Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DAN BIRTH BALL TERHADAP PENURUNAN RASA

NYERI PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF DI PMB MARTINI DAN PMB
ROSLINA KABUPATEN ACEH UTARA
Eka Andriany,1 Uni Gamayani,2 Nita Arisanti,3
1
Program Studi Magister Kebidanan FK Unpad,2 Departemen Neuro RSHS,3 Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad
email : eka.andriany@gmail.com

ABSTRAK
Persalinan adalah suatu kondisi fisiologis yang dialami oleh ibu hamil di seluruh dunia. Persalinan normal
(fisiologi) adalah proses dimana keluarnya janin cukup bulan (37-42 minggu) dan plasenta melalui jalan lahir
secara spontan tanpa adanya masalah atau komplikasi. Di Indonesia diperkirakan angka persalinan naik 20%
pada setiap tahunnya dan tercatat 90,32% ibu bersalin di Indonesia ditolong oleh tenaga kesehatan, yaitu seperti
dokter dan bidan. Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak
68,6%. Jumlah ibu bersalin di Provinsi Aceh pada tahun 2018 mencapai 121.924 orang dan diperkirakan
kenaikan jumlah persalinan di Provinsi Aceh mencapai 10%. Nyeri persalinan mulai timbul pada tahap kala I fase
laten dan akan berlanjut semakin bertambah kuat instensitas nyeri pada kala I fase aktif, apabila nyeri di kala I
pada saat persalinan tidak terkontrol, yaitu 35% ibu mengalami partus lama, 12% perdarahan post partum, dan
10% bayi lahir dengan caput succedaneum. Upaya dalam menurunkan nyeri pada persalinan dapat dilakukan
secara non farmakologi, yaitu kompres hangat dan bola kelahiran (birth ball). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efektifitas kompres hangat dan birth ball terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu bersalin
kala 1 fase aktif di PMB Martini dan PMB Roslina Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan
eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan two group pretest posttest design. Teknik sampling
yang digunakan yaitu consecutive sampling, maka sampel akhir yang diperlukan adalah 55 orang perkelompok.
Analisis data menggunakan Independent T-Test. Hasil penelitian bivariabel menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara kompres hangat dan birth ball terhadap penurunan rasa nyeri pada pengujian hipotesis
didapatkan nilai p 0,003 < 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompres hangat lebih efektif dalam
menurunkan respon nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif dibandingkan dengan Birth ball.
Kata kunci: Kompres Hangat, Birth ball, Penurunan Nyeri.

PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu kondisi fisiologis yang dialami oleh ibu hamil di seluruh dunia.
Persalinan normal (fisiologi) adalah proses dimana keluarnya janin cukup bulan (37-42
minggu) dan plasenta melalui jalan lahir secara spontan tanpa adanya masalah atau
komplikasi. Persalinan itu terbagi menjadi 4 tahap yaitu kala 1, kala 2, kala 3 dan kala 4.
Tahap kala 1 terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten pembukaan (1-3) dan fase aktif
pembukaan (4-10 lengkap). Fase aktif ditandai dengan adanya peregangan uterus dan
dilatasi serviks yang menyebabkan terjadinya nyeri persalinan. Pada ibu yang belum pernah
melahirkan sebelumnya, nyeri persalinan merupakan nyeri yang paling menyakitkan apalagi
bagi ibu-ibu yang baru pertama kali merasakannya. 1,2
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) tahun 2019,
jumlah ibu bersalin tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah kelahiran di Indonesia
diperkirakan naik 20% pada setiap tahunnya dan tercatat 90,32% ibu bersalin di Indonesia
ditolong oleh tenaga kesehatan, yaitu seperti dokter dan bidan. Berdasarkan data Riskesdas
2013, jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 68,6% sedangkan berdasarkan
data Riskesdas 2018 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 62,7%. Jumlah
ibu bersalin di Provinsi Aceh pada tahun 2018 mencapai 121.924 orang dan diperkirakan
kenaikan jumlah persalinan di Provinsi Aceh mencapai 10%.3,4
Nyeri persalinan mulai timbul pada tahap kala I fase laten dan akan berlanjut semakin
bertambah kuat instensitas nyeri pada kala I fase aktif. Nyeri yang terjadi dapat
memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress.
Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan
yang lama bahkan kematian pada ibu. Bonica (1994), dalam penelitiannya terhadap 2.700
parturien di 121 pusat obstetrik dari 36 negara menemukan bahwa hanya 15% persalinan
yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang, 30%
persalinan disertai nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri yang sangat hebat. 5
Data ini dapat menggambarkan bahaya yang dapat ditimbulkan apabila nyeri di kala I
pada saat persalinan tidak terkontrol, yaitu 35% ibu mengalami partus lama, 12%
perdarahan post partum, dan 10% bayi lahir dengan caput succedaneum. Beberapa
mengalami rupture perineum dan dilakukan episiotomy. Kondisi ini secara tidak langsung
dapat disebabkan oleh adanya nyeri hebat selama persalinan yang tidak dikontrol oleh ibu.6
Nyeri selama persalinan dan melahirkan adalah peristiwa nyeri yang unik dan paling
berat dalam kehidupan wanita. Lebih dari 90% ibu pernah mengalami ketegangan dan stres
selama persalinan. Di Belanda dilaporkan sebanyak 54,6% wanita yang melahirkan
kehilangan kontrolnya dalam mengendalikan nyeri persalinan. Sebuah studi yang dilakukan
di Swedia menunjukkan bahwa 41% peserta melaporkan bahwa nyeri persalinan sebagai
pengalaman terburuk yang mereka miliki. Nyeri merangsang sistem saraf simpatis, yang
menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, produksi keringat, dan fungsi
hyper endokrin.7
Upaya dalam menurunkan nyeri pada persalinan dapat dilakukan baik secara
farmakologi maupun non farmakologi. Upaya untuk menghilangkan rasa sakit persalinan
secara farmakologi adalah dengan pemberian analgetik suntikan epidural, blok saraf
perineal dan pudendal, menggunakan mesin Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS) untuk merangsang tubuh memproduksi senyawa penghilang rasa sakit. Secara non
farmakologis upaya penatalaksanaannya antara lain dengan menghadirkan pendamping
persalinan, perubahan posisi dan pergerakan, sentuhan dan massage, hipnotis, kompres
hangat dan dingin, berendam di air hangat, terapi akupuntur, bola kelahiran (birth ball),
visualisasi dan pemusatan perhatian dan musik.2
Kompres hangat merupakan suatu metode alternatif secara non farmakologis guna
mengurangi nyeri persalinan pada wanita inpartu kala I fase aktif dalam persalinan normal.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menggunakan kantong karet yang diisi dengan air
hangat dengan suhu 36º - 40ºC kemudian menempatkan kompres hangat pada punggung
bagian bawah ibu dengan posisi miring kiri. Pemberian kompres hangat ini dapat dilakukan
selama waktu 20-30 menit.7,9
Asuhan sayang ibu dalam kala I yang diberikan tidak hanya kompres hangat, namun
ada juga teknik relaksasi.8 Salah satu teknik relaksasi dan tindakan nonfarmakologis dalam
penanganan nyeri saat persalinan dengan menggunakan birth ball yang juga biasa dikenal
dalam senam pilates sebagai fitball, swiss ball dan petzi ball. Birth ball adalah bola terapi
fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan.
Sebuah bola terapi fisik yang membantu kemajuan persalinan dan dapat digunakan dalam
berbagai posisi. Salah satu gerakannya yaitu dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang
membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi
sambil meningkatkan pelepasan endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola
merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorphin.10
Adapun keuntungan dari birthball ini adalah meningkatkan aliran darah ke rahim,
plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat meningkatkan ouilet panggul sebanyak
30%, memberikan rasa nyaman untuk lutut dan pergelangan kaki, memberikan kontra-
tekanan pada perineum dan paha, bekerja dengan gravitasi yang mendorong turunnya bayi
sehingga mempercepat proses persalinan.50
Studi pendahuluan peneliti lakukan pada bulan Februari 2020, hampir semua pasien
inpartu di PMB Martini dan PMB Roslina Kabupaten Aceh Utara tidak mampu menahan
nyeri dan mengalami nyeri berat, karena kurangnya paparan atau informasi tentang
penanganan pada saat persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektifitas kompres hangat dan birth
ball terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di PMB Martini dan
PMB Roslina Kabupaten Aceh Utara.

METODE
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan
two group pretest posttest design. Pada penelitian ini, diberikan dua buah perlakuan yaitu
pemberian kompres hangat pada kelompok perlakuan I, dan birth ball pada kelompok
perlakuan II. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebanyak dua kali, sebelum dilakukan
kompres hangat dan birth ball (pretest) dan setelah dilakukan kompres hangat dan birth ball
(posttest). Populasi penelitian semua Ibu bersalin kala I fase aktif di PMB Martini dan PMB
Roslina pada bulan Agustus-Oktober 2020. Teknik sampling yang digunakan yaitu
consecutive sampling, maka sampel akhir yang diperlukan adalah 55 orang perkelompok.
Cara pengumpulan data menggunakan data primer. Data diolah dan kemudian
dianalisis dengan analisis bivariat menggunakan Independen t-test.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Skala Nyeri Pretest dan Posttest Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Kelompok Kompres
Hangat
Kelompok Intensitas Nyeri N Minimum Maximum Mean SD
Pretest 55 5 10 8,43 1,27
Kompres Hangat
Posttest 55 3 8 6,47 1,31
Pretest 55 4 10 8,21 1,19
Birth Ball
Posttest 55 3 9 7,12 1,41
Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa nilai mean nyeri persalinan pada responden
sebelum diberikan kompres hangat adalah 8,43 dengan standar deviasi 1,27 dan nilai
mean nyeri persalinan setelah diberikan kompres hangat adalah 6,47 dengan standar
deviasi 1,31. Dapat diketahui penurunan nilai mean sebelum dan setelah diberikan
kompres hangat adalah 1,96. Selanjutnya, nilai mean nyeri persalinan pada responden
sebelum diberikan latihan birth ball adalah 8,21 dengan standar deviasi 1,19 dan nilai
mean nyeri persalinan setelah diberikan latihan birth ball adalah 7,12 dengan standar
deviasi 1,41. Dapat diketahui penurunan nilai mean sebelum dan setelah diberikan
kompres hangat adalah 1,09.
2. Analisis Bivariat
a. Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan kompres hangat
Tabel 2 Analisis Perbedaan Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
dilakukan Kompres Hangat
Nyeri N Mean Rank Sum of Rank P value
Negative Ranks 54 27,50 1485
Posttest – Positive Ranks 0 0,00 0,00
0,000
Pretest Ties 1
Total 55
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada negative ranks menunjukkan nilai n =
54, nilai mean rank = 27,5 dan sum of rank = 1485 artinya terdapat 54 responden yang
mengalami penurunan intensitas skala nyeri setelah diberikan kompres hangat. Pada
nilai positive ranks menunjukkan nilai n, mean rank dan sum of rank = 0 artinya tidak
ada satupun responden yang mengalami peningkatan intensitas skala nyeri setelah
diberikan kompres hangat. Pada nilai ties menunjukkan nilai n = 1 artinya terdapat 1
responden yang memiliki intensitas nyeri yang tetap (tidak naik atau turun) setelah
diberikan kompres hangat.
b. Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan latihan Birth Ball
Tabel 3 Analisis Perbedaan Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
dilakukan Birth Ball
Nyeri N Mean Rank Sum of Rank P value
Negative Ranks 50 25,50 1275
Posttest – Positive Ranks 0 0,00 0,00
0,000
Pretest Ties 5
Total 55
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa pada negative ranks menunjukkan nilai n =
50, nilai mean rank = 25,5 dan sum of rank = 1275 artinya terdapat 50 responden yang
mengalami penurunan intensitas skala nyeri setelah diberikan latihan birth ball. Pada
nilai positive ranks menunjukkan nilai n, mean rank dan sum of rank = 0 artinya tidak
ada satupun responden yang mengalami peningkatan intensitas skala nyeri setelah
diberikan latihan birth ball. Pada nilai ties menunjukkan nilai n = 5 artinya terdapat 5
responden yang memiliki intensitas nyeri yang tetap (tidak naik atau turun) setelah
diberikan latihan birth ball.

c. Perbedaan Nyeri antara kelompok kompres hangat dan kelompok latihan Birth
Ball
Tabel 4 Analisis Perbedaan Nyeri Antara Kelompok Kompres Hangat dan Kelompok Latihan
Birth Ball
Kelompok N Mean Rank Sum of P
Ranks value
Posttest Kompres Hangat 55 46,85 2576,5
Birth ball 55 64,15 3528,5 0,003
Total 100
Berdasarkan tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa terdapat 55 data dari kelompok
kompres hangat dan 55 data dari kelompok birth ball. Mean rank untuk data intensitas
nyeri pada saat posttest untuk kelompok kompres hangat sebesar 46,85 sedangkan
mean rank untuk intensitas nyeri pada saat posttest untuk kelompok birth ball sebesar
64,15. Dengan masing-masing sum of ranks kelompok kompres hangat sebesar
2576,5 dan untuk kelompok birth ball sebesar 3528,5. Hal ini menunjukkan bahwa
intensitas nyeri pada ibu bersalin sesudah diberikan intervensi lebih besar pada
kelompok Birth ball daripada kelompok kompres hangat.

PEMBAHASAN
1. Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan kompres hangat
Pada Penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah DM (2018) yang
menyatakan bahwa pemberian kompres hangat berpengaruh secara simultan terhadap
penurunan nyeri selama kala I fase aktif persalinan (Hottelling’s Trace: nilai p < 0,05).
Pemberian kompres hangat memiliki pengaruh terhadap penurunan nyeri persalinan
sebesar 47,05%. Pemberian kompres hangat dapat mengurangi nyeri dan memberikan
kenyamanan ketika ibu mengalami nyeri saat kontraksi pada saat persalinan. Dalam
penelitian ini menunjukan adanya pengaruh signifikan kompres hangat terhadap nyeri
persalinan kala I.11
Penelitian yang dilakukan oleh Stang dkk (2017) juga menunjukkan kesamaan, yaitu
pada hasil uji statistik memperlihatkan adanya perbedaan rata-rata skala nyeri persalinan
sebelum dan setelah diberikan terapi. Penurunan skala nyeri yang terjadi disebabkan
karena pada pemberian kompres hangat dapat memperlancar sirkulasi darah,
mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang.12
Yeni F juga menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada rasa nyeri
sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat. Dikarenakan manfaaat pemberian
kompres hangat dapat menurunkan rasa nyeri, selain itu kompres hangat berfungsi untuk
melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, mengurangi kekakuan dan
memberikan kenyamanan pada ibu.13
Pemberian kompres hangat mempunyai prinsip kerja penghantaran panas melalui
cara konduksi dimana panas ditempelkan pada daerah yang sakit yaitu dalam hal ini
adalah bagian punggung untuk melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan
ketegangan otot sehingga dengan harapan nyeri dapat berkurang. Selain itu pemberian
kompres hangat juga dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi kecemasan klien.
Penggunaan kompres hangat membuat sirkulasi dan vaskularisasi darah lancar sehingga
terjadi relaksasi otot yang menyebabkan kontraksi otot menurun dan nyeri berkurang.14
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingsih (2018)
dan penelitian Rahman dan Handayani (2017) bahwa masing-masing kelompok terjadi
penurunan nyeri setelah diberikan terapi kompres hangat. Pemberian kompres hangat
dengan kompres dingin mempunyai hubungan yang bermakna sebelum dan sesudah
intervensi sekaligus memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin kala I. Pada penelitian
lainnya mengatakan bahwa pemberian warm shower hydrotherapy mampu
15,16
mempengaruhi intensitas nyeri ibu bersalin dari rata-rata 7,55 menjadi 8,38.
2. Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan latihan Birth Ball
Pada Penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri pada ibu
bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan birth ball.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triana Indrayani, berdasarkan
hasil analisis bivariat menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2 - tailed) adalah 0.001.
Sehingga nilai Sig = 0.001 < nilai α = 0,05 yang artinya Ha diterima. Dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh penggunaan birthing ball terhadap penurunan skor nyeri pada Ibu
bersalin kala I fase aktif di klinik bersalin Bekasi.17
Hasil penelitian Ayu Irawati juga selaras dengan penelitian ini, yaitu terdapat
Pengarauh Birthing Ball terhadap pengurangan nyeri persalinan pada kala I fase aktif.
Karena penggunaan birthing ball sebagian Latihan atau terapi birthball yang dilakukan ibu
bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di atas bola, memeluk bola
selama kontraksi memiliki manfaat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat
persalinan. Seorang ibu yang mampu melakukan relaksasi seirama kontraksi uterus
berlangsung maka ibu tersebut akan rnerasakan kenyamanan selama proses
persalinannya.18,19
Selain itu birth ball sangat baik mendorong dengan kuat tenaga ibu yang diperlukan
saat melahirkan, posisi postur tubuh yang tegak akan menyokong proses kelahiran serta
membantu posisi janin berada di posisi optimal sehingga memudahkan melahirkan
dengan normal.20-22
Menurut peneliti, akibat kontraksi nyeri yang dirasakan oleh ibu saat persalinan
merupakan hal yang fisiologis. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang
dimiliki ibu sehingga setiap ibu merasakan nyeri yang berbeda-beda. Banyak usaha atau
metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi rasa nyeri saat persalinan salah satunya
dengan menggunakan birth ball. Selain dapat menurunkan nyeri saat pembukaan pada
kala I, birth ball memiliki manfaat lain diantaranya dapat mengurangi angka kejadian kala
I memanjang, mempercepat pembukaan serviks, merangsang kontraksi uterus,
memperlebar diameter panggul serta mempercepat penurunan kepala janin, dengan ini
penggunaan birthing ball sangat disarankan untuk ibu hamil, bersalin dan nifas.
3. Perbedaan Nyeri antara kelompok kompres hangat dan kelompok latihan Birth Ball
Berdasarkan tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa pada pengujian hipotesis didapatkan
nilai p 0,295 > 0,05 yang artinya H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan intensitas nyeri antara kelompok kompres hangat dan kelompok latihan birth
ball pada saat prestest. Berdasarkan data untuk mean ranks memang terdapat
perbedaan sebesar 6,12 namun perbedaan tersebut bukanlah perbedaan yang signifikan
secara statistik.
Rasa nyeri muncul akibat reflek fisik dan respon psikis ibu. Ketegangan emosi akibat
rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan.
Nyeri yang dialami ibu ketika menghadapi persalinan dapat merangsang ketakutan
sehingga timbul kecemasan yang berakhir dengan kepanikan. Hal ini dapat menimbulkan
respon fisiologis yang mengurangi kemampuan rahim untuk berkontraksi dengan akibat
akan memperpanjang waktu persalinan. Nyeri pada kala I persalinan merupakan nyeri
yang berat dengan waktu yang lebih lama, untuk itu perlu diperhatikan penanganan untuk
mengatasi nyeri pada kala I persalinan.23,24
Ketidaknyamanan, rasa takut dan rasa nyeri merupakan masalah bagi ibu bersalin.
Hal tersebut merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan
berdampak pada terhambatnya kemajuan persalinan. Nyeri persalinan dapat
menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon stres yang berlebihan seperti
katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan ketegangan otot polos dan
vasokontriksi pembuluh darah sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan
sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus yang membuat
impuls nyeri bertambah banyak.25,26
Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan
tidak terkoodinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perpanjangan kala I
persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan persalinan atau
kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan yang
mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga.27
Upaya untuk menghilangkan rasa nyeri persalinan bisa dengan menggunakan
metode farmakologi maupun nonfarmakologi. Mengingat potensi efek samping pada ibu
dan janin, penggunaan metode farmakologi berupa analgesik dan anestesi
memungkinkan untuk tidak menjadi pilihan pertama untuk persalinan. Banyak wanita
bersalin yang berkeinginan untuk menghindari nyeri dengan meminimalkan penggunaan
metode farmakologi. Dalam penelitian ini metode farmakologi yang digunakan adalah
birth ball dan kompres hangat. 10
Hasil penelitian Putu Indah Sintya Dewi mengenai intensitas nyeri persalinan
sebelum diberikan intervensi menunjukkan bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri
persalinan kala I fase laten sebelum diberikan birth ball exercise adalah 5,57 dengan
skala nyeri persalinan yang dirasakan paling rendah adalah skala 3 dan yang tertinggi
adalah skala 8. Berdasarkan hasil penelitian gambaran intensitas nyeri persalinan kala I
fase laten sebelum diberikan birth ball exercise mayoritas memiliki kategori nyeri sedang
yaitu sebanyak 14 orang dengan persentase 60,9%.74
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Irawati.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat nyeri ibu bersalin pada kelompok
perlakuan menunjukan bahwa tingkat nyeri sebelum penggunaan birthing ball sebagian
responden mengalami nyeri yang sangat mengganggu aktifitas yaitu sebanyak 7 orang
(35%).75
Penelitian yang dilakukan oleh Isye Fadmiyanor menunjukkan bahwa dari hasil uji
Mann Whitney didapatkan tidak ada perbedaan intensitas nyeri kelompok kompres
hangat sebelum perlakuan (p=0,779).76 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bahwa sebelum intervensi tidak ada perbedaan terkait kelompok yang diberikan kompres
hangat maupun birth ball.
Selanjutnya pada pengujian hipotesis didapatkan nilai p 0,003 < 0,05 yang artinya H0
ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri antara kelompok
kompres hangat dan kelompok latihan birth ball.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putu Indah Sintya Dewi mengenai intensitas
nyeri persalinan sesudah diberikan intervensi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
intensitas nyeri persalinan kala I fase laten sesudah diberikan birth ball exercise adalah
4,70 dengan skala nyeri yang dirasakan paling rendah adalah skala 3 dan yang tertinggi
adalah skala 7.28
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati, Haryono (2019) yang
menunjukkan bahwa sesudah penggunaan birthing ball tingkat nyeri yang dirasakan
mengalami perubahan sehingga ibu bersalin tidak lagi merasa nyeri yang sangat
mengganggu, dimana responden hanya merasakan nyeri yang mengganggu bukan nyeri
yang sangat mengganggu. Karena penggunaan birthing ball sebagian latihan atau terapi
birth ball yang dilakukan ibu bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di
atas bola, memeluk bola selama kontraksi memiliki manfaat membantu ibu dalam
mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Seorang ibu yang mampu melakukan relaksasi
seirama kontraksi.29
Penelitian yang dilakukan oleh Isye Fadmiyanor menunjukkan bahwa ada perbedaan
intensitas nyeri setelah perlakuan pada kelompok kompres hangat (p=0,023).30
Penurunan skala nyeri tersebut disebabkan karena terapi kompres hangat yang diberikan
pada punggung bawah di area tempat kepala janin menekan tulang belakang akan
mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga
memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Nyeri akibat spasme otot
berespon baik terhadap panas, karena panas melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah lokal. Panas juga merangsang serat saraf yang menutup
gerbang nyeri kemudian transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat
dihambat Selain itu kompres hangat dapat memicu tubuh untuk menghasilkan endorphin
dengan cara menghasilkan perasaan relaksasi, mendistraksi perhatian, dan mengurangi
stress. Hormon endorphin dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang di produksi
otak sehingga menimbulkan rasa nyaman.31
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan bahwa sesudah intervensi ada
perbedaan terkait kelompok yang diberikan kompres hangat maupun birthball.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yaitu,
terdapat perbedaan yang signifikan antara kompres hangat dan birth ball terhadap
penurunan rasa nyeri pada pengujian hipotesis didapatkan nilai p 0,003 < 0,05.
Saran untuk tempat penelitian terkhusus bidan yaitu Penggunaan kompres hangat ini
dapat diterapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
untuk mengurangi angka kesakitan ibu saat persalinan. Untuk ibu bersalin penggunaan
kompres hangat ini dapat digunakan sebagai salah satu cara mengurangi angka kesakitan
secara nonfarmakologi bagi ibu saat persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Oktaviana E. Penerapan Kompres Hangat Dan Dingin Untuk Mengurangi Nyeri Inpartu
Kala I Dan Ii Di Puskesmas Sempor 1 Tahun 2017: Stikes Muhammadiyah Gombong;
2017.
2. Nufra YA, Azimar A. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan
Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bidan Praktek Mandiri Yulia Fonna Skm
Desa Lipah Rayeuk Kecamatan Jeumpakabupaten Bireuen Tahun 2019. Journal Of
Healthcare Technology And Medicine. 2019;5(2):362-72.
3. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. 2014.) (Kementrian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas
2018. Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018.)
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2019
5. Lestari I, Abadi A, Purnomo W. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin
Primigravida. The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 37–50
6. Rejeki S, Nurullita U , Krestanti R. Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui
Teknik Back Effluerage Dan Counter Pressure. Jurnal Keperawatan Maternitas .
Volume 1, No. 2, November 2013; 124-133
7. Siyoum M, Mekonnen S. Labor pain control and associated factors among women who
gave birth at Leku primary hospital, southern Ethiopia. BMC research notes.
2019;12(1):619.
8. Suparni S. Perbedaan Efektivitas Relaksasi Dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif (Studi pada Ibu Bersalin di Kabupaten Pekalongan
Tahun 2014): Program Pascasarjana Undip; 2014.
9. Marlina ED. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Kecemasan
dan Nyeri Selama Kala I Fase Aktif Persalinan. Jurnal Ilmiah Bidan. 2018;3(1):9-14.
10. Gau M-L, Chang C-Y, Tian S-H, Lin K-C. Effects of birth ball exercise on pain and self-
efficacy during childbirth: a randomised controlled trial in Taiwan. Midwifery.
2011;27(6):e293-e300.
11. Endah Dian Marlinda (2018) JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.III, NO.1, 2018, 1-6.
12. Rahman. A. S, Handayani A, M.A S. Penurunan Nyeri Persalinan dengan Kompres
Hangat dan Massage Efleurage. J MKMI. 2017;13(2):147–51
13. Yeni Fitrianingsih, Kemala Wandani. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Rasa Nyeri
Persalinan Kala I Fase Persalinan Fase Aktif di 3 BPM Kota Cirebon. Jurnal Care Vol .
6, No.1,Tahun 2018. Hal 71-78
14. Rahmadhayanti E, Atriani R, Wulandari A. Pengaruh Kompres Hangat terhadap
Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri di Karya Ibu Palembang. J Kesehat.
2017;8(3):369–74.
15. Fitrianingsih Y, Wandani K. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Rasa Nyeri
Persalinan Kala I Fase Persalinan Fase Aktif di 3 BPM Kota Cirebon. J Care.
2018;6(1):71–8.
16. Rahman. A. S, Handayani A, M.A S. Penurunan Nyeri Persalinan dengan Kompres
Hangat dan Massage Efleurage. J MKMI. 2017;13(2):147–51
17. Triana Indrayani. PENGARUH PENGGUNAAN BIRTHING BALL TERHADAP
PENURUNAN SKOR NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK
BERSALIN BEKASI TAHUN 2018. JAKHKJ Vol. 5, No. 1, 2019. Hal. 3-8
18. Putri SA, Khotimah S. Perbedaan Pemberian Senam Hamil dan Yoga Terhadap
Peningkatan Durasi Tidur Ibu Hamil Trimester III [Internet]. [Yogyakarta]: Universitas
’Aisyiyah Yogyakarta; 2017 [cited 2019 Oct 23]. Available from:
http://digilib.unisayogya.ac.id/2232/
19. Rusmita E. Pengaruh Senam Hamil Yoga Terhadap Kesiapan Ibu Hamil Menghadapi
Persalinan Di RSIA Limijati Bandung. J Keperawatan BSI. 2015;3(2)
20. Rafika R. Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada Ibu
Hamil Trimester III. J Kesehat [Internet]. 2018 May 25;9(1):86. Available from:
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/763
21. Ashari, Pongsibidang GS, Mikhrunnisai A. Pengaruh Senam Prenatal Yoga terhadap
Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III. Media Kesehat Masy Indones
[Internet]. 2019 Mar 17;15(1):55. Available from:
http://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5554
22. Pont AV, Rosiyana NM, Pratiwi V, Enggar, Nurfatimah, Ramadhan K. The Effect of
Prenatal Yoga in Reducing Pregnancy Complaints. Indian J Public Heal Res Dev
[Internet]. 2019;10(8):1218. Available from: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?
target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article =223
23. Tournaire M, Theau-Yonneau A. Complementary and Alternative Approaches to Pain
Relief during Labor. Evidence-Based Complement Altern Med [Internet].
2007;4(4):409–17. Available from: http://
www.hindawi.com/journals/ecam/2007/256475/ abs/.) Ketakutan, ketegangan dan
ansietas sangat diperburuk oleh nyeri
24. Kennedy BB, Ruth DJ, Martin EJ. Modul Manajemen Intrapartum. Jakarta: EGC; 2013
25. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong CY. Williams Obstetrics.
23rd ed. New York: Mc. Graw Hill Medical; 2010
26. Mathew A, Nayak S, Vandana K. A comparative study on effect of ambulation and
birthing ball on maternal and newborn outcome among primigravida mothers in
selected hospitals in Mangalore. Journal of Health and Allied Sciences NU.
2012;2(02):02-5.
27. Wiknjosastro. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka; 2010
28. Putu Indah Sintya Dewi. INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN
PADA IBU INPARTU MENGGUNAKAN BIRTH BALL EXERCISE. Jurnal Keperawatan
Silampari Volume 3, Nomor 2, 2020. Hal 456-465
29. Irawati, A., & Haryono, I. (2019). Mengurangi Nyeri Persalinan dengan Teknik Birthing
Ball. Jurnal Bidan Cerdas, 2(3), 129–135. https://doi.org/10.33860/jbc.v2i3.282
30. Isye Fadmiyanor. PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN
TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK
UTAMA TAMAN SARI 1 KOTA PEKANBARU. Jurnal Ibu dan Anak , Volume 6, Nomor
2, November 2018. Hal 61-67
31. Judha, M, dkk. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi
dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai