Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

DISUSUN OLEH :

FAULANI YUNIKA PUTERI

2013277024

PROGRAM-B S1 KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS


LATAR BELAKANG
Perawat merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam
memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga rentan
untuk mengalami stres kerja. Stres kerja merupakan akibat dari kurang
seimbangnya beban kerja perawat dengan kemampuanya (Yulinar, 2018).
Sumber utama stres kerja dibidang keperawatan, yaitu beban kerja, kesulitan
menjalin interaksi, kesulitan terlibat dalam merawat pasien, berurusan
dengan merawat pasien, merawat pasien yang gagal membaik (Lendombela
dan Pondaag , 2017).
Prevalensi stres kerja pada tenaga kesehatan khususnya perawat
bervariasi pada setiap negara di dunia. Di Negara Amerika pada tahun 2014
stres kerja pada perawat mencapai 89,2% (Meyer, dkk., 2014 dalam
Yulinar, 2018). Diikuti oleh beberapa negara lain seperti Korea selatan
85,2% pada tahun 2017 (Yim, dkk., 2017 dalam Yulinar 2018), Eropa
58,2% pada tahun 2011 (Knezevic dan Milosevic, 2011 dalam Yulinar,
2018), India 50% pada tahun 2018 (Sailaxmi dan Lalitha, 2018 dalam
Yulinar, 2018) dan Australia 44,82% pada tahun 2016 (Khamisa, dkk., 2016
dalam Yulinar, 2018). Jadi, pada negara yang lebih maju stres kerja perawat
lebih tinggi. Hal yang sama ditunjukkan oleh negara berkembang salah
satunya Indonesia.
Indonesia merupakan negara berkembang dengan banyak pulau yang
memiliki latar belakang stres kerja yang berbeda. Penelitian lain terkait
stress kerja pada perawat dilakukan oleh, beberapa peneliti di wilayah
Indonesia. Di Semarang prevalensi stres kerja pada perawat pada tahun
2013 mencapai angka 82,8%, diikuti oleh Manado dengan angka 54,3%
pada tahun 2016 (Afra dan Putra, 2017 Yulinar, 2018), Banda Aceh 52,5%
pada tahun 2017 (Finarti dan Arifin, 2017 dalam Yulinar, 2018), Gorontalo
55,1% pada tahun 2015(Mahalta, 2017 dalam Yulinar, 2018), Yogyakarta
80,3% pada tahun 2015(Posangi dan Thio, 2016 dalam Yulinar, 2018) dan
Padang 55,8% pada tahun 2017 (Wahyu, 2015 dalam Yulinar, 2018). Hasil
penelitian di RSUD Ambarawa didapatkan stres kerja perawat sebagian
besar adalah stres sedang sebanyak 24 responden (82,8%) (Haryanti dan
Purwaningsih 2013).
Berdasarkan masalah di atas maka penulis akan memberikan
gambaran tingkat stres kerja perawat di ruang Instalasi Gawat Darurat.
Gambaran ini akan disertai dengan hasil riset dari beberapa penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Yulinar, A. (2018). Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat Di


Ruang Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Non Bedah Rsup M. Djamil Padang
Tahun 2018 (Doctoral Dissertation, Universitas Andalas).
XHaryanti, -, Faridah Aini, and Puji Purwaningsih. 2013. “Hubungan antara
beban kerja dengan stres kerja perawat di instalasi gawat darurat rsud
kabupaten semarang.” Jurnal Manajemen Keperawatan.

Lendombela, D. P., Posangi, J., & Pondaag, L. (2017). Hubungan Stres Kerja
Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsu Gmim Kalooran
Amurang. JURNAL KEPERAWATAN, 5(1).

Anda mungkin juga menyukai