Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERBASIS

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR


IPS KELAS VII B DI SMP NEGERI 3 PAKEM

JURNAL

Oleh :
Raudya Setya Wismoko Putri
15416244009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
1.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERBASIS


TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS
KELAS VII B DI SMP NEGERI 3 PAKEM

THE USE OF INFORMATION-TECHNOLOGY-BASED BLENDED LEARNING TO


IMPROVE SOCIAL STUDIES LEARNING INTEREST IN GRADE VII B OF SMP
NEGERI 3 PAKEM

Raudya Setya Wismoko Putri dan Dr. Supardi, M.Pd


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
raudyasetyawismoko@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan minat belajar IPS kelas VII B
SMP Negeri 3 Pakem menggunakan pembelajaran blended learning.

Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas model kemmis & Mc Taggart.
Prosedur penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan dengan tahapan dua siklus setiap
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Teknik pengumpalan data melalui lembar observasi, catatan
lapangan, dokumentasi, angket dan tes. Teknikanalisis data penelitian menggunakan analisis data
deskriptif kualitatif. Pengumpulandata menggunakan instrumen berupa angket, dokumentasi, lembar
pengamatan observasi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, sedangkan untuk
mengetahui kualitas hasil belajar siswa digunakan lembar evaluasi/tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya meningkatkan minat belajar IPS kelas VII B SMP
Negeri 3 Pakem menggunakan pembelajaran blended learning dilakukan dengan langkah
pembelajaran campuran antara kelas konvensional dan kelas virtual/maya yang sifatnya saling
berkaitan karena merupakan satu rangkaian dari tahapan pembeajaran blended learning yang mana
terdapat pembelajaran didalam kelas dengan pengawasan guru dan pembelajaran pada kelas
virtual/maya siswa di tuntut untuk dapat belajar mandiri tanpa adanya pengawasan dari guru,
penggunaan pembelajaran ini terdapat peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai
dari siklus I ke siklus II. Siklus I nilai rata-rata adalah 63,5% sedangka siklus II 81%. Pada siklus II
hasil rata-rata nilai sudah melebihi target KKM yaitu 7.5 maka penelitian hanya berlangsung sampai
siklus II. Terdapat juga peningkatan pada setiap aspeknya Rata-rata aspek perhatian siswa pada siklus
I ke siklus II mengalami peningkatan 20%. Aspek keinginan dari siklus I ke siklus II rata-ratanya
mengalami peningkatan 17%. Aspek aktivitas mengalami peningkatan rata-rata sebanyak 19%. Aspek
ingin tahu pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan 21%. Aspek rasa senang dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan 17%. Aspek keyakinan dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan 16%.

Kata Kunci: Minat belajar, pembelajaran IPS, blended learning


2.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

ABSTRACT

The study aimed to investigate the efforts to improve Social Studies learning interest in Grade
VII B of SMP Negeri 3 Pakem using blended learning.
The study used Kemmis and McTaggart’s classroom action research method. The research
procedure was in the form of cycles. Each cycle consisted of four stages, namely planning, action
implementation, observation, and reflection. The study was conducted with the stages of two cycles
each of which consisted of 3 meetings. The data were collected through observation sheets, field notes,
documentation, questionnaires and tests. The research data analysis technique was the qualitative
descriptive data analysis technique. The data collection used instruments in the form of questionnaires,
documentation, student observation and teacher performance sheets in the learning process, and
evaluation sheets/tests were used to find out the quality of students’ learning outcomes.
The results of the study showed that efforts to improve Social Studies learning interest in
Grade VII B of SMP Negeri 3 Pakem using blended learning were carried out with a combination of
learning steps between conventional and virtual classes that were interrelated because they were a
series of blended learning stages. There was learning in the classroom with teacher supervision and in
learning in the virtual class the students were required to be able to learn independently without
supervision from the teacher. The use of this learning was capable of improving the students’ learning
interest. This could be seen from the mean scores from Cycle I to Cycle II. In Cycle l, the mean score
was 63.5%, while in Cycle II it was 81%. In Cycle II the mean score was above the target of KKM
(minimum mastery criterion) of 7.5 so that the study was conducted only to Cycle II. There was also
an improvement in every aspect. On average, the aspect of students’ attention from Cycle I to Cycle II
improved by 20%. The desire aspect from Cycle I to Cycle II on average improved by 17%. The
activity aspect on average improved by 19%. The curiosity aspect from Cycle I to Cycle II improved
by 21%. The pleasure aspect from Cycle I to Cycle II improved by 17%. The confidence aspect from
Cycle I to Cycle II improved by 16%.

Keywords:learning interest, Social Studies learning, blended learning


3.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

PENDAHULUAN dari seberapa antusias dan perhatiaan siswa


Pendidikan merupakan proses untuk dalam mengikuti pembelajaran.
pengembangan diri manusia, pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk Berdasarkan hasil observasi awal yang
mengembalikan fungsi manusia menjadi sudah dilakukan peneliti pada kelas VII B
manusia agar terhindar dari berbagai bentuk SMP Negeri 3 Pakem pada bulan September
penindasan, kebodohan sampai kepada 2018 dan Oktober 2018, menunjukkan minat
ketertinggalan(Sudarsono, Sudrajat & belajar siswa yang sangat rendah hal ini
Wibowo., 2016: 2).Sesuai dengan amanat dibuktikan dengan dilihat dari rata-rata hasil
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang ulangan harian 1, 2 dan 3 apabila di rerata
Sistem Pendidikan Nasional yang dijelaskan jumlah rerata nilai ulangan harian siswa kelas
dalam yang menyatakan bahwa pendidikan VII B yaitu 61.3 masih jauh dari KKM yang
adalah usaha sadar dan terencana untuk ditetapkan sekolah yaitu 7.5, seperti yang
mengembangkan kemampuan dan membentuk terdapat pada data nilai kelas VII B SMP
watak serta mewujudkan suasana belajar dan Negeri 3 Pakem. menurut hasil perbincangan
proses pembelajaran agar peserta didik secara peneliti dengan guru yang mengampu
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk pembelajaran IPS di kelas VII B, nilai ulangan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, siswa jelek dikarenakan siswa apabila guru
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, menjelaskan pelajaran siswa sibuk mengobrol
akhlak mulia, serta keterampilan yang dengan teman sebangkunya, mencoret-coret
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan buku, dan melamun. Peserta didik belum bisa
Negara. Definisi tersebut, dapat diketahui berkolaborasi untuk bekerjasama di dalam
bahwa pendidikan adalah suatu sistem yang kelas, terbukti ketika peneliti observasi proses
merupakan totalitas fungsional yang terarah pembelajaran guru sedang menugaskan peserta
pada suatu tujuan. Pasal 3 Undang-Undang didik untuk membuat mind mapping mengenai
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 interaksi sosial secara berkelompok, namun
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bekerja hanya satu atau dua orang saja
menjelaskan tujuan pendidikan nasional, yaitu yang lainnya sibuk sendiri-sendiri. Sibuk
Pendidikan nasional bertujuan untuk menggambar sibuk ramai cerita dengan
berkembangnya potensi peserta didik agar temannya. Peserta didik masih belum bisa
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa berkonsentrasi dengan apa yang menjadi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tugasnya.
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Apabila di lihat dari daftar hadir atau
dan menjadi warga negara yang demokratis presensi masih terdapat siswa yang tidak
serta bertanggung jawab(Yuhanida, 2017: masuk karena sakit dan terdapat siswa yang
103). masih tidak masuk tanpa keterangan atau alfa.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan Saat ditelusuri memang dikelas VII B terdapat
yang sangat penting untuk menjamin siswa yang kurang bisa diatur dan
kelangsungan hidup dan merupkan modal menyepelekan nasihat guru namun sudah
besar dalam menghadapi persaingan pada era ditangani oleh guru BK. Hasil analisa
saat ini. Sekolah merupakan suatu lembaga portofolio pada nilai keterampilan siswa kelas
pendidikan yang menjadi salah satu faktor VII B nilai terbaik yang di peroleh siswa atas
penentu tercapainya tujuan pendidikan di hasil karyanya mayoritas siswa mendapat nilai
Indonesia. Menurut Suparmini, Sudrajat & 70 dan 65 hanya beberapa siswa yang
Wibowo, S. (2015: 123)Pembelajaran yang mendapat nilai di atas KKM 7.5. seperti
dilakukan di dalam kelas seharusnya mampu penjelasan guru siswa apabila diberikan tugas
mengantarkan siswa untuk mencapai mengerjakannya hanya asal mengerjakan dan
kompetensi dasar dan kompetensi inti. mengumpulkan tugas. Menurut guru siswa
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran diberikan nilai seperti itu sudah sangat baik
yang telah direncanakan sedemikian rupa apabila dibandingkan dengan hasil tugas yang
dengan metode dan media yang mendukung. di kerjakan siswa. Siswa menurut guru kurang
Dalam perencanaan kita perlu memperhatikan mau berusaha tidak mau bekerja keras dan
metode yang akan kita gunakan, karena mengamapangkan sesuatu.
keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat
4.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

Permasalahan-permasalahan di atas kualitas pendidikan melalui pelatihan pendidik


menunjukkan bahwa sekolahan harus secara nasional. Serta dapat memudahkan kerja
meningkatkan mutu pendidikan, sekolah harus sama antara pendidik dengan peserta didik
dapat menggerakkan seluruh komponen yang yang letaknya jauh secara fisik.
menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu MenurutSugiharyanto, Wulandari.,& Wijayanti
pendidikan. Menurut Kunandar (48: 2012) (2015: 145) Model pembelajaran yang
Subsistem yang pertama dan utama dalam berpusat pada peserta didik (student centered)
peningkatan mutu pendidikan adalah faktor dapat memberikan kesempatan peserta didik
guru.”Selain itu dalam UU Nomor 14 Tahun untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
2005 tentang Guru dan Dosen, pasal (1) ayat Dengan adanya Teknologi Informasi mampu
(1) dinyatakan,”Guru adalah pendidik mengembangkan kemampuan siswa menjadi
profesional dengan tugas utama mendidik, lebih kreatif serta berfikir kritis sehingga
mengajar, membimbing, mengarahkan, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada dan menyenangkan sekaligus dapat
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menumbuhkan minat belajar siswa sehingga
pendidikan menengah.” Dari pendapat diatas, prestasi belajar siswa diharapkan akan
maka dapat disimpulkan bahwa baik atau meningkat.
buruknya mutu pendidikan sangat dipengaruhi
oleh guru. Oleh karena itu, guru dituntut untuk Blended learning merupakan pengajaran
bisa profesional, kreatif dan inovatif dalam tatap muka dan virtual/maya atau
meningkatkan mutu pendidikan. Guru diera onlinedikombinasikan dengan penggunaan
globalisasi ini dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Menurut
perkembangan teknologi yang ada. Penguasaan Garrison dan Vaughan dalam Husama (2013:
perkembangan teknologi ini nantinya 17) Prinsip dasar blended learning adalah
diharapkan agar pendidik dapat komunikasi langsung tatap muka dan
menerapkannya di dalam ranah pendidikan. komunikasi tertulis online.
Menguasai perkembangan teknologi maka Menurut Deni (2014: 21) Model
guru akan dapat mengembangkan proses pembelajaran blended learningmerupakan
belajar mengajar yang bermutu guna kombinasi berbagai model pembelajaran yang
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. ditujukan guna mengoptimalkan proses dan
Penggunaan suatu Teknologi informasi layanan pembelajaran baik jarak jauh,
dalam dunia pendidikan sangat penting untuk tradisional, bermedia, bahkan berbasis
membantu tercapainya suatu kegiatan komputer.
pembelajaran.Menurut Dendi dan Sukirno Supardi & Widiastusti (2014: 142)
(2015: 118) Ruanglingkup pembelajaran IPS, berpendapat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
tema-tema yang diajarkan kebanyakan bersifat merupakan mata pelajaran pada jenjang
teoritis, sehingga siswa memerlukan waktu pendidikan di tingkat sekolah, yang
yang lama untuk memahami materi-materi dikembangkan secara terintegrasi dengan
tersebut. Kesulitan siswa dalam memahami mengambil konsep-konsep esensial dari Ilmu-
materi dapat dibantu dengan visualisasi media. ilmu Sosial dan humaniora.
Materi disusun dari tema-tema yang
dikembangkan dalam berbagai aspek baik METODE PENELITIAN
geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. A. DesainPenelitian
Akan tetapi pembelajaran tematik dalam Penelitian ini merupakan penelitian
penjelasannya tidak cukup hanya dengan lisan. tindakan kelas atau biasa disebut dengan CAR
Solusinya penggunaan teknologi informasi (Classroom Action Research). Carr dan
pada dunia pendidikan mampu meningkatkan Kemmis dalam Kunandar (2008: 43)
kualitas pembelajaran karena teknologi berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas
informasi ini dapat digunakan untuk adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri
memudahkan siswa saat mengerjakan kolektif yang dilakukan oleh peserta didik
pelajaran, mencari informasi maupun guru dalam situasi untuk meningkatkan penalaran
untuk media pembelajaran dan memperluas dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
jangkauan akses layanan pendidikan. Selain itu sosial peserta didik serta pemahaman mereka
juga dapat digunakan untuk meningkatkan terhadap pembelajaran yang telah disampaikan
5.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

pendidik dan terhadap situasi tempat praktik- belajar yang kurang memuaskan. Selanjutnya
praktik tersebut dilakukan. peneliti merancang konsep pemecahan masalah
melalui adanya pembelajaran berbasis blended
.Penelitian ini menggunakan rancangan learning.Penelitian ini terdiri dari II siklus,
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan acuan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan tatap
model siklus Penelitian Tindakan Kelas yang muka dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pada
dikembangkan oleh Kemmis & Taggart. setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan
Dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, (planning), pelaksanaan (acting), observasi
tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat (observing), dan refleksi (reflecting).Langkah-
komponen tersebut dipandang sebagai satu langkah penelitian yang akan dilakukan yaitu
siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah Observasi Awal/ Pra-siklus, Siklus I, Siklus II.
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
tindakan, pengamatan dan refleksi (Kusumah Data
& Dwitagama, 2010: 20-21). Metode dan instrumen yang digunakan
Pelaksanaan penelitian, peneliti berkolaborasi yaitu observasi, wawancara dan catatan
dengan guru mata pelajaran yang lapangan, dokumentasi, angket. Kegiatan
bersangkutan. Prosedur Penelitian Tindaka observasi dilakukan pada awal ketika memilih
Kelas penelitian ini terdapat beberapa tahapan sekolah dan menjadikannya sebagai tempat
siklus, apabila siklus pertama yang dilakukan penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan
sudah dirasa berhasil penelitian hanya cukup pada saat pengambilan data dengan
sampai siklus pertama saja, namun jika siklus berpedoman pada lembar wawancara.Catatan
pertama yang dilakukan peneliti belum lapangan dilakukan untuk untuk mencatat
berhasil maka dilanjutkan penelitian kembali segala peristiwa selama proses penelitian
dengan siklus yang kedua dan seterusnya. berlangsung sehubungan dengan tindakan yang
Adapun langkah-langkah dan penjabaran dari dilakukan oleh guru maupun siswa.
masing-masing tindakan dalam desain Dokumentasi dilakukan memperoleh data-data
penelitian adalah planning, Acting, Observing, yang dibutuhkan pada saat penelitian berupa
Reflecting. foto yang menggambarkan aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa saat tindakan pada
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang akan peneliti gunakan proses pembelajaran serta dokumen-dokumen
sebagai tempat penelitian adalah di SMP yang diperlukan peneliti pada saat penelitian
(RPP, DLPK, portofolio, proses pembelajaran
Negeri 3 Pakem yang berlokasi diPojok,
dll). Kemudian angket Angket merupakan
Harjobinangun, Pakem, Sleman,
teknik pengumpulan data dengan menyebarkan
Yogyakarta.Waktu penelitian dilakukan selama sejumlah pertanyaan-pertanyaan, baik yang
3 (tiga) bulan tepatnya pada bulan Januari- bersifat terbuka maupun tertutup dan dilakukan
Maret 2019. melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis
C. Subjek dan Objek Penelitian Supardan Dadang (2007: 253). Berdasarkan
Subjek dalam penelitian tindakan kelas definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
yaitu siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Pakem tujuan dari angket adalah untuk memperoleh
dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang yang data secara tidak langsung mengenai
terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa pelaksanaan pembelajaran blended learning
perempuan. Kelas tersebut terpilih karena terhadap objek penelitian. Pada penelitian ini
memiliki rerata nilai IPS yang paling rendah angket ditujukan untuk peserta didik yang
dibandingkan kelas lainnya dan berdasarkan menjadi objek penelitian pembelajaran
atas rekomendasi dari guru. Objek dalam menggunakan blended learning.
penelitian ini adalah peningkatan minat belajar F. Teknik Analisis Data
IPS kelas VII B SMP Negeri 3 Pakem Dalam penelitian tindakan kelas ini, data
menggunakan pembelajaran blended learning. yang diperoleh dianalisis dengan teknik
D. Prosedur Penelitian analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif
Prosedur penelitian dimulai dari kuantitatif.
pengamatan awal terhadap proses dan hasil G. Validasi Data
pembelajaran IPS kelas VII B. Dari data awal Untuk mencapai keabsahan data, dalam
ditemukan permasalahan yaitu siswa kurang penelitian ini digunakan teknik triangulasi
berminat pada pembelajaran IPS dan hasil dengan cara memanfaatkan berbagai sumber.
6.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

Triangulasi diartikan sebagai teknik pada kelas yang akan dijadikan tempat
pengumpulan data yang bersifat penelitian. Setelah kegiatan Pra-Siklus hasil
menggabungkan dari berbagai teknik pengamatan yang diperoleh peneliti di
pengumpulan data dan sumber data yang telah bicarakan dengan guru IPS yang mengajar
ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada kelas yang akan di jadikan tempat
dalam penelitian ini dengan menggunakan penelitian. Peneliti bersama guru
observasi, wawancara, angket, dokumentasi, mendiskusikan lalu merancang kegiatan apa
dan catatan lapangan sehingga dapat saja yang akan dilakukan pada Siklus I
dipertanggungjawabkan hasilnya. Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
dengan menggunakan metode triangulasi Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII B
dilakukan dengan menggabungkan metode SMP Negeri 3 Pakem pada semester genap
kualitatif dan metode kuantitaatif dalam suatu atau ajaran 2018/2019 dan dilaksanakan
penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan sebanyak dua siklus. Siswa di kelas VII B
untuk memperoleh data yang benar-benar SMP Negeri 3 Pakem ini berjumlah 32 orang.
lengkap dan komprehensif. Terdiri atas laki-laki 14 orang dan perempuan
18 orang dengan guru IPS Ibu Aprinita Ayu
HASIL PENELITIAN DAN Puspita Devi,S.Pd. Pelaksanaan PTK ini
PEMBAHASAN dilakukan melalui 2 siklus, siklus I pertemuan
A. Deskripsi Lokasi pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 31
SMP Negeri 3 Pakem berdiri pada tahun Januari 2019, pertemuan kedua Senin, 4
1979. Sekolah ini terletak di Jalan Pojok, Februari 2019, dan pertemuan ketiga Kamis, 7
Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Februari 2019. Sedangkan Siklus II pertemuan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini pertama dilaksanakan pada hari hari Senin, 25
terletak di lereng Gunung Merapi Dero Wetan,. Februari 2019, pertemuan kedua Kamis, 28
Sebagian siswa-siswanya berasal dari daerah Februari 2019, dan pertemuan ketiga Senin, 4
bahaya Merapi, karena berada disekitar Sungai Maret 2019. Alokasi waktu penelitian setiap
Gendol dan Sungai Opak yang berhulu pertemuan dua jam pelajaran atau 2 x 40
langsung dari puncak gunung Merapi. menit. Kompetensi yang diteliti adalah
Saat ini SMP Negeri 3 Pakem memiliki mengenai kelangkaan dan kebutuhan manusia.
12 rombongan belajar yang terdiri dari 4 C. Laporan Tindak Penelitian
rombel kelas VII, 4 rombel kelas VIII, dan 4 1. Pra-Siklus
rombel kelas IX. Kondisi fisik sekolah ini pada Pengamatan pada pra tindakan penelitian
umumnya sudah baik dan memenuhi syarat ini bertujuan untuk menentukan cara
untuk menunjang proses pembelajaran. SMP meningkatkan minat belajar siswa dengan
Negeri 3 Pakem juga memiliki fasilitas- menggunakan pembelajaran blended
fasilitas yang cukup memadai guna menunjang learning.Berdasarkan hasil pengamatan pra
proses pembelajaran baik kegiatan akademik tindakan yang dilakukan, peneliti menemukan
maupun non-akademik. Guru pengajar yang beberapa temuan. Pertama, hasil observasi pra-
ada di SMP Negeri 3 Pakem sebanyak 20 siklus peneliti menunjukkan minat belajar
orang dengan lulusan S2 sebayak 1 orang, siswa yang sangat rendah hal ini dibuktikan
lulusan S1 sebanyak 18 orang, dan lulusan D1 dengan dilihat dari rata-rata hasil ulangan
sebanyak 1 orang. Sedangkan jumlah siswanya harian 1, 2 dan 3 apabila di rerata jumlah rerata
ada 374 yang meliputi kelas VII, VIII, dan nilai ulangan harian siswa kelas VII B yaitu
kelas IX. 61.3 masih jauh dari KKM yang ditetapkan
B. Deskripsi Pelaksanaan sekolah yaitu 7.5. Kedua, Peserta didik belum
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bisa berkolaborasi untuk bekerjasama di dalam
dilakukan ini, peneliti sebagai observer dan kelas, terbukti ketika peneliti observasi proses
berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar pembelajaran guru sedang menugaskan peserta
dalam penelitian. Sebelum melaksanakan PTK, didik untuk membuat mind mapping mengenai
peneliti dan guru bekerjasama dalam interaksi sosial secara berkelompok, namun
mempersiapkan PTK, terlebih dahulu peneliti yang bekerja hanya satu atau dua orang saja
melaukan kegiatan Pra-Siklus yang yang lainnya sibuk sendiri-sendiri. Sibuk
dilaksanakan pada bulan September 2018 dan menggambar sibuk ramai cerita dengan
Oktober 2018 yang bertujuan untuk temannya. Peserta didik masih belum bisa
mengidentifikasi masalah apa saja yang terjadi
7.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

berkonsentrasi dengan apa yang menjadi mengerjakan tugas, terutama pada saat
tugasnya. pembelajaran di kelas virtual/maya guru tidak
menjelaskan diawal pembelajaran. Siswa
Ketiga, Apabila di lihat dari daftar hadir bingung dengan sistematika pembelajaran pada
atau presensi masih terdapat siswa yang tidak saat menggunakan jaringan online (edmodo)
masuk karena sakit dan terdapat siswa yang dapat dikatakan bahwa guru pada siklus
masih tidak masuk tanpa keterangan atau alfa. pertama belum maksimal dalam menjalankan
Keempat, Hasil analisa portofolio pada nilai perannya untuk mengarahkan dan
keterampilan siswa kelas VII B nilai terbaik membimbing siswa.
yang di peroleh siswa atas hasil karyanya Pengamatan terhadap siswa secara umum,
mayoritas siswa mendapat nilai 70 dan 65 sebagian siswa cukup aktif dan kondusif.
hanya beberapa siswa yang mendapat nilai di Kelompok telah mempersiapkan bahan-bahan
atas KKM 7.5. yang digunakan untuk mengerjakan tugas
Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok serta buku referensi. Meskipun
dilakukan oleh peneiti, diketahui bahwa pada semua kelompok kelihatannya aktif tetapi
prasiklus rata–rata persentase hasil observasi terdapat kelemahan antaralain: pada saat
minat siswa sebesar 63% tergolong kategori pengamatan video, terlihat beberapa siswa
minat sedang. Adapun persentase tiap indikator kurang memperhatikan bahkan cenderung
minat belajar siswa pada prasiklus dapat ramai.Siswa kurang siap mengikuti pelajaran,
dijelaskan sebagai berikut: perhatian 61%, terbukti ada siswa yang masih mengobrol
keinginan 66%, aktivitas 64% , ingin tahu dengan teman sebangkunya, tidak
63%, rasa senang 64%, dan keyakinan 64%. memperhatikan dengan mencoret-coret buku,
Jadi, hasil pengamatan terhadap minat siswa masih terdapat siswa yang keluar masuk kelas.
pada prasiklus tersebut belum sesuai dengan Presentase dapat dilihat pada diagram berikut
indikator keberhasilan minat yang sudah ini:
ditetapkan yaitu sebesar 75%. Hasil
pengamatan terhadap minat siswa pada
prasiklus tersebut terlihat pada diagram di Hasil Observasi Minat
bawah ini: 70 Siswa Siklus I
65
60
Hasil Observasi Angket Minat
55
68 Belajar Siswa Prasiklus
66 50
64
62
60
58
Gambar 2. Diagram Persentase
Hasil Observ Minat Belajar Siswa
Siklus I

Selain melakukan pengamatan


Gambar 1. Diagram Persentase Hasil terhadap minat siswa, peneliti memberikan
Observasi Angket MinatSiswa Prasiklus angket kepada siswa dengan tujuan untuk
2. Siklus I mengetahui minat siswa terhadap mata
Tindakan siklus I dilaksanakan tiga kali pelajaran IPS dengan menggunakan
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran blended learning.
pada hari Kamis, 31 Januari 2019, pertemuan
kedua Senin, 4 Februari 2019, dan pertemuan Berdasarkan hasil angket yang
ketiga Kamis, 7 Februari 2019. diberikan kepada siswa, diketahui bahwa
Hasil pengamatan pada siklus I yang pada siklus I rata-rata persentase indikator
dilakukan saat proses pembelajaran respon minat siswa terhadap mata pelajaran
berlangsung terhadap guru dalam memberi IPS dengan menggunakan pembelajaran
penjelasan dalam mengerjakan tugas kurang blended learning belum mencapai kriteria
sehingga siswa kebinggungan untuk keberhasilan yang ditetapkan. Lebih jelasnya
8.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

perhatikan diagram berikut ini: post-test setelah dilakukan tindakan. Hasil


belajar pada siklus I secara klasikal untuk
siswa yang sudah tuntas atau nilai di atas
KKM pada saat pre-tes 0% /belum ada yang
tuntas, kemudian pada pos-tes menjadi 19%
Hasil Persentase Angket Respon termasuk kategori kurang. Jadi pada siklus I
Minat Siswa Siklus I persentase ketuntasan belajar mengalami
84
82 peningkatan sebesar 19%. Ketuntasan siswa
80 secara klasikal masih jauh dibawah target
78 keberhasilan penelitian yang ditargetkan
76 yaitu sebesar 75%. Untuk nilai rata-rata pada
74 pre-test sebesar 47 dengan nilai tertinggi
72 sebesar 70 dan terendah 20 sedangkan setelah
70 dilakukan tindakan pada saat postes nilai
rata-rata 62 dengan nilai tertinggi sebesar 80
dan terendah 40.
3. Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung. Dari
hasil pengamatan terhadap guru saat proses
Gambar 3. Diagram Hasil Persentase pembelajaran berlangsung yang dilakukan
Angket Respon Minat Siswa Siklus I oleh observer terutama pada pertemuan yang
pertama dan kedua, guru lebih jelas dalam
Dapat diketahui rata-rata persentase
menyampaikan gambaran materi sehingga
indikator minat belajar siswa pada siklus I
siswa lebih konsentrasi dalam mengikuti
baru mencapai 65%. Adapun persentase tiap pelajaran. Sebelum berlangsungnya proses
indikator hasil angket respon minat belajar kegiatan pembelajaran pada kelas
siswa pada siklus I yaitu perhatian 65%, virtual/maya guru terlebih dahulu
keinginan 63%, aktivitas 66% , ingin tahu menjelaskan prosedur pembelajarannya dan
65%, rasa senang 67%, dan keyakinan 63%. bagaimana langkah-langah penggunaan
Dari hasil pengamatan dan hasil angket jaringan online (edmodo) secara detail.
dapat diambil rata-rata minat belajar siswa
sebagai berikut: Pengamatan terhadap siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung siklus II,
Tabel 1. Persentase hasil rata-rata minat dilakukan oleh peneliti/Observer, siswa lebih
belajar siswa siklus I siap mengikuti pembelajaran terbukti semua
Hasil mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Hasil angke Rata- sesuai petunjuk. Siswa lebih memperhatikan
Keteranga dan percaya diri dalam melaksanakan setiap
pengamata t rata
n langkah dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
n siklus I Siklus siklus I
pada saat mengumpulkan informasi lebih
I
terarah terutama saat mengerjakan tugas yang
Belum diberikan guru dan pada saat pembelajaran
berhasil. pada kelas virtual/maya.
63,50 Termasuk
62% 65% Berdasarkan hasil observasi Angket
% kategori
minat minat belajar siklus II dapat diketahui bahwa
sedang pada siklus II, diperoleh hasil rata-rata
Sumber: Hasil rata-rata minat belajar persentase indikator respon minat siswa
siswa siklus I terhadap mata pelajaran IPS sebesar 79%
kategori minat tinggi. Hasil tersebut sudah
Hasil pengamatan serta angket respon
mencapai kriteria keberhasilan yang
minat siswa dalam proses pembelajaran
ditetapkan yaitu 75%. Adapun persentase tiap
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
indikator minat belajar siswa pada siklus II
Hasil belajar diperoleh dari pelaksanaan
yaitu perhatian 82%, keinginan 78%,
pretes sebelum dilaksanakan tindakan dan
aktivitas 81% , ingin tahu 75%, rasa senang
9.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

77%, dan keyakinan 79%. Lebih lanjut dapat


dilihat pada diagram berikut:

Hasil Presentase Angket Respon SIMPULAN DAN SARAN


Minat Siswa A. Simpulan
Siklus II Berdasarkan Penelitian Tindak Kelas
(PTK) yang di lakukan pada kelas VII B SMP
84
82 Negeri 3 Pakem dapat di tarik kesimpulan
80 sebagai berikut:
78
1. Minat belajar IPS siswa kelas VII B SMP
76
74 Negeri 3 Pakem dalam pembelajaran
72 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan
70
menggunakan penggunaan pembelajaran
blended learning mengalami peningkatan.
Hal tersebut karena guru mengajar dengan
mengkombinasikan pembelajaran di kelas
dengan pembelajaran konvensional dan
virtual/maya. Pembelajaran konvensional
Gambar4. Diagram Hasil Presentase Angket dan virtual/maya sifatnya saling
Respon Minat Siswa Siklus II berketerkaitan dikarenakan prosedur
model pembelajaran bended learning yaitu
Dari hasil pengamatan dan hasil angket siswa belajar di kelas konvensional lalu di
dapat diambil rata-rataminat belajar siswa selingi dengan pembelajaran di luar kelas.
terlihat pada table berikut: Pada kelas konvensional guru mengajar
Tabel2. Persentase Hasil Rata-Rata Minat seperti biasanya di dalam kelas sedangkan
Belajar Siswa Siklus II di kelas virtual siswa cenderung mandiri
mereka belajar di dalam kelas maya
Hasil Pengamatan Hasil Angket Rata-rata Keterang berdiskusi tanpa adanya pengawasan
Siklus II Siklus II Siklus II an guru, dalam kelas virtual siswa belajar
Sudah dengan menggunakan handphone atau
berhasil perangkat elektronik lainnya yang dapat
masuk terhubung dengan internet. Penerapan
81% 79% 80% pembelajaran blended learning membuat
kategori
minat minat belajar siswa meningkat dapat
tinggi dilihat dari hasil nilai siswa pada saat
Sumber: Hasil rata-rata minat belajra siklus II penelilitian siklus I dan siklus II. Rata-rata
nilai mengalami peningkatan pada siklus I
Berdasarkan tabel di atas, pada siklus II 63,5% siklus II 81%.
secara klasikal untuk siswa yang sudah tuntas 2. Peningkatan minat belajar IPS siswa kelas
atau nilai di atas KKM pada saat pre-tes 75% VII B SMP Negeri 3 Pakem mengalami
kemudian pada pos-tes sebesar 87% termasuk peningkatan selain rata-rata nilai yang
kategori baik sekali, Pada siklus II persentase menigkat pada siklus I 63,5 siklus II 81%
ketuntasan belajar mengalami peningkatan juga terdapat peningkatan pada setiap
sebesar 56%. Ketuntasan siswa secara klasikal aspeknya Rata-rata aspek perhatian siswa
sebesar 87% sudah sesuai keberhasilan dari siklus I ke siklus II mengalami
penelitian yang ditargetkan yaitu sebesar 85%. peningkatan sebanyak 20%. Aspek
Untuk nilai rata-rata dari hasil pre-tes sebesar keinginan pada siklus I ke siklus II
73 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan mengalami peningkatan sebanyak 17%.
terendah 50 sedangkan setelah dilakukan Aspek aktivitas dari siklus I ke siklus II
tindakan dengan pembelajaran blended mengalami peningkatan sebanyak 19%.
learning pada saat pos-tes nilai rata-rata Aspek Ingin tahu mengalami peningkatan
sebesar 81 dengan nilai tertinggi sebesar 90 sebanyak 21%. Aspek rasa senang dari
dan terendah 75. siklus I ke siklus II mengalami
10.⎟Penggunaan Pembelajaran Blended Learning .... (Raudya Setya Wismoko Putri.)

peningkatan sebanyak 17%. Aspek yang sebagai alternatif meningkatkan minat


terakhir yaitu aspek keyakinan yang Belajar siswa
mengalami peningkatan sebanyak 16%.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti mempunyai beberapa
saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru dalam pembelajaran IPS
dengan materi kelangkaan dan macam-
macam kebutuhan manusia dengan
penggunaan pembelajaran blended learning

2. Sebaiknya dalam pembelajaran dengan


pendekatan saintifik dan menggunakan
pembelajaran blended learning sangat tepat
dilaksanakan sebagai alternatif
meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, D. (2014). Pengembangan e-
learning teori dan desain. Bandung: Sudarsono, A., dkk. (2016). Implementasi
PT Remaja Rosdakarya Offset. pendidikan karakter
di smp negeri 2 klaten dan mts.
Dwiyogo, Wasis D. (2018). Pembelajaran wahid hasyim Yogyakarta. Jurnal
berbasis blended learning. Depok: JIPSINDO, No 1, Vol 3, 2.
PT. Raja Grafindo Persada.
Supardi. (2011). Dasar-dasar ilmu sosial.
Daryanto, T. (2012). Konsep pembelajaran Yogyakarta: Ombak.
kreatif. Yogyakarta: Gava Media.
______ & Widiastuti, A. (2014).
Husamah. (2014). Pembelajaran bauran Pemanfaatan laboratorium ips smp.
(blended learning). Jakarta: Prestasi Jurnal JIPSINDO, No 2, Vol 1, 142.
Pustaka Raya.
Suparmini, Sudrajat & Wibowo, S.(2015).
Kunandar. (2012). Langkah mudah Muatan nilai-nilai karakter melalui
penelitian tindakan kelas. Jakarta: permainan tradisional di paud among
Rajawali Pers. siwi, panggungharjo, sewon, bantul.
Jurnal JIPSINDO. No 1, Vol 2, 123.
Kusumah, W. & Dedi. 2010. Mengenal
penelitian tindakan kelas. Jakarta : Sugiharyanto, Wulandari, T. & Wijayanti,
PT Indeks. A. (2015). Efektifitas model learning
cycle dengan project based learning
Milhani, Yuhanida. (2017). Keefektifan dalam pembelajaran ips di smp.
model pembelajaran student teams Jurnal JIPSINDO, No 2, Vol 2, 145.
achievement division dalam
pembelajaran ips di smp negeri 15
yogyakarta. Jurnal JIPSINDO. No 2,
Vol 4, 103.

Anda mungkin juga menyukai