Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN KECEMASAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Jiwa
yang dibina oleh Ibu Dr. Tri Anjaswarni, S.Kp., M. Kep

Oleh Kelompok 1 :

1. Nelly Setia Rachmawati (P17210193064)


2.Galuh Krismaharani Putri (P17210183077)
3. Adinda Rizqi (P17210193087)
4. Mohammad Galih Satriana (P17210193082)
5. Nur Ahmad Syariat Habibullah (P17210193075)
6. Saskia Choirunisa Nabila (P17210193084)
7. Sheila Anggraini (P17210193085)
8. Devi Inayatul Khusna (P17210193095)
9. Afrossa Yean Adinda (P17210193090)
10. Sulistiyani Diyah Fitriani (P17210193096)
11. M.Aldy Dhobit A.R (P17210193097)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN MALANG
Maret 2021
A. FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Judul:
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Masalah Psikososial : Kecemasan

I. Kasus (Masalah Utama)


Pada tanggal 1 Juni 2017, Tn. D seorang ayah, beragama Islam, pendidikan terkhir
Sekolah Dasar dengan status menikah dan berusia 50 tahun yang beralamat di Kelurahan
Sari Rejo, Kec. Medan Polonia. Klien mengatakan sangat cemas dan takut, klien merasa
gelisah dan bingung serta tidak bisa tidur dikarenakan anak terakhir Tn. D meninggal
dunia 2 bulan lalu akibat kecelakaan.Tn. D belum bisa menerima keaadaan bahwa
anaknya telah meninggal dunia sehingga beliau masih merasa sedih dan terkadang
mengalami Halusinasi pendengaran serta sering mendengar suara suara aneh. Hal tersebut
yang membuat Tn. D mengalami gangguan pola tidur. Tn. D. juga mengatakan bahwa
kondisinya saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.
Tn. D juga mengatakan bahwa beliau kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya
sehingga terkadang sering marah-marah apabila mengingat kejadian tentang anaknya. Tn.
D juga menganggap anak dan istrinya adalah orang paling berarti di hidupnya ditandai
dengan terbinanya hubungan baik antara mereka sebelum anak terakhirnya meninggal
dunia, bahkan Tn. D juga menjalin hubungan yang cukup baik denganpara tetangganya
dan orang sekitarnya. Namun, saat ini Tn. D lebih banyak berdiam diri didalam kamar
sejak kejadian tersebut. Raut muka klien juga tampak sedih dan tampak cemas saat
mengingat anaknya namun afek klien stabil dan saat diajak berbicara kontak mata Tn. D
cukup.
Klien memiliki kebiasaan makan 3x sehari walaupun nafsu makan klien berkurang.
Untuk aktivitas klien seperti mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian diklakukan secara
mandiri oleh Tn. D Klien juga memiliki pola BAB 1-2 x/hari dan tidak ada keluhan
apapun mengenai pola eliminasi BAB dan BAK klien. S : 36,5 C, TD: 150/100 mmhg, N:
76x/menit, RR: 24x/menit, TB: 153 cm, BB : 47 kg.
II. Tinjauan Teori
1. Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan,
dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan
saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat
menjadi bagian dari sakit yang dideritanya. ( Lynn S. Bickley, 2009)
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan penglaman subjektif dari seseorang.
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorng tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya. (Kususmawati, 2010)
2. Rentang Respon

Rentan respon klien terhadp ansietas termasuk kategori ringan dibuktikan dengan
klien sadar akan lingkungannya, klien mengalami sedikit gelisah, klien penuh
perhatian terhadap keluarga dan anknya, klien rajin untuk melaksanakan kegiatan
ibadah. Klien terlihat tenang menghadapi penyakit hipertensinya, klien melaksanakn
segala aktivitasnya secara mandiri.
3. Faktor Predisposisi
Klien merupakan seorang suami dari suatu Keluarga, klien tidak bisa melakukan
aktivitas karena sakit. Klien kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya sehingga
terkadang sering marah-marah. Klien memiliki kemauan yang tinggi untuk sembuh
sehingga bisa beraktivitas seperti biasa karena adanya perhatian lebih dari sang istri
beserta anak anak nya.
4. Faktor Presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
o Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
o Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat
tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
o Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri
o Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
5. Sumber Koping
Keingininan ingin sembuh klien datang dari banyaknya perhatian yang datang dari
sang istri beserta anak pertamanya, bahkan selama sakit sang istrilah yang membantu
sebagian besar aktivitas Tn. D
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping, dibuktikan dengan klien kadang-kadang tidak bisa menahan
emosinya sehingga terkadang sering marah-marah apabila mengingat kejadian tentang
meninggalnya anaknya. Tn. D juga menganggap anak dan istrinya adalah orang paling
berarti di hidupnya ditandai dengan terbinanya hubungan baik antara mereka sebelum
anak terakhirnya meninggal dunia, bahkan Tn. D juga menjalin hubungan yang cukup
baik denganpara tetangganya dan orang sekitarnya. Namun, saat ini Tn. D lebih banyak
berdiam diri didalam kamar sejak kejadian tersebut.
7. Perilaku (Tanda dan gejala)
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan sangat cemas dan takut dengan kondisinya, klien merasa
gelisah, tidak bisa tidur, klien juga mengatakan nyeri di bagian kepala.
- Klien mengatakan dirinya terkadang mengalami Halusinasi pendengaran serta
sering mendengar suara suara aneh.
- Klien juga mengatakan bahwa beliau kadang-kadang tidak bisa menahan
emosinya sehingga terkadang sering marah-marah.
b. Data Obyektif
- Kondisi klien compos mentis
- S : 36,5 C, TD: 150/100 mmhg, N: 76x/menit, RR: 24x/menit, TB: 153 cm, BB :
47 kg.
- Klien terlihat tampak sedih dan tampak cemas.
- Klien melakukan aktivitas seperti mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
diklakukan secara mandiri
8. Masalah Keperawatan
a. Ansietas
DS :
● Klien mengatakan sangat cemas dan takut dikarenakan atas meninggalnya anak
terakhirnya
● Klien merasa gelisah dan bingung dikarenakan atas meninggalnya anak
terakhirnya
● Klien merasa bingung terhadap kejadian yang terjadi
● Klien mengatakan mengalami kesulitan tidur akibat nyeri tengkuk
DO :
● Klien tampak gelisah
● Frekuensi napas meningkat (RR: 24x/menit)
● Tekanan Darah meningkat (TD : 150/100 mmHg)
b. Isolasi Sosial
DS :
Klien merasa ingin sendirian
DO :
 Klien Menarik diri
 Klien Tidak berminat / menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
c. Berduka
DS :
 Klien merasa sedih dan tanpak cemas
 Klien tidak menerima kehilangan anak terakhirnya
DO :
 Klien tampak menangis
 Pola tidur klien berubah, sulit untuk tidur
 Klien mudah marah
d. Gangguan Pola Tidur
DS :
● Klien mengeluh mengalami kesulitan untuk tidur
● Klien mengeluh kemampuan untuk beraktivitasnya menurun akibat tidurnya yang
kurang serta nyeri tengkuk
DO :
● Frekuensi napas meningkat (RR : 24x/menit)
● Tekanan Darah meningkat (TD : 150/100mmHg)
III. Pohon Masalah

Gangguan Pola Tidur


Klien mengatakan sangat cemas dan takut, klien merasa gelisah dan bingung serta tidak
bisa tidur dikarenakan anak terakhir Tn. D meninggal dunia 2 bulan lalu akibat
kecelakaan. Tn. D mengalami gangguan pola tidur. Tn. D. juga mengatakan bahwa
kondisinya saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.

Ansietas
Klien mengatakan sangat cemas dan takut, klien merasa gelisah dan bingung serta tidak
bisa tidur dikarenakan anak terakhir Tn. D meninggal dunia 2 bulan lalu akibat
kecelakaan. Raut muka klien juga tampak sedih dan tampak cemas saat mengingat
anaknya.

Isolasi Sosial
Tn. D juga menjalin hubungan yang cukup baik dengan para tetangganya dan orang
sekitarnya. Namun, saat ini Tn. D lebih banyak berdiam diri didalam kamar sejak
kejadian tersebut.

Berduka
Anak terakhir Tn. D meninggal dunia 2 bulan lalu akibat kecelakaan.Tn. D belum bisa
menerima keaadaan bahwa anaknya telah meninggal dunia sehingga beliau masih merasa
sedih.

IV. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Ansietas (D.0080)
Ansietas berhubungan dengan Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
ditandai dengan klien bingung, klien tampak gelisah, klien merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang dihadapi, klien mengalami kesulitan tidur, Frekuensi nadi
meningkat , dan tekanan darah klien meningkat.
2. Isolasi Sosial (D.0121)
Isolasi Sosial berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya personal (mis.
disfungsi berduka, pengendalian diri buruk) ditandai dengan klien merasa ingin
sendirian, klien menarik diri, klien tidak berminat / menolak berinteraksi dengan
orang lain atau lingkungan
3. Berduka (D.0081)
Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti ditandai
dengan klien merasa sedih dan tanpak cemas, klien tidak menerima kehilangan anak
terakhirnya, klien tampak menangis, pola tidur klien berubah, sulit untuk tidur, klien
mudah marah.
4. Gangguan Pola Tidur (D.0055)
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur ditandai dengan
klien mengeluh sulit tidur, klien mengeluh sering terjaga, mengeluh istirahat tidak
cukup dan mengeluh kemampuan untuk beraktivitasnya menurun.
V. Rencana Keperawatan (SLKI-SIKI)
1. Ansietas (D.0080)
Ansietas berhubungan dengan Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan ditandai
dengan klien bingung, klien tampak gelisah, klien merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, klien mengalami kesulitan tidur, Frekuensi nadi meningkat , dan
tekanan darah klien meningkat.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah Ansietas dapat teratasi.
Tujuan Khusus
1. Verbalisasi kebingungan pada klien dapat menurun dari skala 3 ke 5
2. Perilaku gelisan pada klien dapat menurun dari skala 3 ke 5
3. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi klien dapat menurun dari skala 3
ke 5
4. Frekuensi nadi klien dapat menurun dari skala 3 ke 5
5. Tekanan darah klien dapat menurun dari skala 3 ke 5
6. Pola tidur klien dapat membaik dari skala 3 ke 5
Rencana Keperawatan
Reduksi Ansietas (I.09314)
1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
5. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
6. Anjurkan keluarga untuk bersama pasien, jika perlu
7. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
2. Isolasi Sosial (D.0121)
Isolasi Sosial berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya personal (mis.
disfungsi berduka, pengendalian diri buruk) ditandai dengan klien merasa ingin
sendirian, klien menarik diri, klien tidak berminat / menolak berinteraksi dengan orang
lain atau lingkungan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah Isolasi Sosial dapat teratasi.
Tujuan Khusus
1. Verbalisasi isolasi dapat menurun dari skala 3 ke 5
2. Perilaku menarik diri dapat menurun dari skala 3 ke 5
3. Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain dapat menurun dari skala 3 ke 5
Rencana Keperawatan
Promosi Sosialisasi (I.13498)
1. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
2. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
3. Motivasi berinteraksi di lingkungan (mis. Jalan jalan)
4. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
5. Anjurkan ikut serta kegiatan kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

3. Berduka (D.0081)
Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti ditandai
dengan klien merasa sedih dan tampak cemas, klien tidak menerima kehilangan anak
terakhirnya, klien tampak menangis, pola tidur klien berubah, sulit untuk tidur, klien
mudah marah
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah Berduka dapat teratasi.
Tujuan Khusus
1. Klien tidak mengekspresikan sedih dan cemas
2. Klien sudah bisa menerima kehilangan anak terakhirnya
3. Klien sudah tidak menangis
4. Pola tidur klien sudah stabil
5. Klien sudah tidak mudah marah

Rencana Keperawatan
Dukungan Proses Berduka (I.02028)

1. Identifikasi kehilangan yang diihadapi


2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Tunjukkan sikap menerima dan empati
4. Jeaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar
menawar, sepresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
5. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
6. Anjurkan melewati proses berduka secara bertahap

4. Gangguan Pola Tidur (D.0055)


Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur ditandai dengan klien
mengeluh sulit tidur, kien mengeluh sering terjaga, mengeluh istirahat tidak cukup dan
mengeluh kemampuan beraktivitasnya menurun
Tujuan Umum
Klien mampu istirahat dengan cukup, dan tdak mengeluh sulit saat tidur
Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengatasi kesulitan saat tidur
2. Klien mengekspresikan dirinya istirahat dengan cukup
3. Klien mampu beraktivitas dengan baik
4. Klien dapat mengeksprsikan perasaan
5. Klien mampu beristirahat dengan cukup

Rencana Keperawatan
Dukungan Tidur (I.05147)
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Tetapkan jadwal tidur rutin
3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
4. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
5. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
6. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM

II. Daftar Pustaka


Kususmawati, F. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


ANSIETAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien: Klien sangat gelisah, merenung, terdiam dan klien belum bisa
menerima keaadaan bahwa anaknya telah meninggal dunia sehingga beliau masih
merasa sedih dan terkadang mengalami halusinasi pendengaran serta sering
mendengar suara suara aneh.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
1. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan
2. Memahami situasi yang membuat pasien mengalami ansietas
3. Memotivasi pasien untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian
5. Menganjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi yang
dialami

B. Strategi Komunikasi
1) Strategi Komunikasi : Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan
1. Fase Orientasi
Perawat : ”Assalamu’alaikum bapak, perkenalkan nama saya Devi, panggil saja
saya devi ya pak, disini saya mahasiswa yang sedang bertugas selama 3 hari untuk
merawat bapak, nama bapak siapa pak? Bapak lebih suka dipanggil siapa? Baik
bapak, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan bapak. Saya
akan merawat bapak selama di sini, mulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 14.00
WIB.”
Perawat : “Bapak, bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
Pasien : “Saya merasa kurang baik, cemas”
Perawat : “Apa yang membuat bapak merasa kurang baik?”
Pasien : “Saya kehilangan anak saya sus, saya ditinggalkan anak saya selama
lamanya (sambal menunduk)”
Perawat : “Baik bapak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang bincang tentang
perasaan yang bapak rasakan? Mungkin sekitar 15 menit, bagaimana pak?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, kita berbincang-bincang dimana pak?”
Pasien : “Disini saja”
Perawat : “Ooh di ruangan ini, baik kalau begitu kita akan berbincang-bincang
diruangan ini ya pak”
Pasien : :”Iya sus”
2. Fase Kerja
Perawat : “Baik Bapak, tadi bapak mengatakan bapak merasa tidak baik, dan
merasa cemas. Apa yang menyebabkan bapak merasakan yang demikian pak?”
Pasien : “Saya merasa sangat sedih sekali dan cemas karena ank saya sudah tidak
ada, saya juga sering mendengar suara suara aneh pada telinga saya sus”
Perawat : “Jadi , Bapak merasa sangat sedih dan cemas karena anak bapak sudah
tidak ada, dan mendengar suara aneh ya. Betul seperti itu pak?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, disini saya akan menemani bapak, mengungkapkan apa
yang sedang bapak rasakan supaya bapak bisa tenang dan nyaman”
Pasien “Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, apakah yang bapak ungkapkan tadi sudah mengurangi rasa
cemas pada diri bapak, atau masih ada yang mau diungkapkan lagi bapak?
Silahkan jika memang masih ada yang mengganjal pada diri bapak, bapak bisa
mengungkapkannya, saya akan menemani bapak sampai bapak merasa nyaman
dan aman”

3. Fase Terminasi
Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang
tentang masalah bapak tadi”
Pasien :Alhamdulillah sus, sudah mendingan”
Perawat : “Apakah rasa cemas pada diri bapak sudah berkurang?”
Pasien : “Iya sus, saya sudah merasa enakan”
Perawat : “Baik bapak, bapak sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik selama 15
menit ya pak. Bagaimana kalau besok pagi jam 09.00 WIB kita bertemu lagi,
untuk berbincang-bincang lagi pak?”
Pasien : “ Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, tempatnya mau dimana pak? Apakah tetap diruangan ini
atau di tempat yang lain, ditaman depan misalnya?”
Pasien : “Ditempat ini saja”
Perawat : “Baiklah kalu begitu saya permisi dulu ya pak. Terimakasih atas waktu
dan kerjasamanya ya pak. Selamat beristirahat, Wassalamualaikum wr.wb”
Pasien : “Iya sus”

2) Memahami situasi yang membuat pasien mengalami ansietas


1. Fase orientasi

Perawat : ”Assalamu’alaikum bapak, perkenalkan nama saya Devi, panggil saja


saya devi ya pak, disini saya mahasiswa yang sedang bertugas selama 3 hari
untuk merawat bapak, nama bapak siapa pak? Bapak lebih suka dipanggil siapa?
Baik bapak, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan bapak.
Saya akan merawat bapak selama di sini, mulai dari jam 08.00 WIB sampai jam
14.00 WIB.”

Pasien : “Wa’alaikumsalam sus, ini suster yang kemarin ya?”

Perawat : “Iya bapak, saya perawat dewi yang kemarin bertugas pagi. Bagaimana
keadaan bapak? Apakah bapak masih mengalami kesulitan tidur? “

Pasien : “Iya sus”


Perawat : “ Baik, jadi bapak masih mengalami kesulitan tidur ya? Bagaimana
kalua hari ini kita mengobrol bersama bapak? Bapak bisa mengungkapkan semua
perasaan bapak dan apa yang ada di pikiran bapak, bagiamana? “

Pasien : “Iya sus”

Perawat : ” Nah baik, untuk waktunya mungkin kita bisa mengobrol selama 1
jam? Atau bapak ingin berapa lama ? “

Pasien : “Iya sus Selma 1 jam saja”

Perawat : “ Baik, kalau begitu kita berbincang selama 1 jam saja nggih, mau
berbincang dimana pak? Apakah disini? Atau diluar saja agar bapak tidak bosan?

Pasien : “Disini saja”

Perawat : “ Iya bapak, kalau begitu kita berbincang disini saja nggih.”

2. Fase kerja

Perawat : “ Bagaimana bapak? Apa yang masih bapak rasakan sehingga belum
dapat tidur?

Pasien “Saya masih kepikiran anak saya sus, saya belum ikhlas dengan kepergian
anak saya”

Perawat : “ Baiklah, jadi bapak masih belum bisa mengikhlaskan anak bapak ya?”

Pasien : “Iya sus, saya masih belum percaya kalau anak saya sudah tidak ada
didunia ini”

Perawat : “ Apa yang membuat bapak percaya bahwa anak bapak masih disini?”

Pasien : “ Saya masih mendengar suara anak saya sus, dan itu terasa sangat jelas
di kuping saya, anak saya sepertinya masih disini, masih disekitar saya”

Perawat : “ Begini pak, itu bukanlah suara dari anak bapak, itu hanya suara yang
timbul akibat bapak belum bisa mengikhlaskan anak bapak dan bapak masih
merasa cemas akan keadaan anak bapak, sehingga seolah-olah anak bapak itu
masih berada disekitar bapak”
Pasien “Tapi ini sangat nyata sus”

Perawat : “ Iya pak, namun bukanlah suara asli anak bapak, seperti yang sudah
saya jelaskan tadi, itu bukanlah suara asli anak bapak, bapak harus bisa
mengikhlaskan anak bapak, sehingga bapak tidak mendengar suara-suara itu lagi”

Pasien : “Jadi saya harus mengikhlaskan anak saya ya sus”

Perawat : “Iya bapak, bapak harus ikhlas karena ini sudah kehendak Allah”

3. Fase Terminasi

Perawat : “ Bagaimana bapak perasaannya setelah berbincang dengan saya tadi?”

Pasien : “Alhamdulillah sus, saya merasa lebih baik”

Perawat : “ Baiklah, syukurlah kalua bapak merasa lebih baik, kalau bapak
memerlukan bantuan, bapak bisa menyuruh keluarga untuk memanggil saya ya
pak”

Pasein : “Iya sus, terimkasih”

Perawat : “ Baik pak sama-sama, saya pamit ya pak, selamat beristirahat”

3) Strategi Komunikasi : Memotivasi pasien untuk mengidentifikasi situasi


yang memicu kecemasan
1. Fase Orientasi
Perawat : ”Assalamu’alaikum bapak, perkenalkan nama saya Devi, panggil saja
saya devi ya pak, disini saya mahasiswa yang sedang bertugas selama 3 hari untuk
merawat bapak, nama bapak siapa pak?”
Pasien : “ Nama saya Dhobit”
Perawat : “Bapak lebih suka dipanggil siapa?
Pasien : “Pak dhobit”
Perawat “ Baik bapak, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi
kesehatan bapak. Saya akan merawat bapak selama di sini, mulai dari jam 08.00
WIB sampai jam 14.00 WIB.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Bapak, bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
Pasien : “Saya merasa gelisah sus”
Perawat : “Jadi bapak semalam gelisah ya, tidak bisa tidur?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang bincang
tentang perasaan yang bapak rasakan? Mungkin sekitar 15 menit, bagaimana
pak?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, kita berbincang-bincang dimana pak?”
Pasien : “ Diruangan ini saja”
Perawat : “Ooh di ruangan iini, baik kalau begitu kita akan berbincang-bincang
diruangan ini ya pak”
Pasien : “iya sus”

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik Bapak, tadi bapak mengatakan bapak merasa sangat sedih. Apa
yang menyebabkan bapak merasa sangat sedih?”
Pasien : “Saya merasa sedih karena ditinggalkan selama-lamanya oleh anak saya,
karena kecelakaan motor”
Perawat :“Jadi , Bapak merasa sangat sedih karena ditinggal meninggal anak
bapak. Betul seperti itu?”
Pasien : Iya sus”
Perawat : “Apakah itu merupakan anak satu”nya bapak?”
Pasien : “Tidak sus”
Perawat : “Jadi anak bapak meninggal karena kecelakaan motor dan sebenarnya
bapak masih memiliki anak lagi. Kalau boleh saya tau, berapa umur bapak
sekarang?”
Pasien : “50 tahun sus”
Perawat : “Begini bapak, saya sangat paham sekali jikabapak sangat sedih dan
sering menangis karena ditinggal mati anak bapak. Tetapi apakah ketika bapak
menangis terus menerus, hingga lupa makan dan mandi, akan mengembalikan
anak bapak?”
Pasien : “Tapi sus dia itu anak saya, suster tidak memahami saya”
Perawat : “Saya tidak bermaksud untuk tidak memahami bapak. Tapi coba bapak
pikir, jika bapak pulang kerumah nanti, bapak tidak akan bertemu dengan anak
bapak karena anak bapak memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak
Allah SWT. Bapak harus berusaha menerima kenyataan ini”
Perawat : “Bapak, hidup matinya seseorang sudah ada yang mengatur diatas sana.
Meninggalnya anak bapak juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik
Hidup. Tidak ada satu orangpun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun
bapak sendiri”.
Pasien : “ (tampak menunduk dan lesu)
Perawat “ “Begini saja pak, saya memiliki 2 cara untuk membantu mengurangi
perasaan sedih yang bapak alami. Pertama, mengungkapkan perasaan bapak
secara verbal. Kedua mengalihkan ke aktifitas fisik. Apakah bapak mau mencoba
cara saya?”
Pasien : “Iya saya mau mencoba”
Perawat : “Alhamdulillah, terimakasih bapak mau mencobanya. Untuk cara yang
pertama sudah dilakukan tadi ya dengna cara bapak mengungkapkan perasaan
secara verbal. Kemarahan bapak tadi juga merupakan sebuah proses yang normal.
Nah, cara yang pertama ini bisa bapak lakukan lagi dengan saya atau perawat
lainnya yang bapak percaya. Dengan mengungkapkan, harapan kami, bapak akan
jauh merasa lebih nyaman. Apakah bapak bersedia mencoba kembali suatu saat
nanti?”Pasien : “Iya sus saya mau”
Perawat : “Bagus sekali apabila bapak mau mencobanya kembali.”

3. Fase Terminasi
Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang
tentang masalah bapak tadi”
Pasein : “alhamdulillah lebih baik sus”
Perawat : “Nah, apakah bapak dapat menjelaskan cara pertama untuk membantu
mengurangi perasaan sedih?”
Pasien : “Iya sus saya bisa”
Perawat : “Bagus sekali, bapak sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik selama
15 menit ya pak. Bagaimana kalau beso pagi jam 09.00 WIB saya ajarkan cara
kedua, apakah bapak bersedia?”
Pasien : “Iya sus, saya bersedia”
Perawat : “Tempatnya mau dimana pak? Apakah tetap diruangan ini atau di
tempat yang lain?”
Pasien : “Di ruangan ini saja sus”
Perawat : “Baiklah kalu begitu saya permisi dulu ya pak. Terimakasih atas waktu
dan kerjasamanya ya pak. Selamat beristirahat, Wassalamualaikum wr.wb”
Pasien : “Iya sus, wa’alaikumsalam wr.wb”

4) Mendengarkan dengan penuh perhatian


1. Fase Orientasi
Perawat : ”Assalamu’alaikum bapak, perkenalkan nama saya Devi, panggil saja
saya devi ya pak, disini saya mahasiswa yang sedang bertugas selama 3 hari
untuk merawat bapak, nama bapak siapa pak?”
Pasien : “ Nama saya Dhobit”
Perawat : “Bapak lebih suka dipanggil siapa?
Pasien : “Pak dhobit”
Perawat “ Baik bapak, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi
kesehatan bapak. Saya akan merawat bapak selama di sini, mulai dari jam 08.00
WIB sampai jam 14.00 WIB.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : ” Bagaimana kondisi Bapak saat ini ? apakah semalam tidur dengan
nyenyak atau ada masalah ?”
Pasien : “Saya tidak nyenyak saat tidur sus”
Perawat : “Jadi Bapak semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak ya.
Pasein : “Iya sus”
Perawat : “Baik Pak.. apakah Bapak ingin berbincang-bincang tentang keluhan
semalam ? mungkin sekitar 10-15 menit?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Alhamdulilah, Baik Pak , kirakira bapak ingin membicarakan ini
dimana ya?”
Pssien : “Di ruangan ini saja”
Perawat : “Diruangan ini Pak? Baik kita berbincang-bincang di ruangan saja ya
Pak.”
Pasien : “Iya sus”

2. Fase Kerja.
Perawat : “ Baiklah Pak saya sudah memperkenalkan diri saya dan tujuan saya ,
Bapak tadi juga sudah mengatakan bahwa semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Apa yang menyebabkan Bapak tidak bisa tidur semalam?”
Pasien : “Saya semalem mimpi buruk sus”
Perawat : “ Jadi , Bapak tidak bisa tidur karena mengalami mimpi buruk yang
menyebabkan tidak bisa tidur nyenyak dan sering kebangun yaa.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : ” apakah bapak sebelum tidur sudah berdoa ? dan membersihkan tempat
tidur ?”
Pasien : “Semalam saya saat mau tidur tidak berdoa terlebih dahulu sus”
Perawat : “ Ohh, jadi bapak belum bedoa ya, gini ya pak saran saya kalau bisa apapun
yang akan bapak lakukan selalu berdoa , karena berdoa demi kebaikan dan kelancaran
apa yang bapak lakukan sekarang. Tidak jauh beda dengan tidur , jika semalam
berdoa terlebih dahulu sebelum tidur insyaallah bapak tidak akan mengalami mimpi
buruk dan bisa tidur dengan nyenyak tanpa kebangun terus. Kalo bisa juga bapak
harus membersihkan tempat tidur bapak , itu juga salah satu sunnah agar tidak ada
yang mengganggu tidur bapak.”
Pasien : “Seperti itu ya sus”
Perawat : “ Apakah bapak setelah ini akan melakukannya?, terutama berdoa terlbih
dahulu ?”
Pasien : “Iya sus, akan saya lakukan”
Perawat: “ Baik, Alhamdulillah jika bapak mau melakukannya.”

3. Fase Terminasi.
Perawat : “ Baiklah, Bagaimana menurut bapak setelah kita berbincang-bincang
tentang masalah gangguan tidur bapak? ”
Pasien : “Saya merasa lebih baik sus”
Perawat : “ Apakah bapak bisa melakukan seperti yang saya sarankan kepada bapak
tadi?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “ Alhamdulilah jika bapak bisa melakukannya , Saya besok akan kesini lagi
ya pak jam 08.00 pagi ya pak seperti tadi , silahkan bapak cerita apakah bapak bisa
merasakan tidur nyenyak atau mengalami mimpi buruk lagi.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baiklah kalu begitu saya permisi dulu ya pak. Terimakasih atas waktu dan
kerjasamanya ya pak. Selamat beristirahat, semoga bapak bisa tidur lebih nyenyak dan
tidak mengalami mimpi buruk. Wassalamualaikum wr.wb”
Pasien : “Iya sus, wa’alaikumslam”

5) Menganjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi yang


dialami
1. Fase Orientasi
Perawat : ”Assalamu’alaikum bapak, perkenalkan nama saya Devi, panggil
saja saya devi ya pak, disini saya mahasiswa yang sedang bertugas selama 3
hari untuk merawat bapak, nama bapak siapa pak?”
Pasien : “ Nama saya Dhobit”
Perawat : “Bapak lebih suka dipanggil siapa?
Pasien : “Pak dhobit”
Perawat “ Baik bapak, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi
kesehatan bapak. Saya akan merawat bapak selama di sini, mulai dari jam
08.00 WIB sampai jam 14.00 WIB.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Bapak, bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
Pasien : “Saya semalam merasa cema sus”
Perawat : “Jadi bapak semalam cemas ya, tidak bisa tidur?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang bincang
tentang perasaan yang bapak rasakan? Mungkin sekitar 15 menit, bagaimana
pak?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Baik bapak, kita berbincang-bincang dimana pak?”
Pasien : “Di ruangan ini saj sus”
Perawat : “Ooh di ruangan ini, baik kalau begitu kita akan berbincang-bincang
diruangan ini ya pak”
Pasien : “Iya sus”

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik Bapak, tadi bapak mengatakan bapak merasa sangat gelisah?.
coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan bapak? apa yang bapak sedang
pikirkan? Apa yang terjadi sehingga bapak merasa gelisah?”
Pasien : ”saya masih terbayang bayang dengan anak saya yang sudah meninggal
sus”

Perawat : ”Bagaimana kalau saya ukur tekanan darah bapak terlebih dahulu”
Pasien : ”Iya sus”
Perawat : ”Apakah sebelumnya bapak pernah mengalami kondisi seperti sekarang
ini?”
Pasien : ”Tidak sus”
Perawat : “Selama ini, bila bapak punya masalah yang mengganggu, apa yang
bapak lakukan?”
Pasien : ”Saya hanya memendamnya sendiri sus dan memikikannya terus
menerus”
Perawat : ”Jadi kalau bapak punya masalah, bapak akan memikirkan terus
masalah itu sehingga bapak cemas, tidak bisa tidur, dan tidak nafsu makan?”
Pasien : ”Iya sus”
Perawat : ”Kalau bapak sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan
makan bapak?”
Pasien : ”Baik sus, saya makan 3x sehari”
Perawat : “Dalam keluarga bapak, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah
?”
Pasien : ”Biasanya langsung merasa panik”
Perawat : “Oh, jadi dalam keluarga bapak, memang terbiasa cepat panik dalam
menghadapi masalah?”
Pasien : ”Iya sus”
Perawat : “Bagaimana kebiasaan bapak dalam beribadah dan bagaimana dengan
kebiasaan beribadah dalam keluarga bapak?”
Pasien : ”Saya beribadah 5x dalam sehari, yang dilakukan dirumah saja”
Perawat : “Apakah sebelumnya bapak pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan ?”
Pasien : ”Pernah sus”
Perawat : “Apa yang bapak lakukan?”
Pasien : ”Saya meminta tolong”
Perawat : ”Dengan siapa biasanya bapak meminta bantuan untuk menyelesaikan
masalah kalau bapak merasa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut?
Paseien : ”Dengan saudara saya:
Perawat : ”Apakah bapak berhasil menyelesaikan masalah tersebut?”
Pasien : ”Iya sus”
Perawat : “Wah, baik sekali, berarti dulu bapak pernah mampu menyelesaikan 
masalah yang cukup berat, saya yakin sekali bapak sekarang juga akan mampu
menyelesaikan kecemasan yang bapak rasakan”
Pasien : ”(hanya menganggukkan angguk)
Perawat : “Baiklah pak, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan bapak dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini
merupakan salah satu cara  untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan.
Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan contohkan, bapak perhatikan
sayaya, lalu bapak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya
pak. Bapak silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, bapak tarik
nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu
bapak hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah,
sekarang coba bapak praktikkan.
Pasien : ”(melakukan yang diperintahkan oleh suster)
Perawat : ”Wah bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya. Bapak bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai merasa relaks atau santai”

3. Fase Terminasi
Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang
tentang masalah bapak tadi”
Pasien : “Saya merasa sangat baik sus”
Perawat : “Bagus sekali, bapak sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik selama
15 menit ya pak. Bagaimana kalau besok pagi jam 09.00 WIB saya ajarkan cara
kedua, apakah bapak bersedia?”
Pasien : “Iya sus, saya bersedia”
Perawat : “Tempatnya mau dimana pak? Apakah tetap diruangan ini atau di
tempat yang lain?”
Pasien : “Disini saja sus”
Perawat : “Baiklah kalu begitu saya pamit ya pak. Terimakasih atas waktu dan
kerjasamanya ya pak. Selamat beristirahat, Wassalamualaikum wr.wb”
Pasien : “Waalaikumslaam wr.wb, terimakasih kembali ya sus”

Anda mungkin juga menyukai