DISUSUN
KELOMPOK : II
NAMA ANGGOTA :
1. AIDIL SAPUTRA
2. HARISMA NOVIANA
3. M. KASYFUL ASROR
4. NURUL HIDAYAH
5. SYAFIRA
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BENGKALIS
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan
rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan kerja keras dan dengan penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas
pembuatan tape ketan hitam, meski masih jauh dari kata sempurna kami anggap sebagai
pengalaman dan kami akan kembangkan menjadi yang lebih baik lagi.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mohon kritik dan saran dari Bapak guru untuk perbaikan dimasa yang akan datang.Semoga
bermanfaat dan dapat mencapai tujuan, atas bantuan dan perhatian semua pihak kami ucapkan
terimakasih.
Penyusun
.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Fermentasi
3. . Metode pratikum
A. Kesimpulan
B. Penutup
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengatahui pengertian dari fermentasi
PEMBAHASAN
1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat
dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal),
dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi. Dalam pembuatan tape ketan hitam faktor yang
menunjang keberhasilan adalah sedikit banyaknya udara dan kualitas ragi yang digunakan
semangkin sedikit udara yang masuk dalam proses fermentasi selama 3-4 hari akan
menghasilkan ketan hitam yang lunak dan air yang banyak itu juga di pengaruhi oleh kualitas
ragi yang digunakan. Dalam proses pembuatan tape ketan hitam juga mempunyai mitos bahwa
”bagi perempuan yang sedang datang bulan diharapkan tidak dibolehkan membuat tape ketan
hitam ini karena hasil yang didapatkan adalah kegagalan”. Walaupun ini tidak logis tetapi
faktanya bisa terjadi.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak
dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang
lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekuensinya
adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida.Fermentasi
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang
dihasilkan respirasi aerobik.
3. Metode Praktikum
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas
mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan
makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya.
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang merupakan efek dari efek
fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tapai yang
telah disimpan selama 3 hari mengalami perubahan rasa dan aroma. Jika di analisis, hal ini
berkesesuaian dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayati (2013) yang mengatakan
bahwa “fermentasi hari ke 3 didapatkan pertumbuhan mikroorganisme rendah”. Hasil
pengamatan menyatakan bahwa tapai memiliki aroma berbau alcohol dengan rasa yang agak
manis dan ada yang masam. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Rukmana (2001) bahwa “Pada
proses pembuatan tapai, khamir dan kapang merupakan mikrobia yang mengubah karbohidrat
yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. peranan ragi dalam pembuatan tape adalah
mengubah gula menjadi alkohol. rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada
dalam tape tersebut”.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara umum berkesesuain dengan teori yang ada,
hasil tapai yang dibuat tidak maksimal karena tapai masih memiliki tekstur yang agak keras dan
rasanya yang kebanyakan masam. Hal ini dikarenakan waktu fermentasi yang singkat yaitu
hanya selama 3 hari, sedangkan menurut Hidayati (2013) “fermentasi hari ke 3 didapatkan
pertumbuhan mikroorganisme rendah dan didapatkan pertumbuhan dan tinggi mikroorganisme
yang tertinggi adalah waktu fermentasi 9 hari”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum hasil pembuatan tapai berkesesuaian
dengan teori yang ada, hasil tapai yang dibuat tidak maksimal karena tapai masih memiliki
tekstur yang agak keras dan belum memiliki banyak air serta rasa yang belum terlalu manis. Hal
ini dikarenakan waktu fermentasi yang singkat yaitu hanya selama 3 hari 2 malam.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan inovasi pembuatan tapai, sehingga praktikan tidak hanya
mengetahui cara pembuatan tapai secara umum namun dapat melakukan inovasi-inovasi.
Lampiran