DAFTAR ISI…………………………………………………………………… : i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… : ii
PENDAHULUAN……………………………………………………………… : 1
A. Latar Belakang……………………………………………….……… : 1
B. Tujuan………………………………………………………………… : 1
C. Peta Kompetensi…………………………………………….……… : 1
D. Ruang Lingkup……………………………………………………… : 2
E. Cara Penggunaan Modul…………………………..……………… : 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN………………………….…………..……… : 5
A. Tujuan Pembelajaran…………………………………….………… : 5
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi.………… : 5
C. Uraian Materi………………………………………………………… : 6
D. Aktivitas Pembelajaran……………………………………….…… : 52
E. Latihan/Tugas/Kasus………………………………….…………… : 54
F. Rangkuman………………………………………………………..… : 57
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………………………………… : 58
H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas…………………………. : 59
PENUTUP……………………………………………………………….…… : 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… : 69
GLOSARIUM………………………………………………….……………… : 71
i
DAFTAR TABEL
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini ditujukan untuk peserta diklat guru pembelajar bagi guru bahasa
Indonesia SMP pada kelompok kompetensi I.Modul ini pada dasarnya adalah
sarana peningkatan kompetensi guru, khususnya salah satu kompetensi
pedagogik dengan merujuk pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Guru.
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu
pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.
D. Ruang Lingkup
A. Tujuan
C. Uraian Materi
1. Ketuntasan Belajar
d. Langkah-langkahPenetapanKetuntasan Minimal
Indikator KD
KKM KKM
. MP SK
Contoh 2
Contoh 3
Contoh 1
Analisis dengan memberikan point pada setiap kriteria
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/2
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan
mendengarkan berita
Kriteria Ketuntasan Minimal
Contoh
Format
Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik perKD
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
No. Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD
SK 1 SK 2 SK 3
Nama KKM KD KD KD
Peserta 1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst
didik
….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
≤ 49
jml peserta didik
50-74
Frekwensi
75-100
≥ KKM
sekolah
dst
a. Remedial
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai
penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu
memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran
pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran
baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya
mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan
memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pembelajaran
pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk
membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
1) Jenis Pembelajaran Pengayaan
Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan
eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan masalah.
a) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk
disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa
sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara
regular tidak tercakup dalam kurikulum.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru, baik penilaian formatif
maupun sumatif sangat bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang
melakukan kegiatan penilaian ini dengan persiapan yang bagus, baik dari
segi apa yang harus dinilai, bagaimana melaksanakan penilaian itu
maupun apa tindak lanjut dari penilaian tersebut. Tetapi kita tidak dapat
menutup mata bahwa ada juga guru yang melakukan penilaian hanya
untuk memenuhi tuntutan profesi dengan tidak memperhatikan kualitas
penilaian. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Jika
hasil penilaian dimanfaatkan dengan baik oleh guru maka akan memberi
dampak positif bagi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik.
Begitu juga sebaliknya, jika hasil penilaian tidak dimanfaatkan oleh guru
maka manfaat penilaian tidak akan optimal. Sudijono (2009:9) menyatakan
bahwa evaluasi yang dilaksanakan secara berkeinambungan, akan
membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan
yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah
Data hasil penilaian baik formatif ataupun sumatif ada pada guru mata
pelajaran atau mata kuliah yang bersangkutan. Data tersebut tidak hanya
untuk kepentingan guru semata, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
atau lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, data hasil penilaian
yang ada pada guru harus dilaporkan agar dapat dimanfaatkan unuk
kepentingan pendidikan.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari
hasil pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),
pada Kurikulum 2006 dan Kompetensi Inti (KI)serta Kompetensi Dasar
(KD) pada Kurikulum 2013, selama peserta didik mengikuti
Kurang (D) : ≤ 55
Guru yang baik adalah guru yang dapat memanfaatkan hasil penilaiannya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada
lembaga tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan
pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus
dimanfaatkan untuk semua pihak yang berkepentingan.
Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara belajar, kesulitan
belajar, dan hubungan social dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan
upaya dan motivasi belajar yang lebih baik lagi.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan
Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian
kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih
terarah dan terukur.
2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat penilaian. Sebagai
langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik,
Anda dapat mengisi pertanyaan berikut ini.
• Perlukah guru bahasa Indonesia menganalisis KKM?Mengapa?
• Adakah perbedaan menentukan KKM di K 2013 dengan K 2006?
• Pernahkah Ibu/Bapak melaksanakan remedial? Bagaimana cara
memanfaatkan hasil penilaian untuk merancang program remedial?
Bentuk/Jenis
Kegiatan
Bentuk
Pelaksanaan
Sumatif
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan
pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata
peserta didik), kompeksitas, dan kemampuan daya dukung (berorientasi pada
sumber belajar).
No. Peser KD 4 KD 5
ta 1 2 3 4 7 8 Nilai 5 6 9 1 Nil
didik 0 ai
1 Alda 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 50
2 Alians 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 75
i
3 Cobra 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 50
4 Hiday 1 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 75
at
5 Rico 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 75
6 Alicia 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 25
7 Micha 1 1 1 1 1 1 100 0 1 0 1 50
el
8 Lela 1 1 1 1 1 1 100 0 1 0 0 25
9 Woro 1 1 1 1 1 0 88 0 1 0 1 50
10 Esti 1 1 1 1 1 0 88 0 1 0 0 25
Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dijkstra (2005). Remedial online teaching in
theory and practice. Netherlands: Maastricht University Publ.
Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Kartanegara.