2
1.3.2 Menentukan A, B, C, dan D
Tahap awal proses capital budgeting adalah menentukan pilihan-pilihan yang
mungkin. Setelah mendapatkan pilihan-pilihan yang secara potensial memberikan
harapan net returns positif, perlu dilakukan ordering untuk mengetahui potensial net
returns-nya dengan lebih kongkrit.
3
mempunyai dampak terhadap proyek-proyek yang telah ada, proyek-proyek yang
dijalankan bersamaan, maupun proyek-proyek mendatang. Sumberdaya yang
dialokasikan ke salah satu proyek tentu saja mengurangi jumlah sumberdaya yang
dialokasikan atau akan dialokasikan ke proyek-proyek lainnya. Argumen ini adalah
implikasi dari kenyataan bahwa sumberdaya sifatnya terbatas. Seperti seseorang yang
memilih proyek melanjutkan studi lanjut jurusan keuangan akan mengorbankan
“proyeknya” untuk menjadi manajer pemasaran.
Returns dari pilihan-pilihan yang ada bisa saja saling tidak bersifat mutually
independent. Proyek baru juga bisa mempengaruhi returns proyek-proyek yang telah
direalisasikan. Misalnya, munculnya mobil baru Taruna dari Daihatsu akan mengurangi
permintaan dari jenis Daihatsu sebelumnya, misalnya Feroza. Fenomena dimana produk
baru mencuri penjualan produk yang sudah ada dari produsen yang sama disebut
cannibalization. Fenomena ini dalam capital budeting tentu saja harus diantisipasi.
Apakah hal ini tidak diketahui Daihatsu ? Tentu saja Daihatsu mengetahui potensi
cannibalization. Hal ini akan tidak inferior dibanding jika Feroza “dimakan” oleh
kompetitor-kompetitornya seperti Kuda, Kijang, atau Montera.
Karena pada akhirnya tujuan satu proyek adalah untuk memaksimumkan
kekayaan, maka tujuan proyek investasi bisa bervariasi asalkan kompatibel dengan
tujuan akhir perusahaan. Proyek investasi biasanya bisa dikategorikan untuk :
meningkatkan kapasitas produksi karen aproyeksi permintaan meningkat; mereduksi
ongkos produksi karena ada indikasi inefisiensi; memperbaharui teknoloi produksi.
Karena perusahaan harus memenuhi aturan legal, maka proyek investasi seringkali
menghadapi kendala tambahan dalam bentuk regulasi pemerintah. Adanya perubahan
atau tambahan regulasi legal adalah tambahan kendala bagi perusahaan untuk
memaksimumkan keuntungannya. Secara umum, tambahan kendala regulasi
mengurangi hasil optimasi keuntungan.
1.3.4 Memilih A, B, dan C, Tapi Tidak D
Setelah menentukan proyek-proyek investasi yang diperkirakan mungkin untuk
diimplementasikan, perusahaan perlu mengevaluasi masing-masing proyek untuk
menentukan kelayakan secara obyektif. Untuk itu perlu sebuah kriteria yang
diaplikasikan untuk semua kandidat proyek.
4
1.4 Metode Penilaian Investasi
1.4.1 Net present value
Net present value adalah salah satu dari teknik capital budgeting yang
mempertimbangkan nilai waktu / uang yang paling banyakdigunakan. NPV adalah
merupakan selisih antara cash flow yang didiskontokan pada tingkat bunga minimum
atau cost of capital perusahaan. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung
nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat
keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas
neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal At
At
NPV = -Io + ∑ t
(1+r )
5
a. Tanpa adanya perubahan ke aliran kastahun yang sama, NPV akan
menghasilkan perbandingan antara proyek-proyek yang berukuran tidak sama
dan mempunyai unsur ekonomis yang tidak sama.
6
Karena depresiasi bisa bertindak sebagai tax shield, maka perusahaan mempunyai
insentif untuk memperbesar jumlah tax shield tersebut dengan mempercepat depresiasi.
Hampir semua perusahaan besar mempunyai dua buku laporan yang satu untuk
keperluan pajak yang lainnya untuk shareholders. Laporan untuk stockholders biasanya
menggunakan teknik depresiasi garis lurus, sedangkan laporan untuk pajak tertentu saja
menggunakan teknik depresiasi yang dipercepat. Perusahaan biasanya mempunyai dua
buku laporan keuangan, yaitu untuk keperluan pajak dan untuk shareholders. Bagi para
analisis keuangan laporan yang relevan adalah buku untuk shareholders yang
berdasarkan nilai pasar.
Dalam melakukan estimasi arus kas keuntungan-keuntungan nonfinansial harus
diperhitungkan sehingga formula NPV mencerminkan total benefits and costs. Lembaga
pendidikan yang mempunyai program studi lanjut untuk para pengajarnya akan
mempunyai kemampuan untuk merespons pasar dengan lebih cepat. Karena semakin
banyak seorang pengajar mengakumulasi sumber daya manusia, semakin cepat pengajar
tersebut mempelajari materi yang baru. Namun, sebuah perguruan tinggi yang
mempunyai program studi lanjut kemungkinan kinerjanya tidak naik, karena
kompetitornya mempunyai program yang sama atau program yang lebih superior dari
program studi lanjut, misalnya program merekrut pengajar minimal yang telah
menyelesaikan studi lanjutannya. Oleh karena itu, program studi lanjut tetap
memberikan NPV yang positif bagi suatu perguruan tinggi. Bukankah analisis NPV
perlu dianalisis berdasarkan “with and without project” bukan “before versus after
project”.
Program studi lanjut tentu saja tidak memberikan cash flows dalam jangka
pendek. Oleh karena itu, program ini harus dievaluasi untuk jangka waktu yang relative
cukup panjang. Dalam kasus ini, kinerja sebuah universitas sekarang merupakan cash
flows dari “proyek-proyek” pejabat-pejabat terdahulu. Dampak keterkaitan ini bisa
signifikan. Hal ini adalah sala satu fenomena bahwa proyek yang satu terkait dengan
proyek lainnya. Oleh karena itu, dalam sebuah institusi (perusahaan) memerlukan acuan
yang lebih general untuk mengarahkan proyek-proyek sehingga tetap konsisten dengan
tujuan long run instutusi yaitu pertumbuhan wealth pemegang sahamnya.
Untuk menentukan perhitungan angka NPV, nilai cash flows dan discount factor
harus konsisten dengan satuan yang sama. Keduanya variable tersebut memakai angka
7
nominal atau riil. Angka riil adalah nominal dikurangi angka inflasi pada periode yang
bersangkutan. Biasanya, NPV dievaluasi dengan satuan nominal sesuai dengan satuan
yang umum ada dalam realita.
Dimana : t = tahun ke
n = jumlah tahun
Io = Nilai investasi awal
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Nilai IRR dapat dicari misalnya dengan coba-coba (trial and error). Caranya,
dihitung nilai sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku
bunga yang wajar, misalnya 10%, lalu dibandingkan dengan biaya investasi, jika nilai
investasi lebih kecil, maka dicoba lagi dengan dengan suku bunga yang lebih tinggi
demekian seturusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar. Sebaliknya, dengan
suku bunga wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka coba lagi dengan suku bunga
yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai
sekarang.
Kriteria penilaian :
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka
investasi dapat diterima.
Contoh Soal :
Biaya investasi awal = Rp 18.000.000
Kas masuk bersih = Rp. 5.700.000
Umur proyek = 5 tahun
8
Dengan menggunakan rumus, perhitungannya menjadi seperti berikut ini :
5.700.000 5.700.000 5.700.000 5.700.000 5.700.000
18.000.000 = + + + +
(1+r )1 (1+r )2 (1+r )3 (1+r )4 (1+r )5
Dengan melakukan trial and error, diperoleh nilai IRR sebesar 17,57%
Kelebihan model IRR :
a. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode tertentu
b. Memperhitungkan nilai waktu
Kekurangan :
a. Memerlukan Cost of capital sebagai batal minimal dari nilai yang mungkin dicapai.
1.4.4 Payback Period
Menurut Umar (2007) Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan
kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash
inflow-nya yang hasilnya merupakan satuam waktu.selanjutnya nilai rasio ini
dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.
Nilai investasi
Payback Period = x 12 bulan
kas masuk bersih
Contoh :
Misalnya disediakan data hipotesis seperti ini :
Keuntungan setelah pajak : Rp. 2.100.000
Depresiasi : Rp. 3.600.000
Aliran kas masuk bersih : Rp. 5.700.000
Nilai investasi : Rp. 18.000.000
Payback period dapat dihitung waktunya :
Rp . 18.000.000
Payback Period = x 1 tahun=3,16 tahun
Rp . 5.700.000
Kriteria penilaian :
a. Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya
maka usulan investasi dapat diterima.
b. Jika payback period lebih Panjang dari waktunya dari maximum payback
period-nya maka usulan investasi tidak dapat diterima.
9
Apabila aliran kas suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun, dengan
sendirinya perhitungan diatas tidak dimungkinkan. Oleh karena itu kita perlu
menghitung periode payback-nya(discounted payback period).
1.4.5 Marginal Cost of Capital (MCC)
Untuk menentukan proyek-proyek yang mungkin (A, B, dan C), perusahaan
memerlukan informasi ongkos modal (MCC) Kurva MCC juga merupakan kurva “k” di
rumus NPV. Bagi sebuah perusahaan, ongkos kapital biasanya akan berupa fungsi tidak
turun seperti kurva MCC, Semakin banyak perusahaan meminjam dana, semakin tinggi
tingkat risk averse-nya. Oleh karena itu, Semakin tinggi resiko default-nya. Pemberi
pinjaman meminta kompensasi terhadap resiko tersebut dalam bentuk bunga pinjaman
yang tinggi. Orang yang terlalu berani meminjam biasanya dikatakan tidak konservatif.
Mereka adalah kelompok orang yang berpotensi melakuan adverse selection dan moral
hazard yang tinggi. Jadi harga kapital juga bergantung pada derajat risk averse
perusahaan yang bersangkutan.
Jika perusahaan menjual perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
( untuk merealisasikan proyek tertentu ), return ( deviden dan capital gains ) yang di
berikan perusahaan ke investor ( Masyarakat ) merupakan ongkos pinjaman kapital
perusahaan tersebut. Return ini merupakan harga yang harus di bayar kepada pemberi
pinjaman oleh perusahaan. Berapa harga sebuah aset adalah beberapa return dari aset
tersebut.
Jika perusahaan membiayai suatu proyek dengan lebih dari satu sumber dana,
maka ongkos dana secara keseluruhan adalah rata-rata tertimbang dari masing-masing
dana tersebut. Misalnya dalam kasus 2 sumber dana, Bond and equity ( saham ),
discount rate proyek adalah rata-rata tertimbang dari cost of debt dari equity yaitu :
rT = wD rD + we re
Dimana rT adalah ongkos modal total, wD bobot / porsi debt dari total, rD ongkos dari
debt, we bobot dari equity, dan re ongkos equity.
10
adalah minimum risk-adjusted returns dari investor (atau dari shareholders dari
perusahaan untuk merealisasikan investasi tersebut. Jadi ongkos modal untuk suatu
proyek adalah opportunity cost dari shareholders untuk merealisasikan proyek tersebut
yang tersedia biasanya adalah harga aset atau nilai perusahaan atau returns investor
untuk perusahaan tersebut.
11
menentukan harga suatu aset dengan mengaitkannya dengan tingkat korelasi aset
tersebut dengan aset-aset lainnya.
Harga sebuah aset akan relatif tinggi jika permintaan terhadap aset tersebut relatif
tinggi. Mengapa sebuah aset tinggi? Pada prinsipnya orang tidak suka risiko (risk
averse). Pelaku ekonomi bersedia mengurangi risiko meskipun harus rnembayar dengan
penurunan returns. Ingat, returns dan risiko berkorelasi positif. Aset seperti apa yang
mampu menurunkan risiko portofolio investor? Jika pergerakan returns dari sebuah aset
berkorelasi positif dengan returns kebanyakan aset (pasar, misalnya seperti yang
dicerrninkan dengan indeks harga saham gabungan), maka aset, tersebut tidak
mempunyai kemampuan mengurangi risiko investor. Karakteristik-karakteristik dari
aset tersebut relatif sama dengan kebanyakan aset-aset lainnya. Aset yang demikian
tidak langka. Oleh karena itu, harga aset tersebut tidak tinggi.
Sebaliknya, aset yang pergerakan returns-nya berkorelasi negatif dengan retums
kebanyakan aset, maka aset tersebut mempuyai kemampuan untuk meredam risiko
portofolio investor. Jika returns kebanyakan aset naik, returns dari aset tersebut turun.
Namun, jika returns pasar turun, returns dari aset tersebut naik. Dengan melengkapi aset
tersebut dalam komposisi portofolionya, investor rnampu meredam risiko investasinya.
Karena karakteristik kemampuan meredam risiko inilah, returns aset yang berkorelasi
negatif dengan returns pasar dicari banyak orang (permintaannya tinggi). Tentu saja
jumlah aset yang bersifat tidak mengikuti tren pasar relatif sedikit. Oleh karena itu, aset
yang demikian menjadi langka dan harganya tinggi. Dan, returns-nya rendah! Ingat
hubungan antara harga dan resurns aset adalah negatif. Argumen ini bisa dijelaskan
dengan CAPM.
Dalam Capital Asset Pricing Model harga aset P seperti yang dicontohkan di atas
merupakan implikasi dari formula yang ditampilkan dalam rumus CAPM. Jadi price di
CAPM adalah harga yang harus dibayar kepada yang mempunyai aset tersebut. Formula
CAPM adalah sebagai berikut:
k e=r + ᵦ (k m−r f )
f
Dimana :
Ke : expected cost of equity/returns capital,
Km : nilai harapan dari imbal hasil dari saham secara keseluruhan (pasar),
(km-rf): risk premium dari rata-rata saham,
12
ᵦ(km-rf): risk premium untuk saham yang bersangkutan.
Jadi CAPM merupakan hubungan antara harapan imbal hasil dari sebuah aset
dengan karakteristik risikonya. hka beta mempunyai nilai tinggi berarfi kompensasi
risiko aset tersebut adalah tinggi
13
DAFTAR PUSTAKA
14