Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

“AKUNTANSI INVESTASI”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

1. Nur Avni Syamsuddin C 301 18 004


2. Tri Utari Madao C 301 18 008
3. Listiyana C 301 18 020
4. Salmah C 301 18 022
5. Novia C 301 18 024
6. Sri Astuti C 301 18 029
7. Sri Erliani Wahyuningsih C 301 18 034

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapatkan menyelesaikan makalah berkaitan dengan Akuntansi Investasi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, kami menyadari bahwa selama
penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 7 November

Penyusun

ii
Q

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
................................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
................................................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
................................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Investasi
................................................................................................................................................
3
2.2 Bentuk dan Klasifikasi Investasi
................................................................................................................................................
3
2.3 Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Investasi
................................................................................................................................................
6
2.4 Metode Penilaian, Pengakuan Hasil, Pelepasan dan Pemindahan Investasi
................................................................................................................................................
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

iii
................................................................................................................................................
10
3.2 Saran
................................................................................................................................................
10
3.3 Pertanyaan Kelompok
................................................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................................
11

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan
buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya
berupa  penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan
investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis
kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya.
Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan
menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’,
atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda
harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam
berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai dengan
iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Investasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita
akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan
tiap individu . Peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena  dapat mencegahnya
harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang
peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat
terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya kendala
yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang
berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan
birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan
biaya tambahan yang cukup besar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Menjelaskan pengertian investasi ?
2. Menjelaskan bentuk dan klasifikasi investasi ?
3. Menjelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan investasi ?
4. Menjelaskan metode penilaian, pengakuan hasil, pelepasan dan pemindahan investasi ?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini, yaitu:
1. Mampu menjelaskan pengertian investasi
2. Mampu menjelaskan bentuk dan klasifikasi investasi
3. Mampu menjelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan investasi
4. Mampu menjelaskan metode penilaian, pengakuan hasil, pelepasan dan pemindahan investasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi


Investasi adalah kegiatan pemerintah yang menanamkan uangnya dalam bentuk penyertaan
modal atau pembelian surat utang dalam rangka memperoleh manfaat ekonomi atau sosial.
Seperti yang disebutkan dalam PSAP No. 6 Paragraf 6, investasi adalah aset yang dimasudkan
untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfat sosial,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
Manfaat ekonomi dapat diperoleh dalam rangka meningkatkan pendapatan pemerintah.
Apabila berinvestasi dalam bentuk saham diharapkan akan diperoleh pendapatan dividen,
sedangkan apabila dalam bentuk surat hutang diharapkan dapat diperoleh pendapatan bunga,
sementara manfaat sosial yang dimaksud dalam PSAP No. 6 Paragraf 6 adalah manfaat yang
tidak dapat diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada peningkatan
pelayanan pemerintah pada masyarakat luas maupun golongan masyarakat tertentu. Hal ini
menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar Akuntansi
Pemerintaha (2009) seperti tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat atau untuk
menggerakkan ekonomi masyarakat.
Pada Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang diterbitkan Direktorat Jenderal
Keuangan Daerah Kementrian Dalam negeri (2014) jelas menyebutkan kalau investasi
merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk memanfaatkan
surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana
yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
2.2 Bentuk dan Klasifikasi Investasi
2.2.1 Bentuk Investasi
Pemerintah melakukan investasi dimaksudkan antara lain untuk memperoleh
pendapatan dalam jangka panjang atau memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk
investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Terdapat beberapa jenis investasi
yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu
investasi dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang,
serta instrumen ekuitas.

3
2.2.2 Klasifikasi Investasi
Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar
sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar.
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan
2. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas
3. Berisiko rendah
Dengan memperhatikan kriteria tersebut pada paragraf 10, maka pembelian surat-
surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh fluktuasi
harga pasar surat berharga, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek. Jenis investasi
yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara lain adalah:
1. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha,
misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada
suatu badan usaha
2. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan
yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh
suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi
pemerintah
3. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan
kas jangka pendek.
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri
atas:
1. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits)
2. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat
maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu
permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen

4
adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan.
Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus
menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan
pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih
dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat
untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh
yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi
permanen dapat berupa:
1. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan internasional dan
badan usaha lainnya yang bukan milik negara
2. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan
pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
1. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah
2. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak
ketiga;
3. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan
modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat
4. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki
pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian.
Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk
saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
Investasi permanen lainnya merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan
ke penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan
penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga,

5
misalnya investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini. Akuntansi
untuk investasi pemerintah dalam properti dan kerjasama operasi akan diatur dalam standar
akuntansi tersendiri.
2.3 Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Investasi
2.3.1 Pengakuan Investasi
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang
akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable)..
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran,
sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas atau aset memenuhi kriteria
pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya
manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang pertama kali. Eksistensi
dari kepastian yang cukup bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial
yang akan diperoleh memerlukan suatu jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh
manfaat dari aset tersebut dan akan menanggung risiko yang mungkin timbul.
2.3.2 Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai
pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan
nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat
dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga
transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya
lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar

6
harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau
nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito
jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. Investasi jangka panjang
yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul
dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Investasi nonpermanen misalnya dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang
dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai
perolehannya. Sedangkan investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan
perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan
pemerintah (seperti Proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka
nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. Harga perolehan investasi dalam
valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah
bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode dari
pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan diperoleh dari investasi
tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebetkan pada
pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat
investasi (carrying value) tersebut.

7
2.4 Metode Penilaian dan Pengakuan Hasil,Pelepasan dan Pemindahan Investasi
2.4.1 Metode Penilaian
Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:
1. Metode biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
2. Metode ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah
setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang
diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap
nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah,
misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi
aset tetap.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Penggunaan metode pada paragraf 36 didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
1. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya
2. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan menggunakan metode 30 ekuitas
3. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas
4. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.
Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan
merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi
yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau
pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian
pada perusahaan investee, antara lain:
1. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris

8
2. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi
3. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee
4. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan
direksi
2.4.2 Pengakuan Hasil
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan
dicatat sebagai pendapatan. Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari
penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat
sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen dalam
bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi pemerintah.
2.4.3 Pelepasan dan Pemindahan Investasi
Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, pelepasan hak karena
peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Perbedaan antara hasil pelepasan investasi
dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada keuntungan/rugi
pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan investasi disajikan dalam laporan
operasional.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of
wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen dan uang sewa) untuk
apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Terdapat dua jenis investasi yakni
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi jangka panjang
merupakan investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito
jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.Investasi jangka panjang yang
bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya
meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka
perolehan investasi tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Akuntansi Pemerintah ini diharapkan pembaca dapat
memahami lebih lanjut tentang “Akuntansi Investasi”dan dapat memanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.3 Pertanyaan Kelompok

10
DAFTAR PUSTAKA

PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

https://www.academia.edu/39068975/MAKALAH_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_AKUN
TANSI_INVESTASI_

11

Anda mungkin juga menyukai