Anda di halaman 1dari 72

KOMPETENSI PEDAGOGIK

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN


HASIL PENILAIAN

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… : i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… : ii
PENDAHULUAN……………………………………………………………… : 1
A. Latar Belakang……………………………………………….……… : 1
B. Tujuan………………………………………………………………… : 1
C. Peta Kompetensi…………………………………………….……… : 1
D. Ruang Lingkup……………………………………………………… : 2
E. Cara Penggunaan Modul…………………………..……………… : 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN………………………….…………..……… : 5
A. Tujuan Pembelajaran…………………………………….………… : 5
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi.………… : 5
C. Uraian Materi………………………………………………………… : 6
D. Aktivitas Pembelajaran……………………………………….…… : 52
E. Latihan/Tugas/Kasus………………………………….…………… : 54
F. Rangkuman………………………………………………………..… : 57
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………………………………… : 58
H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas…………………………. : 59
PENUTUP……………………………………………………………….…… : 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… : 69
GLOSARIUM………………………………………………….……………… : 71

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Peta Kompetensi Pedagogik………………………..…………. : 1


Tabel 2: Peta Indikator Pencapaian Kompetensi………………….…. : 5

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul ini ditujukan untuk peserta diklat guru pembelajar bagi guru bahasa
Indonesia SMP pada kelompok kompetensi I.Modul ini pada dasarnya adalah
sarana peningkatan kompetensi guru, khususnya salah satu kompetensi
pedagogik dengan merujuk pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Guru.

Kegiatan belajar pada topik ini dirancang dengan menggunakan pendekatan


andragogi dengan metode diskusi dan penugasan. Semua kegiatan tersebut
dapat dilakukanbaik dalam pembelajaran langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan

Setelah mempelajari seluruh kegiatan pembelajaran pada modul ini, Anda


mampu menganalisis ketercapaian KKM, merancang program remedial
berdasarkan hasil penilaian, mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi
kepada pemangku kepentingan, dan memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu
pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Tabel 1: Peta Kompetensi Pedagogik


Kompetensi Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Guru Mapel (KG)
Utama
Pedagogik 9.Memanfaatkan 9.1Menggunakan informasi hasil penilaian
hasil penilaian dan dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
evaluasi untuk belajar.
kepentingan
pembelajaran.
9.2Menggunakan informasi hasil penilaian

2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan
9.3Mengkomunikasikanhasilpenilaiandaneva
luasikepadapemangkukepentingan
9.4Memanfaatkaninformasihasilpenilaiandan
evaluasipembelajaranuntukmeningkatkanku
alitaspembelajaran.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran pada bagian ini adalah penentuan ketuntasan


belajar, program remedial dan pengayaan, pelaporan hasil penilaian, dan
pemanfaatan informasi hasil penilaian. Pembelajaran diawali dengan
penjabaran tujuan, kompetensi dan indikator. Selanjutnya, agar tujuan
tersebut dapat dicapai dengan maksimal, modul ini menjabarkan materi dan
bagaimana pembelajarannya dalam bentuk aktivitas pembelajaran yang
dilengkapi dengan lembar kerja atau tugas. Di akhir pembelajaran modul ini
disajikan evaluasi berupa tes untuk mengukur ketercapaian atau hasil belajar.

E. Cara Penggunaan Modul

Modul ini pada dasarnya disusun sebagai pedoman bagi Anda


untukmempelajari materi pedagogik, khususnya pemanfaatan hasil penilaian
dalamupaya meningkatkan kemampuan diri dan memperbaiki kualitas
pembelajaran,baik dilakukan dalam kegiatan tatap muka maupun kegiatan
mandiri.

Cara menggunakan modul ini adalah sebagai berikut.


1. Gunakan modul ini secara berurutan bagian per bagian dimulai dari
pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.
2. Bacalah pendahuluan modul ini, cermatilah setiap tujuan, peta kompetensi
dan ruang lingkupnya.
3. Ikutilah langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik
pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam
modul ini.
4. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 3


setiaptugas/latihan/studi kasus yang diminta. Melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan
produk seperti berikut ini.
a. portofolio hasil belajar
b. rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan guru pembelajar.
c. evaluasi akhir setiap modul
Pada prinsipnya aktivitas pembelajaran dalam modul ini menuntut
partisipasi aktif Andaagar alur kegiatan belajar dapat dilaksanakan.
Tujuan yang ditetapkan pun dapat dicapai seperti yang diharapkan.

4 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL
PENILAIAN

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat menggunakan informasi hasil


penilaian dan evaluasi untuk menentukanketuntasanbelajar, merancang
program remedial dan pengayaan, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan
mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Peta 2: Peta Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
9.1Menggunakan informasi hasil 9.1.1 Menentukan KKM
penilaian dan evaluasi untuk 9.1.2 Menganalisis ketercapaian KKM
menentukan ketuntasan belajar
9.2Menggunakan informasi hasil 9.2.1 Merancang program remedial
penilaian dan evaluasi untuk berdasarkan hasil penilaian
merancang program remedial 9.2.2 Merancang program
dan pengayaan. pengayaan berdasarkan hasil
penilaian
9.2.3Memanfaatkan informasi
penilaian untuk
pengembangan penilaian
pembelajaran
9.3Mengomunikasikanhasilpenilaian 9.3.1 Mengomunikasikan hasil
danevaluasikepadapemangkukep penilaian kepada peserta didik
entingan. 9.3.2 Mengomunikasikan hasil
penilaian kepada wali
murid/orang tua
9.3.3 Mengomunikasikan hasil
penilaian kepada pihak sekolah
9.3.4 Mengomunikasikan hasil
penilaian kepada pemerintah
daerah (DinasPendidikan)
9.4Memanfaatkan informasi hasil 9.4.1 Memanfaatkan informasi
penilaian dan evaluasi penilaian untuk program
pembelajaran untuk perbaikan proses belajar

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 5


meningkatkan kualitas 9.4.2Memanfaatkan informasi
pembelajaran. penilaian untuk pengembangan
penilaian pembelajaran

C. Uraian Materi

1. Ketuntasan Belajar

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah


menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran. Seberapapun


besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus
dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta
merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal
sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik
jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering
dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik
yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum
tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria
ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan


berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik
yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara
akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentasetingkat pencapaian


kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus).
Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan
pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah
target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta


didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil
belajar peserta didik.

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan


ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap
semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta


didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang
diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan belajar dalam setiap tahun
ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan
pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi
seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015,


KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh
satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan intake
(kemampuan rata-rata peserta didik), kompeksitas, dan kemampuan
daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 7


Pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) dinyatakan tuntas jika
pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan sikap spiritual (KI-1)
dan sikap sosial (KI-2) minimal baik (B). Satuan pendidikan berhak
untuk menentukan criteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan
minimal yang telah ditentukan pemerintah melalui analisis dengan
mempertimbangkan criteria ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan
menggunakan rerata dan keterampilan menggunakan rata-rata optimum
dengan skala 1 - 100. Penilaian sikap pada rapor menggunakan predikat
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang Baik(K).

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria ketuntaan minimal berfungsi:


1) sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM
yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat
terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian
layanan remedial atau layanan pengayaan;
2) sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut
tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang
belum tuntas dan perlu perbaikan;
3) dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat
dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena
itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentangpeta KD-KD tiap mata
pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses
pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di
sekolah;

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


4) merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik
dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama
antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan
orang tua. Pendidikmelakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakantugas-tugas yang telah
didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah; dan

5) merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi


tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal
mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan
pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu
pendidikan bagi masyarakat.

c. Penetapan Ketuntasan Minimal

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan


beberapa ketentuan sebagai berikut:
1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode
kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh
pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya.
Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang
disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;
2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 9


memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik
untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar
kompetensi;
3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi
Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh
indikator pada KD tersebut;
4) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam KI tersebut;
5) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-KI yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik;
6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidikuntuk membuat
soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah
Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal
ulanganataupun tugas-tugas harus mampu
mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan.
Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;
dan
7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.

d. Langkah-langkahPenetapanKetuntasan Minimal

Penetapan ketuntasan belajar atau kriteria ketuntasan minmal (KKM)


dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


KKM KKM

Indikator KD

KKM KKM
. MP SK

Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator,


kompetensi dasar, dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh
peserta didik.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlahkondisi sebagai berikut:
 guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik;
 guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi;
 guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai
bidang yang diajarkan;
 peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
 peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
 peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan;
 waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga
dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
 tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 11


Contoh 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
5. Mengapresiasi 5.1 Menanggapi 5.1.1 Menanggapi
pementasan drama pementasan unsur intrinsik
drama drama yang
dipentaskan

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk


menanggapiunsur instrinsik diperlukan beberapa tahap
pemahaman/penalaran peserta didik.

Contoh 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.Memahami ragam 3.1 Menemukan 3.1.1 Menentukan
teks nonsastra makna kata makna kata
dengan berbagai cara tertentu dalam yang terdapat
membaca kamus secara dalam teks
cepat dan tepat dengan
sesuai dengan menggunakan
konteks yang kamus
diinginkan melalui
kegiatan membaca
memindai

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak


memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.
Daya dukung, kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,
laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
 Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian
stakeholders sekolah.

Contoh 3

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
5. Mengapresiasi 5.1 Menanggapi 5.1.1 Menanggapi
pementasan drama pementasan unsur intrinsik
drama drama yang
dipentaskan

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


Daya dukung untukIndikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai
sarana prasarana yang cukup untuk melakukan pembelajaran,
misalnya laboratorium bahasa atau media visual, video pementasan
drama, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Daya
dukungnyarendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk
melakukan pembelajaran atau guru tidak mampu menyajikan
pembelajaran dengan baik.
Intake, tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah
yang bersangkutan. Penetapan intake di kelas VII dapat didasarkan
pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didikbaru, Nilai
Ujian Nasional/Sekolah, rapor SD, tes seleksi masuk atau psikotes;
sedangkan penetapan intake di kelas VIII dan IX berdasarkan
kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
2) Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, KI hingga KKM
mata pelajaran;
3) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam
melakukanpenilaian;
4) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
5) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik.

Contoh penetapan KKM


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/1
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan
mendengarkan berita

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 13


Kriteria Ketuntasan Minimal

Kompetensi Dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan


Indikator Nilai
Kompleksitas Daya Intake KKM
Dukung
1.1 Menyimpulkan isi berita yang
dibacakan dalam beberapa
kalimat
 Mampu menuliskan hal-hal
penting yang didengar
dengan kalimat singkat
 Mampu menuliskan info
yang diperoleh dari hasil
mendengarkan berita
 Mampu menyimpulkan isi
berita

Menafsirkan kriteria menjadi nilai


Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan :
1. Kompleksitas: -Tinggi =1
-Sedang = 2
-Rendah = 3
2. Daya dukung: -Tinggi =3
-Sedang = 2
-Rendah = 1
3. Intake: -Tinggi = 3
-Sedang = 2
-Rendah = 1
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung
tinggi dan intake peserta didik sedang  nilainya adalah:
(3 + 3 + 2) x 100 = 88.89
9
Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
1. Kompleksitas: - Tinggi = 50-64
- Sedang = 65-80
- Rendah = 81-100
2. Daya dukung: - Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


- Rendah = 50-64
3. Intake: - Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung


tinggi dan intake sedang  nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang kita tentukan.
Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap
kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.

Contoh 1
Analisis dengan memberikan point pada setiap kriteria
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/2
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan
mendengarkan berita
Kriteria Ketuntasan Minimal

Kompetensi Dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai


KKM
Indikator
Kompleksitas Daya Intake
Dukung
1.1 Menyimpulkan isi 74
berita yang dibacakan
dalam beberapa kalimat
 Mampu menuliskan hal- rendah tinggi sedang 88,9
hal penting yang 3 3 2
didengar dengan
kalimat singkat
 Mampu menuliskan info tinggi sedang sedang 55,6
yang diperoleh dari 1 2 2
hasil mendengarkan
berita
 Mampu menyimpulkan sedang tinggi sedang 77,8
isi berita 2 3 2

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 15


Contoh 2
Analisis dengan menggunakan rentang nilai
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/1
Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan
mendengarkan berita
Kriteria Ketuntasan Minimal

Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan NilaiK


Indikator KM
Kompleks Daya Dukung Intake
itas
1.1 Menyimpulkan isi berita 75
yang dibacakan dalam
beberapa kalimat
 Mampu menuliskan hal- sedang tinggi sedang 78,3
hal penting yang 75 90 70
didengar dengan kalimat
singkat
 Mampu menuliskan info tinggi sedang sedang 68,3
yang diperoleh dari hasil 55 80 70
mendengarkan berita
 Mampu menyimpulkan isi sedang tinggi sedang 77,6
berita 78 85 70
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 74,77 dibulatkan
menjadi 75.

c. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal


Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat
ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut
diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga
dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester
atautahun pembelajaran berikutnya.

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk


mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah
selesai melaksanakan penilaiansetiapKDharus dilakukan analisis
pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis
rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas VII, VIII atau IX terhadap

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis
ini akan diperoleh data antara lain:
1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta
didikpada kelas VII, VIII atau IX;
2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik
pada kelas VII, VIII atau IX;
3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah peserta didik peserta
didik kelas VII, VIII atau IX.
Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria
ketuntasan minimal pada semester atautahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan
hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik per mata
pelajaran.

Contoh
Format
Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik perKD
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
No. Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD
SK 1 SK 2 SK 3
Nama KKM KD KD KD
Peserta 1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst
didik
….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 17


10.
dst
Rata-rata
Ketuntasan
belajar (dalam
%)

≤ 49
jml peserta didik

50-74
Frekwensi

75-100
≥ KKM
sekolah

Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal Sekolah


Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kondisi Bulan :

No KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian


No SK
KD Sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min

KD.1.1 70.00 75.00


SK1 75 72,5 70 80 77,5 75
KD 1.2 75.00 80.00

KD 2.1 75.00 70.00

SK 2 KD 2.2 70.00 70.00 75 70 65 70 69 67

KD 2.3 65.00 67.00

dst

2. Program Remedial dan Pengayaan

a. Remedial

Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta


didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan
model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan
berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas
No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis
kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud
ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik.
Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem
penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar
tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran


tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan
pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah,
demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan
sebagainya. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format,
mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dan
sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses
menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk
mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir
program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa
ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat
pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal
atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah
dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai
apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 19


diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau
perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang
belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Mereka perlu menempuh penilaian kembali
atau tes ulang setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.
Pembelajaran remedial dan tes ulang dilakukan diluar jam tatap muka.
Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan
keterserapan KD pada ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya
kurang dari 50% artinya yang mengikuti pembelajaran remedial lebih
dari 50% maka remedial dilakukan dengan memberikan pembelajaran
ulang dengan metode dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti
pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka
perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya
dengan tutor sebaya. Jika yangmengikuti remedial berada pada rentang
20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara
berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).
1) Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus
terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan
belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya
pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai
kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan
khusus antara lain:
a) Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena
itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan,
dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran
remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta
didik.
b) Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber

20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu
mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang
mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.
c) Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik
yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu
digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
d) Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta
didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif.
Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat
dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami
peserta didik.
e) Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial
merupakan satu kesatuan, dengan demikian program
pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan
dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
2) Bentuk Pembelajaran Remedial
Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut,
maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan
berbagai kegiatanantara lain:
a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami
penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh.
Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk
pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan
konsep pada diri peserta didik.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 21


b) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya
Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan
memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi.
c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan
membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran.
Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
d) Menggunakan berbagai jenis media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian
peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih
baik. Namun peserta didik seringkali mengikuti pembelajaran
remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang
diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor
sebaya. Jika yangmengikuti remedial berada pada rentang 20%-
50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara
berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).
3) Bentuk Kegiatan Remedial
Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut,
maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan
berbagai kegiatanantara lain:
a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami
penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh.
Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk
pembelajaran konsep akan membantu pembentukan konsep pada
diri peserta didik.
b) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya

22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan
memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi.
c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan
membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran.
Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
d) Menggunakan berbagai jenis media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian
peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan
lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan
untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang
lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi
pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan
perhatian peserta didik.
4) Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan
bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar.
Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan
dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok,
yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua
memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
a) Diagnosis Kesulitan Belajar
(1) Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat
dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
(a)Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta
didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
(b)Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang
mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 23


peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan, dan sebagainya.
(c)Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang
mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu,
tuna netra¸tuna daksa, dan sebagainya.
(2) Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan
belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan,
prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara,
pengamatan, dansebagainya.
(a)Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau
belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan
prasyarat keterampilan.
(b)Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan
peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya
dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik
mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan,
pengurangan, pembagian, atau perkalian.
(c)Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan
dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai
kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
(d)Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat
secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan
tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab
kesulitan belajar peserta didik.
b) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik,
langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa
pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain:
(1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan

24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang
dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan
belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali
dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih
tepat.
(2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik
mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut
berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat
satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil
mencapai ketuntasan.
(3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas
latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu
diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
(4) Pemanfaatan tutor sebaya
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar.
Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi
melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi
dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan
harian,ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya
hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulang jika

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 25


diperlukan. Namun apabila ketidaklulusan akibat penilaian proses
yang tidak diikuti (misalnya kinerja praktik, diskusi/presentasi
kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang semua proses
yang harus diikuti.
c) Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan
pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul,
apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir
ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau
akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan
setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu?
Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik
mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat
beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan
pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu.
Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah
tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa
KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah
peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu
kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka
yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti
program pembelajaran remedial.
d) Tes Ulang
Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti
program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah
peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan.
e) Nilai Hasil Remedial
Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.

26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


b. Pengayaan

Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi


peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar
lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih
tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki
banyak minat. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai
pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan
minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik
dapat melakukannya. Pembelajaran pengayaan merupakan
pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir,
kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi,
inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.
Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik
yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih
tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam
belajarnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan


pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk
mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi
yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi
seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif,
inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi strategi pembelajaran
digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video,
komputer multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan
pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung, diadakan penilaian prosesdengan menggunakan berbagai
teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 27


serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-
hambatan.

Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal


berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau
berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian
akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah
peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal
atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat
pembelajaran direncanakan.

Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai
penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu
memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran
pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran
baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya
mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan
memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pembelajaran
pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk
membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
1) Jenis Pembelajaran Pengayaan
Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan
eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan masalah.
a) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk
disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa
sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara
regular tidak tercakup dalam kurikulum.

28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar
berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap
topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c) Pemecahan masalahyang diberikan kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
(1) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
(2) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
(3) Penggunaan berbagai sumber;
(4) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
(5) Analisis data;
(6) Penyimpulan hasil investigasi.
2) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh
langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan
kemampuan belajar peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan
(treatment) pembelajaran pengayaan.
a) Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
(1)Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan
untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta
didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
(a) Belajar lebih cepat.
Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi
ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi
(SK/KD) mata pelajaran tertentu.
(b) Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan
informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi
yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah
diakses untuk digunakan.
(c) Keingintahuan yang tinggi

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 29


Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa
seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang
tinggi.
(d) Berpikir mandiri.
Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri
umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai
kapasitas sebagai pemimpin.
(e) Superior dalam berpikir abstrak.
Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak
umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
(f) Memiliki banyak minat.
Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan
berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
(2) Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan
sebagainya.
(a) Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari
tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial,
interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal,
logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dan sebagainya..
(b) Tes Inventori
Tes inventori digunakan untuk menemukan dan
mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi,
kebiasaan belajar, dan sebagainya.
(c) Wawancara
Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan
dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai
program pengayaan yang diminati peserta didik.
(d) Pengamatan (observasi)

30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat
perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut
diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan
yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
3) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat
dilakukan antara lain melalui:
a) Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa,
sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran
remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b) Belajar mandiri.
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati.
c) Pembelajaran berbasis tema.
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta
didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu
d) Pemadatan kurikulum.
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu
bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu
bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan
dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama
dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 31


portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik yang normal.
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran remedial dan pengayaan
pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta
didik untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat
pemahamannya dapat menguasai kompetensi minimal yang
disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik yang cepat
pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang lebih
yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan
inovasinya dalam belajar.

3. Laporan Hasil Penilaian

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil


belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau
hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum
dikuasasi oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk
memotivasi peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas
pembelajaran oleh guru.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru, baik penilaian formatif
maupun sumatif sangat bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang
melakukan kegiatan penilaian ini dengan persiapan yang bagus, baik dari
segi apa yang harus dinilai, bagaimana melaksanakan penilaian itu
maupun apa tindak lanjut dari penilaian tersebut. Tetapi kita tidak dapat
menutup mata bahwa ada juga guru yang melakukan penilaian hanya
untuk memenuhi tuntutan profesi dengan tidak memperhatikan kualitas
penilaian. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Jika
hasil penilaian dimanfaatkan dengan baik oleh guru maka akan memberi
dampak positif bagi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik.
Begitu juga sebaliknya, jika hasil penilaian tidak dimanfaatkan oleh guru
maka manfaat penilaian tidak akan optimal. Sudijono (2009:9) menyatakan
bahwa evaluasi yang dilaksanakan secara berkeinambungan, akan
membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan
yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


ditentukan atau tidak. Hal ini berarti dengan evaluasi kita dapat
menentukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan yang direncanakan
dapat dicapai semaksimal mungkin.

Data hasil penilaian baik formatif ataupun sumatif ada pada guru mata
pelajaran atau mata kuliah yang bersangkutan. Data tersebut tidak hanya
untuk kepentingan guru semata, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
atau lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, data hasil penilaian
yang ada pada guru harus dilaporkan agar dapat dimanfaatkan unuk
kepentingan pendidikan.

Melalui hasil penilaian kita dapat mengetahui kemampuan dan


perkembangan peserta didik, selain itu juga dapat memberi gambaran
tingkat keberhasilan pendidikan pada sekolah yang bersangkutan.
Beracuan pada hasil penilaian tersebut maka kita dapat menentukan
langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar.

Menurut Sudjana (2011:153) laporan data hasil penilaian bukan hanya


mengenai prestasi atau hasil belajar, melainkan juga mengenai kemajuan
dan perkembangan belajar peserta didik di sekolah seperti motivasi belajar,
disiplin, kesulitan belajar, atau sikap peserta didik terhadap mata pelajaran.
Oleh sebab itu, guru perlu mencatat perkembangan dan kemajuan belajar
peserta didik secara teratur dan berkelanjutan.

a. Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Belajar Oleh Pendidik

Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh pendidik yang


dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan
dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih
teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 33


instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian
yang dipilih.Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran
diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes.
Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk
mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan peserta didik.
2) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan
mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
3) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik
disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik
(penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan
untuk perbaikan pembelajaran.
4) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk
penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial.
5) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang
ditentukan.
6) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua
pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.

b. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh satuan


pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi
dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;
2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
3) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan
POS Ujian Sekolah/Madrasah;
4) menentukan kriteria kenaikan kelas;
5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
rapor;
6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;
7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali
peserta didik dan dinas pendidikan.
8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
c) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
d) lulus Ujian Nasional.
9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional;
dan
10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 35


Pelaksanaan dan pelaporan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui
UjianNasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
1) Ujian Nasional
a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu
sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
b) Hasil UN digunakan untuk:
 salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
 salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya;
 pemetaan mutu; dan
 pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
c) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh pemerintah, sedangkan
soalnya disusun oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh
pemerintah.
 Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria
 Kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
 Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis
dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan.
2) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
a) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan
penjaminan mutu pendidikan disuatu satuan pendidikan.
b) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga

36 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran.

c. Laporan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar yang dicapai peserta didik hendaknya dilaporkan secara


menyeluruh, baik sebagai data mentah berupa skor-skor yang diperoleh
peserta didik maupun sebagai data masak yang telah diolah dalam
bentuk nilai-nilai peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
sekolah, misalnya nilai dalam standar huruf atau angka. Lebih lanjut
dilakukan interpretasi terhadap nilai yang diperoleh peserta didik,
misalnya kedudukan peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya
atau posisi peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat keberhasilan
peserta didik, baik dilihat dari kelompoknya maupun dari tujuan yang
harus dicapinya. Interpretasi ini berkaitan dengan perbandingan bersifat
mutlak atau relatif dan penilaian acuan norma atau patokan. Sedangkan
data perkembangan belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk
catatan khusus sebagai pelengkap data hasil belajarnya. Catatan
khusus ini berkenaan dengan aspek perilaku peserta didik seperti
kehadiran, disiplin, motivasi, dan kesulitan belajar.

Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan


kualitas pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, guru, kepala
sekolah, dan orang tua peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh
apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan
akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar peserta
didik untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua
peserta didik.

Laporan hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotor,


dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem
penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui
kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 37


Hasil penilaian kognitif dan psikomotorik dapat berupa nilai angka
maupun deskripsi kualitatif mengenai kompetensi dasar tertentu.
Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75
sebagai batas penguasaan (mastery). Artinya, jika seorang peserta didik
sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu
maka dikatakan peserta didik tersebut berhasil. Tetapi jika seorang
peserta didik belum mencapai nilai 75 dikatakan peserta didik tersebut
belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam
bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran
kewarganegaraan.

Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya


untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran
kewarganegaraan dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
sikap serta minat peserta didik terhadap pembelajaran
kewarganegaraan. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.

Data hasil penilaian sebaiknya dilaporkan kepada semua yang


berkepentingan dalam sekolah tersebut agar semua dapat mengetahui
bagaimana kegiatan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
1) Laporan untuk Peserta didik dan Orang Tua
Laporan yang berisi catatan tentang peserta didik diusahakan
selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap.
Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap setiap saat merupakan
beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan
laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan.
Laporan yang dibuat guru untuk peserta didik dan orang tua berisi
catatan prestasi belajar peserta didik. Catatan itu dapat dibedakan
atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi peserta didik
yang dilaporkan guru kepada peserta didik dan orang tua dapat
dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester.
2) Laporan untuk Sekolah
Selain membuat laporan untuk peserta didik dan orang tua, guru juga
harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar-

38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk
mengetahui catatan perkembangan peserta didik yang ada di
dalamnya. Dengan demikian hasil belajar peserta didik akan
diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah.
Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih
lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi peserta didik
tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak
hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang
peserta didik.
3) Laporan untuk Masyarakat
Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah
lulusan sekolah. Setiap peserta didik yang telah lulus membawa bukti
bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan
tertentu. Namun pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
peserta didik dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan
ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi.

d. Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik

Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran


untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam
bentuk- buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan laporan
dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.Laporan hasil belajar
peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat menggambarkan
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.
19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, oleh karena itu
penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata
pelajaran.

Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari
hasil pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),
pada Kurikulum 2006 dan Kompetensi Inti (KI)serta Kompetensi Dasar
(KD) pada Kurikulum 2013, selama peserta didik mengikuti

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 39


pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui
ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan akhir semester dan
ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil
remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses
pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran
tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.

Format/ Tabel Laporan Hasil Belajar

40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


PETUNJUK PENGISIAN
Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas
pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu. Rapor
dipergunakan selama siswa yang bersangkutan mengikuti seluruh program
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama tersebut. Berikut ini petunjuk untuk
mengisi rapor:

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 41


1. Identitas sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah
Menengah Pertama.
2. Keterangan tentang Diri Siswa diisi lengkap.
3. Rapor dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4) dan pengisiannya
dilakukan oleh Wali Kelas.
4. Deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial diambil dari catatan (jurnal)
perkembangan sikap siswa yang ditulis oleh guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas.
5. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi sikap menyebutkan
perkembangan sikap/perilaku siswa yang sangat baik dan/atau baik dan
yang mulai/sedang berkembang. HINDARI frasa yang bermakna kontras,
misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih
perlu bimbingan dalam hal ....
6. Ketuntasan belajar minimal diisi dengan nilai KBM yang ditetapkan oleh
sekolah.
7. Capaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan ditulis dalam bentuk
angka, predikat, dan deskripsi untuk masing-masing mata pelajaran.
8. Deskripsi capaian ranah pengetahuan dan keterampilan menggunakan
kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada
positif. Deskripsi berisi pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik
dan/atau baik dikuasai dan yang penguasaannya meningkat atau mulai
berkembang. HINDARI frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi
masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan
dalam hal ....
9. Laporan ekstrakurikuler diisi dengan nama dan nilai kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh siswa.
10. Saran-saran diisi dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian siswa.
11. Prestasi diisi dengan jenis prestasi siswa yang diraih dalam bidang akademik
dan non-akademik.
12. Ketidakhadiran ditulis dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa karena
sakit, izin, atau tanpa keterangan selama satu semester.
13. Tanggapan orangtua/wali adalah tanggapan atas pencapaian hasil belajar
siswa.

42 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


14. Keterangan pindah keluar sekolah diisi dengan alas an kepindahan.
Sedangkan pindah masuk diisi dengan sekolah asal.
15. Predikat capaian kompetensi:

SangatBaik (A) : 86-100

Baik (B) : 71-85

Cukup (C) : 56-70

Kurang (D) : ≤ 55

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 43


44 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 45
46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 47
4. Pemanfaatan Hasil Penilaian

Guru yang baik adalah guru yang dapat memanfaatkan hasil penilaiannya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada
lembaga tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan
pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus
dimanfaatkan untuk semua pihak yang berkepentingan.

a. Manfaat Hasil Penilaian Formatif

Tes formatif dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar


mengajar, khususnya pada akhir pengajaran. Hasil tes ini
menggambarkan penguasaan tujuan instruksional para peserta didik
dan memberi petunjuk kepada guru tentang keberhasilan dirinya dalam

48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


mengajar. Oleh sebab itu, data ini sangat bermanfaat bagi guru dalam
upaya memperbaiki tindakan mengajar selanjutnya.
Data hasil penilaian formatif dapat dimanfaatkan guru untuk berbagai
kepentingan, yaitu sebagai berikut:
1) Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa
mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan instruksional,
organisasi bahan, kegiatan belajar-mengajar, dan pertanyaan
penilaian;
2) Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam
memilih dan menggunakan metode mengajar, mengembangkan
kegiatan belajar peserta didik, bimbingan belajar, tugas dan latihan
para peserta didik, dan lain-lain;
3) Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum dikuasai para
peserta didik sebelum melanjutkan dengan bahan baru, atau member
penugasan kepada peserta didik untuk memperdalam bahan yang
belum dikuasainya; dan
4) Melakukan diagnosis kesulitan belajar para peserta didik sehingga
dapat ditemukan faktor penyebab kegagalan peserta didik dalam
menguasai tujuan instruksional. Hasil diagnosis ini dapat dijadikan
bahan dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar pada
peserta didik.

b. Manfaat Hasil Penilaian Sumatif

Tes sumatif dilaksanakan pada akhir suatu satuan program, misalnya


pada akhir catur wulan, akhir semester, dan sejenisnya yang bertujuan
untuk mengukur tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik.
Seperti halnya data hasil penilaian formatif, data hasil penilaian sumatif
juga bermanfaat bagi guru untuk keperluan sebagai berikut:
1) Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik (dalam hal ini
menentukan nilai prestasi belajar untuk mengisi raport peserta didik)
setelah mempertimbangkan pula nilai dari hasil tes formatif dan
kemajuan-kemajuan belajar lainnya dari setiap peserta didik;
2) Menata kembali seluruh pokok bahasan dan subpokok bahasan
setelah melihat hasil tes sumatif terutama kelompok materi yang belum

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 49


dikuasainya. Konsep esensi pokok bahasan yang belum dikuasai
peserta didik dilihat kembali, baik dalam hal tingkat kesulitannya, ruang
lingkup dan susunannya, waktu yang diperlukan, maupun buku sumber
yang relevan untuk dipelajari peserta didik. Hasil penataan tersebut
berupa program belajar atau GBPP yang telah disempurnakan tanpa
mengurangi ketentuan yang berlaku dalam kurikulum, minimal untuk
digunakan pada caturwulan atau semester yang sama pada tahun
berikutnya;
3) Melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat penilaian tes sumatif
yang telah digunakan berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh
atau dicapai peserta didik. Soal-soal yang dijawab salah oleh sebagian
besar peserta didik hendaknya dikaji ulang dari berbagai segi, yaitu
dari tingkat kesulitan soal, konsep esensi yang ditanyakan, kebenaran
jawaban dari pertanyaan, bahasa yang digunakan, relevansi
pertanyaan dengan kemungkinan jawabannya, jumlah soal dan waktu
yang disediakan, bentuk soal, dan lain-lain; dan
4) Merancang program belajar bagi peserta didik pada semester atau
caturwulan berikutnya.

c. Manfaat Hasil Penilaian Proses Belajar Mengajar

Data hasil penilaian proses belajar mengajar sangat bermanfaat bagi


guru, peserta didik, dan kepala sekolah. Guru dapat mengetahui
kemampuan dirinya sebagai pengajar, baik kekurangan maupun
kelebihannya. Guru juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para
peserta didiknya dalam berbagai hal yang berkenaan dengan proses
belajar-mengajar. Berdasarkan informasi ini guru dapat memperbaiki dan
menyempurnakan kekurangannya dan mempertahankan atau
meningkatkan kelebihannya.

Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara belajar, kesulitan
belajar, dan hubungan social dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan
upaya dan motivasi belajar yang lebih baik lagi.

Dengan penilaian proses belajar-mengajar kepala sekolah dapat


memikirkan upaya-upaya pembinaan para guru dan peserta didik

50 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


berdasarkan pendapat, saran, maupun aspirasi dari berbagai pihak
seperti guru, peserta didik, dan orang tua, yaitu melengkapi sarana
belajar, meningkatkan kemampuan professional tenaga pendidik,
pelayanan sekolah, perpustakaan sekolah, tata tertib sekolah, disiplin
kerja, pengawasan, dan sebagainya.

d. Manfaat Hasil Penilaian bagi Peserta Didik, Orang tua/Wali, Guru,


dan Kepala Sekolah

1) Untuk Peserta didik


Informasi hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui ujian,
kuesioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar
ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui ujian, sedangkan
ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan pengamatan.
Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan peserta didik untuk: a)
mengetahui kemajuan hasil belajar diri, b) mengetahui konsep-
konsep atau teori yang belum dikuasai, c) memotivasi diri untuk
belajar lebih baik, dan d) memperbaiki strategi belajar.
Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh
peserta didik seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan
kepada peserta didik harus berisi: a) hasil pencapaian belajar peserta
didik, b) kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam semua mata
pelajaran, dan c) minat peserta didik pada masing-masing mata
pelajaran.
2) Untuk Orang Tua
Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi
anak agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi yang
akurat tentang hasil belajar peserta didik, yang meliputi ranah
kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini digunakan orang tua
untuk: a) membantu anaknya belajar, b) memotivasi anaknya belajar,
c) membantu sekolah meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan
d) membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.
Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil
belajar, bentuk laporan hasil belajar harus mencakup semua ranah,
serta deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 51


keterampilan putranya dalam melakukan tugas, serta minat terhadap
mata pelajaran.
3) Untuk Guru dan Kepala Sekolah
Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan sekolah
dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong
guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan
strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar
menyediakan fasilitas belajar lebih baik.
Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup
hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran. Informasi
yang diperlukan adalah kompetensi dasar yang telah dikuasai dan
yang belum dikuasai oleh peserta didik. Guru memerlukan informasi
yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan
kepala sekolah memerlukan informasi yang umum untuk semua kelas
dalam satu sekolah.
Contoh laporan profil hasil belajar peserta didik dalam semua ranah,
dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya.

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan
Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian
kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih
terarah dan terukur.
2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat penilaian. Sebagai
langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik,
Anda dapat mengisi pertanyaan berikut ini.
• Perlukah guru bahasa Indonesia menganalisis KKM?Mengapa?
• Adakah perbedaan menentukan KKM di K 2013 dengan K 2006?
• Pernahkah Ibu/Bapak melaksanakan remedial? Bagaimana cara
memanfaatkan hasil penilaian untuk merancang program remedial?

52 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


3. Telaah Materi
Anda dibagi ke dalam empat kelompok besar. Masing-masing anggota
kelompok membentuk empat kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
Dua kelompok ahli pemanfaatan hasil belajar untuk menentukan
ketuntasan dan dua kelompok ahli pemanfaatan hasil belajar untuk
remedial. Setelah itu, setiap kelompok membaca, mengkaji, dan menelaah
sumber belajar yang berhubungan dengan hal yang ingin dipahami
tersebut. Adapun sumber belajar yang dirujuk adalah bahan bacaan yang
terdapat pada bagian uraian materi dan sumber belajar lainnya yang
relevan.
Setelah setiap kelompok ahli mengkaji dan menelaah masing-masing
sumber belajaryang terkait, mereka diminta kembali ke kelompok asal. Di
kelompok asal silakan Anda kerjakan LK 1.1 sebagai laporan hasil diskusi.
4. Diskusi Ketuntasan Belajar
Bacalah materi ketuntasan belajar pada bagian uraian materi. Setelah itu,
silakan Anda pilih salah satu KD dan indikatornya. Kemudian, tentukanlah
KKM nya dengan cara menganalisis kompleksitas, daya dukung, dan
intakenya. Pada kegiatan ini, Anda bisa menggunakan LK 1.2.
5. Penugasan Remedial dan Pengayaan
Silakan Anda baca dan diskusikan kembali materi remedial dan
pengayaan. Untuk mengukur pemahamannya silakan Anda kerjakan LK
1.3.
6. Penugasan Pemanfaatan Hasil Penilaian
Untuk mengukur pemahaman Anda tentang pemanfaatan hasil penilaian,
silakan Anda diskusikan dan kerjakan LK 1.4. Jika merasa kesulitan,
silakan baca kembali materinya pada bagianmateri ataubahan bacaan
rujukan yang relevan.
7. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Anda dapat mencocokan jawaban dengan
kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Anda melakukan kegiatan refleksi
dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak lanjut.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 53


E. Latihan/ Kasus /Tugas
1. LK 1.1 Konsep Remedial dan Pengayaan
a. Tuliskan perbedaan penentuan KKM Kurikulum 2006 dan 2013!

Kurikulum 2006 Kurikulum 2013

b. Tuliskan perbedaan remedial dan pengayaan!


Aspek Remedial Pengayaan
Pengertian

Bentuk/Jenis
Kegiatan

Bentuk
Pelaksanaan

2. LK 1.2 Analisis KKM


a. Perhatikan KD dan indikator berikut ini.
Standar Kompetensi
15. Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi
puisi
Kompetensi Dasar
15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau
terjemahan)
Indikator
 Menjelaskan alur cerita novel remaja

54 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


 Menjelaskan pelaku novel remaja
 Menjelaskan latar novel remaja
15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi
Indikator
1) Menentukan unsur fisik puisi dari buku antologi puisi
2) Menentukan unsur batin puisi dari buku antologi puisi
b. Tentukanlah KKM KD tersebut dengan menggunakan tabel analisis KKM
berikut ini.

Kompetensi Kriteria Ketuntasan Minimal


Dasar dan
Indikator Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai
KKM
Kompleksitas Daya Intake
dukung

3. LK 1.3 Penentuan Remedial dan Pengayaan


Anda menentukan KKM untuk KD-4 dan KD-5 adalah 75. Untuk
mengukur ketercapaian KD tersebut Anda melaksanakan ulangan harian
dengan jumlah soal 10 butir soal pilihan ganda. Komposisi jumlah soal
masing-masing KD sebagai beikut.
No. Kompetensi Dasar Jumlah Soal Nomor Soal
1. KD 4 6 1, 2, 3, 4, 7, 8
2. KD 5 4 5, 6, 9, 10,

Hasil tes peserta didik adalah sebagai berikut


No. Peser Nomor Soal Jumla

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 55


ta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 h
didik 0
1 Alda 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80
2 Alians 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 80
i
3 Cobra 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80
4 Hiday 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 80
at
5 Rico 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 80
6 Alicia 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 70
7 Micha 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 80
el
8 Lela 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 70
9 Woro 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 70
10 Esti 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 60

Berdasarkan hasil tes tersebut


1. Siapakah yang harus remedial? Pada KD mana peserta didik itu di
remedial?
2. Siapakah yang harus pengayaan? Pada KD mana peserta didik itu
diberikan pengayaan?

4. LK 1.4 Pemanfaatan Hasil Penilaian

Diskusikanlah apa manfaat hasil penilaian formatif, sumatif, dan proses


belajar mengajar.
Hasil Penilaian Manfaat
Formatif

Sumatif

Proses Belajar Mengajar

56 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


F. Rangkuman

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan


ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal
atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu
belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan
tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik


menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam
satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah
keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu
satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.

KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan
pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata
peserta didik), kompeksitas, dan kemampuan daya dukung (berorientasi pada
sumber belajar).

Pada Kurikulum 2013, Pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) dinyatakan


tuntas jika pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan sikap spiritual (KI-
1) dan sikap sosial (KI-2) minimal baik (B). Satuan pendidikan berhak untuk
menentukan criteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang telah
ditentukan pemerintah melalui analisis dengan mempertimbangkan criteria
ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan
keterampilan menggunakan rata-rata optimum dengan skala 1 - 100.
Penilaian akhir sikap pada rapor menggunakan predikat Sangat Baik (SB),
Baik (B), Cukup (C), dan Kurang.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 57


Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberitkan tindak lamjut dalam
bentuk remedial, sedangkan bagi yang sudah mencapai kKM diberikan tindak
lanjut dalam bentuk pengayaan.

Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik


untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan
yang ditetapkan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang
belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.

Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi peserta didik


yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih cepat,
menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri,
superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak minat. Pembelajaran
pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


1. Hal-hal apa sajakah yang sudah Anda pahami?

2. Hal-hal apasajakah yang belum Anda pahami?

3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada


kegiatan belajar ini? Jelaskan!

58 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
1. LK 1.1 Konsep Remedial dan Pengayaan
a. Tuliskan perbedaan penentuan KKM Kurikulum 2006 dan 2013!
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
1. Guru atau kelompok guru KKM ditetapkan pada awal tahun
menetapkan KKM mata pelajaran melalui musyawarah oleh
pelajaran dengan satuna pendidikan (sekolah) dengan
mempertimbangkantiga aspek memperhatikan intake (kemampuan
kriteria, yaitu kompleksitas, rata-rata peserta didik), kompeksitas,
daya dukung, dan intake dan kemampuan daya dukung
peserta didik. (berorientasi pada sumber belajar).
2. Hasil penetapan KKM Pengetahuan (KI-3) danketerampilan
indikator berlanjut pada KD, (KI-4)
SK hingga KKM mata dinyatakantuntasjikapencapaiankompet
pelajaran; ensi minimal 60. Sedangkansikap
3. Hasil penetapan KKM oleh spiritual (KI-1) dansikapsosial (KI-2)
guru atau kelompok guru mata minimal baik (B).
pelajaran disahkan oleh Satuanpendidikanberhakuntukmenentu
kepala sekolah untuk dijadikan kankriteriaketuntasan minimal di
patokanguru dalam atasketuntasan minimal yang
melakukanpenilaian; telahditentukanpemerintahmelaluianalis
4. KKM yang ditetapkan isdenganmempertimbangkankriteriaket
disosialisaikan kepada pihak- untasanbelajar.
pihak yang berkepentingan, Penilaianpengetahuanmenggunakanrer
yaitu peserta didik, orang tua, atadanketerampilanmenggunakan rata-
dan dinas pendidikan; dan rata optimum denganskala 1 - 100.
5. KKM dicantumkan dalam LHB Penilaianakhirsikappadarapormenggun
pada saat hasil penilaian akanpredikat Sangat Baik (SB), Baik
dilaporkan kepada orang (B), Cukup (C), dan Kurang Baik(K)
tua/wali peserta didik.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 59


b. Tuliskan perbedaan remedial dan pengayaan!
Aspek Remedial Pengayaan
Pengertian Remedial merupakan Pengayaan merupakan suatu
layanan pendidikan yang kegiatan belajar, dikhususkan
diberikan kepada peserta bagi peserta didik yang
didik untuk memperbaiki memiliki kemampuan belajar
prestasi belajarnya sehingga lebih, misalkan belajar lebih
mencapai kriteria cepat, menyimpan informasi
ketuntasan yang lebih mudah, keingintahuan
ditetapkan. Dengan kata lebih tinggi, bepikir mandiri,
lain, remedial diperlukan superior, dan berpikir abstrak,
bagi peserta didik yang serta memiliki banyak minat.
belum mencapai Pembelajaran pengayaan
kemampuan minimal yang merupakan pembelajaran
ditetapkan dalam rencana tambahan dengan tujuan
pelaksanaan pembelajaran. untuk memberikan
kesempatan pembelajaran
baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikain
rupa sehingga mereka dapat
mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya
Bentuk/Jenis 1. Memberikan tambahan 1. Kegiatan eksploratori yang
Kegiatan penjelasan atau contoh bersifat umum yang
2. Menggunakan strategi dirancang untuk disajikan
pembelajaran yang kepada peserta didik.
berbeda dengan Sajian dimaksud berupa
sebelumnya peristiwa sejarah, buku,
3. Mengkaji ulang tokoh masyarakat, dsb,
pembelajaran yang lalu. yang secara regular tidak
4. Menggunakan berbagai tercakup dalam kurikulum.
jenis media 2. Keterampilan proses yang

60 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


diperlukan oleh peserta
didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman
dan investigasi terhadap
topik yang diminati dalam
bentuk pembelajaran
mandiri.
3. Pemecahan masalahyang
diberikan kepada peserta
didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih
tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau
pendekatan investigatif/
penelitian ilmiah
Bentuk 1. Pemberian 1. Belajar Kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran ulang 2. Belajar mandiri.
dengan metode dan 3. Pembelajaran berbasis
media yang berbeda. tema.
2. Pemberian bimbingan 4. Pemadatan kurikulum.
secara khusus,
misalnya bimbingan
perorangan.
3. Pemberian tugas-tugas
latihan secara khusus.
4. Pemanfaatan tutor
sebaya.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 61


2. LK 1.2 Analisis KKM
Kompetensi Kriteria Ketuntasan Minimal
Dasar dan Indikator Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai
Kompleksitas Daya Intake KKM
Pendukung
15. Memahami buku
novel remaja (asli
82
atau terjemahan) dan
antologi puisi
15.1 Menjelaskan
alur cerita, pelaku,
dan latar novel 74.1
remaja (asli atau
terjemahan)
1) Menjelaskan alur
2 3 2 77.8
cerita novel remaja
2) Menjelaskan
pelaku novel 1 3 2 66.7
remaja
3) Menjelaskan latar
2 3 2 77.8
novel remaja
15.2 Mengenali ciri-
ciri umum puisi dari 88.9
buku antologi puisi
1) Menentukan unsur
fisik puisi dari buku 3 3 2 88.9
antologi puisi
2) Menentukan unsur
batin puisi dari 3 3 2 88.9
buku antologi puisi

62 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


3. LK 1.3 Penentuan Remedial dan Pengayaan

No. Peser KD 4 KD 5
ta 1 2 3 4 7 8 Nilai 5 6 9 1 Nil
didik 0 ai
1 Alda 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 50
2 Alians 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 75
i
3 Cobra 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 50
4 Hiday 1 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 75
at
5 Rico 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 75
6 Alicia 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 25
7 Micha 1 1 1 1 1 1 100 0 1 0 1 50
el
8 Lela 1 1 1 1 1 1 100 0 1 0 0 25
9 Woro 1 1 1 1 1 0 88 0 1 0 1 50
10 Esti 1 1 1 1 1 0 88 0 1 0 0 25

Berdasarkan hasil tes tersebut


1. Remedial KD 5 untuk Alda, Cobra, Alicia, Michael, Lela, Woro, dan Esti
2. Pengayaan KD 4 untuk semua peserta didik dan pengayaan KD 5 untuk
Aliansi, Hidayat, Rico

4. LK 1.4 Pemanfaatan Hasil Penilaian

Hasil Penilaian Manfaat

Formatif 1) Memperbaiki program pengajaran atau satuan


pelajaran di masa mendatang, terutama dalam
merumuskan tujuan instruksional, organisasi
bahan, kegiatan belajar-mengajar, dan pertanyaan
penilaian;

2) Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan


mengajarnya dalam memilih dan menggunakan

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 63


metode mengajar, mengembangkan kegiatan
belajar peserta didik, bimbingan belajar, tugas dan
latihan para peserta didik, dan lain-lain;

3) Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum


dikuasai para peserta didik sebelum melanjutkan
dengan bahan baru, atau member penugasan
kepada peserta didik untuk memperdalam bahan
yang belum dikuasainya; dan

4) Melakukan diagnosis kesulitan belajar para peserta


didik sehingga dapat ditemukan factor penyebab
kegagalan peserta didik dalam menguasai tujuan
instruksional. Hasil diagnosis ini dapat dijadikan
bahan dalam memberikan bantuan dan bimbingan
belajar pada peserta didik.
Sumatif 1) Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik
(dalam hal ini menentukan nilai prestasi belajar
untuk mengisi raport peserta didik) setelah
mempertimbangkan pula nilai dari hasil tes formatif
dan kemajuan-kemajuan belajar lainnya dari setiap
peserta didik;

2) Menata kembali seluruh pokok bahasan dan


subpokok bahasan setelah melihat hasil tes sumatif
terutama kelompok materi yang belum dikuasainya.
Konsep esensi pokok bahasan yang belum dikuasai
peserta didik dilihat kembali, baik dalam hal tingkat
kesulitannya, ruang lingkup dan susunannya, waktu
yang diperlukan, maupun buku sumber yang
relevan untuk dipelajari peserta didik. Hasil
penataan tersebut berupa program belajar atau
GBPP yang telah disempurnakan tanpa
mengurangi ketentuan yang berlaku dalam
kurikulum, minimal untuk digunakan pada

64 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


caturwulan atau semester yang sama pada tahun
berikutnya;

3) Melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat


penilaian tes sumatif yang telah digunakan
berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh atau
dicapai peserta didik. Soal-soal yang dijawab salah
oleh sebagian besar peserta didik hendaknya dikaji
ulang dari berbagai segi, yaitu dari tingkat kesulitan
soal, konsep esensi yang ditanyakan, kebenaran
jawaban dari pertanyaan, bahasa yang digunakan,
relevansi pertanyaan dengan kemungkinan
jawabannya, jumlah soal dan waktu yang
disediakan, bentuk soal, dan lain-lain; dan

4) Merancang program belajar bagi peserta didik


pada semester atau caturwulan berikutnya.
Proses Belajar Guru dapat mengetahui kemampuan dirinya sebagai
Mengajar pengajar, baik kekurangan maupun kelebihannya. Guru
juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para
peserta didiknya dalam berbagai hal yang berkenaan
dengan proses belajar-mengajar. Berdasarkan informasi
ini guru dapat memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangannya dan mempertahankan atau
meningkatkan kelebihannya.

Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara


belajar, kesulitan belajar, dan hubungan social dapat
dijadikan bahan untuk meningkatkan upaya dan
motivasi belajar yang lebih baik lagi.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 65


PENUTUP

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil


belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil
mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi
oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk memotivasi
peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh
guru.

Penjelasan konsep dan pembelajaran dalam modul ini diharapkan dapat


membangkitkan kembali pemahaman tehadap bagaimana mengolah dan
memanfaatkan hasil penilaian diperlukan untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 67


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah.
Jakarta: Depdiknas

Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test


Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk SMA. Jakarta: Dirjendikdasmen,


Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian. Jakarta: Dikmenum,


Depdiknas.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, Jakarta: Fokus Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun


2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know.


Mass: Allyn-Bacon.

Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dijkstra (2005). Remedial online teaching in
theory and practice. Netherlands: Maastricht University Publ.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Kartanegara.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi


Hasil Tes. Bandung: PT Remaja RoSMPa Karya

Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: PT


Remaja RoSMPa Karya.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 69


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Fokus Media.

70 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I


GLOSARIUM

afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau


penolakan terhadap sustu objek.
berkesinambungan: berkelanjutan; tidak berhenti pada suatu saat, tetapi
dilanjutkan pada periode-periode berikutnya.
evaluasi: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang
didalamnya ada unsur “pembuatan keputusan” sehingga mengandung unsur
subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan
kelemahan suatu program.
indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon, yang harus
dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan
bahwa peserta didik itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
indikator soal: pernyataan yang menjadi acuan penulisan butir soal.
kognitif: kemampuan yang berkenaan dengan pemerolehan pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik, yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus
dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata
pelajaran.
pengayaan: upaya pembelajaran untuk memperkaya atau memperluas
penguasaan materi ajar yang diberikan kepada peserta didik yang telah
menguasai kompetensi dasar tetapi yang bersangkutan ingin meningkatkan
kualitas hasil belajar (agar berprestasi optimal)
pengujian: pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.
pengukuran: proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan
tertentu.
penilaian: metode yang biasa digunakan untuk menentukan mutu unjuk kerja
individu; pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau karakteristik sesuatu; penafsiran data hasil
pengukuran.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I 71


portofolio: kumpulan hasil karya seorang peserta didik; sejumlah hasil karya
peserta didik yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti
prestasi peserta didik, perkembangan peserta didik dalam kemampuan
berpikir, pemahaman peserta didik atas materi pembelajaran, kemampuan
peserta didik dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat
seseorang sesudah melaksanakan kegiatan.
refleksi: sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar
remedial:upaya pembelajaran untuk memperbaiki tingkat penguasaan yang
diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai atau mencapai
target kompetensi dasar.
Standar penilaian: standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
standar kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk
suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang
harus dimiliki oleh peserta didik; kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan dalam suatu mata pelajaran

72 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik I

Anda mungkin juga menyukai