Anda di halaman 1dari 26

TEORI KEPRIBADIAN

Aliran Fenomenologis-Humanistik
“I speak as a person, from a context of personal
experience and personal learnings.”
(Rogers, dalam On Becoming a Person, 1961:1)

Dosen Pengampu : Sayang Ajeng Mardhiyah, S.Psi., M.Si.


Prodi Psikologi FK Universitas Sriwijaya
Biografi Singkat

• Lahir 8 Januari, 1902 di Oak Park, Illinois


• Dibesarkan di lingkungan yang ketat dalam
keagamaan dan menekankan kerja keras
• Kuliah berpindah-pindah: pertanian, seminari,
sekolah guru (Ph.D)
• Menggabungkan pengalaman religi dan sains,
intuitive dengan obyektif, klinikal d e n g a n
statistikal
Biografi Singkat

v 1946-1947: Presiden dari American Psychological Association

v 1956 : Distinguished Scientific Contribution Award

v 1968 : Membentuk Center for Studies of Person

v 1972 : Distinguished Professional Contribution Award

v Membuat 14 Prinsip yang disarikan dari berbagai terapi


dan penelitian
Asumsi Dasar

Manusia pada dasarnya baik dan


sehat. Sehat mental merupakan
perkembangan normal dari
kehidupan manusia.
Asumsi Dasar

 Penyakit mental, tindak


kriminal dan masalah-
masalah manusia
lainnya merupakan
d i s t o r s i d a r i
kecenderungan alamiah.
Asumsi Dasar

 Manusia digerakkan
oleh ‘daya hidup’ (force
of life) yang disebut
Rogers sebagai “the
actualizing tendency” Kecenderungan tersebut
(kecenderungan untuk merupakan motivasi
beraktualisasi) yang secara inherent ada
dalam setiap bentuk
kehidupan.
Asumsi Dasar

 Manusia adalah makhluk


biologi.
 Tetapi disisi lain, manusia
juga adalah makhluk sosial.
Manusia membangun
masyarakat dan
kebudayaan. Masyarakat
dan kebudayaan
mempengaruhi penilaian
individu.
Asumsi Dasar

Setiap organisme (makhluk hidup)


tahu apa yang baik untuk mereka.
Setiap organisme tahu apa yang
baik dan apa yang buruk untuk
mereka. Kemampuan menilai ini
disebut organismic valuing.
Asumsi Dasar

Di antara hal yang dianggap bernilai oleh


organisme adalah positive regard ; istilah

Rogers yang memayungi hal-hal seperti


cinta, afeksi, perhatian, kepedulian,
perawatan dan sebagainya.

Pada manusia khususnya, ada positive self-


regard : self-esteem, self-worth, a positive

self-image.
Bahkan di tengah kekacauan
manusia tetap punya harapan
Pandangan tentang sains, teori dan riset

 Ro g e r s m e m p r o m o s i k a n d a n m e n g g u n a k a n
pendekatan fenomenologis dalam kajian terhadap
kepribadian.
Setiap orang mempersepsi dunia secara unik,
membentuk medan fenomenal individual (individual’s

phenomenal field ) yang mencakup persepsi sadar


dan tak-sadar.
 Penelitian dimulai dari observasi langsung terhadap
subjek (di klinik), lalu perumusan hipotesis.
 Menekankan pada persepsi sadar, perasaan-perasaan
berkenaan dengan interaksi sosial, motif aktualisasi-
diri dan proses perubahan.
Stuktur Kepribadian

Konsep struktural kunci dari


teori Rogers adalah self (diri).

 Sistem persepsi dan pemaknaan


membentuk wilayah fenomenal
individual.
 Bagian medan fenomenal yang
dipandang sebagai ‘diriku’ atau
‘aku’ membentuk self.
 Self atau self-concept mewakili
pola persepsi yang terorganisasi
dan konsisten (terstruktur).
Self: Pengertian lebih lanjut

1. Self bukan ‘orang kecil’


dalam diri kita; self tidak
melakukan apa pun; self
mewakili serangkaian
persepsi yang terorganisasi.
2. Pola pengalaman dan
persepsi yang dikenali
sebagai self, secara umum,
diketahui secara sadar; dapat
disadari.
Real Self

 Real self a d a l a h a s p e k d a r i
individu yang ada dalam
kecenderungan aktualisasi yang
mengikuti organismic valuing ,
ke b u t u h a n d a n m e n e r i m a
positive regard dan self-regard.
 Real self adalah apa yang akan
dicapai seseorang jika segala
sesuatu yang berkenaan
dengannya berjalan secara baik.
Ideal Self

 Ideal Self adalah self-concept yang paling ingin


dimiliki oleh individu.
 Ideal = tidak real, di luar jangkauan, standar yang
belum dapat dipenuhi.
 Pembentukan Ideal Self dipengaruhi keadaan
sosial yang berkembang tidak sesuai dengan
actualizing tendency, keadaan yang memaksa
individu hidup dengan standar kelayakan yang tak
sejalan dengan organismic valuing dan hanya
memberikan positive regards dan self-regard
bersyarat (conditional).
Kebutuhan akan Positive Regard

 Setiap orang membutuhkan


positive regard; kebutuhan untuk
mendapatkan kehangatan,
disukai, dihargai, mendapat
simpati dan diterima, termasuk
kebutuhan cinta dan afeksi.
 Manusia tidak bisa hidup tanpa
positive regard.
 Manusia hidup bermasyarakat
u n t u k m e n d a p a t k a n p o s i t i ve
regard.
Dua Jenis Positive Regard

 Conditional positive regard (positive regard bersyarat):


untuk mendapatnya, individu harus memenuhi syarat-
syarat tertentu.
• Unconditional positive regard
(positive regard tak bersyarat):
diberikan tanpa syarat; diterima
sebagai manusia apa adanya;
penghargaan terhadap
actualizing tendency individu,
sejalan dengan organismic valuing.
Proses Kepribadian

 Hanya satu motif yang menggerakan


kepribadian: aktualisasi-diri.
 O rg a n i s m e h a n y a p u n y a s a t u
kecenderungan dan dasar: mengaktualkan,
mempertahankan dan mengembangkan
organisme dengan beragam pengalaman.
Aktualisasi-diri

 Aktualisasi-diri mencakup: kecenderungan untuk


tumbuh dari entitas sederhana menjadi entitas
komplek; bergerak dari dependensi ke
independensi; dari ketetapan dan kekakuan ke
proses perubahan dan kebebasan ekspresi.
 Mencakup juga kecenderungan untuk mereduksi
keb u t u h a n a t a u ke t e ga n ga n t e t a p i d e n ga n
penekanan pada kenikmatan dan kepuasan yang
dihasilkan dari aktivitas yang mengembangkan
organisme.
Konsistensi-diri dan Kongruensi

Konsistensi-diri: kesesuaian ( absence of conflict )


antar persepsi-diri.

Organisme tidak mencari kenikmatan dan tidak


menghindari rasa sakit melainkan berusaha

mempertahankan struktur-diri.
Congruence (Kongruensi): kesesuaian antara
diri/konsep-diri dan pengalaman.

Orang selalu berusaha menyelaraskan apa yang


dirasakan dengan bagaimana mereka melihat

dirinya. Jika tidak sesuai mereka mengalami konflik


yang menyebabkan kecemasan. Kondisi tidak
sesuai ini disebut incongruence.
Keadaan Inkongruensi

 Orang mengalami state of incongruence (keadaan


inkongruensi) jika mereka merasakan kesenjangan
antara diri yang dipersepsi dan pengalaman aktual.
 Keadaan inkongruensi merupakan suatu tegangan dan
kebingungan internal yang menyebabkan orang mudah
mengalami kecemasan.
 Kecemasan merupakan hasil ketidaksesuaian antara
pengalaman dan persepsi terhadap diri.
 Subception : proses menginsyafi ( aware ) pengalaman
yang tidak sesuai dengan konsep-diri sebelum sampai
ke kesadaran.
Proses-proses Defensif

 Melalui subception orang mengetahui adanya


pengalaman yang tidak sesuai dengan konsep-diri
sehingga orang bisa melakukan pertahanan dan
berusaha menolak menyadari pengalaman itu.
 Dua proses defensif:

1. denial; menjaga struktur-diri dari ancaman dengan


menolaknya dari kesadaran.
2. distortion; mengijinkan pengalaman mengancam
disadari tetapi bentuknya yang disesuaikan agar
konsisten dengan diri.
Pertumbuhan dan Perkembangan

 Rogers tidak memiliki teori pertumbuhan


dan perkembangan kepribadian. Rogers
percaya bahwa daya tumbuh ada dalam
setiap individu.
 Proses pertumbuhan alamiah organisme
mencakup kompleksitas yang lebih besar,
ekpansi, pertambahan otonomi,
perkembangan sosialisasi; keseluruhan itu
adalah aktualisasi-diri.
Pertumbuhan dan Perkembangan

Perkembangan yang sehat pada


anak didasari oleh kebebasan
untuk tumbuh dalam keadaan
kongruen dan dapat
mengaktualisasi-diri. Anak perlu
berada dalam lingkungan yang
memungkinkannya kaya akan
pengalaman dan menerima
dirinya apa adanya.
Skema Proses
(Dinamika dan Perkembangan)
Kepribadian dari Rogers
(C. George Boeree, 1998)

Anda mungkin juga menyukai