Putri Sintya Fortuna 17210877 Makalah Pa Sopyan
Putri Sintya Fortuna 17210877 Makalah Pa Sopyan
Makalah ini disusun guna meme nuhi Tugas Ujian Akhir Semester pada Mata
Kuliah:
Hadis Maudhu’i
Dosen Pengampu:
Oleh:
IAT VA
FAKULTAS USHULUDDIN
Segala puji hanya milik Allah SWT. shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis
Maudhui’.
Umat Muslim memiliki dua pedoman untuk menjalankan hidup yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah (hadis). Hadis yakni merupakan perkataan, perbuatan, dan
taqrir atas Nabi Muhammad SAW, dengan dijadikan untuk pedoman hidup maka
hadis ini mengandung banyak aturan. Aturan dalam berkehidupan sosial,
karenanya diperlukan pembelajaran dan pendidikan mendalam mengenai hadis
untuk perefleksiannya dalam menjalani kehidupan dunia.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak banyak sekali hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari bapak/ibu dosen dan
juga orang tua, sehingga kendala-kendala yang dihadapi penulis teratasi.
Semoga tugas makalah ini dapat memeberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswi
IIQ. Saya sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saya meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah
saya di masa yang akan dating dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Jakarta,
30
Okt
obe
r
201
9
Pen
yus
un
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter adalah penamanan nilai dasar dengan
pembelajaran dan pendampingan sehingga anak sebagai individu mampu
memahami, mengalami, dan mengintegrasikan nilai yang menjadi masalah
utama dalam kepribadian nya. Masa dini merupakan waktu yang sangat
brilian dalam proses pembentukan karakter, karena usia dini adalah masa
dimana anak-anak banyak menyerap pengetahuan untuk diaplikasikan di
masa mendatang.
Kita lihat karakter anak bangsa pada era ini, kelakuan anak-anak zaman
sekarang yang jauh dari perilaku pada anak semestinya yang perlu ajaran
islam serta mengenai adabnya.
Untuk menanggulangi kejadian tersebut peran pendidikan
keislaman atau penanaman nilai-nilai ajaran islam dalam kehidupan sehari-
hari bisa menjadi salah satu alternatif dalam pembentukan karakter. Salah
satu cabang keislaman yang dapat diajarkan adalah hadis. Tujuan
pengajaran hadis pada anak usia dini adalah membentuk dan
mengembangkan kepribadian dan karakter yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mendidik anak yang benar dan sesuai dengan aturan
dan syariat agama Islam serta hadis sebagai rujukan awal?
2. Bagaimana menyiapkan suatu individu agar menyembah Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan Ikhlas dari lubuk hatinya sendiri?
C. Tujuan
1. Untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian dan karakter
yang baik
dan menjalakan serta menerapkan hadis Rasulullah
2. Mendidik anak yang benar sesuai dengan syariat agama Islam yang
berpedoman dengan Al-Qur’an dan Hadis
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ali, N. Kependidikan Islam dalam Perspektif Hadis Nabi. (Jurnal Penelitian Agama, 2008).
h. 117.
3
Mushaf Al-Qur’an Al Mumayyaz, Surah. Ali Imran:34 hal.50
“Nuh berkata: Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan seorang pun diantara
orang-orang kafir itu tinggal di bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka
tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak
akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat yang sangat kafir” (QS. Nuh:
26-27).4
Maka dari itu dalam hal ini Allah Swt. begitu tegas mengatakan bahwa
manusiadan suci. Kemuliaan manusia di sisi-Nya bukan diukur dengan nasab, harta
maupun fisik, melainkan kemuliaan yang secara batin memiliki kualitas keimanan
dan mampu memancarkannya dalam bentuk sikap, perkataan dan perbuatan.
Oleh karena itu, perlu menerapkan metode-metode dalam mendidik anak dengan
mengaplikasikan nilai-nilai islami dalam kehidupan.
4
Mushaf Al-Qur’an Al Mumayyaz, Surah. Nuh:26-27 hal.570
Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar mereka
mengenal dan mencintai Allah, yang menciptakannya dan seluruh alam
semesta, mengenal dan mencintai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia, serta agar
mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan. Ajarkanlah
Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah
anak dari berbuat syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya;
ِ الشر َك لَظُل ِ ِ ِ ِ اِل
يم
ٌ ْم َعظ
ٌ ْ ِّ ال لُْق َما ُن بْنه َو ُه َو يَعظُهُ يَا ُبنَ َّي اَل تُ ْش ِر ْك بِاللَّه ۖ إِ َّن
َ ََوإِ ْذ ق
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia
memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau
memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]5
2. Mendidik agar berbakti kepada kedua orangtua
Nasihat kepada anak untuk berbakti kepada orangtua sering kali diulang
dalam Al-Qur’an dan Hadis sedangkan nasihat kepada orangtua untuk
berbuat baik kepada anak itu sangat sedikit. Demikian dikarenakan fitrah
orang tua mengayomi dan menyayangi anaknya.
ال
َ َْت ثُ َّم َم ْن ق
ُ ال ُقل
َ َك ق
َ ال أ َُّم
َ َْت ثُ َّم َم ْن ق
ُ ال ُقل
َ َك ق َ َول اللَّ ِه َم ْن أ ََب ُّر ق
َ ال أ َُّم َ ْت يَا َر ُس
ُ ُقل
َ ب فَاأْل َق َْر
ب َ اك ثُ َّم اأْل َق َْر
َ َال ثُ َّم أَب
َ َْت ثُ َّم َم ْن ق
ُ ال ُقل
َ َك ق
َ أ َُّم
يسى ِ
َ ال أَبُو ع َ ََّر َد ِاء ق ِ ِ ِ
ْ ال َوفي الْبَاب َع ْن أَبِي ُه َرْي َرَة َو َع ْبد اللَّه بْ ِن َع ْم ٍرو َو َعائ َشةَ َوأَبِي الد
ِ َ َق
ٌ ي َو َه َذا َح ِد
ُيث َح َس ٌن َوقَ ْد تَ َكلَّ َم ُش ْعبَة ُّ َوَب ْه ُز بْ ُن َح ِك ٍيم ُه َو أَبُو ُم َعا ِويَةَ بْ ُن َح ْي َدةَ الْ ُق َش ْي ِر
5
Mushaf Al-Qur’an Al Mumayyaz, Surah. Luqman:13 hal.411
اد بْ ُن
ُ ي َو َح َّم ِ فِي ب ْه ِز بْ ِن ح ِك ٍيم و ُهو ثَِقةٌ ِع ْن َد أ َْه ِل الْح ِد
ُّ يث َوَرَوى َع ْنهُ َم ْع َم ٌر َوالث َّْوِر َ َ َ َ َ
اح ٍد ِم ْن اأْل َئِ َّم ِة
ِ سلَمةَ وغَير و
َ ُْ َ َ َ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah
mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa'id, telah mengabarkan kepada
kami Bahz bin Hakim, telah menceritakan kepadaku bapakku dari kakekku
ia berkata; Aku bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak
aku pergauli dengan baik? beliau menjawab: Ibumu. Kutanyakan lagi, Lalu
siapa lagi? beliau menjawab: Ibumu. Aku bertanya lagi, Siapakah lagi?
beliau menjawab: Ibumu. Aku bertanya lagi, Siapakah lagi? beliau
menjawab: Ibumu. Aku bertanya lagi, Siapakah lagi? beliau baru
menjawab: Kemudian barulah bapakmu, kemudian kerabat yang paling
terdekat yang terdekat. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu
Hurairah, Abdullah bin Amr, Aisyah dan Abu Darda`. Abu Isa berkata; Ini
adalah hadits hasan. Syu'bah telah memberikan komentar tentang Bahz
bin Hakim bahwa ia adalah seorang yang Tsiqqah menurut para Ahli
hadits. Ma'mar, Ats Tsauri dan Ma'mar bin Salamah serta imam-imam
yang lain telah meriwayatkan hadits darinya.
َّ ي َع ْن َع ْب ِد
الر ْح َم ِن بْ ِن أَبِي بَ ْك َرةَ َع ْن ِِ ِ ِ
ُ َح َّدثَني إِ ْس َحا ُق َح َّد َثنَا َخال ٌد ال َْواسط ُّي َع ْن ال
ِّ ْج َريْ ِر
َ َض َي اللَّهُ َع ْنهُ ق
ال ِ أَبِ ِيه ر
َ
ول اللَّ ِهَ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَاَل أَُنبِّئُ ُك ْم بِأَ ْكبَ ِر الْ َكبَائِ ِر ُقلْنَا َبلَى يَا َر ُس ِ ُ ال رس
َ ول اللَّه ُ َ َ َق
َ الزوِر َو َش َه ِ ِ ِ َّ ِ ُ ال اإْلِ ْشر
ُادة ُّ ال أَاَل َو َق ْو ُل
َ س َف َق َ َاك بالله َوعُ ُقو ُق ال َْوال َديْ ِن َوَكا َن ُمتَّكئًا فَ َجل َ َ َق
ت
ُ ْت اَل يَ ْس ُك َ الزوِر فَ َما َز
ُ ال َي ُقول َُها َحتَّى ُقل َ الزوِر َو َش َه
ُّ ُادة ُّ الزوِر أَاَل َو َق ْو ُل
ُّ
َ فَ َح َّد ْثتُهُ َح ِد ْي َث َها َف َق- صلى اللّه عليه وسلّم-اها فَ َد َخ َل َعلَ َّى النَّبِ ُّى
النَّبِ ُّى.ال َ َت َو ْابنَت
ْ فَ َخ َر َج
.َح َسنَِإل َْي ِه َّن ُك َّن لَهُ ِس ْت ًرا ِم َن النّا ِر ٍ ِ َ< م ِن ْابتُلِى ِمن الْبن-صلى اللّه عليه وسلّم
ْ ات بِ َش ْىءفَأ َ َ َ َ
رواه مسلم
"Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa 2 anak
perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak
mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Kemudian aku berikan
sebuah kurma tersebut padanya. Wanita tersebut menerima kurmanya
dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya,
sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Lalu wanita itu bangkit dan
keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shalallahualaihi wasallam
datang dan aku bercerita "Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak
perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak
perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka akan
peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shalallahu „alaihi wa sallam
bersabda: (H.R Muslim 2629)
ِ ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ ح َّد َثنَا َعب ُد الْع ِزي ِز بن مح َّم ٍد َعن سهي ِل ب ِن أَبِي صالِ ٍح َعن س ِع
يد بْ ِن َع ْب ِد َ ْ َ ْ َُْ ْ َ ُ ُْ َ ْ َ َْ َ
ٍ الرحم ِن َعن أَبِي س ِع
ِّ يد الْ ُخ ْد ِر
ي َ ْ َ ْ َّ
ٍ َث بن ِ ال اَل ي ُكو ُن أِل ِ ِ َ َن رس
ث
ُ ات أ َْو ثَاَل َ ُ َحد ُك ْم ثَاَل
َ َ َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ق َ ول اللَّه ُ َ َّ أ
ِ ٍ
َ أَ َخ َوات َفيُ ْحس ُن إِل َْي ِه َّن إِاَّل َد َخ َل ال
َْجنَّة
يسى ِ ٍ َّس َو َجابِ ٍر َوابْ ِن َعبٍ َال َوفِي الْبَاب َع ْن َعائِ َشةَ َوعُ ْقبَةَ بْ ِن َع ِام ٍر َوأَن
َ ال أَبُو ع َ َاس ق َ َق
ٍ َك بْ ِن ِسن
ٍ َّان َو َس ْع ُد بْ ُن أَبِي َوق
اص ُه َو َس ْع ُد بْ ُن ِ ِاسمهُ س ْع ُد بْن مال ُّ يد الْ ُخ ْد ِرٍ وأَبو س ِع
َ ُ َ ُْ ي َ َُ
ِ َادوا فِي َه َذا اإْلِ سن
اد َر ُجاًل ْ ُ ب َوقَ ْد َز ِ ِمال
ٍ ك بْ ِن ُو َه ْي َ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada
kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Suhail bin Abu Shalih dari Sa'id bin
Abdurrahman dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian memiliki
tiga orang anak perempuan atau tiga orang saudara perempuan lalu
berbuat baik kepada mereka semua kecuali dia akan masuk surga.”
Hadits semakna diriwayatkan dari 'Aisyah, Uqbah bin Amir, Anas, Jabir
dan Ibnu Abbas. Berkata Abu 'Isa: Abu Sa'id Al Khudri bernama Sa'ad bin
Malik bin Sinan dan Sa'ad bin Abi Waqqash bernama Sa'ad bin Malik bin
Wuhaib. Dan mereka telah menambahkan seorang lelaki pada sanad ini.
ِ ٍِ ِ ِ ِ ُ ال رس
َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َم ْن ْابتُل َي بِ َش ْيء م ْن الَْبنَات ف
صَب َر َعلَْي ِه َّن ُك َّن َ ول اللَّه ُ َ َ َق
لَهُ ِح َجابًا ِم ْن النَّا ِر
اس ِط ُّي َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن عَُب ْي ٍد ُه َو الطَّنَافِ ِس ُّي َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد
ِ ح َّد َثنَا مح َّم ُد بن وِزي ٍر الْو
َ َ ُْ َ ُ َ
ٍ ِس بْ ِن مال ِ ِ ِ َّ بن َعب ِد الْع ِزي ِز
ال
َ َس ق ٍ َك َع ْن أَن َ ِ َالراسبِ ُّي َع ْن أَبِي بَ ْك ِر بْ ِن عَُب ْيد اللَّه بْ ِن أَن َ ْ ُْ
يب ِم ْن َه َذا ال َْو ْج ِه َوقَ ْد َرَوى ُم َح َّم ُد بْ ُن عَُب ْي ٍد َع ْنٌ يث َح َس ٌن غَ ِر ٌ يسى َه َذا َح ِد ِ
َ ال أَبُو ع
َ َق
ال َع ْن أَبِي بَ ْك ِر بْ ِن عَُب ْي ِد اللَّ ِه بْ ِن
َ َاد و ق ِ َيث بِه َذا اإْلِ سن
ْ
ِ ِ ِ
َ ٍ ُم َح َّمد بْ ِن َع ْبد ال َْع ِزي ِز غَْي َر َحد
ٍ َيح ُه َو عَُب ْي ُد اللَّ ِه بْ ُن أَبِي بَ ْك ِر بْ ِن أَن
س ِ َّ س و
ُ الصح َ ٍ َأَن
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Wazir Al Wasithi, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid Ath Thannafisi, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz Ar Rasibi dari Abu
Bakr bin Ubaidullah bin Anas bin Malik dari Anas ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memelihara
dua orang anak wanita, maka aku dan ia akan masuk ke dalam surga
seperti kedua (jari) ini. Beliau sambil memberi isyarat dengan kedua jari
telunjuknya.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan gharib. Dan
Muhammad bin Ubaid telah meriwayatkan dari Muhammad bin Abdul
Aziz selain hadits ini dan dengan isnad ini dan ia menyebutkan; Dari Abu
Bakr bin Ubaidullah bin Anas. Yang shahih, ia adalah Ubaidullah bin Abu
Bakr bin Anas.
ِ ِ ِ ُ ال رس
ص َّد َق
َ َالر ُج ُل َولَ َدهُ َخ ْي ٌر م ْن أَ ْن َيت َ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أَل َ ْن ُي َؤد
َّ ِّب َ ول اللَّه ُ َ َ َق
َ ِب
ص ٍاع
ُّ ضا ِم ْن
الد ْنيَا مَلْ جَيِ ْد ِ صي ِ ِ ِ ِ ِِ ِ مِم
ً ب بِه َعَر
َ ْ َُن َت َعلَّ َم ع ْل ًما َّا يُْبَتغَى به َو ْجهُ اللَّه الَ َيَت َعلَّ ُمهُ إالَّلي
ْم
رواه امحد و ابو داود و ابن ماجه.ف اجْلَن َِّة
َ َع ْر
7
7
https:// al-maktaba.org/
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Menurut penilaian
Muhammad Ibn Shalih al-‘Utsaimin,8 yang mengutip penilaian Nashir al-
Din al-Albani hadis ini shahih, baik yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn
ي َع ْن أَبِي
ِّ الزْه ِر َّ َح َّد َثنَا ابْ ُن أَبِي عُ َم َر َو َس ِعي ُد بْ ُن َع ْب ِد
ُّ الر ْح َم ِن قَااَل َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن
َ ََسلَ َمةَ َع ْن أَبِي ُه َرْي َرةَ ق
ال
ِ
ال ابْ ُن أَبِي
َ َْح َس َن ق َ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َو ُه َو ُي َقبِّ ُل ال َ س النَّبِ َّي ٍ ِص َر اأْل َق َْرعُ بْ ُن َحاب
َ ْأَب
الَ َح ًدا ِم ْن ُه ْم َف َق
َ ْت أ
ُ َد َع َش َرًة َما َقَّبل ِ ال إِ َّن لِي ِمن الْول
َ ْ َ ْح َس َن َف َق َ ْح َس ْي َن أ َْو ال
ُ عُ َم َر ال
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّهُ َم ْن اَل َي ْر َح ُم اَل ُي ْر َح ُم ِ ُ رس
َ ول اللَّه َُ
8
Syariqah, Musthalah al-Hadis, (Saudi Arabia: Darl AlFatah al-Syariqah, 1994), h. 123.
Umat Islam dalam hidupnya harus berpedoman dengan Al-Qur‟an
dan Hadis, tapi banyak fakta yang tidak sesuai dengan apa yang mestinya
harus diamalkan dan dipraktikan. Kajian Living Hadis 9 dapat menjadi solusi
untuk masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan keagamaan.
Dalam Sosiologi10 diketahui bahwa media (Agen) Sosialisasi yang
paling besar pengaruhnya terhadap terbentuknya karakter setiap individu
ialah berikut ini:
1. Keluarga
Keluarga pasti menjadi faktor utama terhadap pembentukan
karakter setiap anak, karena keluarga ialah media pertama yang
mempunyai banyak waktu dengan setiap individual. Anak
dibimbing bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia
hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian
pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang
didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul
dengan mereka. Orang tua dapat mengajarkan anak-anak nya
berperilaku baik dengan cara menerangkan kandungan nilai-
nilai dalam hadis-hadis, atau memberikan contoh
pengaplikasiannya didasarkan pada suatu kisah-kisah Nabi
zaman dahulu.
2. Lingkungan
Lingkungan ini seperti sekitar pertemanan antar anak, entah
teman bermain an sebagainya. Penjelasan di atas juga termasuk
zona lingkungan karena masih satu cakupan.
9
Suryadilaga, M. A. Living Hadis dalam Tradisi Sekaar Makam. (Ar Risalah, 2013). h. 164.
10
Afwadzi, B. Membangun Integrasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Hadis Nabi. Jurnal Living Hadis,
(2016). h. 107.
Juga perlu diperhatikan teman pergaulan anaknya, karena
sangat bisa jadi pengaruh jelek temannya akan berimbas pada
perilaku dan akhlak anaknya.
11
Harmika. Urgensi Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Mengembangkan Pendidikan Karakter. (MTs Mursyidul Awwam Cenrana. Makassar. 2014). h. 31
Negara bertanggung jawab mengatur suguhan yang ditayangkan
dalam media elektronik dan juga mengatur dan mengawasi
penerbitan seluruh media cetak.
Hendaknya media menyajikan sajian atau ragam acara televisi
yang lebih mendidik dan berguna bagi pengembangan value
pada setiap individu. Seperti telah ada akhir-akhir ini penyajian
sinetron yang dikemas dengan mengaplikasikan nilai-nilai islami
yaitu tayangan “Malaikat Tak Bersayap” di stasiun televisi ANTV,
mereka menyajikan sinetron dengan diisi nasihat-nasihat yang
diambil dari ayat-ayat suci al-Qur‟an untuk bersikap sosial lebih
baik. ini perkembangan baik karena jarang sekali ditemukan
sinetron yang bersifat mendidik. Mungkin dapat dikembangkan
lebih baik lagi dengan menciptakan sinetron yang dilatar
belakangi pada kisah-kisah Nabi zaman dahulu.
Status inisial yang sesuai dengan kehendak Allah inilah yang dinamai
dengan status fitrah.Sebagaimana sabda nabi bahwa tidak ada yang lahir kecuali
dalam keadaan fitrah.Ini berarti manusia lahir dengan ilmu dan pengetahuan
tentang kondisi ideal.12
12
Fitriningsih. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Aqidah. (Musawa, 2016). h. 68.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Untuk itu tidak boleh melupakan semua aspek dan teruslah berdoa kepada
Allah SWT. semoga berkenan menjadikan kita dan anak keturunan kita orang yang
shaleh, hanya Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan yang selalu
memberikan jalan yang lurus.
DAFTAR PUSTAKA
https:// al-maktaba.org/