat memperbaiki in-
aspek yang divalidasi meliputi aspek strumen asesmen kinerja yang di-
konstruksi, aspek keterbacaan, dan kembangkan. Sedangkan uji coba la-
aspek keterpakaian produk. Selanjut- pangan awal dilakukan di SMAN 5
nya data yang diperoleh diskor Bandar Lampung. Instrumen yang di-
dengan menggunakan skala Likert gunakan berupa kuesioner tanggapan
yang ditunjukkan pada Tabel 1. guru. Aspek-aspek yang dinilai yaitu
(Sugiyono, 2010). aspek keterbacaan, aspek konstruksi,
dan aspek keterpakaian produk.
Tabel 1. Skala Likert Teknik analisis data kuesioner
Pilihan Jawaban Skor tanggapan guru dilakukan dengan
Sangat Setuju (SS) 5 cara yang sama dengan teknik analisis
Setuju (ST) 4 kuesioner validasi ahli.
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Revisi hasil uji coba
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Revisi hasil uji coba dilakukan
dengan menambahkan hal-hal yang
Skor yang dihasilkan dihitung perlu dan mengurangi hal-hal yang
persentasenya menggunakan rumus: tidak perlu sesuai dengan saran yang
%X
¦ S u 100% diberikan pada hasil uji coba
in
S maks instrumen asesmen kinerja yang telah
% X in
dengan merupakan persentase dilaksanakan.
80| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 76-87

HASIL DAN PEMBAHASAN siswa tidak melakukan praktikum


Hasil menganalisis kurikulum sistem dan lingkungan. Kegiatan
yaitu diperoleh rencana pelaksanaan praktikum yang umumnya dilakukan
pembelajaran (RPP), dari buku dan yaitu membedakan larutan elektrolit
jurnal diperoleh komponen-kompo- dan non elektrolit, laju reaksi dan
nen pada asesmen kinerja, langkah perubahan entalpi.
membuat asesmen kinerja dan kriteria Sebanyak 90% siswa menyatakan
asesmen kinerja yang baik. Selain itu, kegiatan praktikum membantu dalam
dari jurnal juga diperoleh instrumen memahami materi sistem dan ling-
asesmen kinerja yang telah dikem- kungan, dan sebanyak 98% siswa
bangkan terdahulu. manyatakan kinerja praktikum yang
Studi lapangan yang telah dilaku- dilakukan dinilai oleh guru, namun
kan dengan responden tiga guru dan sebanyak 91% siswa tidak mengeta-
60 siswa, memberikan hasil bahwa hui aspek yang dinilai saat melakukan
guru tidak selalu mengadakan kegiat- praktikum pada materi sistem dan
an praktikum. Sebanyak 33,3% guru lingkungan, dan semua siswa menya-
yang mengadakan kegiatan praktikum takan penilaian kinerja pada saat
pada materi sistem dan lingkungan. praktikum penting untuk dilakukan
Guru yang melaksanakan kegiatan karena dapat membuat siswa lebih
praktikum sistem dan lingkungan hati-hati, cermat, disiplin, terampil,
tidak menggunakan tugas kinerja dan teliti.
beserta rubrik untuk mengases kinerja Selanjutnya membuat rancangan
siswa, sehingga guru menilai kinerja atau desain produk, hal ini didasarkan
semua siswa yang melakukan kinerja pada studi literatur dan studi
praktikum dengan skor yang sama lapangan. Berdasarkan studi tersebut
tanpa mempertimbangkan benar atau diketahui bahwa tugas kinerja yang
tidaknya kinerja yang dilakukan oleh ada pada umumnya rinci sehingga
siswa. Hal tersebut karena jumlah jika disusun rubrik berdasarkan tugas
siswa yang cukup banyak dalam kinerja tersebut, rubrik yang diha-
setiap kelas yaitu 39 siswa sehingga silkan sangat kompleks. Tugas kinerja
untuk menilai setiap siswa dengan rinci dan rubrik yang sangat
kinerja yang banyak sangat sulit kompleks ini dapat digunakan untuk
dilakukan oleh guru. mengases siswa dalam jumlah sedikit
Selain itu, semua guru juga tidak namun sulit dilakukan oleh guru
pernah membuat instrumen asesmen dalam mengases kinerja siswa dalam
kinerja, baik untuk materi sistem dan jumlah yang banyak seperti sekolah
lingkungan maupun materi yang lain. yang ada di Indonesia.
Guru juga menyatakan tidak paham Berdasarkan hal tersebut di atas,
mengenai instrumen asesmen kinerja. instrumen asesmen yang dikembang-
Oleh sebab itu, semua guru menyata- kan didesain agar mudah dilakukan
kan perlu dikembangkan instrumen oleh guru dalam mengases kinerja
asesmen kinerja yang mudah diguna- siswa dalam jumlah banyak. In-
kan oleh guru. strumen asesmen kinerja yang mudah
Respon siswa terhadap kuisioner digunakan tersebut harus memiliki
yang diberikan yaitu sebanyak 97% tugas kinerja tidak banyak dan
siswa menyatakan tidak selalu rubriknya sederhana (Fraenkel dkk.,
melakukan kegiatan praktikum pada 2012; Wulan, 2008). Agar dapat
pembelajaran kimia. Sebanyak 95% menentukan tugas kinerja yang akan
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |81

diases maka perlu disusun tugas zatnya, urutan memasukkan NH4Cl


kinerja secara rinci. Tugas kinerja kemudian NaOH merupakan urutan
rinci disajikan pada Tabel 3. yang dapat menghasilkan perubahan
suhu yang maksimal, apabila urutan
Tabel 3. Tugas kinerja rinci memasukkan zat tersebut terbalik
No Aspek Kinerja maka kemungkinan perubahan suhu
1 Memakai perlengkapan praktikum sangat kecil atau bahkan tidak dapat
(jas lab, masker dan sarung tangan)
2 Menimbang zat (NH4Cl dan NaOH)
terdeteksi sehingga menimbulkan
3 Mengukur volume akuades hasil percobaan tidak sesuai dengan
4 Memasukkan zat (NH4Cl dan teori.
NaOH) ke dalam reaktor Begitu pula pada menutup
5 Menuangkan akuades ke dalam reaktor dengan sumbat karet. Kinerja
reaktor
6 Menutup reaktor dengan sumbat ka-
yang tepat pada menutup reaktor
ret (sistem tertutup dan sistem dengan sumbat karet yaitu menutup
terisolasi) hingga rapat, hal ini karena menutup
7 Membersihkan alat-alat praktikum dengan tidak rapat akan menimbulkan
gas yang dihasilkan ketika reaksi ber-
Kemudian menganalisis tugas langsung dapat keluar dari sistem. Hal
kinerja yang esensial kurang esensial. ini berlaku untuk percobaan sistem
Berdasarkan tugas kinerja yang rinci tertutup dan sistem terisolasi. Berda-
tersebut, tugas kinerja memakai per- sarkan teorinya, pada sistem tertutup
lengkapan praktikum (jas lab, masker dan sistem terisolasi tidak terjadi per-
dan sarung tangan), mengukur pindahan materi dari sistem ke ling-
volume akuades, menuangkan akua- kungan. Namun, jika menutup reaktor
des ke dalam reaktor, membersihkan dengan sumbat karet tidak dengan
alat-alat praktikum kurang esensial rapat maka memungkinkan terdapat
karena tugas-tugas kinerja tersebut gas NH3 yang keluar dari sistem se-
sudah sering dilakukan pada prak- hingga mengakibatkan hasil percoba-
tikum sebelum pratikum sistem dan an yang dilakukan tidak sesuai
lingkungan, sehingga sudah diases dengan teori.
pada praktikum sebelumnya. Setelah diperoleh tugas kinerja,
Tugas kinerja menimbang zat selanjutnya disusun rubrik. Rubrik di-
(NH4Cl dan NaOH), memasukkan zat susun berdasarkan tugas kinerja yang
(NH4Cl dan NaOH) ke dalam reaktor telah dikembangkan ditunjukkan pada
dan menutup reaktor dengan sumbat Tabel 4. Selanjutnya rubrik yang telah
karet (sistem tertutup dan sistem disusun tersebut direvisi, hal ini
terisolasi) merupakan tugas kinerja karena rubrik ini kurang efisien.
yang esensial. Menimbang zat Dalam mengases kinerja siswa
(NH4Cl dan NaOH) merupakan tugas hanya diperlukan satu kertas HVS
kinerja yang esensial karena jika cara (lembar observasi) yang berisi rubrik,
menimbang salah akan menyebabkan garis beserta identitas kelompok dan
jumlah bahan yang digunakan tidak tanda plus minus serta tempat untuk
sesuai atau tidak tepat sehingga menuliskan nilai kelompok. Jika se-
hasilnya memungkinkan tidak sesuai tiap satu tugas kinerja memiliki satu
dengan yang diharapkan. rubrik, maka akan terbentuk tiga ru-
Memasukkan zat ke dalam brik seperti yang tersaji pada Tabel 4.
reaktor (NH4Cl dan NaOH) dispesi- Hal ini berarti dibutuhkan tiga lembar
fikkan pada urutan memasukkan observasi sehingga kurang efisien
82| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 76-87

Tabel 4.Rubrik berdasarkan tugas kinerja yang telah dikembangkan


No. Tugas Kinerja Skor Kriteria pensekoran
1. Menimbang zat 8 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
(NaOH dan sedikit dan membaca dengan tepat skala neraca lengan
NH4Cl) (mata sejajar dengan garis skala neraca lengan)
7 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
sedikit dan membaca dengan tidak tepat skala neraca
lengan (mata tidak sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
6 Memasukkan zat yang akan ditimbang tidak sedikit
demi sedikit dan membaca dengan tidak tepat skala
neraca lengan (mata tidak sejajar dengan garis skala
neraca lengan/kesalahan paralaks)
2. Memasukkan zat 8 Memasukkan NH4Cl kemudian NaOH ke dalam
ke dalam reaktor reaktor menggunakan spatula yang berbeda
(NaOH dan 7 Memasukkan NH4Cl kemudian NaOH ke dalam
NH4Cl) reaktor menggunakan spatula yang sama
6 Memasukkan NaOH kemudian NH4Cl ke dalam
reaktor menggunakan spatula yang berbeda
3. Menutup reaktor 8 Menutup reaktor menggunakan sumbat karet dengan
menggunakan rapat sehingga tidak terdapat materi yang keluar dari
sumbat karet sistem
(sistem tertutup 6 Menutup reaktor menggunakan sumbat karet dengan
dan sistem tidak rapat sehingga terdapat materi yang keluar dari
terisolasi) sistem

maka dibuat rubrik yang efisien yaitu kan tanda plus di atas garis dan tanda
untuk satu tugas kinerja tidak selalu minus di bawah garis.
memiliki satu rubrik. Rubrik hasil Di atas garis yang terdapat tanda
pengembangan disajikan pada Tabel plus berfungsi untuk menuliskan
5. Rubrik tersebut berdasarkan hasil nama siswa yang melakukan kinerja
revisi rubrik sebelumnya. Hasil revisi sesuai dengan kriteria 8, sedangkan
tersebut yaitu pada tugas kinerja dibawah garis yang terdapat tanda
menimbang zat tetap dibuat satu rub- minusnya berfungsi untuk menuliskan
rik, sedangkan tugas kinerja mema- nama-nama siswa yang melakukan
sukkan zat ke dalam reaktor dan Ber- kinerja sesuai dengan kriteria 6. Garis
dasarkan hal tersebut menutup reaktor horizontal menunjukkan siswa
menggunakan sumbat karet dijadikan dengan kemampuan rata-rata (siswa
satu tugas kinerja sehingga kedua yang melakukan kinerja sesuai kri-
tugas kinerja ini memiliki satu rubrik. teria 7). Selanjutnya diujung kanan
Selanjutnya menyusun lembar garis diberi ruang untuk menuliskan
observasi dengan langkah satu kertas nilai kelompok dapat digunakan tanda
HVS kosong untuk setiap tugas ki- kurung. Langkah-langkah membuat
nerja beserta rubriknya, dibagian atas lembar observasi ini sesuai dengan
ditempatkan satu tugas kinerja beserta yang ditawarkan oleh Wulan (2008).
rubrik hasil pengembangan, lalu Lembar observasi untuk kedua tugas
membuat garis horizontal sebanyak kinerja beserta rubrik hasil
jumlah kelompok (misalnya 6 kelom- pengembangan ditunjukkan pada
pok), selanjutnya setiap garis diberi Gambar 1 dan Gambar 2. Lembar ob-
identitas kelompok (dapat mengguna- servasi ini merupakan hasil akhir dari
kan angka romawi), lalu membubuh- pengembangan instrumen asesmen
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |83

Tabel 5.Rubrik hasil pengembangan


No. Tugas Kinerja Skor Kriteria pensekoran
1. Menimbang zat (NH4Cl dan 8 Memasukkan zat yang akan ditimbang
NaOH) sedikit demi sedikit dan membaca dengan
tepat skala neraca lengan (mata sejajar
dengan garis skala neraca lengan)
7 Memasukkan zat yang akan ditimbang
sedikit demi sedikit dan membaca dengan
tidak tepat skala neraca lengan (mata tidak
sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
6 Memasukkan zat yang akan ditimbang
sekaligus banyak dan membaca dengan
tidak tepat skala neraca lengan (mata tidak
sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
2. Memasukkan zat ke dalam 8 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai
reaktor (NH4Cl dan NaOH) dan dengan urutan (NH4Cl kemudian NaOH)
menutup reaktor menggunakan dan menutup reaktor menggunakan sumbat
sumbat karet (sistem tertutup karet hingga rapat
dan sistem terisolasi) 7 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai
dengan urutan (NH4Cl kemudian NaOH)
namun menutup reaktor menggunakan
sumbat karet tidak rapat
6 Memasukkan zat ke dalam reaktor tidak
sesuai dengan urutan dan menutup reaktor
menggunakan sumbat karet tidak rapat

kinerja yang selanjutnya akan di- Terdapat tiga aspek yang divalidasi
validasi oleh validator. oleh ke dua validator, yaitu aspek
Instrumen asesmen kinerja yang konstruksi, keterbacaan dan keter-
telah dikembangakan selanjutnya di- pakaian produk. Hasil validasi ahli
validasi oleh dua dosen Pendidikan disajikan pada Tabel 6. Selanjutnya
Kimia Universitas Lampung. produk yang telah divalidasi diuji

Menim Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi sedikit dan membaca
bang zat 8 dengan tepat skala neraca lengan (mata sejajar dengan garis skala neraca
(NH4Cl lengan)
dan Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi sedikit dan membaca
NaOH) 7 dengan tidak tepat skala neraca lengan (mata tidak sejajar dengan garis
skala neraca lengan/kesalahan paralaks)
Memasukkan zat yang akan ditimbang sekaligus banyak dan membaca
6 dengan tidak tepat skala neraca lengan (mata tidak sejajar dengan garis
skala neraca lengan/kesalahan paralaks)

Hasil penilaian kinerja pada praktikum sistem dan lingkungan


+ + +
I () II () III ()
- - -
+ + +
IV () V () VI ()
- - -
Gambar 1. Lembar observasi rubrik 1
84| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 76-87

Memasukkan zat ke Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan


dalam reaktor 8 (NH4Cl kemudian NaOH) dan menutup reaktor
(NH4Cl dan NaOH) menggunakan sumbat karet hingga rapat
dan menutup Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan
reaktor 7 (NH4Cl kemudian NaOH) namun menutup reaktor
menggunakan menggunakan sumbat karet tidak rapat
sumbat karet Memasukkan zat ke dalam reaktor tidak sesuai dengan
(sistem tertutup dan 6 urutan dan menutup reaktor menggunakan sumbat karet
sistem terisolasi) tidak rapat

Hasil penilaian kinerja pada praktikum sistem dan lingkungan


+ + +
I () II () III ()
- - -
+ + +
IV () V () VI ()
- - -

Gambar 2. Lembar observasi rubrik 2

keterlaksanaannya kepada mahasiswa teria baik, namun ada saran perbaikan


Pendidikan Kimia Universitas dari guru yaitu pada tugas kinerja
Lampung angkatan 2015. Berdasar- (memasukkan zat ke dalam reaktor
kan hasil uji keterlaksanaan dengan perlu ditambahkan memasukkan
mahasiswa, instrumen asesmen kiner- akuades). Hal ini karena akuades
ja yang dikembangkan ini tidak ada sangat berpengaruh terhadap percoba-
revisi. an sehingga memasukkan akuades
Instrumen asesmen kinerja ini se- perlu dimasukkan ke dalam tugas ki-
lanjutnya dilakukan uji coba lapangan nerja memasukkan zat. selain itu
awal pada salah satu SMA di kota kuantitas masing-masing zat yang di-
Bandar Lampung. Guru mencoba gunakan dalam percobaan juga perlu
langsung menggunakan instrumen dicantumkan. Hal ini juga perlu untuk
asesmen kinerja yang telah dikem- mengetahui jumlah bahan yang di-
bangkan menggunakan lembar obser- gunakan.
vasi. Guru mengisi kuesioner sebagai Selanjutnya produk direvisi ber-
tanggapan terhadap produk yang di- dasarkan saran yang diberikan oleh
kembangkan. Guru menanggapi guru. Tugas kinerja dan rubrik se-
produk tersebut dengan baik, sebagai- belum dan setelah revisi disajikan
mana terlihat dari hasilkuesioner yang pada Tabel 8 dan Tabel 9.
disajikan pada Tabel 7. Karakteristik instrumen asesmen
Berdasarkan Tabel 7. Aspek- kinerja pada praktikum sistem dan
aspek yang ditanggapi oleh guru ber- lingkungan yaitu sederhana, efisien
kriteria tinggi. Meskipun dalam kri- dan mudah digunakan.

Tabel 6.Data hasil validasi ahli


Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
Konstruksi 93,33 Sangat tinggi
Keterbacaan 86,67 Sangat tinggi
Keterpakaian produk 100 Sangat tinggi
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |85

Tabel 7.Data hasil validasi ahli


Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
Konstruksi 73,34 Tinggi
Keterbacaan 80 Tinggi
Keterpakaian produk 80 Tinggi

Tabel 8. Tugas kinerja dan rubrik sebelum revisi


No. Tugas kinerja Skor Kriteria penskoran sebelum revisi
sebelum revisi
1. Menimbang zat 8 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
(NH4Cl dan NaOH) sedikit dan membaca dengan tepat skala neraca lengan
(mata sejajar dengan garis skala neraca lengan)
7 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
sedikit dan membaca dengan tidak tepat skala neraca
lengan (mata tidak sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
6 Memasukkan zat yang akan ditimbang sekaligus banyak
dan membaca dengan tidak tepat skala neraca lengan
(mata tidak sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
2. Memasukkan zat ke 8 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan
dalam reaktor (NH4Cl dan NaOH) dan menutup reaktor menggunakan
(NH4Cl dan NaOH) sumbat karet hingga rapat
dan menutup 7 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan
reaktor (NH4Cl dan NaOH) namun menutup reaktor mengguna-
menggunakan kan sumbat karet tidak rapat
sumbat karet 6 Memasukkan zat ke dalam reaktor tidak sesuai dengan
(sistem tertutup dan urutan dan menutup reaktor menggunakan sumbat karet
sistem terisolasi) tidak rapat

Tabel 9. Tugas kinerja dan rubrik setelah revisi


No. Tugas kinerja Skor Kriteria penskoran setelah revisi
setelah revisi
1. Menimbang zat 8 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
(NH4Cl sebanyak sedikit dan membaca dengan tepat skala neraca lengan
2,5 gram dan NaOH (mata sejajar dengan garis skala neraca lengan)
sebanyak 2 gram) 7 Memasukkan zat yang akan ditimbang sedikit demi
sedikit dan membaca dengan tidak tepat skala neraca
lengan (mata tidak sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
6 Memasukkan zat yang akan ditimbang sekaligus banyak
dan membaca dengan tidak tepat skala neraca lengan
(mata tidak sejajar dengan garis skala neraca
lengan/kesalahan paralaks)
2. Memasukkan zat ke 8 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan
dalam reaktor (NH4Cl kemudian NaOH selanjutnya 10 mL akuades)
(NH4Cl, NaOH dan dan menutup reaktor menggunakan sumbat karet hingga
10 mL aquades) rapat
dan menutup 7 Memasukkan zat ke dalam reaktor sesuai dengan urutan
reaktor (NH4Cl kemudian NaOH selanjutnya 10 mL akuades)
menggunakan namun menutup reaktor menggunakan sumbat karet
sumbat karet tidak rapat
(sistem tertutup dan 6 Memasukkan zat ke dalam reaktor tidak sesuai dengan
sistem terisolasi) urutan dan menutup reaktor menggunakan sumbat karet
tidak rapat
86| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 76-87

Sederhana yaitu tugas kinerja yang Instrumen Asesmen Kinerja pada


diases tidak banyak. Efisien yaitu se- Praktikum Pemisahan Campuran.
tiap tugas kinerja tidak selalu memi- Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
liki satu rubrik. Kimia. 4(2), 680-692.

SIMPULAN Novalia, R., Fadiawati, N., dan


Berdasarkan hasil penelitian dan Rosilawati, I. 2015. Pengembangan
pembahasan dapat disimpulkan Instrumen Asesmen Kinerja pada
bahwa instrumen asesmen kinerja Praktikum Pengaruh Konsentrasi
pada praktikum sistem dan lingkung- terhadap Laju Reaksi. Jurnal
an memiliki karakteristik sederhana, Pendidikan dan Pengajaran Kimia.
efisien dan mudah digunakan oleh 4(2), 568-580.
guru dalam mengases kinerja siswa.
Hal tersebut sesuai dengan hasil Oktriawan, T., Fadiawati, N., dan
tanggapan guru terhadap produk yang Rosilawati, I. 2015. Pengembangan
dikembangkan pada aspek konstruksi, Instrumen Asesmen Kinerja pada
keterbacaan, dan keterpakaian produk Praktikum Pengaruh Luas Permukaan
berturut-turut yaitu 73,34 %, 80 %, Bidang Sentuh terhadap Laju Reaksi.
dan 80 % dengan kriteria tinggi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Kimia. 4(2), 593-604.
DAFTAR RUJUKAN
Abrahams, I., Reiss, M. J., dan Palm, T. 2008. Performance
Sharpe, R. M. 2013. The assessment Assesment and Authentic Assesment:
of practical work in school science. A Conceptual Analysis of the
Studies in Science Education. 49(2). Literatur. A Peer-reviewed
209-251. Electronic Journal. 13(4).

Amelia, F., Fadiawati, N., dan Phelps, A. J., LaPorte, M. M.,


Rosilawati, I. 2015. Pengembangan dan Mahood, A. 1997. Portofolio
Instrumen Asesmen Kinerja pada Assesment in High School Chemistry.
Praktikum Pengaruh Suhu terhadap Cedar Falls: University of Northern
Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan lowa.
Pengajaran Kimia. 4(2), 543-555.
Rasp, S. L. 1998. Tow ard More
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., Performance Evaluation in
dan Hyun, H. H. 2012. How to Chemistry. Journal of Chemical
Design on Evaluate Research in Education. 75(1).
Education. New York: McGraw-Hill.
Rowe, A., K., Herrington,J., dan
Karviani, S., Rosilawati, I., dan Brown, C. 2013. Establishing the cri-
Evkar, T. 2015. Pengembangan In- tical elements that determine
strumen Asesmen Kinerja Praktikum authentic assessment. Assessment &
pada Materi Titrasi Asam Basa. Evaluation in Higher Education.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 39(2), 205-222.
Kimia. 4(1), 83-94.
Saputra, M. W., Rosilawati, I.,
Lestari, G. A. P. T., Fadiawati, dan Evkar, T. 2015. Pengembangan
N., dan Tania, L. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja
Listiani et al. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem « |87

Praktikum pada Materi Asam Basa. Wren, D. G. 2009. Performance


Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Assessment: A Key Component of A
Kimia.4(1), 70-82. Balanced Assessment System.
Research Brief. The Departement of
Strecher, B. 2010. Performance Research Evaluation and Assessment.
Assesment in An Era Of Standards (2).
Based Educational Accountablility.
California: Stanford CA: Stanford Wulan, A. R.2007. Penggunaan
University, Stanford Center for Asesmen Alternatif pada Indonesia.
Opportunity Policyin Education. Jurnal Mimbar Pendidikan. 32(3),1-
10.
Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung: Tarsito. Wulan, A. R. 2008. Skenario
Baru bagi Implementasi Asesmen
Sugiyono. 2010. Metode Pene- Kinerja pada Pembelajaran Sains di
litian Pendidikan (Pendekatan Indonesia. Jurnal Mimbar
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Pendidikan. 27(3), 1-11.
Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2011. Meto-


dologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stiggins, R. J. 1994. Student-


centered classroom assessment. New
York: Merrill.

Tim Penyusun. 2013a. Permen-


dikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses. Jakarta:
Kemendikbud.

Tim Penyusun. 2013b. Permen-


dikbud No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian. Jakarta:
Kemendikbud.

Tim Penyusun. 2014a. Permen-


dikbud No. 104 Tentang Pedoman
Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik. Jakarta: Kemendikbud.

Tim Penyusun. 2014b.


Permendikbud No. 59 Tentang Kuri-
kulum 2013 Tentang Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Jakarta: Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai