Anda di halaman 1dari 34

PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

HANDOUT PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
Pembelajaran PPKn

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2014
Pembelajaran PPKn
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

I. PEMAHAMAN KOMPETENSI

A. Konsep

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
SKL dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi
Inti dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD).

2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang


harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
yang menjadi dasar pengembangan KD. Kompetensi Inti mencakup: sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL.

3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai


Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui proses
pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam
konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.

4. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan


kategori domain kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke
dalam domain sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian domain
perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang baik
selama proses pembelajaran maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam
perilaku (behaviour) yang terdapat pada indikator pencapaian kompetensi.

B. Deskripsi

1. Hasil belajar dirumuskan dalam tiga taksonomi meliputi ranah sikap,


pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar ini
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik baik selama proses
belajar maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku
(behaviour) tujuan pembelajaran. Kita mengenal klasifikasi perilaku hasil

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 3


Pembelajaran PPKn
belajar berdasarkan taksonomi Bloom, dan pada Kurikulum 2013 digunakan
taksonomi Bloom yang disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl.

 Sikap (affective domain) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam


bersikap dan merasa.

 Pengetahuan (cognitive domain) merupakan kapabilitas intelektual dalam


bentuk pengetahuan atau berpikir.

 Keterampilan (psychomotor domain) merupakan keterampilan manual atau


motorik dalam bentuk melakukan.

a. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam


perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013
menggunakan taksonomi Krathwohl dimana pembentukan sikap peserta
didik diawali dari menerima (accepting), menjalankan (responding),
menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), mengamalkan
(characterizing/actualizing).

b. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom


yang disempurnakan oleh Anderson. Perkembangan kemampuan mental
(intelektual) peserta didik dimulai dari C1 yakni mengingat (remember)
dimana peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya.
Tahapan perkembangan selanjutnya C2 yakni memahami (understand)
yang merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan
pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik. Lebih lanjut tahap
C3 yakni menerapkan (apply) yang merupakan penggunaan prosedur dalam
situasi yang diberikan atau situasi baru. Tahap lebih lanjut C4 yakni
menganalisis (analyse) yang merupakan penguraian materi ke dalam
bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan
antara satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Tingkatan taksonomi
pengetahuan selanjutnya C5 yakni mengevaluasi (evaluate), merupakan
kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
Kemampuan tertinggi adalah C6 yakni berkreasi (create), merupakan
kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam
bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam pola baru
(struktur baru).

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 4


Pembelajaran PPKn
c. Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 menggunakan gradasi Dyers
yang ditata sebagai berikut: mengamati (observing), menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), menyaji
(communicating), dan mencipta (creating).

2. SKL merupakan profil lulusan yang akan dicapai oleh semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

3. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua


mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti
untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar.
Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui
proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema
berikut.

Materi
Pembelajara
n

S KI Penilaian

K + KD PEMBE- HASIL
L RL LAJARAN Penilaian
BELA-
JAR
Penilaian

RL : Ruang lingkup materi

Gambar 1: Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Rumusan standar kompetensi lulusan yang tercantum pada Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 untuk tingkat SMK/MAK
adalah sebagai berikut.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 5


Pembelajaran PPKn

Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

4. Kompetensi Inti SMK/MAK sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK sebagai
berikut.

Tabel 2. Kompetensi Inti SMK/MAK

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, damai), santun, damai), santun,
responsif dan proaktif responsif dan proaktif responsif dan proaktif
dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan
dunia. dunia. dunia.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 6


Pembelajaran PPKn
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII

3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, 3. Memahami,


dan menganalisis menerapkan, dan menerapkan,
pengetahuan faktual, menganalisis menganalisis, dan
konseptual, dan pengetahuan faktual, mengevaluasi
prosedural berdasarkan konseptual, prosedural, pengetahuan faktual,
rasa ingin tahunya dan metakognitif konseptual, prosedural,
tentang ilmu berdasarkan rasa ingin dan metakognitif dalam
pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu ilmu pengetahuan,
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, teknologi, seni, budaya,
humaniora dalam seni, budaya, dan dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
memecahkan masalah. kerja yang spesifik untuk memecahkan
untuk memecahkan masalah.
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari pengembangan dari terkait dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah secara mandiri, sekolah secara mandiri, yang dipelajarinya di
dan mampu bertindak secara efektif sekolah secara mandiri,
melaksanakan tugas dan kreatif, dan mampu dan mampu
spesifik di bawah melaksanakan tugas melaksanakan tugas
pengawasan langsung. spesifik di bawah spesifik di bawah
pengawasan langsung. pengawasan langsung.

5. Kompetensi Inti pada ranah sikap (KI-1 dan KI-2) merupakan kombinasi reaksi
afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

6. Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya. Dimensi
pertama adalah dimensi perkembangan kognitif peserta didik untuk kelas X
dan kelas XI dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3) dan kemampuan
menganalisis (C4), untuk kelas XII ditambah hingga kemampuan evaluasi (C5).
Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge); untuk kelas X
berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, sedangkan untuk
kelas XI dan XII dilanjutkan sampai metakognitif.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 7


Pembelajaran PPKn
a. Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan
detail yang spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa berupa kejadian atau
peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.

b. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks


berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya periode
waktu geologi, teori Pythagoras, hukum permintaan dan kebutuhan, teori
evolusi, dan struktur anggota MPR.

c. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana


melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan
langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis), teknik, dan metoda.

d. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi


(mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu
pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan
keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan mengritik tulisan
tentang kekuatan dan kelemahannya, pengetahuan menguraikan sebagai
sarana menangkap struktur unit materi pelajaran dalam buku teks,
pengetahuan tentang penggunaan heuristik (proses menemukan).

7. Kompetensi Inti pada ranah keterampilan mengandung keterampilan abstrak


dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang
cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan
mencipta dengan dominan pada kemampuan mental/keterampilan berpikir.
Sedangkan keterampilan konkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung
merujuk pada kemampuan menggunakan alat, mencoba, membuat,
memodifikasi dan mencipta.

8. Kompetensi Inti sikap religius dan sosial (KI-1 dan KI-2) memberi arah tentang
tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk
melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4.

9. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah
tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus
dicapai peserta didik.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 8


Pembelajaran PPKn

10. Kompetensi Dasar dari KI-3 merupakan dasar pengembangan materi


pembelajaran pengetahuan, sedangkan Kompetensi Dasar dari KI-4 berisi
keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4 tersebut, pendidik dapat mengembangkan
proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring
(nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung
yaitu KI-1 dan KI-2.

Melalui proses dan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik, peserta
didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung ( indirect teaching) berupa
pengembangan sikap spiritual dan sosial yang relevan dengan Kompetensi
Dasar dari KI-1 dan KI-2.

11. Agar menjamin terjadinya keterkaitan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran,
proses pembelajaran, serta penilaian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut.

a. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;


b. Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai
KD dari KI-3;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD
dari KI-4;
d. Mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran dan keterampilan yang harus dicapai;
e. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang
dilakukan mengacu pada rumusan KD dari KI-1 dan KI- 2, dan
f. Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
relevan.

C. Contoh
Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari analisis itu akan
diperoleh penjabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang
berhubungan dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian
yang diperlukan. Contoh sebagai berikut

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 9


Pembelajaran PPKn
Tabel 3. Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
(SKL) Kompetensi Dasar
(KI) Analisis
Kualifikasi (KD)
Dimensi Kelas X
Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku 1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai- KD 1.1


yang mengamalkan nilai ajaran aga menghayati
mencerminkan ajaran agama ma dan belum
yang dianutnya.
sikap orang kepercayaan mencapai
beriman, dalam kehidupan gradasi
berakhlak mulia, bermasyarakat aktualisasi
berilmu, percaya seperti yg
diri, dan dipersyaratka
bertanggung n KI-1.
jawab dalam
1.2 Menghayati isi KD 1.2
berinteraksi
dan makna Pasal menghayati
secara efektif
28 E dan 29 Ayat belum
dengan (2) Undang-
mencapai
lingkungan sosial Undang Dasar
Negara Republik gradasi
dan alam serta
Indonesia Tahun aktualisasi
dalam
1945. seperti yg
menempatkan diri
dipersyaratka
sebagai cerminan
n KI-1.
bangsa dalam
pergaulan dunia. 2. Menghayati dan 2.1 Menghayati nilai- KD 2.1 s.d
mengamalkan nilai Pancasila KD 2.6
perilaku jujur, dalam kehidupan menghayati
disiplin, bermasyarakat,
dan
tanggungjawab, berbangsa, dan
peduli (gotong bernegara mengamalkan
royong, mencapai
kerjasama, 2.2 Mengamalkan gradasi
toleran, damai), nilai-nilai yang aktualisasi
santun, terkandung seperti yg
responsif dan dalam dipersyaratka
pro-aktif dan
Pembukaan n KI-2.
menunjukkan
sikap sebagai Undang-Undang
bagian dari Dasar Negara
solusi atas Republik
berbagai Indonesia Tahun
permasalahan 1945 dalam
dalam kehidupan
berinteraksi
berbangsa dan
secara efektif
dengan bernegara.
lingkungan
sosial dan alam 2.2 Menghayati nilai-
serta dalam nilai yang ter
menempatkan kandung dalam
diri sebagai pasal-pasal

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 10


Pembelajaran PPKn
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
(SKL) Kompetensi Dasar
(KI) Analisis
Kualifikasi (KD)
Dimensi Kelas X
Kemampuan

cerminan Undang-Undang
bangsa dalam Dasar Negara RI
pergaulan dunia. Tahun 1945
dalam berbagai
aspek kehidupan
ideologi, politik,
ekonomi, sosial
budaya,
pertahanan dan
keamanan
(ipoleksos
budhankam)
2.3 Mengamalkan
sikap toleransi
antarumat
beragama dan
kepercayaan
dalam hidup
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara.
2.4 Mengamalkan
perilaku toleransi
dan harmoni
keberagaman
dalam kehidupan
bermasyarakat,
ber bangsa, dan
bernegara Indone
sia.
2.5 Mengamalkan
nilai dan budaya
demokrasi
dengan
mengutama kan
prinsip
musyawarah
mufakat dalam
kehidupan sehari-
hari dalam
konteks Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia (NKRI).

Pengeta Memiliki 3. Memahami, 3.1 Menganalisis KD 3.1


huan pengetahuan menerapkan, kasus-kasus menganalisis
faktual, meng analisis pelang garan ka sus-kasus
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 11
Pembelajaran PPKn
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
(SKL) Kompetensi Dasar
(KI) Analisis
Kualifikasi (KD)
Dimensi Kelas X
Kemampuan

konseptual, pengetahuan HAM dalam pada penge


prosedural,dan faktual, rangka tahuan
metakognitif konseptual, pelindungan dan faktual,
dalam ilmu prosedural ber pemajuan HAM terkait yg
pengetahuan, dasarkan rasa sesuai dengan dipersyarat
teknologi,seni, ingin tahunya nilai-nilai Panca kan KI-3
dan budaya tentang ilmu sila dalam
dengan wawasan pengetahuan, kehidupan
kemanusiaan, teknologi, seni, bermasya rakat,
kebangsaan, budaya, dan berbangsa, dan
kenegaraan, dan humaniora ber negara.
peradaban terkait dengan
penyebab, serta wawasan
dampak kemanusiaan, 3.2 Memahami pokok
KD 3.2
fenomena dan kebangsaan, pikiran yang
memahami
kejadian. kenegaraan, dan terkandung
po- kok
peradaban dalam
pikiran telah
terkait penyebab Pembukaan
men capai
fenomena dan Undang-Undang
gradasi penge
kejadian, serta Dasar Negara
tahuan
menerapkan Republik
konseptual,
pengetahuan Indonesia Tahun
ter kait yang
prosedural pada 1945
dipersyarat
bidang kajian
kan KI-3
yang spesifik
sesuai dengan
bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah

Keteram Memiliki 4. Mengolah, 4.1 Menyaji kasus– KD 4.1


pilan kemampuan pikir menalar, dan kasus pelang menyaji
dan tindak yang menyaji dalam garan HAM kasus HAM
dalam rangka pada gradasi
efektif dan kreatif ranah konkret
perlindungan analisis,
dalam ranah dan ranah dan pemajuan terkait yang
abstrak dan abstrak terkait HAM sesuai dipersya
konkret sebagai dengan dengan nilai- ratkan KI-4
pengembangan pengembangan nilai Pancasila
dari yang dari yang dalam
dipelajari di dipelajarinya di kehidupan
bermasyarakat,
sekolah secara sekolah secara
berbangsa, dan
mandiri. mandiri, dan bernegara.
mampu
menggunakan

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 12


Pembelajaran PPKn
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
(SKL) Kompetensi Dasar
(KI) Analisis
Kualifikasi (KD)
Dimensi Kelas X
Kemampuan

metoda sesuai
kaidah keilmuan

Keterangan :
1. SKL diambil dari Permendikbud nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar diambil dari Permendikbud nomor 60
Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK dan lampirannya.
3. Analisis diisi dengan hasil analisis taksonomi dan gradasi hasil belajar. Jika KD tidak
terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau
indikator pencapaian kompetensi.

D. Latihan
Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk kelas XI sesuai contoh di atas.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 13


Pembelajaran PPKn

II. PEMAHAMAN MATERI

A. Konsep

Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD),
merupakan muatan dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta
didik dengan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar berupa perubahan
perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran.

B. Deskripsi

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 dan KD


dari KI-4 dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) . Guru dapat mengembangkan
materi pembelajaran yang sudah tercantum di silabus atau buku teks sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk
pada materi pembelajaran dalam silabus dan buku teks, serta rumusan Kompetensi
Dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan).

Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut:


1. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku
keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
2. Indikator perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2)
dapat tidak dirumuskan sebagai indikator pencapaian kompetensi pada RPP,
tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan
tujuan pembelajaran.
3. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses
kognitif (the cognitive process of dimention) dan dimensi pengetahuan
(knowledge of dimention) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup
kemungkinan perumusan indikator dimulai dari kedudukan KD yang setingkat
lebih rendah, dan atau lebih tinggi.
4. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya
dan tuntutan KI.
b. Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif).

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 14


Pembelajaran PPKn
c. Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret.
d. Untuk keterampilan konkret pada kelas X menggunakan Kata kerja
operasional sampai tingkat manipulasi/membiasakan (K2/P2). Sedangkan
untuk kelas XI sampai minimal pada tingkat presisi/mahir (K3/P3).
Selanjutnya untuk kelas XII sampai minimal pada tingkat artikulasi/alami
(K4/P4) pada taksonomi psikomotor Dave atau Simpson.
e. Rumusan IPK dari KD dari KI-3 dan dari KD dari KI-4. Setiap KD minimal
memiliki 2 (dua) indikator.

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) membahas


materi sebagai berikut.

1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa;

2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara


Republik Indonesia, dan

4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ruang Lingkup Materi PPKn pada kelas X-XI adalah:


 Dinamika kasus-kasus pelanggaran HAM beserta penanganannya secara adil
 Nilai dan moral yang terkandung dalam pasalpasal Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Semangat mengatasi ancaman untuk membangun integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 Dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konsep NKRI dan
geopolitik Indonesia

Ruang Lingkup Materi PPKn pada kelas XII adalah:


 Nilai ideal, instrumental, dan praksis sila-sila Pancasila
 Dinamika pelaksanaan pasal-pasal yang mengatur tentang keuangan negara
dan kekuasaan kehakiman
 Dinamika pengelolaan dan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat negara
serta penanganannya (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme)

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 15


Pembelajaran PPKn
 Strategi yang diterapkan dalam memperkokoh persatuan dengan bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
 Dinamika penyelenggaraan negara dalam konsep NKRI dan konsep Negara
federal
C. Contoh

Tabel 4. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


dan Materi Pembelajaran
Materi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar IPK
Pembelajaran

1.Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai


mengamal kan ajaran agama dan
ajaran agama kepercayaan dalam
yang dianutnya
kehidupan
bermasyarakat

1.2 Menghayati isi dan


makna Pasal 28E dan 29
Ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945

2.Menghayati dan 2.1 Menghayati nilai-nilai


mengamalkan Pancasila dalam
perilaku jujur, kehidupan
disiplin, tanggung
bermasyarakat,
jawab, peduli
berbangsa, dan
(gotong-royong,
kerja sama, bernegara
toleran, damai),
santun, responsif 2.2 Mengamalkan nilai-nilai
dan proaktif dan yang terkandung dalam
menunjukkan sikap Pembukaan Undang-
sebagai bagian dari Undang Dasar Negara
solusi atas berbagai Republik Indonesia
permasalahan
Tahun 1945 dalam
dalam berinteraksi
kehidupan berbangsa
secara efektif
dengan lingkungan dan bernegara.
sosial dan alam
serta dalam 2.3 Menghayati nilai-nilai
menempatkan diri yang terkandung dalam
sebagai cerminan pasal-pasal Undang-
bangsa dalam Undang Dasar Negara
pergaulan dunia. Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam
berbagai aspek
kehidupan ideologi,
politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan
keamanan
(IPOLEKSOSBUDHANKA
M)

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 16


Pembelajaran PPKn
Materi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar IPK
Pembelajaran

2.4 Mengamalkan sikap


toleransi antarumat
beragama dan
kepercayaan dalam
hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara.

2.5 Mengamalkan perilaku


toleransi dan harmoni
keberagaman dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara Indonesia.

2.6 Mengamalkan nilai dan


budaya demokrasi
dengan mengutamakan
prinsip musyawarah
mufakat dalam
kehidupan sehari-hari
dalam konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

3.Memahami, 3.1 Menganalisis kasus- 3.1.1 Menganalisis  Kasus-kasus


menerapkan, kasus pelanggaran HAM Kasus-kasus Pelanggaran
menganalisis dalam rangka pelanggaran HAM HAM
pengetahuan pelindungan dan  Perlindungan
sesuai nilai-nilai
faktual, pemajuan HAM sesuai dan Pemajuan
konseptual, dengan nilai-nilai Pancasila.
HAM
prosedural Pancasila dalam  Dasar Hukum
berdasarkan rasa kehidupan 3.1.2 Mendeskripsikan HAM Di
ingintahunya bermasyarakat, Perlindungan dan Indonesia
tentang ilmu berbangsa, dan Pemajuan HAM.  Upaya
pengetahuan, bernegara. Pemerintah
teknologi, seni, 3.1.3 Menjelaskan dalam
budaya, dan Dasar Hukum menegakkan
humaniora dengan HAM di Indonesia. HAM
wawasan  Partisipasi
kemanusiaan, 3.1.4 Menganalisis masyarakat
kebangsaan, dalam
Upaya Pemerin
kenegaraan, dan pemajuan,
peradaban terkait tah dalam Penghormatan
penyebab menegakkan dan penegakan
fenomena dan HAM. HAM di
kejadian, serta Indonesia
menerapkan 3.1.5 Membangun
pengetahuan partisipasi
prosedural pada masyarakat dalam
bidang kajian yang
Pemajuan,
spesifik sesuai
dengan bakat dan Penghormata, dan
minatnya untuk Penegakan HAM
memecahkan di Indonesia.
masalah.
4.Mengolah, 4.1 Menyaji kasus–kasus 4.1.1 Melakukan analisis  Penyusunan

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 17


Pembelajaran PPKn
Materi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar IPK
Pembelajaran

menalar, dan pelanggaran HAM dalam kasus hasil analisis


menyaji dalam rangka perlindungan pelanggaran HAM kasus
ranah konkret dan dan pemajuan HAM dalam rangka pelanggaran
ranah abstrak sesuai dengan nilai-nilai perlindungan dan HAM dalam
terkait dengan Pancasila dalam pemajuan HAM. rangka
pengembangan kehidupan 4.1.2 Mengomunikasi perlindungan
dari yang bermasyarakat, kan hasil analisis dan pemajuan
dipelajarinya di berbangsa, dan kasus–kasus HAM.
sekolah secara bernegara. pelanggaran HAM  Pelaporan
mandiri, dan dalam rangka tertulis/ lisan
mampu perlindungan dan hasil analisis
menggunakan pemajuan HAM. kasus
metoda sesuai pelanggaran
kaidah keilmuan. HAM dalam
rangka
perlindungan
dan pemajuan
HAM

Integrasi “muatan lokal” dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dimaknai dengan
materi Bahasa Indonesia yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar atau topik
kekinian. Integrasi ekstrakurikuler kepramukaan dimaknai dengan pemanfaatan
kegiatan kepramukaan sebagai aktualisasi materi pelajaran Bahasa Indonesia, yang
dipilih dari KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang dimungkinkan diajarkan dalam
program akutalisasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.

Tabel 5. Pengintegrasian Materi Mata Pelajaran PPKn Dalam Muatan Lokal dan
Ekstrakurikuler Kepramukaan
Integrasi Ekstrakurikuler
Integrasi “Muatan Lokal“ ke
Kompetensi Dasar Kepramukaan dari Materi
dalam Materi PPKn
PPKn

3.1 Menganalisis kasus- Menganalisis contoh kasus-  Membandingkan hak


kasus pelanggaran kasus pelanggaran HAM dan kewajiban sebagai
HAM dalam rangka dalam rangka perlindungan anggota pramuka
perlindungan dan dan pemajuan HAM yang  Mengklasifikasikan
pemajuan HAM terjadi dalam kehidupan pelanggaran hak dan
sesuai dengan nilai- bermasyarakat, berbangsa, kewajiban sebagai
nilai Pancasila dalam dan bernegara yang terjadi anggota pramuka
kehidupan disuatu wilayah sekolah
bermasyarakat, (misal penyerobotan tanah
berbangsa, dan disuatu wilayah)
bernegara.
4.1 Menyaji kasus–kasus Memberikan penjelasan  Melaksanakan hak dan
pelanggaran HAM terhadap contoh kasus kewajiban sebagai
dalam rangka pelanggaran HAM dalam anggota pramuka
perlindungan dan rangka perlindungan dan  Memberikan sanksi
pemajuan HAM pemajuan HAM dalam pelanggaran hak dan
sesuai dengan nilai- kehidupan bermasyarakat, kewajiban sebagai
nilai Pancasila dalam berbangsa, dan bernegara anggota pramuka

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 18


Pembelajaran PPKn

kehidupan yang terjadi disuatu wilayah


bermasyarakat, sekolah
berbangsa, dan
bernegara

D. Latihan

1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
seperti contoh di atas dari pasangan KD-3 dan KD-4 (Tabel 4).

2. Buat analisis integrasi materi KD Bahasa Indonesia dengan “Muatan Lokal” dan
Ekstrakurikuler Kepramukaan seperti contoh Tabel 5.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 19


Pembelajaran PPKn

III. PEMAHAMAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Konsep

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses
pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya termasuk dengan guru yang berlangsung secara edukatif, agar
peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Deskripsi

1. Perencanaan Pembelajaran

a. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus yang disusun


dan ditetapkan secara nasional dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran.

b. RPP dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta


didik dalam upaya mencapai KD, disusun secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

c. Perumusan indikator

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam pernyataan


perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar
(KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4;

d. Perumusan tujuan

Tujuan pembelajaran mengandung unsur peserta didik (audience), perilaku


(behaviour), kondisi (condition), dan kriteria (degree). Rumusan tujuan
pembelajaran harus mencerminkan keterikatan antara KD dari KI-1 dan KD
dari KI-2 di dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. Perumusan
tujuan juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa proses dan
produk.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 20
Pembelajaran PPKn
Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran berupa kriteria kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. Kriteria dapat
berupa perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur.

e. Langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran berisikan pendekatan pembelajaran saintifik


dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan
diajarkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan


secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran.
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 model pembelajaran utama yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran
Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model
pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model
pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran
tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.
Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah
cenderung pada pembelajaran penyingkapan atau pada pembelajaran hasil
karya. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan dapat
berhasil maksimal jika menggunakan model tertentu. Untuk itu guru harus
menganalisis Pernyataan KD cenderung pada model pembelajaran
penyingkapan atau hasil karya (Problem Based Learning dan Project based
learning).

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:


a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada pencapaian atau penemuan;
b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman fakta, konsep dan
prosedur, dan
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 21


Pembelajaran PPKn

Rambu-rambu penentuan model PBL dan PjBL dengan kriteria:


a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya dalam bentuk jasa
dan atau produk;
b. Pernyataan KD-3 pada pengetahuan bentuk metakognitif;
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan penguasaan pengetahuan
konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja


(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan Pencarian/ Penelitian)


1) Sintaks Model Pembelajaran Discovery Learning
a) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan);
b) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah);
c) Data Collection (Pengumpulan Data);
d) Verification (Pembuktian), dan
e) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi).
Catatan: Pada Penemuan
2) Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.

b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning


1) Sintaks model PBL menurut Bransford & Stein, (dalam Jamie Kirkley,
2003:3) terdiri atas:
a) Mengidentifikasi masalah;
b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan
menseleksi informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-
alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 22


Pembelajaran PPKn
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
2) Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning jenis Trouble
Shooting (David H. Jonassen (2011:93)
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnose, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model Pembelajaran Project Based Learning
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question);
2) Mendesain Perencanaan Proyek;
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students
and the Progress of the Project);
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience).

Mata pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013, secara utuh memiliki karakteristik
sebagai berikut.

a. Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

b. Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi
pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter.

c. Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai Kompetensi Inti (KI) secara
psikologis-pedagogis menjadi pengintergrasi kompetensi peserta didik
secara utuh dan koheren dengan penanaman, pengembangan, dan/atau
penguatan nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta
wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach)


yang disyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses
pembangunan pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-
1) dan sikap sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan
pemaknaan konseptual.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 23


Pembelajaran PPKn
C. Contoh

Agar memudahkan langkah pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran


yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai
pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaks (langkah
kerja) model pembelajaran tersebut, dilakukan sebagai berikut.

1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus
dan buku teks siswa terkait.

2. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu


pemilihan model pembelajaran.

3. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-
langkah (sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan
langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK.

4. Pindahkan isi rancangan hasil pengisian matrik pertolongan (kegiatan guru-


peserta didik) tersebut ke dalam Kegiatan Inti pada format RPP.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 24


Pembelajaran PPKn
Tabel 6. Rancangan Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Pendekatan Saintifik pada Hak Azasi Manusia (HAM) di Indonesia

Kompetensi dasar :
3.1. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuan
HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuan HAM
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
Pendekatan Saintifik

IPK Mengum
Mengomu
Sintak Mengamati Menanya pulkan Menalar
nikasikan
Informasi

3.1.1 Menganalisis Mengo Guru dapat Guru dapat


kasus-kasus rientasikan menyiapkan memotivasi
pelanggaran peserta diri membaca peserta didik
HAM. didik pada literatur yang untuk berlatih
masalah berkaitan bertanya dari
3.1.2 Mendeskripsikan materi yang pertanyaan
Perlindungan dan akan yang faktual
Pemajuan HAM. disampaikan sampai
dan siswa pertanyaan - - -
4.1.1 Memberikan dapat diberikan yang
contoh kasus- contoh-contoh hipotetikal
kasus masalah yang (bersifat
pelanggaran ada di buku kausalitas).
HAM dalam teks.
rangka
perlindungan dan 1 Pes Peserta didik
pemajuan HAM erta didik membuat
sesuai dengan membaca, pertanyaan ber - - -
nilai-nilai melihat, kaitan dg apa
Pancasila dalam mendengar, yg sudah
kehidupan dan menyimak mereka baca
bermasyarakat, buku PPKn atau amati
berbangsa, dan kelas X atau
bernegara yang bahan lainnya
terjadi disuatu tentang
wilayah sekolah contoh-contoh
masalah/kasu
s pelanggaran
HAM.
Mengorgan Guru meran
isasi kan cang
peserta kegiatan
didik untuk untuk menca
belajar - - ri informasi - -
lanjutan me
lalui bacaan
dari sumber
lain yang
relevan dan
mengarahka
n siswa
tentang
masalah

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 25


Pembelajaran PPKn
Pendekatan Saintifik

IPK Mengum
Mengomu
Sintak Mengamati Menanya pulkan Menalar
nikasikan
Informasi

yang akan
dibahas

Peserta didik
meng
umpulkan
informasi yg
- - berkaitan - -
dengan
permasalah
an HAM.

Membim Guru
bing meran
penyeli cang
dikan kegiatan
individu - - - wawan -
dan cara dg
kelompok tokoh
masyarakat
/ lembaga
yang
memahami
suatu
permasalah
an yang
sedang
dikaji.

Peserta
didik mem
bandingkan
mengelom
pokkan, me
nentukan
- - - hubungan -
data,
menyimpul
kan, terkait
masalah
HAM serta
membuat
generalisas
i dari
informa si
yang
didapat

Mengemba Guru
ngkan & mengarah
menyajikan - - - - kan siswa
hasil karya dalam
persiapan
pembuatan
laporan/
presentasi

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 26


Pembelajaran PPKn
Pendekatan Saintifik

IPK Mengum
Mengomu
Sintak Mengamati Menanya pulkan Menalar
nikasikan
Informasi

1 Pe
serta didik
- - - - dapat
melaporkan,
menyajikan,
dan mempre
sentasikan
kesimpulan
atau
generalisasi
dalam
bentuk lisan,
tertulis, atau
produk
lainnya
Menganali Guru dan
sis & siswa ber
mengevalu - - - - sama sama
asi proses meng
pemecahan evaluasi
masalah proses dan
- - - - hasil
pemecahan
ma salah
HAM. Guru
memberikan
saran-saran
dan tugas
terstruktur

D. Latihan

Buat pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar yang Saudara pilih
berdasarkan analisis menggunakan format matrik seperti Tabel di atas.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 27


Pembelajaran PPKn

IV. PEMAHAMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Konsep

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti


tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu..

Pada penilaian hasil belajar Kurikulum 2013 peserta didik dinyatakan kompeten bila
hasil pengukuran kompetensi pengetahuan dan keterampilan mencapai ketuntasan
belajar dengan nilai 2,67 (B-) dan untuk sikap dengan nilai B (Baik). Penilaian pada
Kurikulum 2013 juga digunakan penilaian otentik baik terhadap ranah sikap, ranah
pengetahuan maupun terhadap ranah keterampilan. Penilaian otentik menekankan
pada penilaian proses dan hasil belajar secara berimbang.

B. Deskripsi

Penilaian otentik adalah pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses


dan capaian belajar peserta didik dalam menerapkan sikap spiritual dan sikap
sosial, penguasaan pengetahuan dan penguasaan keterampilan yang
diperolehnya, dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku
dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian
otentik dalam pembelajaran dilakukan sebagai berikut.

1. Penilaian Ranah Sikap

Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan, menggunakan lembar


pengamatan atau ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati.
Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan
dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap
dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam
rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan
sikap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus utama
pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua
sikap tersebut (spiritual dan sosial). Guru Bahasa Indonesia perlu memetakan
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 28
Pembelajaran PPKn
sikap yang dikembangkan pada setiap materi pembelajaran sesuai dengan
relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang tersirat pada
rumusan KI-3 dan KI-4.
Tabel 7. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Observasi Daftar cek Dilakukan selama proses
Skala penilaian sikap pembelajaran.
Penilaian diri Daftar cek Dilakukan pada akhir semester
Skala penilaian sikap
Penilaian Daftar cek Dilakukan pada akhir semester, setiap
antar peserta Skala penilaian sikap peserta didik dinilai oleh 5 peserta
didik didik lainnya.
Jurnal Catatan pendidik berisi Berupa catatan guru tentang
informasi tentang kelemahan dan kekuatan peserta didik
kekuatan dan yang tidak berkaitan dengan mata
kelemahan peserta didik pelajaran.

2. Penilaian Ranah Pengetahuan

Kompetensi siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes dan
nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tulis (uraian, pilihan
ganda, isian, benar salah, dan lain-lain) dan/atau tes praktik. Sedangkan,
bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas
menjawab soal maupun tugas membuat laporan dalam bentuk tulisan.
Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang mulai
dari menyusun indikator pencapaian, indikator soal dan/atau aspek penilaian
nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran.

Penilaian ranah pengetahuan melalui tugas ditekankan pada aspek yang


relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dinilai melalui tugas
antara lain: kelengkapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam
menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk ceklis atau
menggunakan skala penilaian.

3. Penilaian Ranah Keterampilan

Penilaian ranah keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan


konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental
(berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada
kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi,

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 29


Pembelajaran PPKn
dan mencipta dengan bantuan alat. Penilaian ranah keterampilan diukur melalui
pengamatan pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok, berdiskusi,
memresentasikan, melakukan eksperimen atau tugas kerja projek, dan hasil
kerja/produk serta portofolio.

4. Remedial dan Pengayaan


Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (2,67) wajib mengikuti
kegiatan remedial dalam semester berjalan sehingga mencapai ketuntasan
belajar. Pengayaan adalah pendalaman materi bagi peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar di atas rata-rata waktu yang telah ditetapkan.

5. Pelaporan Pencapaian Kompetensi


a. Laporan Pencapaian Kompetensi Sikap
Laporan pencapaian kompetensi sikap pada akhir semester didasarkan atas
modus perilaku sikap spiritual dan sosial yang sering terjadi dari hasil
observasi guru selama satu semester.
b. Laporan Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Laporan pencapaian kompetensi pengetahuan pada akhir semester
merupakan rerata dari capaian kompetensi minimal (2,67).
c. Laporan Pencapaian Kompetensi Keterampilan
Laporan pencapaian kompetensi ketrampilan pada akhir semester
merupakan capaian paling optimum (nilai tertinggi) kompetensi dari batas
minimal 2,67.

C. Contoh

1. Penilaian Sikap
Tabel 8. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
Tanggung
Nama Siswa/ Jujur Disiplin Santun
No Jawab
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
ds
t

Keterangan:
4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 30


Pembelajaran PPKn
Indikator Penilaian Sikap:

Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak mencontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari

Tanggung Jawab
a Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c Mengajukan usul pemecahan masalah.
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan

Nilai akhir sikap diperoleh dari modul (skor yang paling sering muncul) dari
keempat aspek sikap di atas.

Kategori nilai sikap:


a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 4
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 3
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 2
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 1

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 31


Pembelajaran PPKn
2. Penilaian Pengetahuan

Tabel 9. Kisi-Kisi dan Soal


Indikator Jenis
Kompetensi Dasar IPK Soal
Soal Soal
3.1 Menganalisis 3.1.1 Mengana- Siswa dapat Tes 1. Jelaskan tiga
kasus-kasus lisis kasus- menjelaskan tulis contoh kasus
pelanggaran HAM kasus perbedaan pelanggaran
dalam rangka pelangga- kasus-kasus HAM di
pelindungan dan ran HAM. pelanggaran masyarakat !
pemajuan HAM HAM ringan
sesuai dengan dan berat
nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara.

Rubrik penjelasan contoh kasus peanggaran HAM

a. Jika menjawab 3 contoh kasus pelanggaran HAM dengan benar, skor 4


b. Jika menjawab 2 contoh kasus pelanggaran HAM dengan bena, skor 3
c. Jika menjawab 1 contoh kasus pelanggaran HAM dengan bena, skor 2
d. Jika salah jawabannya, skor 1

Rumus Konversi Nilai,


Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 4 =..............
Jumlah skor maksimal

3. Penilaian Keterampilan
Tabel 10. Kisi-Kisi dan Tugas

Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal Tugas


4.1 Menyaji kasus– 4.1.1 Menyaji hasil Siswa dapat 1. Presentasikan
kasus analisis kasus-kasus memberikan contoh hasil
pelanggaran HAM pelanggaran HAM contoh hasil analisis kasus-
dalam rangka dalam rangka perlin analisis kasus kasus
perlindung an dan dungan dan pelanggaran pelanggaran HAM
pemajuan HAM pemajuan HAM. HAM yang berkaitan dengan
sesuai dengan ada di ketenaga kerjaan
nilai-nilai masyarakat
Pancasila dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 32


Pembelajaran PPKn
Tugas: Presentasikan contoh hasil analsis kasus-kasus pelanggaran HAM berkaitan
dengan ketenagakerjaan!

Skor
No. Aspek Keterampilan
1 2 3 4

1. Isi hasil analisis contoh kasus

Penyampaian hasil analisis contoh


2.
kasus

Rubrik penilaian presentasi contoh hasil analsis kasus-kasus pelanggaran HAM


berkaitan dengan ketenagakerjaan

Aspek Skor
No.
keterampilan 1 2 3 4

1. Isi contoh hasil Parsial Parsial dan Faktual dan Komprehensif yi


analisis kasus faktual konseptual faktual,
konseptual dan
prosedural

2. Penyampaian Tidak Kurang Cukup Sistematis dan


contoh kasus sistemati sistematis, sistematis, jelas
s, tidak kurang cukup jelas
jelas jelas

4. Laporan Pencapaian Kompetensi

a. Ranah Pengetahuan

Nama Peserta Didik : ...............................

Nilai Capaian Kompetensi Nilai Akhir **)


KD 3.1 3,30
KD 3.2 4,00
Rerata KD 3,65
Ulangan tengah semester 3,50
Ulangan akhir semester 2,90
Nilai Pengetahuan *)
Keterangan :
*) Nilai pengetahuan diperoleh dari rerata nilai KD, UTS, UAS yang bobotnya
diserahkan kepada satuan pendidikan berdasarkan kompleksitasnya.
**) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang
dikeluarkan oleh Puskurbuk.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 33


Pembelajaran PPKn

b. Ranah Keterampilan

Nama Peserta Didik : ...............................

Nilai Capaian Nilai Akhir **)


KD 4.1 3,30
KD 4.2 4,00 A
Nilai Keterampilan *) 4,00
Keterangan :

*) Nilai keterampilan diperoleh dari nilai optimum (capaian tertinggi) dari nilai
KD yang dipelajari dalam satu semester.
**) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang
dikeluarkan oleh Puskurbuk.

D. Latihan

Buat instrumen untuk melakukan pengukuran pada ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian skala 4.

@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat Pembinaan SMK 34

Anda mungkin juga menyukai