Anda di halaman 1dari 17

PEMASARAN AGRIBISNIS

MANAJEMEN RANTAI PASOK TOMAT

DI PT BIMANDIRI AGRO SEDAYA

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Elpawati, MP

Disusun Oleh:
Anissa Rahmah Putri - 11180920000099
P4B Agroteknologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
Analisis Manajemen Rantai Pasok Tomat (Supply Chain Management)

Analisis manajemen rantai pasok dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok yang
terjadi. Informasi mengenai kondisi rantai pasok menjadi suatu input yang digunakan bagi
perbaikan kinerja dan pengembangan rantai pasok. Upaya untuk menganalisi rantai pasok suatu
produk telah berkembang dengan menggunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan
karakteristik produk mamupun pelaku rantai pasok. Model rantai pasok tomat pada penelitian ini
menggunakan model atau kerangka analisis FSCN menurut Van der Vorst (2006) terdiri dari
keenam unsur yang digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan mengembangkan
sebuah rantai pasok yang spesifik. Keenam unsur tersebut meliputi sasaran rantai, struktur rantai,
manajemen rantai, sumber daya rantai, proses bisnis rantai dan kinerja rantai pasok. Sayuran
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tomat.

Struktur Rantai

Dalam aspek struktur rantai menerangkan siapa saja anggota-anggota yang terlibat
beserta peranannya dalam rantai pasok dan aliran rantai pasok. Tujuan menganalisis struktur
rantai pasok untuk memilah anggota yang berperan sangat penting bagi keberhasilan rantai pasok
sesuai dengan tujuan rantai pasok.

A. Anggota Rantai Pasok


Terdapat dua jenis anggota dalam sebuah rantai pasok, yaitu anggota primer dan anggota
sekunder. Anggota primer merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam
proses bisnis rantai pasok. Anggota sekunder merupakan anggota rantai yang memiliki
pengaruh dalam proses bisnis namun secara tidak berhubungan secara langsung dalam
kegiatan produksi.
1. Anggota Primer Rantai Pasok
Anggota primer rantai pasok tomat adalah petani mitra sebagai pemasok, PT
Bimandiri Agro Sedaya sebagai pelaku pemasaran tomat dan ritel sebagai konsumen.
Tiap anggota rantai pasok harus memiliki hubungan yang terkordinasi secara baik untuk
menjalankan proses bisnis rantai pasok. Anggota primer rantai pasok tomat antara lain :
A. Petani Mitra
Petani mitra merupakan pemasok tomat pada PT Bimandiri Agro Sedaya. Petani
mitra memiliki peran yang cukup penting untuk menghasilkan tomat dengan
kuantitas dan kualitas yang baik. Petani mitra yang dibahas pada penelitian ini adalah
petani yang menghasilkan tomat dan memasok tomat tersebut pada PT Bimandiri
Agro Sedaya.
Petani mitra tomat memanfaatkan semua potensi lahan yang dimiliki dengan
melakukan kegiatan budidaya tomat. Teknik budidaya yang dilakukan oleh petani
mitra tidak berbeda dengan teknik budidaya pada umumnya. Petani mitra melakukan
aktivitas budidaya dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan serta
pemanenan. Petani mitra melakukan musim tanam berbeda-beda tergantung
komoditasnya. Untuk komoditas tomat petani melakukan dua kali siklus tanam
dalam setahun. Tomat yang dihasilkan oleh petani-petani mitra sebagian besar
dikirim kepada PT Bimandiri Agro Sedaya dan sebagian tomat yang tidak memenuhi
kualitas perusahaan dijual ke pasar tradisional. Tomat tersebut dijual dan di beli
dengan harga yang telah disepakati baik petani maupun PT Bimandiri Agro Sedaya.
Harga yang disepakati oleh kedua pihak tersebut tentunya diatas harga pasaran.
Tomat yang dikirimkan oleh petani kepada PT Bimandiri Agro Sedaya bersifat
harian. Setelah panen, petani mitra tomat mengemas tomat tersebut sesuai dengan
jumlah yang diminta perusahaan. Kemasan yang digunakan tiap petani berbeda-beda.
Komoditas tomat yang telah dipanen kemudian dikemas menggunakan keranjang
rotan yang besar untuk dikirimkan ke PT Bimandiri Agro Sedaya. Tomat yang
diantarkan oleh petani kepada PT Bimandiri Agro Sedaya menggunakan motor atau
mobil pick up. Jarak lahan petani dengan perusahaan tidak begitu jauh karena petani
mitra tomat tersebut sebagian besar berasal dari lembang sehingga hanya
membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam untuk sampai ke PT Bimandiri Agro
Sedaya.
Tomat yang telah sampai di perusahaan akan dilakukan proses sortir terlebih
dahulu di gudang perusahaan. Setelah itu tomat yang dihasilkan oleh petani mitra
merupakan tomat yang sesuai dengan permintaan ritel, yaitu tomat yang tergolong
dalam grade A. Pembayaran dilakukan oleh PT Bimandiri Agro Sedaya kepada
petani selama dua minggu sekali. Petani harus menyediakan tomat secara terus-
menerus sesuai dengan kualitas yang telah disepakati kedua pihak.
B. PT Bimandiri Agro Sedaya
PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan pelaku rantai pasok setelah petani mitra.
PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan anggota rantai yang mempunyai peran
penting dalam memasarkan produk dari petani mitranya. Petani mitra memasarkan
hasil panennya kepada PT Bimandiri Agro Sedaya dengan harga dan jumlah yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Selanjutnya PT Bimandiri Agro Sedaya
memasarkan produk tomat dari petani mitranya kepada ritel-ritel mitra. Alur proses
produksi dan pemasaran pada PT Bimandiri Agro Sedaya dapat dilihat pada Gambar
berikut.

C. Ritel Mitra (Supermarket)


Pelaku rantai selanjutnya adalah ritel. Ritel merupakan tujuan pemasaran utama
PT Bimandiri Agro Sedaya. Tomat yang diterima ritel dari PT Bimandiri Agro
Sedaya di sortir terlebih dahulu pada saat loading dock (proses bongkar muat barang
pada supermarket) untuk menjamin tomat yang dijual kepada konsumen dalam mutu
yang baik. Kegiatan sortir ini dilakukan di gudang penyimpanan ritel. Tomat yang
telah sesuai dengan kriteria ritel selanjutnya ditimbang dan dimasukkan kedalam
lemari pendingin.
Pihak ritel sebagai pihak pertama yang mendapat keluhan dan masukan dari pihak
konsumen mengenai tomat yang mereka jual. Keluhan dan masukan dari konsumen
ini kemudian di informasikan kepada PT Bimandiri Agro Sedaya sebagai penyedia
tomat ke ritel, kemudian perusahaan melakukan evaluasi dan mencari solusi secara
internal maupu eksternal dengan petani mitranya agar dapat memenuhi permintaan
konsumen. Ritel yang menjadi tujuan pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya
termasuk kedalam golongan kelas menengah, daftar ritel tersebut dapat dilihat pada
table bahwa jarak yang ditempuh dalam pemasaran tomat tidak terlalu jauh, sehingga
PT Bimandiri Agro Sedaya mampu memasarkan sendiri produknya dengan
menggunakan transportasi perusahaan. Sebelum melakukan pendistribusian barang,
pihak perusahaan membuat surat jalan terlebih dahulu sebagai tanda bukti kepada
pihak ritel. PT Bimandiri Agro Sedaya sebagai perusahaan pemasaran produk
hortikultura melakukan kegiatan operasi yang mencakup seluruh tahapan mulai dari
aktivitas pembelian, proses produksi, aktivitas penjualan, hingga distribusi. Mulai
dari bahan baku datang hingga menjadi produk yang siap untuk di distribusikan ke
ritel hingga layanan purna jual dari perusahaan. Semua aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan pihak-pihak mitra perusahaan yaitu petani tomat dan ritel.
Aktivitas fisik yang dilakukan perusahaan adalah pengangkutan tomat. Tomat
terlebih dahulu dikemas dan diberi label oleh perusahaan sebelum dikirim ke ritel.
PT Bimandiri Agro Sedaya juga melakukan penyimpanan produk setelah produk
dikemas dan sebelum didistribusikan kepada ritel. Kegiatan sortasi tomat yang baru
diterima dari petani disesuaikan dengan standar kualitas dan permintaan ritel. Ritel
merupakan konsumen PT Bimandiri Agro Sedaya yang melakukan aktivitas
pembelian dan penjualan. Pihak ritel melakukan sortasi terlebih dahulu terhadap
tomat yang diterimanya dari perusahaan sebelum dijual kepada konsumen. Tujuan
sortasi ini untuk memilah produk yang sesuai dengan standar ritel sehingga jika ada
tomat yang tidak memenuhi standar ritel akan segera dikembalikan ke perusahaan.

2. Anggota Sekunder
Rantai Pasok Anggota sekunder atau pendukung dalam rantai pasok adalah
perusahaan yang menyediakan bahan awal, atau aset lain yang penting tapi tidak
langsung berpartisipasi dalam aktivitas yang menghasilkan atau merubah input menjadi
output. Anggota sekunder menyediakan kebutuhan produksi rantai pasok. Proses
pengemasan membutuhkan beberapa peralatan seperti alat wrapping, sealer, timbangan
(kecil, besar, dan digital), plastik, mika, masker, karet gelang, sarung tangan, sticker,
polynet kuning, tarikan barang, kipas angin, roda pasir, tangga aluminium, tarikan
selotip, alat-alat kebersihan dan kontainer (merah, kuning, dan hijau). Bagian pengadaan
umum akan membelikan dengan mengajukan Purchasing Order (PO) kepada perusahaan
pemasok. Selanjutnya barang akan dikirimkan ke perusahaan, dan sistem pembayaran
dilakukan oleh perusahaan. Barang disimpan digudang pengadaan peralatan kantor,
setiap divisi mengambil barang sesuai kebutuhannya setelah diizinkan oleh divisi
pengadaan umum. Untuk mendapatkan peralatan yang menunjang proses produksi PT
Bimandiri Agro Sedaya melakukan kerjasama dengan PT Altindo Mulia yang berlokasi
di jalan Pluit Karang, Pluit, Jakarta Utara, namun hubungannya hanya sebagai konsumen
biasa. Sistem pembayaran dilakukan setelah 2 minggu barang dipesan dan sampai di
perusahaan.

B. Pola Aliran dalam Rantai Pasok

Rantai pasok memiliki tiga aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang
mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya
dari hilir ke hulu. Yang ketiga aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir dan sebaliknya.
Aliran rantai pasok tomat dimulai dari petani yang terlibat sebagai petani mitra atau pemasok
tomat pada PT Bimandiri Agro Sedaya. Hasil tomat petani dibeli oleh perusahaan namun dengan
standar perusahaan. Harga jual tomat telah ditetapkan oleh pihak perusahaan untuk petani namun
lebih tinggi dibandingkan harga di pasar tradisonal. Barang diantar ke perusahaan 40 tomat
sebesar Rp 12.000. Sedangkan harga di pasar (pasar induk caringin) untuk tomat sebesar Rp
8600. Setelah panen, petani tomat mengirim tomatnya ke perusahaan, tomat tersebut tidak
langsung ditimbang melaikan di sortir terlebih dahulu, selanjutnya akan di angkut di bagian
receiving untuk ditimbang. Setelah ditimbang, di proses ke bagian processing untuk di sortasi
ulang, grading dan pengemasan serta pemberian label. Tomat yang sudah dikemas akan di bawa
ke bagian transfer dan barang jadi untuk di timbang dan di pisahkan ke dalam container sesuai
order dan tujuan ritel. Tomat di simpan di ruang pendingan terlebih dahulu sebelum di kemas
untuk menjaga kualitas tomat tersebut.

Proses distribusi dilakukan pada malam hari untuk menjaga agar produk tetap segar.
Pengiriman dilakukan pada pukul 02.00 – 03.00 WIB oleh karyawan Ekspedisi dengan
menggunakan mobil box. Mobil box tersebut terdapat container-kontainer yang berisi produk
yang akan dikirim. Penempatan kontainer juga diatur sedemikian rupa sehingga meminimalisir
kerusakan fisik pada produk. PT Bimandiri Agro Sedaya mengirim produk ke ritel berdasarkan
pesanan yang diminta, kemudian dari pihak ritel ke bagian penerimaannya akan menyeleksi
kembali produk-produk tersebut. Bila ternyata terjadi kerusakan atau kriterianya tidak sesuai
dengan standar kriteria ritel, maka produk tersebut akan dikembalikan dan yang akan dibayar
hanya produk yang lolos seleksi. PT Bimandiri Agro Sedaya tidak bertanggung jawab atas
kerusakan pada produk-produk yang terjadi dipasar swalayan.

Aliran finansial pada rantai pasok tomat terjadi dari ritel kepada PT Bimandiri Agro
Sedaya dan ke petani. Ritel membayar dengan sistem pembayaran kredit kepada perusahaan,
yang dibayarkan setelah dua minggu tomat tersebut dikirimkan. Petani akan menerima
pembayaran dari PT Bimandiri Agro Sedaya sesuai dengan jumlah hasil panen yang telah
disortasi. Pembayaran dari PT Bimandiri Agro Sedaya kepada petani dilakukan setelah
perusahaan menerima pembayaran dari ritel. Aliran komunikasi yang tejadi dalam rantai pasok
sudah Petani Mitra Petani Mitra Petani Mitra PT Bimandiri Agro Sedaya Ritel Konsumen akhir
PT Altindo Mulia terintegrasi antara anggota rantai. Informasi yang diberikan oleh perusahaan
kepada petani berupa jumlah pesanan, kualitas barang, kesepakatan harga dan informasi pasar.
Komunikasi dari perusahaan kepada petani umumnya menggunakan telepon. Sarana komunikasi
yang digunakan oleh anggota rantai pasok lainnya dilakukan dengan telepon, e-mail dan faximile
untuk membantu proses pemesanan jumlah dan jenis barang yang dipesan. Pola aliran rantai
pasok yang terjadi antara anggota rantai pasok sudak terintegrasi cukup baik. Hal ini sejalan pada
penelitian Supriatna et al. (2016) bahwa struktur rantai pasok yang terintegrasi dengan baik dari
hulu ke hilir ataupun sebaliknya akan mempengaruhi kinerja dan kolaborasi rantai pasok.

Sasaran Rantai

Sasaran Rantai merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan manajemen
rantai pasok. Sasaran yang telah ditetapkan tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan
apakah suatu rantai pasok sudah berjalan dengan baik atau perlu dievaluasi kembali. Sasaran
rantai dibagi menjadi dua, yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan rantai pasok.

A. Sasaran Pasar
Sasaran pasar tomat PT Bimandiri Agro Sedaya sejauh ini masih ditujukan untuk pasar
domestik ritel. Hal ini dikarenakan produk agribisnis yang umumnya perishable yang
menjadi pertimbangan untuk melalukan ekspor. Pemasaran produk hortikultura dengan jarak
yang relatif jauh akan memerlukan suatu perlakuan khusus baik dalam pengemasan maupun
transportasinya. berkonsep pada market driven menjadikan konsumen sebagai objek yang
sangat penting. Produsen harus lebih memperhatikan keinginan konsumen baik dalam
memperhatikan mutu dan kualitas produknya. PT Bimandiri Agro Sedaya memiliki tujuan
pasar yaitu pasar modern (ritel) yang berada di daerah Bandung, Jabodetabek, Pekalongan,
Cirebon dan Sumatera. Tomat yang didistribusikan ke ritel di sortir terlebih dahulu oleh
perusahaan maupun petani mitra, hal ini dilakukan agar tomat sesuai dengan permintaan
pihak ritel. Kuantitas dan kualitas tomat yang dipasarkan oleh perusahaan disesuaikan
dengan permintaan oleh pihak ritel. Kualitas tomat yang diinginkan ritel berwarna masih
hijau kemerahmerahan, agak keras, masih segar, mulus dan tidak terdapat cacat pada tomat.
Tomat yang dijual di ritel merupakan tomat grade A. Untuk pemilihan ritel (supermarket)
merupakan ritel kelas menengah. Tomat dikemas dengan kemasan tray dan dibungkus
menggunakan plastik film. Pemberian label/merek juga dilakukan oleh pihak PT Bimandiri
Agro Sedaya. Produk tomat yang dikonsumsi oleh konsumen dikemas dengan higienis dan
disajikan secara segar oleh ritel.
B. Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan dalam rantai pasok merupakan upaya bersama anggota rantai dari
beberapa pihak lain yang terlibat untuk mengembangkan suatu aspek yang dianggap penting
bagi peningkatan kinerja rantai. Upaya pengembangan dalam rantai pasok harus
terkoordinasi secara baik antara berbagai pihak dalam rantai pasok untuk mencapai tujuan
rantai secara bersama-sama. Setiap anggota rantai pasok harus memiliki tujuan dan
pencapaian yang sama sehingga upaya pelaksanaan pengembangan akan didukung oleh
setiap pihak. Sasaran pengembangan rantai pasok tomat yang ingin dicapai mencakup
peningkatan terhadap kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk. Peningkatan kualitas dan
kuantitas diharapkan dapat dikembangkan oleh petani sehingga produk yang mereka
hasilkan dapat memenuhi standar kualitas ritel secara tepat. Pengelolaan rantai pasok
melalui pelaksanaan kemitraan yang secara kontinu.

Manajemen Rantai Pasok


Aspek manajemen rantai pasok menerangkan struktur manajemen yang digunakan dalam
rantai pasok, kesepakatan kontraktual yang dibuat dan peranan pemerintah dalam rantai pasok.
Manajemen rantai pasok memfasilitasi proses pengambilan keputusan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang terdapat dalam rantai pasok untuk meningkatkan kinerja rantai.
A. Pemilihan Mitra
Pemilihan mitra dalam rantai pasok tomat untuk menciptakan hubungan kerjasama yang
berkesinambungan dan saling membutuhkan. Pemilihan mitra dalam suatu rantai pasok
terdiri dari pemilihan petani mitra tomat (pemasok), pemilihan mitra distributor (PT
Bimandiri Agro Sedaya) dan pemilihan retailer (supermarket). Menurut Pujawan (2005)
pemilihan mitra yang baik dicirikan dari kualitas barang yang ditawarkan, harga dan
ketepatan waktu pengiriman. Hasil penelitian dalam pemilihan mitra oleh PT Bimandiri di
dasarkan dari kualitas tomat. penentuan harga jual ditentukan oleh pihak perusahaan dimana
harga yang ditawarkan diatas harga jual di pasar trandisional. Ketepatan waktu pengiriman
dan lokasi petani mitra juga diperhitungkan oleh perusahaan. Perusahaan hanya menjalin
kerjasama dengan petani mitra yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Sistem komunikasi
dan kepercayaan yang baik antara petani dan perusahaan juga menjadi dasar dalam
pemilihan mitra. Hasil ini sejalan dengan penelitian Kurniawati et al. (2013) dengan adanya
pemilihan mitra yang tepat akan menjamin ketersediaan bahan baku sehinga proses produksi
berjalan lancar. Hal yang sama juga dilakukan dalam pemilihan terhadap ritel mitra. Kualitas
tomat yang baik yang diciptakan oleh PT Bimandiri Agro Sedaya membuat perusahaan tidak
kesulitan dalam menjalin kerjasama dengan ritel mitranya, hal ini terlihat dari kerjasama
sejak tahun 1998 sampai sekarang dengan Careffour untuk mendistribusikan tomatnya.
Pihak ritel juga melakukan hal yang sama dalam pemilihan pemasok tomatnya. Ritel
memiliki kriteria tertentu yaitu terkait dengan kemampuan pemasok dalam menghasilkan
tomat dari sisi kualitas dan kuantitas yang baik, kemampuan pemasok dalam memenuhi
tomat secara tepat baik waktu pengiriman dan jumlahnya, serta adanya komitmen dan
kerjasama yang baik sebagai distributor tomat.
B. Kesepakatan Kontraktual
Kesepakatan kontraktual bertujuan untuk menjalin hubungan kerjasama antara berbagai
pihak dalam rantai pasok. Pembuatan kesepakatan kontraktual dengan pihak lain pada
dasarnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai bersama. Kerjasama yang saling
terintegrasi dan berkesinambungan diharapkan dapat mencapai keuntungan yang maksimal
dengan meminimalisasi resiko dan memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga anggota
rantai pasok dapat terus berkembang dan mencapai tujuan bersama. Rantai pasok tomat pada
PT Bimandiri Agro Sedaya sudah ada kesepakatan kontraktual secara tertulis dengan pihak
ritel. Kesepakatan tertulis menerangkan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam
transaksi. Secara umum isi kontak mengenai jadwal pengiriman yang tepat, sistem transaksi,
penanggungan risiko, penentuan harga jual produk, kualitas dan kuantitas produk yang
dipesan. Sedangkan tidak ada kontrak tertulis antara PT Bimandiri Agro Sedaya dengan
petani mitra, dimana lebih menekankan kepada sistem kepercayan yang terjalin dalam
jangka waktu yang lama antara kedua pihak. Kesepakatan tersebut mengenai kesepakatan
dalam penentuan harga jual tomat, waktu pengiriman yang tepat dan kualitas tomat yang
dihasilkan.
C. Sistem Transaksi
Transaksi yang dilakukan PT Bimandiri Agro Sedaya kepada petani mitranya merupakan
sistem pembayaran kredit. Pembayaran yang dilakukan adalah pembayaran atas produk
bersih dari petani setelah ada proses penyortiran yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan
petani. Mekanisme pembayaran dilakukan setelah petani mitra mengantarkan tomatnya ke
gudang, di sortir terlebih dahulu di bagian receiving kemudian dilakukan penimbangan
bobot tomat, dibuat nota penagihan yang berisikan jumlah tomat dan waktu masuk tomat.
Nota penagihan ini digunakan sebagai bukti keterangan dalam mengambil uang pembayaran
tomat di perusahaan. Sistem pembayaran kepada petani mitra dilakukan dua minggu sekali.
Transaksi yang dilakukan PT Bimandiri Agro Sedaya dengan pihak ritel menggunakan
faktur penjualan. Tomat yang telah sampai di ritel terlebih dahulu di proses pada saat
loading dock dan disortir pada gudang penyimpanan ritel, kemudian tomat yang telah lolos
proses sortir dicatat jumlahnya. PT Bimandiri mendapatkan faktur penjualan yang berisikan
jenis tomat dan nominal harga yang harus dibayar oleh ritel. Faktur penjualan baru bisa
ditunaikan setelah dua minggu setelah faktur penjualan tersebut diterima perusahaan.
D. Kolaborasi Rantai Pasok
Kolaborasi antara anggota rantai pasok yang baik merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu rantai pasok. Kolaborasi yang efektif dapat dibangun jika semua pihak
yang terlibat dapat membagikan informasi yang akurat dan lengkap. PT Bimandiri Agro
Sedaya dengan petani mitranya sudah saling berbagi informasi. Informasi yang diberikan
mengenai tomat yang dibutuhkan oleh ritel, baik berupa jumlah tomat yang dibutuhkan dan
kualitas tomat yang diinginkan. PT Bimandiri Agro Sedaya juga memberikan informasi
kepada petani mitranya terkait kegiatan budidaya, dengan tujuan agar tomat yang dihasilkan
petani sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan dan tetap terjaga kualitas
tomatnya. Untuk menjaga kolaborasi yang baik antara anggota rantai pasok juga diperlukan
perencanaan kolaborasi yang baik. PT Bimandiri Agro Sedaya melakukan perencanaan
kolaborasi dengan petani mitranya, yaitu memberikan informasi mengenai berapa dan
jumlah tomat yang diminta berdasarkan order yang datang. Perusahaan melakukan perkiraan
penjualan dengan meningkatkan perencanaan produksi sebesar 10 persen melebihi pesanan
valid dari ritel untuk mengantisipasi order pada waktu yang tidak terduga dari ritel.

Sumber daya Rantai Pasok


Aspek ini menjelaskan sumber daya yang dapat digunakan dalam setiap proses pada
setiap anggota rantai pasok. Sumber daya rantai pasok digunakan sebagai upaya dalam
pengembangan rantai pasok. Sumber daya rantai pasok terdiri dari sumber daya fisik, sumber
daya manusia, teknologi, dan permodalan.
A. Sumber daya Fisik
Sumber daya fisik rantai pasok tomat meliputi lahan pertanian, peralatan produksi dan
infrastruktur. Untuk mendapatkan pasokan tomat PT Bimandiri Agro Sedaya
mengumpulkan dari petani mitranya. Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani-petani mitra
tomat PT Bimandiri Agro Sedaya masing-masing seluas 0.5 sampai 1 Ha. PT Bimandiri
Agro Sedaya memiliki petani mitra sebanyak 1 sampai 5 petani untuk setiap jenis
komoditasnya. Untuk membantu kegiatan budidaya dan panen, petani menggunakan
peralatan seperti cangkul, arit, mulsa, sprayer, keranjang, plastik, dan pisau. Untuk proses
distribusi dari petani mitra ke perusahaan beberapa petani menggunakan mobil dan beberapa
menggunakan motor tergantung dengan jumlah dan jenis tomat yang mereka hasilkan. PT
Bimandiri Agro Sedaya juga memiliki tiga gudang untuk membantu proses produksinya,
yaitu gudang pengemasan, gudang cucian dan gudang basahan. Untuk proses sortasi dan
pengemasan, perusahaan menggunakan pisau, gunting, plastik wrapping film ukuran besar,
timbangan besar dan kecil, keranjang panen (kontainer), dan sarana penunjang lainnya.
Lokasi PT Bimandiri menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan usaha. Perusahaan
berada di daerah Lembang yang memiki cuaca yang dingin sangat menguntungkan bagi
perusahaan karena dapat mempertahankan bahan baku tomat dalam menjaga kesegaran,
akses bahan baku cukup mudah yang diperlukan oleh perusahaan, sehingga aksesibilitas
perusahaan menjadi mudah baik ke petani pemasok maupun ke ritel. Selain itu, daerah
Lembang juga ditunjang oleh jalur transportasi yang baik dan kondisi tersebut memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Untuk kegiatan distribusi tomatnya, PT Bimandiri memiliki
tiga unit mobil box dan dua unit sepeda motor.
B. Sumber daya Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh petani mitra tomat sudah tepat guna, tetapi masih
sederhana. Penerapan teknologi tepat guna terlihat dari bibit dan pupuk yang digunakan.
Bibit yang digunakan merupakan bibit tomat varietas unggul, sementara pupuknya sudah
menggunakan pupuk organik diantaranya pupuk kandang dan kompos, tetapi masih
menggunakan sedikit pupuk kimia. Pemanenandilakukan pada pagi hari atau sore hari,
kemudian ditaruh di tempat teduh agar tomat tidak layu selama menunggu proses
pengiriman. Teknologi yang diterapkan di PT Bimandiri Agro Sedaya masih tergolong
sederhana. Hal ini dikarenakan tomat yang diterima dari petani langsung dikemas dan
dikirimkan kepada ritel tanpa ada penyimpanan. Perusahaan menggunakan cooler storage
untuk menjaga kesegaran tomat selama proses distribusi. Perusahaan juga menggunakan
teknologi power reduction untuk menunjang proses produksinya. Proses pengemasan tomat,
PT Bimandiri Agro Sedaya telah menggunakan teknologi modern, yaitu plastik wrapping
film. Plastik tersebut termasuk dalam kategori teknologi modern karena mempermudah
tenaga kerja dalam mengemas tomat. Selain itu, penggunaan plastik roll film dapat menjaga
kualitas tomat lebih tahan lama namun masih menggunakan tenaga manusia selama proses
produksi. Penggunaan teknologi modern telah diterapkan oleh pihak ritel yaitu adanya
gudang penyimpanan dan rak display dengan pendingin.
C. Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia yang dilibatkan dalam kegiatan budidaya tomat sekitar 1 sampai 3
orang. Tenga kerja yang digunakan umumnya berasal dari dalam keluarga. Kegiatan
budidaya meliputi persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pendistribusian.
Sumber daya manusia yang dilibatkan dalam kegiatan produksi pada PT Bimandiri Agro
Sedaya berjumlah sekitar 76 orang, yang bertugas untuk bagian receiving, sorting, packing,
dan allocation production. Kegiatan distribusi tomat melibatkan tenaga kerja sekitar 32
orang yang bertugas dalam bagian marketing, transfer and lost manajemen (TLM) dan
delivery. Untuk bagian kemitraan dan personalia terdiri atas 10 orang dan 6 orang dalam top
management, hampir semua pegawai PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan pegawai tetap
dan sudah lama bekerja di dalam perusahaan. Semua pegawai yang dipekerjakan oleh PT
Bimandiri Agro Sedaya maunpun para petani mitranya berasal dari daerah sekitar.
Keberadaan PT Bimandiri Agro Sedaya beserta petani mitranya secara tidak langsung ikut
membantu perekonomian warga sekitar dengan menyerap tenaga kerja yang berasal dari
daerah sekitar.
D. Sumber daya Modal
Aspek permodalan yang digunakan untuk menunjang proses bisnis rantai pasok tomat ini
dikatakan belum mapan. Permodalan petani dalam budidaya tomatnya berasal modal sendiri,
atau pinjaman dari perusahaan bahkan sesama petani lainnya. Permodalan PT Bimandiri
Agro Sedaya sejauh ini berasal dari modal sendiri tanpa ada campur tangan lembaga
keuangan lainnya. Proses Bisnis Rantai Proses bisnis rantai menjelaskan proses-proses yang
terjadi di dalam rantai pasokan untuk mengetahui apakah keseluruhan alur rantai pasokan
sudah terintegrasi dan berjalan dengan baik atau tidak, dan menjelaskan bagaimana melalui
suatu tindakan strategik tertentu mampu mewujudkan rantai pasokan yang baik dan
terintegrasi. Proses bisnis rantai ditinjau berdasarkan hubungan proses bisnis antar anggota
rantai pasokan, pola distribusi serta jaminan identitas merk.
A. Hubungan Proses Bisnis Rantai
Proses dalam rantai pasok dapat ditinjau dari dua sisi, yakni tinjauan siklus dan
tinjauan pull/push. Pada tinjauan siklus, proses di dalam rantai pasok dibagi ke dalam
beberapa rangkaian siklus antara lain procurement, manufacturing, replenishment, dan
costumer order. Sedangkan pada tinjauan push/pull, proses di dalam rantai pasok dilihat
apakah sebagai upaya untuk merespon permintaan konsumen atau untuk mengantisipasi
permintaan konsumen. Pada proses tarik (pull), proses dilakukan untuk merespon pesanan
konsumen, sedangkan pada proses dorong (push), proses dilakukan untuk mengantisipasi
pesanan konsumen yang akan datang (Chopra dan Meindl 2004). Siklus procurement
merupakan siklus pemesanan bahan baku dari anggota yang berada pada posisi
sebelumnya dalam rantai pasok. PT Bimandiri Agro Sedaya dalam rantai pasok tomat
mendapatkan pasokan dari petani mitra, sehingga siklus procurement yang dilakukan
adalah dengan cara memesan tomat (jumlah tomat, jenis tomat dan kualitas tomat) kepada
petani mitranya. Proses pemesanan (pre-order) tomat ini dilakukan oleh PT Bimandiri
kepada petani berdasarkan adanya permintaan dari ritel. Pemesanan biasanya dilakukan
melalui e-mail, feximile maupun pesan singkat. Siklus procurement termasuk dalam
proses pull. Siklus manufacturing hanya dilakukan pada petani, yaitu melakukan kegiatan
produksi atau menghasilkan tomat. Siklus produksi yang dilakukan oleh petani dilakukan
berdasarkan jumlah dan ukuran pesanan tomat yang diminta PT Bimandiri Agro Sedaya
dan ritel. Hubungan proses antara petani dan PT Bimandiri Agro Sedaya mengarah pada
proses pull. Petani mitra merespon pesanan tomat dalam jumlah dan ukuran tomat
berdasarkan kriteria yang dipesan oleh perusahaan. Siklus replenishment merupakan
siklus penambahan barang dari penjual/pemasok kepada pembeli. Siklus ini terjadi
disebabkan pembeli menginginkan tambahan suplai barang dari penjual/pemasok karena
barang yang dikirimkan oleh penjual/pemasok ada yang rusak atau jumlahnya tidak
sesuai. Siklus ini dilakukan oleh PT Bimandiri Agro Sedaya dengan membuat
perencanaan pesanan ditambahkan menjadi 10 persen dari pesanan aktual. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan pada saat pendistribusian tomat dan
penanganan terhadap pesanan di waktu yang tidak terduga. Hubungan proses antara PT
Bimandiri Agro Sedaya mengarah pada proses pull dan push, proses pull yang dilakukan
perusahaan adalah merespon pesanan yang dari ritel, proses pull mengenai jumlah
pesanan yang diterima dan informasi mengenai respon konsumen dalam membeli tomat.
Proses push yang dilakukan adalah mengantisipasi jumlah pesanan tambahan yang datang
pada waktu yang tidak terduga, dan mengantisipasi tomat yang mengalami kerusakan
pada saat perjalanan. Dan siklus customer order dilakukan oleh konsumen dengan
memesan secara langsung kepada pihak ritel.
B. Pola Distribusi
Pola distribusi dalam rantai pasokan tomat menjabarkan tiga komponen utama,
yakni aliran produk (tomat), aliran uang, dan aliran informasi. Tomat yang didistribusikan
oleh PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan tomat dengan kualitas baik dan grade A.
Pengiriman tomat dilakukan dari petani mitra ke lokasi PT Bimandiri Agro Sedaya.
Petani menggunakan motor atau mobil pick up, sesuai dengan jumlah tomat yang
diminta. Tomat yang telah sampai di bagian receiving, dibersihkan lalu dilakukan sortasi.
Tomat yang telah di bersihkan dan di sortasi kemudian ditimbang beratnya dan dilakukan
pencatatan dan kemudian disimpan ke dalam kontainer. Selanjutnya tomat dikemas
menggunakan kantong plastik bening atau menggunakan plastik wrapping, untuk setiap
jenis tomat kadang berbeda kemasannya yang bergantung tujuan ritelnya dan diberi label.
Pengiriman tomat dilakukan pada pukul 02.00-03.00 Wib dan langsung ke ritel yang
berlokasi di Jakarta dan sekitarnya yang menjadi tujuan, alasan langsung dikirimkan
tomatnya adalah untuk menjaga kesegaran tomat. Pengiriman tomat menggunakan mobil
box tertutup dengan surat jalan operasiona dar perusahaan, kapasitas satu unit kendaraan
mencapai 100 kilogram. Tomat yang sampai di ritel akan disortasi ulang, ditimbang dan
dicatat beratnya sebelum di simpan di gudang pendingin ritel. PT Bimandiri Agro Sedaya
menggunakan modal pribadi dalam melakukan kegiatan produksinya, hingga saat ini
usahanya berkembang tetap dengan modal sendiri dari pemiliknya. Sistem transaksi yang
dilakukan ritel kepada PT Bimandiri Agro Sedaya berupa sistem faktur, dimana pada saat
pengiriman tomat oleh PT Bimandiri Agro Sedaya, tomat yang diterima akan ditukarkan
dengan faktur penjualan oleh ritel. Faktur penjualan berisi tentang tomat yang dibeli oleh
ritel dan jumlah yang harus dibayarkan, setelah dua minggu, faktur penjualan tersebut
dapat ditukarkan dengan uang tunai yang jumlahnya sesuai dengan faktur penjualan.
Aliran uang yang terjadi dalam rantai pasokan ini dimulai dari konsumen sampai kepada
petani mitra PT Bimandiri Agro Sedaya. Aliran informasi dalam rantai pasokan tomat
pada PT Bimandiri Agro Sedaya berupa informasi teknis budidaya, informasi penanganan
pasca panen dan informasi pasar. PT Bimandiri Agro Sedaya memberikan informasi
mengenai kegiatan budidaya tomat sesuai standar yang mereka tetapkan dan pelatihan
teknik penanganan pasca panen yang baik kepada petani mitra tomat PT Bimandiri Agro
Sedaya. Informasi pasar diperoleh dari pihak ritel yang kemudian disampaikan kepada
perwakilan pihak PT Bimandiri Agro Sedaya, pada saat pengiriman tomat. Informasi
pasar di dapat dari prilaku, preferensi bahkan keluhan konsumen terhadap produk (tomat)
yang mereka jual, berupa standar kualitas, tampilan tomat yang digemari dan keamanan
produk tomat. Pihak ritel mengkomunikasikan informasi pasar dengan jelas kepada para
pemasoknya, termasuk PT Bimandiri Agro Sedaya.
C. Jaminan Identitas Merek
Identitas merek digunakan untuk mengidentifikasikan produk para penjual untuk
membedakannya dari produk pesaing (Lamb 2001). Adanya merek dalam suatu produk
menjadi salah satu faktor penting bagi produsen maupun konsumen. Pemeberian merek
pada produk hortikultura umumnya dilakukan oleh unit usaha yang sudah berskala besar.
Umumnya petani menjual atau mendistribusikan tomatnya ke PT Bimandiri Agro Sedaya
tanpa memberikan merek. Tomat yang telah sampai di perusahaan kemudian dikemas dan
diberikan merek yang bertuliskan “Bimandiri Agro Sedaya (BAS)” beserta logo dalam
satu potongan stiker. Pemberian merek dalam semua produk PT Bimandiri Agro Sedaya
memudahkan bagi pihak ritel apabila ada keluhan dari konsumen akhir mengenai produk
yang mereka jual. Karena keluhan ini yang kemudian diteruskan oleh pihakritel kepada
pihak perusahaan. Pemberian merek ini dianggap penting bagi konsumen, karena
konsumen akan mengetahui tomat yang akan dikonsumsi berasal dari perusahaan mana.

Kinerja Rantai Pasok


Kinerja merupakan hasil kerja di dalam suatu organisasi, perusahaan dan rantai pasok.
Penilaian kinerja rantai pasok digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan
mencapai tujuan akhirnya. Kinerja rantai pasok mencakup kinerja seluruh anggota rantai pasok
tomat. Kinerja rantai pasok umumnya terintegrasi mulai dari aktivitas pengadaan bahan dan
pelayanan, pengubahan barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
Pembahasan kinerja dinilai untuk setiap anggota rantai pasok yang terlibat yakni petani mitra dan
perusahaan pemasaran. Pengukuran kinerja rantai pasok tomat menggunakan dua pendekatan,
yaitu internal dan eksternal. Dimensi internal mencakup efisiensi dalam biaya rantai pasok,
sedangkan dimensi eksternal mengukur kepuasan konsumen akhir. Pengukuran kinerja rantai
pasok dilakukan dengan melihat aliran produk tomat dari petani mitra sampai ke perusahaan
pemasaran tomat (PT Bimandiri Agro Sedaya).

Fleksibilitas Rantai Pasok


Fleksibilitas rantai pasok adalah waktu yang dibutuhkan untuk merespon rantai pasok
apabila ada pesanan yang tak terduga baik peningkatan atau penurunan pesanan tanpa terkena
biaya penalti, dinyatakan dalam satuan hari. Petani mitra tomat tidak memiliki persediaan harian
untuk mengurangi resiko kelebihan pasokan, disebabkan tomat yang tidak tahan lama, sehingga
petani tidak dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terencana.

Anda mungkin juga menyukai