Anda di halaman 1dari 18

STASE KEPERAWATAN JIWA

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI
BANGSAL ARJUNA RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

 AMBARWATI : 203203005
 AMMANAH SYITI HAJJAR : 203203006
 AUDREY PRISCA PANGESTUNIGTYAS :203203012
 DWY KURNIAWAN SANG PUTRA : 203203025

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI
BANGSAL ARJUNA RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Disusun Oleh :

 AMBARWATI : 203203005
 AMMANAH SYITI HAJJAR : 203203006
 AUDREY PRISCA PANGESTUNIGTYAS :203203012
 DWY KURNIAWAN SANG PUTRA : 203203025

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULUS PERSEPSI:HALUSINASI

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi: Halusinasi
B. Latar Belakang
1. Bagaimana pasien gangguan Jiwa
kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental,
dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Hal ini berarti
seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dengan
keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis, maupun sosial. Apabila fisiknya
sehat, maka mental (jiwa) dan sosialpun sehat, demikian pula sebaliknya,
jika mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnyapun akan sakit.
Kesehatan harus dilihat secara menyeluruh sehingga kesehatan jiwa
merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan (Struart &
Laraia, 2015)
Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih
sangat penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak
mempunyai kemampuan untuk menilai realitas yang buruk. Gejala dan
tanda yang ditunjukkan oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan
kognitif, gangguan proses pikir, gangguan kesadaran, gangguan emosi,
kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh ( Nasir, 2011).
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan
yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang. 
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat,
seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
1.000 penduduk.
Di bangsal Helikonia terdapat 12 pasien gangguan jiwa yang
memiliki gangguan jiwa yang berbeda-beda. Dari banyak pasien hampir
sebagian besar pasien mengalami masalah halusinasi, isolasi sosial dan
perilaku kekerasan.
2. Mengapa perlu terapi aktivitas kelompok
Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu
diikuti dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi
dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkngan
sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin
jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut,
maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien
dengan halusinasi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang
sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK
klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang
lain.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat menningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan stimulasi
yang dilakukan sehingga dapat mengontrol halusinasinya.
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien dapat mengenal isi halusinasi
d. Pasien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi
e. Pasien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi
f. Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi
g. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan
h. Pasien dapat menyusun jadwal kegiatan

D. Seleksi Pasien
1. Kondisi pasien kooperatif, yang memiliki indikasi sebagai berikut:
a. Pasien yang mengalami halusinasi yang telah melakukan interaksi
interpersonal
2. Jenis masalah keperawatan sesuai dengan indikasi TAK
a. Halusinasi
b. Jumlah Anggota TAK 5-10 orang
3. Kesediaan pasien mengikuti TAK
Bina hubungan saling percaya dilanjutkan dengan kontrak waktu pasien,
menjelaskan manfaat dan tujuan mengikuti TAK dan menanyakan
kesediaan pasien mengikuti TAK.
4. Proses seleksi pasien dilakukan sehari sebelum TAK
Proses penentuan pasien dilakukan melalui observasi dapat menggambarkan
masalah keperawatan yang dijadikan sebagai care problem untuk TAK
E. Jadwal kegiatan
1. Tempat Pelaksanaan: Bangsal Arjuna RSJ Grhasia Yogyakarta.
2. Waktu dan lama pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Kamis 3 juni 2021
b. Waktu : Pukul 17.00 WIB s/d 18.00 WIB
c. Lamanya pelaksanaan
1) Perkenalan : 5 menit
2) Pengarahan : 5 menit
3) Tahap kerja : 15 Menit
4) Diskusi bersama : 5 menit
5) Penutup : 5 menit
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
G. Media dan Alat
1. ATK
2. Kertas penilaian
H. Pengorganisasian
1. Leader
a. Susunan Pelaksaaan
1) Sesi 1 :
2) Sesi 2 :
3) Sesi 3 :
b. Uraian tugas pelaksanaan
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan menganjurkan jalannya terapi
3) Membuka acara
4) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
5) Memimpin acara diskusi
2. Co-Leader
a. Susunan Pelaksaaan
1) Sesi 1 :
2) Sesi 2 :
3) Sesi 3 :
b. Uraian tugas pelaksanaan
1) Mendampingi leader
2) Mengambil posisi leader jika pasif
3) Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader
4) Menjadi motivator
3. Fasilitator
a. Susunan Pelaksaaan
1) Sesi 1 :
2) Sesi 2 :
3) Sesi 3 :
b. Uraian tugas pelaksanaan
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif dalam mengikuti jalannya TAK
4. Observer
a. Susunan pelaksanaan
1) Sesi 1 :
2) Sesi 2 :
3) Sesi 3 :
b. Uraian tugas pelaksanaan
1) Mencatat serta mengamati respon pasien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutup.
I. Setting Tempat
Ruang TAK ARJUNA

Keterangan:
: Leader : Fasilitator

: Co-Leader : Pasien
: Observer : Meja

J. Program Antisipasi dan Tata Tertib


1. Tata tertib
a. Leader memimpin jalannya kegiatan
b. Semua keputusan ada dibawah kendali leader
c. Pasien datang mminimal 5 menit sebelum TAK dimulai
d. Klien tidak boleh meninggalkan tempat sebelum TAK selesai
e. Jika pasien ingin meninggalkan kegiatan harus izin dengan terapis atau
leader
f. Berpakaian rapi dan bersih
g. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama kegiatam TAK
h. Co-Leader, Fasilitator dan observer bekerja sesuai fungsinya dan
membantu jalannya pelaksanaan TAK
2. Program Antisipasi TAK
a. Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggun.
b. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu
kepada peserta.
c. Bila ada peserta yang tidak mentaati tata tertib, diperingakan. Jika tidak
bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran
d. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dan dikeluarkan dari kelompok.

K. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam dari terapis
b. Evaluasi dan validitasi : Menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu: memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
a) Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 35 menit
c) Pasien tidak boleh makan dan minum selama kegiatan
d) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Sesi 1 Jelaskan kegiatan, melakukan permainan angka ganjil dan genap
siapa yang salah maka pasien harus memperkenalkan dirinya dan
menceritakan terkait halusinasinya. Kegiatan ini dilanjutkan sampai
semua pasien memperkenalkan diri dan menceritakan terkait
halusinasinya.
b. Berikan pujian untuk setiap keberhasilan yang sudah disediakan
c. Sesi 2 setelah mengetahui isi masalah halusinasinya perawat
Menjelaskan materi tentang halusinasi setelah itu pasien berlatih untuk
menghardik yang sebelumnya di peragakan oleh tim. Setiap pasien harus
mampu berlatih cara menghardik, bercakap-cakap, aktivitas terjadwal
dan obat
d. Selanjutnya sesi 3 dengan melakukan kegiatan salah satunya mempunyai
jadwal kegiatan harian, terapis meminta pasien untuk menjelaskan
kegiatan yang sudah dilakukan lalu dimasukan ke dalam jadwal harian.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan kepada peserta setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian kepada peserta atas partisipasinya dalam
mengikuti TAK
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan pasien menggunakan cara yang telah di pelajari untuk
menstimulasi persepsi
2) Menganjurkan pasien secara teratur cara yang telah dipelajari
3) Memasukan ke jadwal kegiatan harian pasien
5. Kontrak yang akan datang
Sesi 1 : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi

Menyebut Menyebut Menyebut Menyebut


NO Nama Pasien isi waktu terjadi situasi terjadi perasaan saat
halusinasi halusinasi halusinasi halusinasi
1
2
3
4
5
6

Kemampuan mengenal halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada koom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan peasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul),
waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram).
Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.
Sesi 2 : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas
cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan
menghardik halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada koom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan peasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatn proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi; halusinasi Sesi
2. Klien mampu mempragakan cara menghardik halusinasi. Anjuran klien
menggunakannya jika halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi
muncul, khususnya pada malam hari (buat jadwal).
Sesi 3 : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakuakan kegiatan


Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan kegiatan yang


biasa dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang
biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan
harian
4 Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada koom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan peasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
3: klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, Abdul, & Muhith. (2011). Dasar-dasar Keperawatan jiwa, Pengantar


dan Teori. Jakarta: Salemba Medika

Struart, G.W & Sunddeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan jiwa.
Jakarta:EGC.

Kemenkes RI (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI

Keliat, B.A & Pawirowiyono K. (2014). Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC


JADWAL KEGIATAN HARIAN
RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Nama : M : Mandiri
Tanggal lahir : B : Bantuan
Alamat : T : Total
Ruang : ARJUNA
N
TANGGAL JAM KEGIATAN M B T
O

Anda mungkin juga menyukai