Teori Atom
Atom terdiri dari sebuah inti atom (nukleus) yang disusun oleh proton dan
netron, dan dikelilingi oleh elektron-elektron
SIFAT ATOM
Sifat-sifat atom antara lain :
a. Nomor atom suatu unsur menyatakan jumlah proton atau jumlah elektron dalam
sebuah atom netral. (jumlah proton = jumlah elektron).
b. Suatu Unsur dinyatakan dengan : A X dimana :
X = nama unsur
ZA = nomor massa
Z = nomor atom
c. Nomor massa suatu atom menyatakan jumlah proton dan netron dalam inti.
Contoh:
Atom Carbon : C126
Berarti, dalam atom C terdapat 4 elektron dan 6 proton.
Teori elektron merupakan teori dasar listrik dan kelistrikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
elektron di definisikan sebagai muatan listrik negatif yang merupakan bagian dari atom.
Jika anda memiliki sebatang plastik atau ebonit, gosokan ke rambut. Setelah itu dekatkan
batang ebonit atau plastik tersebut pada potongan-potongan kertas yang kecil. Maka potongan-
potongan kertas itu akan tertarik dan menempel pada batang ebonit tersebut. Hal yang sama
juga bisa terjadi pada sebatang kaca yang di gosok dengan kain sutra.
Fenomena apakah yang terjadi? Ini merupakan asal muasa teori elektron yang paling sederhana. Batang
plastik dan kaca dapat menarik potongan-potongan kertas tersebut oleh karena setelah di gosok benda
tersebut menjadi bermuatan listrik.
Teori elektron telah di temukan sejak ribuan tahun yang lalau. Seiring perkembangan zaman. muncul banyak
sekali teori tentang elektron. Berikut ini adalah ringkasan dari beberapa teori elektron yang beredar di dunia
pengetahuan kuno hingga modern.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik
dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
I= 𝑄𝑡𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”.
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
I= 𝑄𝑡𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟 Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”
“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan
muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C,
sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan
bertanda berbeda saling tarik menarik”
Rapat Arus
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus
listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm²
(12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi
8A/mm² (12A/1,5 mm²).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA)
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel
diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti
kabel memiliki KHA 30A, memiliki
kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang
penghantar, semakin besar penampang
penghantar kerapatan arusnya mengecil
I=jxA Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
Tahanan dan Daya Hantar Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki
daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan
elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini
mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron dengan
atom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat
yang terjadi pada setiap bahan.
“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan
penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"
“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu
bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya
hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R= 1
𝐺 Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]
Resistansi Konduktor
Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya
tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ
(rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :
R = ρ x l/q Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan,
karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor . "Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur
• temperatur. meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron
terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan
kenaikan tahanan penghantar"
Potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda
potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering
disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah
Volt.
“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk
memindahkan muatan listrik satu coulomb”
v= 𝑊 volt Dimana:
𝑄
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Rangkaian Listrik
Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan
dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal
inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”