Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RETNO CAHYANI
20040320109
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PANGESAHAN
08 November 2008
Oleh:
RETNO CAHYANI
NIM 20040320109
Dewan Penguji:
Mengetahui
iii
“Sesungguhnya,
dalam menciptakan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata) :
YA Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia
Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Q. S Ali Imron: 190-191)
Ya Rabb,
jauhkan hati ini dari sombong dan angkuh ketika diri berilmulindungi hati ini dari malas
putus asa ketika diri bodohsebagai tanda syukurku atas nikmatNYA berupa :
kak’Solihin dan kak’Andry (yang selalalu menemaniku dalam suka dan duka
baik dorongan spiritual dan moril tanpa mengenal lelah),Yu’Fatim,
M’Fandi,M’munir,Agus
saudara-saudaraku yang tinggal di Jogja;harapan dan keindahan persaudaraan
Sahabat-Sahabat Dalam Hidup:
Afni,Cory,Dije,Dieca,Sundari,Rini,ipoeng(geng
AsramaMenurIndah),T’Susan,Yuli,Selvy,Imadan temen-temen lain yang belum Ku-
sebut namanya atas dorongan,nasehat,dan bantuanya; keteladanan dan kebersamaan
Bunga Keberanian yang menjaga; kesabaran dan kelembutan
TERIMA KASIH….
iv
KATA PENGANTAR
Retno Cahyani
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN………………....…..….……………….……..……..ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR…..…………………………………….………….…….........v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….......vi
DAFTAR SKEMA………………………………………………………………....xiii
INTISARI …………………………………….…………………………………….xv
ABSTRACT ……………………………………………………….….……...…....xvi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..….1
B. Rumusan Masalah………………………….…………………………....4
C. Tujuan Penelitian………………...…………...………………..…..........5
D. Manfaat Penelitian………………..................………………..…………5
vi
E. Ruang Lingkup Penelitian..……………………..……………..……..…6
F. Keaslian Penelitian………………………………………………….......7
1. Pengkajian keperawatan……………………………………………..13
2. Diagnosis keperawatan………………………………………………13
3. Rencana keperawatan………………………………………………..15
4. Implementasi keperawatan…………………………………..………15
5. Evaluasi keperawatan………………………………………………..16
1. Definisi………………………………………………………..……..32
2. Patofisiologi…………...……………………………………………..32
3. Gambaran klinis……………………………………………………...36
4. Diagnosis…………………………………………………………….38
5. Penatalaksanaan……………………………………………………...39
6. Pencegahan…………………………………………………………..42
E. Kerangka Konsep……….………………….………………….….……...43
F. Pertanyaan Peneliti………………………………………………………43
vii
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………………..44
A. Desain Penelitian……………….………….………………….………….44
1. Variabel………………………………………………………………46
2. Definisi operasional……………………………………………….....46
E. Instrumen Penelitian.………………………………………..…...………..47
1. Uji validitas…………………………………………………………..49
2. Reliabilitas…………………………………………………………...49
I. Kesulitan Penelitian……………………….……………….……………...52
J. Etika Penelitian………………………….………………….……...…......53
3. Distribusi pada pasien DBD di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta………………………………………...58
viii
4. Lama perawatan pada pasien DBD di bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta............………………………………...59
Yogyakarta…………………………………………………………...59
ix
f. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan dokumentasi
B. Pembahasan……………………………………………………………….66
2. Distribusi pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina rumah sakit
A. Kesimpulan ..............................................................................................83
B. Saran..........................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….86
LAMPIRAN………………………………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Distribusi pasien DBD anak berdasarkan jenis kelamin di Bangsal
Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta……....................58
Tabel 4.4 Lama perawtan pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta…………...…………………………59
xi
DAFTAR TABEL (Lanj.)
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Retno Cahyani. (2008). Gambaran Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Anak di
Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pembimbing :
dr. Kusbariyanto, M. Kes
INTISARI
Peran perawat merupakan tugas utama dalam peningkatan pelanyanan
sebuah rumah sakit, termasuk dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan menjadi salah satu tolak ukur dalam pemberian perawatan pasien
terutama pasien DBD. Peran perawat terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advocat, kolaborator, konsultan, pendidik dan peneliti. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran peran perawat
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pasien demam berdarah dengue anak di
Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode diskriptif non eksperimen,
jumlah sampel 12 perawat yang diambil dari semua jumlah populasi perawat di
Bangsal Ibnu Sina. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar
isian dan disajikan dalam bentuk kuissoner.
Hasil penelitian peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien DBD anak rata-rata kategori baik. Hasil pengamatan peran perawat
dalam pelaksanaan pengkajian seluruhnya baik, perawat dapat memperhatikan
respon klien sehingga masalah yang dihadapi oleh pasien teridentifikasi.
Diagnosis seluruhnya baik karena perawat telah melakukan pengkajian mendalam
pada pasien maka penyusunan diagnosis dapat optimal, rencana tindakan 91,7%
dan tindakan keperawatan 75% cukup masih ada hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan rencana tindakan dan implementasi pelaksanaan asuhan
keperawatan, evaluasi dan dokumentasi 91,7% baik perawat telah memperhatikan
hasil tindakan yang telah dilakukan, dengan peran perawat yang professional
sesuai standar asuhan keperawatan yang baik mampu membawa perubahan pada
pasien.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penulis mengharapkan
agar peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya perawatan
pasien demam dengue dan demam berdarah dengue di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta lebih ditingkatkan.
Kata kunci: DBD, peran perawat, penatalaksanaan asuhan keperawatan.
xv
Retno Cahyani. (2008). Description of Nursing Role on intervention of nursing
treatment of DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) to child patient in Ibnu
Sina Class PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Adviser:
dr. Kusbariyanto, M. Kes
ABSTRACT
Nursing role is priorities task on intervention of nursing treatment in
hospital, so advocate to patient, education, coordination, consultation, and
research. Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) represent
endemic disease some region in Indonesia especially _ certain month of the rains
moment. In Yogyakarta in the year 2006-2007 number painfulness of tired dengue
16.803 per 10.000 resident. Target of this research is to know how biro ration
nurse role on intervention of nursing treatment of DHF to child patient in Ibnu
Sina class PKU Muhammadiyah hospital of Yogyakarta.
This study using method of descriptive non experiment, amount of sample
12 take nurse, from all nurse population in Ibnu Sina class. Intake of date done by
using stuffing sheet and presented in the from of cuisine.
Result of this study, nurse role on treatment to upbringing execution with
child patient of DF/DHF on category level of the good. Result of perception of
study 100% good, nurse can paying attention of client respond so that the
problem of which is possible faced by patient identify, diagnosis 100% good
because nurse after circumstantial study hence compilation of diagnosis is
optimal. The action plan 91,7% and treatment action 75% enough still many
matter which must be paid attention in executing action plan and implementation
execution of treatment upbringing, nurse on evaluation and documentation 91,7%
good have pain attention result of action which have been done, by perceiving it
action can bring change at patient or still require furthermore action.
By considering result of this study, writer expect nurse role on intervention
of nursing especially treatment of DHF patient in PKU Muhammadiyah hospital
of Yogyakarta more improved.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang terhadap iklim tropis. Namun sejak timbulnya wabah DBD (Demam
kesehatan di Indonesia, hal ini dari kenyataan yang ada di seluruh wilayah di
Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD. Sebab baik virus
Laporan yang ada sampai saat ini penyakit DBD sudah menjadi masalah yang
endemis pada 122 daerah Tingkat II, 605 daerah Kecamatan dan 1800 Desa
Surabaya tahun 1968 tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun
1970.
1
2
tidak hanya menyerang daerah urban tetapi juga menyerang daerah rural (Eran
et al, 1988). Insiden tertinggi kasus yang dilaporkan ialah pada tahun 1998
(45.548 kasus dengan kematian sebanyak 1414 orang), tahun 1999 (21.134
kasus), tahun 2000 (33.443 kasus ), tahun 2001 (45.904 kasus), tahun 2002
(40.377 kasus), tahun 2003 (50.131 kasus), tahun 2004 (26.015 kasus dengan
jumlah kematian sebanyak 389 orang), dan pada tahun 2006-2007, kasus
meninggal akibat DBD sebanyak 267 kasus (Depkes, 2007). Dan data
sementara selama kurun waktu bulan Januari sampai September tahun 2008
besar, bahkan sejak tahun 1975 penyakit ini berjangkit dipedesaan. Menurut
terjangkit penyakit DBD pada tahun 1970 dengan 41 penderita dan 5 orang
pada jalur yang menghubungkan antara Jawa bagian Barat dengan Jawa
Yogyakarta, 2002).
3
pada anak-anak dibawah umur 15 tahun dan juga menyerang orang dewasa.
tetapi angka kesakitan setiap tahun cenderung meningkat (Depkes, 2007). Hal
ini yang membuat DBD tetap merupakan masalah kesehatan yang rumit,
hujan, oleh karena itu puncak jumlah kasus setiap daerah berbeda. Pada
sampai dengan bulan April-Mei, maka deteksi dini penderita dan pengawasan
hanya dari aspek fisik tetapi juga dipandang sebagai makhluk bio-psiko-
Perawat juga merupakan mitra yang sangat dekat dengan dokter dituntut
2001). Peran perawat sangat penting yaitu sebagai ujung tombak di ruang
rawat inap dan merupakan tenaga yang paling lama kontak atau berhubungan
pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak yang dilakukan di Bangsal Ibnu
B. Rumusan Masalah
Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2008 ?
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi perawat
asuhan keperawatan.
6
4. Bagi peneliti
1. Responden
2. Waktu
Waktu penelitan ini akan dilaksanakan selama dua bulan pada bulan
3. Lokasi penelitian
Muhammadiyah Yogyakarta.
dipinggir jalan raya dan mudah dijangkau dengan kendaraan. Dilihat dari
fasilitas dan sarana yang memadai bagi pasien dan pelayanannya cepat,
mutu, nyaman, ringan, islami. Dan alasan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana peran perawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit
5. Materi
Dengue) anak.
F. Peneliti Terkait
Solo periode Januari 2002 – 31 Juni 2002 oleh Lilik Prabowo (2002).
golongan umur dalam kurun waktu mulai 1 Januari – 31 Juni 2002. Hasil
penderita meningkat.
pada Pasien Anak di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2000,
dengan cara pearson chi square dengan mengumpulkan data dan melihat
penderita DBD pada anak yang dirawat di RSUD Dr. sardjito pada kurun
pasien DB dan DBD (DF/DHF) pada anak usia 4-15 tahun di RSU PKU
dengan diagnosis medis (data sekunder) DHF yang dirawat inap di RSU
rekam medis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran perawat
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari
tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advocat
2004).
pertama dan secara konsisten selama 24 jam per hari dan 7 hari per minggu
Peran perawat dalam Care giver adalah peran yang dapat dilakukan
9
10
yang sederhana sampai yang kompleks (Hidayat, 2004). Menurut Potter &
kesehatan fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Dan
privasi hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
digunakan oleh perawat adalah metode yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan klien serta melibatkan orang-orang yang dekat dengan klien seperti
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
peran ini sangat dibutuhkan dalam sosialisasi terutama di rumah sakit dan
sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat yang lain.
asuhan keperawatan (yang terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis,
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan data
absah (valid).
b. Pengelompokan data
d. Perumusan masalah
2. Diagnosis Keperawatan
melakukannya.
pengajuan:
b. Definisi: Bagian ini memberikan definisi yang jelas dan tepat dari
kategori diagnosis:
3. Rencana keperawatan
pasien.
d. Rencana tindakan.
tindakan.
5. Evaluasi keperawatan
tindakan selanjutnya.
6. Dokumentasi Keperawatan
harus secara akurat mencerminkan status pasien dan apa yang telah terjadi.
kelompok.
harapan yang besar untuk mendapat perawatan lebih baik ketika di rawat di
bertanggung jawab, dan tanggung gugat. Untuk itu perawat harus mengetahui
pendokumentasian.
1. Pengkajian
a. Data subyektif
1) Lemah
3) Sakit kepala
8) Konstipasi (sembelit)
a. Data obyektif
b. Data penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Ig G dengue positif.
b) Trombositopenia.
hiponatremia, hipokloremia.
albuminuria ringan.
2) Pemeriksaan serologi
yaitu pada masa akut atau demam dan pada masa penyembuhan (1-
21
3) Pemeriksaan hematologi.
virus lain.
hemometer sahlin.
c) Leukosit
d) Trombosit
e) Hematokrit
(Sumarmo, 2000).
2. Diagnosis keperawatan
penyakit (viremia)
Tujuan :
23
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh kembali normal
2) Pasien bebas dari demam
Rencana tindakan Rasional
Tujuan :
kembali normal.
Kriteria Hasil :
1) Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan
makannya sesuai dengan porsi yang diberikan/dibutuhkan.
Rencana tindakan Rasional
Kaji keluhan mual, sakit menelan dan Untuk menetapkan cara
muntah yang dialami pasien. mengatasi.
Kaji bagaimana makanan yang Cara menghidangkan makanan
dihidangkan. dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien.
Berikan makan yang mudah ditelan Membantu mengurangi kelelahan
seperti: bubur, tim dan dihidangkan pasien dan meningkatkan asupan
saat masih hangat. makanan karena mudah ditelan.
Berikan makanan dalam porsi yang Untuk menghindari mual dan
kecil dan frekuensi yangs sering. muntah.
Jelaskan manfaat mkanan/nutrisi bagi Meningkatkan pengetahuan
pasien terutama saat pasien sakit. pasien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat.
Berikan umpan balik positif saat Memotivasi dan meningkatkan
pasien mau berusaha menghabiskan semangat pasien.
makanannya.
Lakukan pencatatan jumlah/porsi Untuk mengetahui pemenuhan
makanan pasien yang dihabiskan setiap nutrisi pasien.
harinya.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
Nutrisi parenteral sangat
lain untuk pemberian makanan bermanfaat terutama pada pasien
parenteral (jika intake peroral tidak
yang intake per orainya sangat
adequate). kurang. Jenis dan junlahnya harus
dikolaborasikan dengan dokter.
Kolaborasi pemberian antasida. Obat antasida membantu pasien
mengurangi mual dan muntah
dengan pemberian obat ini
diharapkan intake nutria pasien
meningkat.
Lakukan pengukuran berat badan Untuk mengetahui status gizi
pasien. pasien.
25
hebat.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tujuan :
Kriteria hasil :
yang lemah.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tujuan :
Kriteria hasil :
yang buruk.
Tujuan :
berkurang.
Kriteria hasil :
1) Kecemasan berkurang.
1. Definisi
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Dengue satu dan dua ditemukan di Irian ketika
berlangsung perang dunia II, sedangkan dengue tiga dan empat ditemukan
2. Patofisiologi
tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DBD
oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang
berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue
yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah
timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak teratasi (Nelson, dkk,
nilai terendah pada masa renjatan, kemudian akan kembali naik pada masa
dkk, 1997). Masalah terjadi tidaknya DIC pada DBD dan DSS, terutama
pada penderita dengan pendarahan hebat, sejak lama telah menjadi bahan
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada
penderita DBD tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini DBD, peran DIC
1994).
3. Gambaran klinis
dengue antara 3-15 hari atau rata-rata 5-8 hari. Gambaran klinis demam
dengue sering kali bergantung pada umur penderita. Pada bayi dan anak
cerna (mual, muntah, diare, konstipasi), sistam syaraf (nyeri kepala hebat,
nyeri bagian belakang kepala, nyeri otot dan sendi serta tulang), flasing,
kontinyu dan lamanya berkisar 2-7 hari (Samsi dan susanto, 1999).
lisis menjadi normal atau subnormal dan sakit kepala dapat menyeluruh
atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital. Pada nyeri di bagian otot
terutama dirasakan bila tendon dan otot perut ditekan dan pada mata dapat
otot-otot sekitar mata terasa pegal. Eksantem dapat muncul pada awal
demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung beberapa jam
lalu akan muncul kembali pada hari ke 3-6 berupa bercak petekie di lengan
dan kaki lalu keseluruh tubuh. Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir
lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap beberapa hari
dalam masa penyembuhan, juga dapat ditemukan lidah kotor dan kesulitan
buang air besar. Pada pasien DBD dapat terjadi gejala pendarahan pada
melena, dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan
yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien DSS, gejala
renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis
perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki,
waktu demam atau saat demam turun antara hari ke-3 dan ke-7 penyakit
(Mansjoer, 2001).
menjadi 4 derajat :
38
positif.
tekanan darah menurun (20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang
d. Derajat IV : rejatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan
4. Diagnosis
a. Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara
4) Hematemesis, melena.
d. Dengan atau tanpa rejatan. Rejatan biasanya terjadi pada saat demam
e. Trombositopenia.
20%.
5. Penatalaksanaan
karena syok dapat terjadi atau terjadi kembali secara cepat pada awal
adalah:
a. Tirah baring
b. Makanan lunak dan bila nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam
24 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah
garam
sekunder.
1) Derajat I
2) Derajat II
a) Mengatasi syok.
indikasinya.
d) Pemberian antipiretik.
overloading.
jika penderita mengalami pendarahan atau syok maka hal ini harus
sakit.
6. Pencegahan
E. Kerangka Konsep
Baik
Pendidik Kurang
Kolaborator
Peneliti
Skema 2.1
Keterangan : Diteliti
Tidak Diteliti
F. Pertanyaan penelitian
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak dengan diagnosis medis
demam dengue atau demam berdarah dengue yang dirawat inap di Bangsal
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut sampel,
disebut teknik sampling. Didalam penelitian survey teknik sampling ini sangat
sampel yang tidak baik akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut
(Arikunto, 2002).
44
45
berlaku sebagai sampel adalah 12 perawat di Bangsal Ibnu Sina di rumah sakit
Muhammadiyah Yogyakarta.
berikut:
Yogyakarta.
Dengue).
Kriteria eklusi untuk sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sangat strategis berada di kota, terletak dipinggir jalan raya dan mudah
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
a. Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
rumah sakit pada pasien di Bangsal Anak yang telah di diagnosis DBD
E. Instrument Penelitian
subyek penelitian diberi kuisioner yang berisi identitas subyek dan pertanyaan
yang terdiri dari beberapa pertanyan dengan menggunakan skala linkert yang
responden.
data, editing dan tabulasi data. Selanjutnya dengan penyajian data dalam
bentuk tabel dan narasi serta analisisnya. Dan juga data dikelompokkan
1. Uji Validitas
data digunakan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji
r tabel. Uji reliabilitas yang digunakan adalah nilai alpha (α) (Aziz
Hidayat, 2007).
N Σ X Y − (Σ X) (Σ Y)
rxy =
{N X 2
} {
− (ΣX 2 ) − N Σ Y 2 − (Σ Y 2 )}
Keterangan :
N = Jumlah responden
pertanyan. Item pertanyaan memiliki yang nilai signifikan lebih kecil dari
0,05.
2. Reliabilitas
Instrument dikatakan reliable jika alat ukur tersebut menujukan hasil yang
bekerja dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda. Dalam
Cronbach Alpha.
yaitu:
K ∑ σb
2
R11 = 1 − σ 2
K − 1 1
σ1
2
= Varian Total
51
didapatkan hasil bahwa nilai Cronbach Alpha dalam uji reliabilitas ini
yaitu persiapan, tabulasi dan analisa data. Persiapan meliputi editing yaitu
peneliti memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari responden
diklasifikasikan.
Tabulasi data meliputi scoring yaitu pemberian skor atau nilai pada
tiap-tiap item pertanyaan. Pertanyaan dalam kuesioner yang diujikan terhadap
responden mempunyai nilai (skala) 1-5. Jawaban Tidak pernah dilakukan
mendapat skor 1, Pernah dilakukan mendapat skor 2, Jarang dilakukan
mendapat skor 3, Sering dilakukan mendapat skor 4, Selalu dilakukan
mendapat skor 5, dan alternatif jawaban yang unfavorable nilai adalah tidak
pernah dilakukan mendapat skor 5, Pernah dilakukan mendapat skor 4, Jarang
dilakukan mendapat skor 3, Sering dilakukan mendapat skor 2, Selalu
dilakukan mendapat skor 1.Setelah itu, langkah selanjutnya yaitu master sheet
( tabel induk) yaitu memasukkan semua data ke dalam tabel induk kemudian
data di masukkan komputer (entry data).
52
telah diubah dalam bentuk angka seperti yang tertera pada score.
x
P = x100%
n
Dimana:
P : prosentase (%)
n : jumlah responden
I. Kesulitan penelitian
ini membutuhkan waktu lebih lama dari waktu yang sudah direncanakan
peneliti.
J. Etika penelitian
1. Informed Consent
dapat berpartisipasi secara sukarela dan tidak ada unsure paksaan. Saat
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
A. Hasil Penelitian
Kebidanan, 10 orang lulusan SPK, 2 orang lulusan setara SPK dan 1 orang
pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang
terdiri dari poliklinik umum, poli bedah, poli penyakit dalam, poli
kebidanan, poli anak, poli THT, poli mata, poli kulit dan kelamin, poli gigi
dan mulut, poli jiwa, poli syaraf, poli kardiologi, poli paru, poli rematologi
55
56
tempat tidur pada tahun 2007 sebanyak 218 tempat tidur dengan angka
pemanfaatan tempat tidur atau bed occupation rate (BOR) rata-rata 77%,
angka bed turn over (BTO) sebesar 57,24 dan rata-rata length of stay
2. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Lama
Kerja di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No Karakteristik Frekuensi Prosentase %
N = 12
1. Jenis kelamin
Laki-laki 0 0%
Perempuan 12 100 %
2. Umur
<30 Tahun 1 8,3 %
30-40 Tahun 9 75 %
>40 Tahun 2 16,7 %
3. Lama masa kerja
< 10 Tahun 1 8,3 %
10-20 Tahun 11 91,7 %
> 20 Tahun 0 0 %
Jumlah 12 100 %
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
57
tahun yaitu ada 9 orang (75%), adapun jumlah responden yang paling
sedikit adalah responden mempunyai umur kurang dari 30 tahun yaitu ada
Sementara bila dilihat dari lama masa kerja jumlah responden yang
paling banyak adalah responden dengan lama masa kerja 10-20 tahun
sedikit adalah yang lama masa kerjanya kurang dari 10 tahun yaitu 1 orang
(8,3%).
Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
Tabel 4.3
Distribusi pasien DBD anak usia 4-15 tahun berdasar jenis kelamin
di Bangsal Ibnu sina RS PKU Mumammadiyah Yogyakarta
bulan Juni – Agustus 2008
paling tinggi pada usia 7-9 tahun baik pada anak laki-laki ataupun anak
perempuan.
59
4. Lama perawatan pasien DBD anak rawat inap di Bangsal Ibnu sina
sakit.
Tabel 4.4
Lama perawatan pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta bulan Agustus-September 2008
1–3 12 40
4–7 17 56,66
8 - 11 1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
Dari tabel 4.4, lama perawatan paling tinggi adalah 4 - 7 hari yaitu
sebanyak 56,66 %, dan paling rendah adalah pada lama perawatan 8-11
kuissoner.
Tabel 4.5
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan pengkajian keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Bulan Agustus-September 2008
perawat (0%).
kuissoner.
61
Tabel 4.6
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan diagnosis keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008.
No. Nilai Kategori Frekuensi (%)
1 76-100 Baik 12 100
2 56-75 Cukup 0 0
3 <56 Kurang 0 0
Jumlah 12 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
Tabel 4.7
Gambaran diagnosis keperawatan pasien DBD
sebanyak 1.
63
Tabel 4.8
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu
sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No. Nilai Kategori Frekuensi (%)
1 76-100 Baik 11 91,7
2 56-75 Cukup 1 8,3
3 <56 Kurang 0 0
Jumlah 12 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
kuissoner.
64
Tabel 4.9
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No. Nilai Kategori Frekuensi (%)
1 76-100 Baik 1 8,3
2 56-75 Cukup 9 75
3 <56 Kurang 2 16,7
Jumlah 12 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
Muhammadiyah Yogyakarta.
kuissoner.
65
Tabel 4.10
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan evaluasi keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
kuissoner.
66
Tabel 4.11
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan dokumentasikeperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No. Nilai Kategori Frekuensi (%)
1 76-100 Baik 11 91,7
2 56-75 Cukup 1 8,3
3 <56 Kurang 0 0
Jumlah 12 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
individu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi
orang pertama dan secara konsisten selama 24 jam per hari dan 7 hari per
menentukan cara kerja perawat dalam skill dan pengalaman yang lebih
adalah responden mempunyai umur kurang dari 30 tahun yaitu ada 1 orang
orang (16,7%).
ini dapat dilihat bahwa umur semakin tua maka tingkat kerja semakin
juga dapat di pengaruhi oleh sosio kultural dan kesehatan (Petter & Perry,
2005).
Sedangkan jumlah responden yang paling rendah adalah yang lama masa
obyek yang diterimanya, hal ini berkaitan dengan segi kognisi dan afeksi.
Hasil kognitif terhadap suatu obyek disebut hasil evaluatif, yang dapat
bersifat positif atau negatif serta dapat juga bersifat baik maupun tidak
pola pikir yang kritis dan pandangan yang luas tentang profesi
keperawatan.
demam berdarah dengue (DBD) juga merupakan penyakit virus yang dapat
sembuh sendiri dalam waktu 2-7 hari, namun 50 % dari penyakit ini akan
angka kematian akibat syok, maka penderita dapat dirawat di rumah sakit
terjadi syok harus segera ditangani dengan pemberian cairan secara cepat
perbedaan yang mencolok. Pasien anak laki-laki adalah 60% dan pada
pada anak usia 7-9 tahun. Namum dari beberapa penelitian menyebutkan
hampir sama, atau dalam kata lain penyakit ini tidak memandang jenis
56,66% pasien DBD dirawat inap selam 4-7 hari di Bangsal Ibnu sina
demam sekitar 2-7 hari (WHO, 1999). Jika demam turun lebih cepat pada
Muhammadiyah Yogyakarta.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat
ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
2001).
ini bertujuan agar keluarga dapat ikut serta berperan dalam pemberian
dengan pasien.
yang tepat dan juga dapat membantu untuk mengatasi masalah yang
pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
digunakan adalah setiap pasien yang tiba di Bangsal anak pasien dengan
pengkajian dasar pada pasien anak DBD yang baru tiba di bangsal. Dilihat
dari tabel 4.5, bahwa hasil pengamatan menunjukkan 100% peran perawat
yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Dalam catatan
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu Sina rumah sakit
besar pasien akan mengalami penurunan nafsu makan hal ini disebabkan
adanya gejala –gejala yang sering terjadi pada pasien DBD seperti mual,
muntah, dan rasa sakit saat menelan. Sehingga asupan makan yang masuk
ketubuh akan berkurang, maka peran perawat yang harus dilakukan adalah
dihidangkan saat masih hangat) dan memberi makanan dalam porsi yang
darah. Hal ini bisa terjadi pada pasien DBD dan berakibat fatal apabila
penanganan tidak segera diberikan oleh perawat, maka peran perawat yang
harus segera dilakukan adalah mengatasi agar tidak terjadi tanda – tanda
syok pada pasien dengan cara monitor keadaan umum, tanda-tanda vital,
akibat demam yang tinggi, kurangnya asupan cairan yang masuk ketubuh,
mengkaji terus perubahan intake-output, hal ini bertujuan agar pasien tidak
dengan proses penyakit, hal ini timbul akibat gejala-gejala penyerta seperti
nyeri otot, tulang, sendi, faring (susah menelan), dan nyeri tekan pada
ditemui pada kasus pasien syok, maka peran perawat adalah mengkaji
tingkat nyeri pasien dan mengurangi rasa nyeri dengan memberikan respon
yang baik (terapi musik, membaca buku), pemberian obat analgesik sesuai
ini, merupakan diagnosis yang sering muncul pada pihak keluarga karena
yang dilakukan, maka peran perawat dalam hal ini adalah memberikan
Dilihat dari tabel 4.8, bahwa hasil pengamatan menunjukan 91,7% peran
melakukan rencana tindakan pada pasien DBD anak sesuai dengan standar
dalam rata-rata cukup dari standar asuhan keperawatan . Dari hasil diatas
medis.
2005). Dilihat dari tabel 4.9, bahwa gambaran peran perawat dalam
Hal ini dapat dilihat pada beberapa diagnosis dan rencana tindakan
pada tindakan untuk mengatasi masalah secara tepat dan cepat, dengan
DBD.
79
gangguan rasa nyaman: nyeri, nyeri yang dihadapi oleh pasien biasanya
pasien satu dengan pasien yang lain mempumyai persepsi nyeri yang
tubuh pasien agar merasa nyaman dan tidak mengeluh nyeri, dan
sina.
sering kali ditemukan pada keluarga pasien, hal ini disebabkan kurangnya
pasien. Namun sebagian perawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU
informasi pada pasien dan keluarga dalam setiap tindakan yang akan
dilakukan.
Dalam diagnosis ini 50% tindakan telah dilakukan oleh perawat untuk
implementasi pada pasien DBD anak sesuai dengan standar acuhan asuhan
keperawatan.
diatasi’ dan apabila masalah belum diatasi maka perawat akan menulis
dilanjutkan’. Dari sini dapat dilihat bahwa evaluasi yang dilakukan oleh
selanjutnya.
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu
baik oleh perawat di bangsal Ibnu Sina. Seluruh tindakan yang telah
administrasif dan klinik. Dan juga sebagai laporan bagi tim medis terakhir
82
keperawatan.
BAB V
A. Kesimpulan
Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah sesuai dengan
pasien DBD anak 100% termasuk kategori baik. Peran perawat dalam
kategori baik, peran perawat dalm rencana tindakan keperawatan pada pasien
DBD anak 91,7% termasuk dalam kategori baik, peran perawat dalm tindakan
keperawatan 75% termasuk kategori cukup, peran perawat dalam evaluasi dan
B. Saran
83
84
2. Bagi perawat
4. Bagi peneliti
sehingga tercipta penelitian yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat bagi
kepada perawat-perawat.
kurang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
86
87
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Retno cahyani
NIM : 20040320109
Alamat :Jl. Menjangan no. 51 Kuncen, Wirobrajan,
Yogyakarta
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Program A
Fakultas kedokteran UMY yang sedang malakukan penelitian dengan judul “
Gambaran Peran Perawat terhadap Perawatan Pasien DBD (Demam Berdarah
Dengue) Anak di Bangsal Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta”
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu
sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka mohon kesediaannya untuk
mendatangani lembar persetujuan. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah
diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 2008
PENELITI RESPONDEN
(Pelaksanaan keperawatan)
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :……………………………….
2. Usia :……………….tahun
4. Alamat :……………………………….
5. Pekerjaan :………………………………..
6. Pendidikan terakhir :
( ) SPK
( ) AKPER
( ) S1 KEPERAWATAN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar menurut Ibu/Bapak/Saudara dengan
c. Memberikan
penjelasan tentang
penyebab demam atau
peningkatan suhu
tubuh.
d. Perawat tidak
memberikan
penjelasan pada pasien
atau keluarga tentang
hal-hal yang dapat
dilakukan untuk
mengatasi demam dan
menganjurkan pasien
atau keluarga untuk
kooperatif
e. Menjelaskan
pentingnya tirah
baring bagi pasien dan
akibat yang timbul jika
hal itu tidak dilakukan.
f. Menganjurkan pasien
untuk banyak minum +
2,5 liter per 24 jam
dan jelaskan
manfaatnya bagi
pasien.
g. Memberikan kompres
air hangat (pada
daerah axilla dan
lipatapaha).
Menganjurkan pasien
untuk tidak memakai
selimut atau pakain
tebal
h. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
untuk pemberian
cairan vena dan terapi
obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan
Lampiran 4
N %
Cases Valid 11 91.7
Excludeda 1 8.3
Total 12 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.997 35
Item Statistics
A. Pengkajian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 12 100.0 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 12 100.0 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 12 100.0 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 12 100.0 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 12 100.0 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 1 8.3 8.3 8.3
Baik 11 91.7 91.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bailk 12 100.0 100.0 100.0
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 1 8.3 8.3 8.3
Baik 11 91.7 91.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
C. Evaluasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang' 1 8.3 8.3 8.3
Baik 11 91.7 91.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
D. Dokumentasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 1 8.3 8.3 8.3
Baik 11 91.7 91.7 100.0
Total 12 100.0 100.0