BAB I
AMBANG LEBAR
1. Menyatakan hubungan antara tinggi energi hulu diatas ambang (H) dengan debit
aliran (Q).
4. Flowmeter
5. Mistar
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
7,5 cm
9,9 cm
Tampak Depan
Tampak Samping
7,5 cm
Tampak Atas
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar, sedangkan
aplikasinya di lapangan ambang lebar banyak digunakan pada saluran irigasi yang
fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada saluran tersebut.
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (over flow), untuk ini tinggi
energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas alat ukur ambang
lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka bangunan
ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sementara debitnya tetap serupa.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana
untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran
subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada
permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran kritis,
selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan dengan
adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar, setelah melewati ambang
aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritis.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritis ini terjadi maka akan
sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi penanganan
tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran, misalnya dengan
memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir ambang.
𝑄 = 𝐶 2 3 2𝑔𝑏𝐻 sehingga 𝐶 =
....(1.1)
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
H1
h1
Aliran Sempurna
A
y
Q o
yc
P1
Cd = Koefisien debit
A* = b x h1 ( m2 )
A1 = b x y0 ( m2 )
V1 Q2 Q2
H h1 h1 2
h1
2g 2 gA1 2 g (by 0 ) 2
....(1.2)
Bila tinggi muka air didepan ambang (h1) diperhitungkan maka, persamaan
pengaliran disesuaikan sebagai berikut :
3 Q
Q C d Cv 2 2 g bH1 2 sehingga C v
3 3
Cd 2 2 g bH 1 2
3
....(1.3)
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
1. Mengukur lebar (b) dan tinggi (P1) dari pelimpah ambang lebar
4. Menghitung log Q
7. Menghitung log H1
9. Menghitung A* = b.h1
KELOMPOK 2 / KELAS C
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM HIDROLIKA
Alamat : Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Telp. (0451) 422611 Ext 158
LOKASI : TANGGAL :
Diketahui :
Lebar Ambang (b) : 7 CM
Tinggi Ambang (p) : 9 CM
Percepatan Gravitasi (g) : 9,8 M/S
Debit h1 h2
No
Q (L/dtk) (mm) (mm)
1 0,30 124,37 p9,00
2 0,35 126,48 9,60
3 0,40 128,59 10,70
4 0,45 130,70 11,90
5 0,50 132,81 13,11
Log Q
No. Yo (m) Yc (m) Q (m³/s) h1 (m) H1 (m) Log H1 (m) Cd A* A1 Cd.A*/A1 Cv
(m³/s)
1 0,12437 0,00900 0,00030 -3,52288 0,03437 0,03443 -1,46306 0,22706 0,00241 0,00871 0,03963 1,00314
2 0,12648 0,00960 0,00035 -3,45593 0,03648 0,03656 -1,43700 0,24210 0,00255 0,00885 0,04687 1,00378
3 0,12859 0,01070 0,00040 -3,39794 0,03859 0,03869 -1,41239 0,25414 0,00270 0,00900 0,05454 1,00442
4 0,13070 0,01190 0,00045 -3,34679 0,04070 0,04082 -1,38909 0,26380 0,00285 0,00915 0,06280 1,00505
5 0,13281 0,01311 0,00050 -3,30103 0,04281 0,04296 -1,36696 0,27154 0,00300 0,00930 0,06844 1,00567
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
KELOMPOK 2 / KELAS C
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING 2019
1.8.1 Kesimpulan
a. Hubungan antara tinggi energi hulu di atas ambang (H1) dengan debit aliran
(Q) adalah berbanding lurus artinya semakin besar nilai H1 maka semakin
besar pula nilai Q, begitu pula sebaliknya.
b. Nilai Koefisien debit (Cd) adalah berkisar 0,22 – 0,27 nilai Cd yang
diperoleh dari hasil pengamatan atau perhitungan yaitu berkisar antara
0,22706 – 0,27154 (tidak memenuhi) karena kisaran data yang di peroleh
dari hasil perhitungan tidak mencapai 0,5. Nilai Koefisien Kecepatan (CV)
adalah berkisar 1,00314 – 1,00567 (memenuhi) karena kisaran data yang
diperoleh mencapai dari 1.
c. Pola aliran yang terjadi adalah aliran sempurna, yaitu dibagian hulu
subkritis sedangkan dibagian hilir adalah aliran superkritis.
1.8.2 Saran
KELOMPOK 2 / KELAS C