TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Awal: Terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran, dapat juga terjadi dalam
kandungan atau selama persalinan.
Klasik: 1 minggu kehidupan neonatal (hari ke-2 hingga ke-7)
Terlambat: Dari 8 hari hingga 6-12 bulan.
ETIOLOGI
Kekurangan vitamin K dapat bermanifestasi pada bayi yang lahir dari ibu
yang menggunakan obat anti tuberkulosis (isoniazid, rifampisin), antiepilepsi
(fenitoin, barbiturat, dan karbamazepin), antibiotik spektrum luas (sefalosporin)
atau antagonis vitamin K seperti warfarin.[2] Bayi yang lahir dengan penyakit
malabsorpsi seperti cystic fibrosis atau penyakit hepatobilier seperti atresia bilier
juga telah terbukti mengalami defisiensi vitamin K. Mutasi pada gen yang
mengkode gamma-glutamil karboksilase dan epoksida reduktase juga telah
dilaporkan.
EPIDEMIOLOGI
Semua bayi tanpa memandang ras, jenis kelamin, warna kulit, agama, asal
negara, dll diketahui terkena perdarahan akibat kekurangan vitamin K. Namun,
dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 50 bayi baru lahir, VKDB ditemukan
memiliki insiden yang meningkat di antara bayi laki-laki, bayi yang disusui, dan
mereka yang lahir melalui persalinan pervaginam spontan.[6]
Pada VKDB awal, insiden pada bayi yang belum menerima profilaksis
vitamin K berkisar antara 6% hingga 12%. Dalam VKDB klasik, insiden telah turun
dari 0,25% menjadi 1,5% pada penelitian sebelumnya menjadi 0,01 menjadi
0,44% dalam penelitian terbaru. Ini telah dicapai karena dimasukkannya
profilaksis vitamin K dalam perawatan rutin bayi baru lahir. Pada VKDB lanjut,
insidennya adalah 1 dalam 15.000 hingga 1 dari 20.000 kelahiran dan terlihat
terutama pada bayi yang disusui secara eksklusif atau bayi dengan kolestasis atau
malabsorpsi (karena penyerapan vitamin K bergantung pada empedu). Gejala
yang paling umum dari VKDB lanjut adalah perdarahan intrakranial, yang memiliki
mortalitas 20-50% dan morbiditas terkait.
KLASIFIKASI
Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK) dibagi menjadi early, clasiccal dan late
berdasarkan pada umur saat kelainan tersebut bermanifestasi
1. Early Vitamin K defisience bleeding (VKDB) (PDVK dini), timbul pada hari
pertama kehidupan. Kelainan ini jarang sekali dan biasanya terjadi pada
bayi dari ibu yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu
metabolisme vitamin K. Insidens yang dilaporkan atas bayi dari ibu yang
tidak mendapat suplementasi vitamin K adalah antara 6 hingga 12% 7,8.
2. Classical VKDB (PDVK klasik), timbul pada hari ke 1 sampai 7 setelah lahir
dan lebih sering terjadi pada bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu
lahir atau yang terlambat mendapatkan suplementasi makanan. Insidens
dilaporkan bervariasi, antara 0 sampai 0,44% kelahiran. Tidak adanya angka
rata-rata kejadian PDVK klasik yang pasti karena jarang ditemukan kriteria
diagnosis yang menyeluruh
3. Late VKDB (PDVK lambat), timbul pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah
lahir, sebagian besar timbul pada umur 1 sampai 3 bulan. Kira-kira setengah
dari pasien ini mempunyai kelainan hati sebagai penyakit dasar atau
kelainan malabsorpsi. Perdarahan intrakranial yang serius timbul pada 30-
50%. Pada bayi berisiko mungkin ditemukan tanda-tanda penyakit hati atau
kolestasis seperti ikterus yang memanjang, warna feses pucat, dan
hepatosplenomegali. Angka rata-rata kejadian PDVK pada bayi yang tidak
mendapatkan profilaksis vitamin K adalah 5-20 per 100.000 kelahiran
dengan angka mortalitas sebesar 30%
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan hepatomegali
ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma,terutama trauma lahir. Pada
kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit,mata, hidung dan saluran cerna.
Perdarahan kulit sering berupa purpura,ekimosis atau perdarahan melalui bekas tusukan
jarum suntik. Pada neonatus perdarahan dapat timbul dalam bentuk perdarahan di scalp,
hematoma sefal yang besar, perdarahan intracranial, perdarahan dari tali pusat, perdarahan
pada bekas sirkumsisi, oozing pada bekas suntikan dan terkadang perdarahan
gastrointestinal.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
Perbedaan yang paling umum untuk VKDB adalah cedera traumatis atau non-
kecelakaan. Diferensial lainnya termasuk:
Untuk bentuk awal dan klasik penyakit hemoragik pada bayi baru lahir,
vitamin K oral (dosis 2 mg) diulang pada 2-4 minggu dan pada 6-8 minggu.
Untuk penyakit bentuk lanjut, vitamin K oral tidak seefektif parenteral, dan
karenanya saat ini, dosis tunggal IM 0,5-1mg diberikan kepada bayi dalam waktu 6
jam setelah lahir.
Untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gram, diberikan dosis
tunggal 0,5 mg IM.
Untuk bayi dengan berat lebih dari 1500gm, 1mg dosis tunggal IM
diberikan.
Semua bayi yang disusui dengan diare dan malabsorpsi memerlukan dosis
vitamin K tambahan setelah melahirkan untuk mencegah perdarahan akibat
defisiensi vitamin K.
Lebih dari 20% kehilangan darah dan gejala syok memerlukan transfusi
darah segera.
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling penting dari penyakit hemoragik pada bayi baru
lahir adalah perdarahan, yang seringkali dapat berakibat fatal pada bayi. Ini
adalah salah satu penyebab paling penting dari perdarahan intrakranial pada
tahun pertama kehidupan.
Petugas kesehatan harus bekerja sama dengan orang tua untuk membuat
mereka memahami perlunya profilaksis vitamin K dan tingkat keparahan penyakit.
Manfaat menggunakan suntikan vitamin K IM harus dijelaskan kepada orang tua.
Bagi mereka yang menolak injeksi, konseling tentang efek samping kekurangan
vitamin K harus dijelaskan. Dosis oral alternatif (2mg) juga harus
direkomendasikan, bersamaan dengan pengulangan dosis pada usia 2 hingga 4
dan 6 hingga 8 minggu.
BAB III
PENUTUP
PENDAHULUAN
Dalam keadaan normal setiap bayi baru lahir mengalami penurunan faktor-
faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K, yaitu faktor pembekuan II,
VII, IX, dan X. Kadar faktor-faktor pembekuan ini dalam plasma menurun sampai
mencapai kadar terendah pada hari ke 2-5 kehidupan, kemudian meningkat
kembali pada umur 7-14 hari dan mendekati kadar normal orang dewasa setelah
bayi berumur sekitar 3 bulan. Rangkaian fenomena ini adalah normal dan tidak
menimbulkan gangguan proses pembekuan darah yang berakibat perdarahan.
Keadaan transien ini mungkin diakibatkan karena kurangnya vitamin K pada ibu
dan tidak adanya flora normal usus yang bertanggung jawab terhadap sintesis
vitamin K.
Namun dalam keadaan tertentu pada bayi baru lahir, penurunan kadar
faktor-faktor pembekuan darah tersebut lebih besar daripada penurunan
fisiologik serta peningkatannya lambat dan tidak sempurna sehingga
mengakibatkan gangguan pembekuan dan perdarahan. Keadaan inilah yang
disebut dengan Penyakit Perdarahan pada Bayi Baru Lahir atau Hemorrhagic
Disease of The Newborn (HDN).
HDN adalah penyakit perdarahan yang terjadi pada bayi baru lahir yang
disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan (koagulasi) yang tergantung
pada vitamin K.