Oleh :
M. Andrian Wijaya
1954151016
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
I. HASIL
1. 1. Hasil
Tabel 1. Pengamatan cekaman air dan hara pada semai sirsak (Annona
muricata)
1 2 1 2 1 2
Pengamatan dilakukan selama 1 (satu) bulan dimulai dari tanggal 14 April-5 Mei
2021. Alat yang digunakan adalah alat tulis, tally sheet, dan gelas ukur. Objek
pengamatan adalah 2 semai sirsak (Annona muricata) yang diberi perlakuan
pemberian pupuk organik (pupuk kandang) dengan porsi 1 sdm dan 0 sdm (tidak
diberi pupuk). Hal yang diamati berupa jumlah daun, tinggi tanaman, dan
diamater pangkal batang. Sebelumnya, dilakukan pengukuran terhadap
ketiganya dan dicari VA kedua tanaman. VA kedua tanaman yaitu 60 ml.
Hasil pengukuran tanaman saga yang diberi perlakuan pupuk organik 1 sdm
minggu pertama pada tanggal 14 April 2021, yaitu tinggi awal 30 cm, diameter
pangal batang 0,5 cm, dan jumlah daun 14. Pada minggu kedua, tinggi tanaman
30 cm, diameter pangkal batang 0,6 cm, dan jumlah daun 14. Minggu ketiga,
tinggi tanaman 31 cm, diameter pangkal batang 0,6 cm, dan jumlah daun 13.
Minggu keempat, tinggi tanaman 31 cm, diameter pangkal batang 0,7 cm, dan
jumlah daun 12. Sedangkan pada tanaman saga yang tidak diberi pupuk, pada
minggu pertama, tinggi tanaman 29 cm, diameter pangkal batang 0,3 cm, dan
jumlah daun 15. Minggu kedua, tinggi tanaman 30 cm, diameter pangkal batang
0,3 cm, dan jumlah daun 14. Minggu ketiga, tinggi tanaman 30 cm, diameter
pangkal batang 0,4 cm, dan jumlah daun 15. Minggu keempat, tinggi tanaman 32
cm, diameter pangkal batang 0,5 cm, dan jumlah daun 15. Ada perbedaan pada
kedua tanaman yang diberi perlakuan pemberian pupuk kandang 1 sdm dan 0
sdm. Hal ini mungkin disebabkan pemberian pupuk kandang pada tanaman
tersebut. Pemberian macam pupuk kandang dapat memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter pengamatan pertumbuhan antara lain,tinggi tanaman,
diameter batang,dan indeks luas daun (ILD) (Nurcahya dkk., 2017).
Pupuk kandang menurut Subekti (2005) adalah pupuk yang berasal dari kotoran
hewan baik padat maupun cair dan sisa-sisa makananya, misalnya
kotorankambing, kuda, kerbau dan lain-lain. Dari semua itu ketika membusuk
akan menjadi pupuk yang baik dan sangat berguna bagi tanaman. Pupuk
kandang mempunyai unsur hara yang sedikit, tetapi kelebihanya selain
menambah unsur hara, juga mepertinggi humus, memperbaiki struktur tanah dan
mendorong kehidupan jasad renik. Dibandingkan dengan pupuk buatan pupuk
kandang lebih lambat bereaksi, karena di dalam tanah pupuk kandang
merupakan persediaan unusur hara bagi tanaman, akibatnya tanah yang dipupuk
akan terasa dalam waktu lama.
Cekaman air dan unsur hara merupakan kondisi lingkungan dimana tanaman
tidak menerima asupan air dan nutrisi yang cukup, sehingga tanaman tidak dapat
melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal serta
produksi menurun (Yuniarsih, D., 2017). Menurut Wiraatmaja (2017), apabila
tanaman tidak dapat menerima hara yang cukup seperti yang dibutuhkan, maka
pertumbuhannya akan lemah dan perkembangannya tampak abnormal.
Tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan unsur esensial dengan
menunjukkan gejala kekahatan yang khas.
Nurcahya, A. O., Herlina, N., dan Guritno, B. 2017. Pengaruh macam pupuk
organik dan waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis
(Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman. 5 (9): 76-82.
Prasetyo, AG, 2014, Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Daun
Gandasil D Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga
(Brassica oleracea L.), Fakultas Pertanian Univers itas Muria Kudus.
Kudus
Wiraatmaja, I. W. 2017. Bahan Ajar Defisiensi dan Toksisitas Hara Mineral Serta
Responnya Terhadap Hasil. UNUD. Denpasar.