Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

Penentu cakupan vaksin BCG di antara anak-anak Indonesia usia 0–2 bulan

1. Judul Penentu cakupan vaksin BCG di antara anak-anak


Indonesia usia 0–2 bulan
2. Penulis 1. Kusnanto Kusnanto
2. Hidayat Arifin
3. Yulia Kurniawati
3. Nama Jurnal K. Kusnanto, dkk. Tinjauan Layanan Anak dan
Remaja 116 (2020) 105238
4. Screening WHO memperkirakan bahwa jumlah kasus
tuberkulosis di Indonesia adalah yang ketiga- terbesar
di dunia setelah China dan India, dengan asumsi
prevalensi 130 per 100.000 penduduk ( Triana, 2017 )
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
merekomendasikan untuk menyelesaikan kursus
imunisasi primer, yang terdiri dari imunisasi HB-0
(Hepatitis B) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette –
Guérin) satu kali, imunisasi DPT-HB (Difteri,
Pertusis, Tetanus-Hepatitis B) / DPT-HB-HiB
(Difteri, Pertusis, Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza Tipe B) sebanyak tiga kali , imunisasi polio
empat kali dan imunisasi campak satu kali ( Soediono,
2014; Tanjung et al., 2017 ). Salah satu imunisasi
wajib untuk anak usia 12-23 bulan dengan persentase
yang tinggi hasilnya adalah vaksinasi BCG
( Perempuan, 2019 ). Asosiasi Dokter Anak Indonesia
menyatakan

Populasi : Sebanyak 718 anak usia 0–2 bulan


dilibatkan dalam penelitian ini.
Intervensi : cakupan vaksin BCG usia 0–2 bulan

Control : -

Outcome : Prevalensi cakupan vaksin BCG pada


anak Indonesia usia 0–2 bulan adalah 45,96%. Usia
ibu [AOR = 1,76; 95% CI = 1,14–2,73], penggunaan
kontrasepsi [AOR = 4,24; 95% CI = 2.93–6.15], dan
kunjungan ke fasilitas kesehatan dalam 6 bulan
terakhir [AOR = 1.72; 95% CI = 1,11–2,67] dikaitkan
dengan cakupan vaksin BCG pada anak Indonesia
usia 0–2 bulan. Namun pendidikan, kuintil kekayaan,
tempat tinggal, dan jarak tidak berhubungan
signifikan dengan vaksinasi BCG.
5. Validity Data penelitian kesehatan dasar yang dilakukan di
(Keabsahan) Indonesia menyebutkan bahwa persentase
Apakah ada perpanjangan vaksinasi BCG pada anak usia 12-23
pertanyaan bulan pada tahun 2013 dan 2018 masing-masing
penelitian yang sebesar 87,6% dan 86,9% ( Kemenkes, 2018 ).
jelas? Jelaskan! Namun, waktu vaksin BCG yang optimal untuk anak-
anak di bawah 3 bulan tidak tercakup. Ada beberapa
penelitian sebelumnya tentang de terminants dari
cakupan vaksin BCG.
Apa Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Penelitian ini? determinan cakupan vaksin BCG pada anak Indonesia
usia 0–2 bulan.
Jelaskan tinjauan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) merupakan
pustaka yang salah satu indikator tingkat kesehatan anak di
mendasari Indonesia.
content/ isi dari
penelitian tersebut! jadwal pemberian vaksin BCG untuk anak dibawah
tiga bulan (0–2 bulan) merupakan waktu yang paling
optimal ( Perhimpunan Dokter Anak Indonesia, 2017.

Vaksin BCG memberikan kekebalan kepada bayi di


usia muda terhadap Mycobacterium tuberculosis (TB)
dan meningeal tuberculosis. Vaksinasi BCG
direkomendasikan untuk anak-anak di semua negara
yang tingkat penyakit tuberkulosisnya tinggi dan
risiko pajanan tinggi. Untuk pencegahan tuberkulosis,
bayi baru lahir dianjurkan diberikan vaksinasi BCG
dosis tunggal sesegera mungkin setelah lahir ( Feikin
et al., 2016 ).

Kementerian Kesehatan Indonesia telah menyatakan


bahwa peran keluarga sangat penting dalam
memberikan imunisasi anak. Namun, keluarga
Indonesia pada umumnya adalah keluarga besar;
dengan demikian, ada kecenderungan untuk tanggung
jawab ekonomi yang lebih besar. Padahal Indonesia
merupakan negara besar yang terdiri dari perkotaan
dan perdesaan, dengan jarak yang berbeda ke pusat
pelayanan kesehatan, yang dapat mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kedua
karakteristik tersebut harus dianalisis secara statistik
sebagai faktor yang menentukan cakupan vaksinasi
BCG.

Keluarga yang memiliki lebih dari lima anak kecil


kemungkinannya untuk memberikan vaksinasi kepada
anaknya, dan kemungkinan anak mendapatkan
vaksinasi penuh menurun ( Holipah et al., 2018 ).
Orang tua yang menggunakan kontrasepsi memiliki
angka yang lebih tinggi dalam memberikan imunisasi
kepada anaknya. Dengan bertambahnya jumlah anak,
perhatian keluarga terbagi, dan keluarga menjadi lebih
sibuk untuk memenuhi kebutuhan anak, yang
menurunkan kemungkinan situasi ini dan memberikan
dukungan terkait vaksinasi. Mengunjungi fasilitas
kesehatan dalam 6 bulan terakhir juga meningkatkan
angka cakupan vaksin BCG.

Kontrasepsi dan apakah digunakan oleh ibu dibagi


menjadi dua kategori, yaitu tidak menggunakan dan
menggunakan. Ibu yang menggunakan kontrasepsi
dapat menggunakan pil, alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD), suntik setiap 3 bulan, kondom pria, sterilisasi
wanita, ab stinence periodik, putus obat, cara
tradisional lainnya, implan / norplant, amenore laktasi
(lam) dan suntikan setiap bulan ( Croft et al., 2018 ).

Jarak dalam penelitian ini mengacu pada jarak tempat


tinggal responden dengan fasilitas kesehatan. Jarak
dibagi menjadi dua kategori, yaitu masalah besar dan
bukan masalah besar. Jarak dinilai menggunakan
persepsi responden menurut masalah serius dalam
mengakses layanan kesehatan untuk diri sendiri saat
sakit, menurut jenis masalahnya ( Croft et al., 2018 ).

Kunjungan ke fasilitas kesehatan ditentukan


berdasarkan jumlah kunjungan selama 6 bulan
terakhir. Itu dibagi menjadi dua kategori, yaitu ya atau
tidak ( Croft et al., 2018 ).
Jenis penelitian apa Desain penelitian penelitian ini adalah Data survei
yang digunakan dalam diperoleh dengan menggunakan metode cross-
penelitian ini? sectional.
6. Clinical Importance Penelitian ini penting dilakukan karena dengan
adanya penelitian dapat memberikan informasi-
informasi terkait cakupan vaksin BCG di antara anak-
anak Indonesia usia 0–2 bulan. berdasarkan fakta
bahwa pada usia tersebut pemberian vaksin BCG
harus dioptimalkan. Penambahan rentang usia dan
faktor lain yang mempengaruhi cakupan vaksin BCG
dapat memberikan informasi lebih lanjut.
Menurut anda, apa Menambah pengetahua dan informasi terkait cakupan
manfaat hasil vaksin BCG di antara anak-anak Indonesia usia 0–2
penelitian tersebut bulan
Apa kesimpulan Usia ibu, penggunaan kontrasepsi, dan kunjungan ke
anda terhadap fasilitas kesehatan tetap menjadi faktor yang
penelitian ini? signifikan terkait dengan cakupan vaksin BCG pada
anak Indonesia usia 0–2 bulan. Ibu dengan usia
dewasa memiliki kemampuan untuk memberikan
vaksin BCG kepada anaknya. Penggunaan kontrasepsi
dapat mengurangi keinginan untuk memiliki lebih
banyak anak, sehingga ibu dapat fokus dalam
memberikan perhatian kepada anaknya, termasuk
pemberian vaksin BCG tepat waktu. Selain itu,
peningkatan kunjungan ke fasilitas kesehatan juga
secara tidak langsung dapat meningkatkan
pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian vaksin
BCG oleh petugas kesehatan. Peningkatan kesadaran
ibu melalui kampanye kesehatan dan penyuluhan
tentang pentingnya vaksin BCG untuk anak usia 0–2
bulan harus didorong melalui program pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai