Anda di halaman 1dari 14

I

BUPATI JEPARA
PERATURANBUPATI JEPARA
NOMOR 3 TAHUN2013

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA.

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat pembangunan


wilayah perdesaan dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha
ekono-i m."ya..kat, sehingga desa mampu membentuk
Badan Usaha Milik Desa sebagai salah satu pendorong
percepatan pembangunan desa, maka diperlukan adanya
pedoman pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;

b.bahwa berdasarkan pertimbanga! sebagaimana


dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa'

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Mengingat :
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalarn
Lingkungan ProPinsi Jawa Tengah;
tentang
2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2OO8 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambatran
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
- undargan
Pembentukan Peraturan Perundang
(Lembaran Negara R€publik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158'
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ;
5 . Peraturan Menteri Dalain Negeri Nomor 37 Tah.Jn 2OO7
tentang Pedoman Pengelolaart Keuangan Desa:
6 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
tentang Badan Usaha Milik Desa {Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 316);
7 . Peraturan Daeral Kabupaten Jepara Nomor 6 Tatrun
2OO7 ter't€.I].g Sumber Pendapatan Desa (Lembaral
Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2007 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten JeDara Nomor
6)r
8 . Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 15 Tahun
2010 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Jepara Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Nomor 15);
9 . Peraturan Daerai Kabupaten Jepara Nomor 17 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah
kabupaten Jepara (Lembaran daerah Kabupaten Jepara
Tahun 2010 Nomor 17).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURANBUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN


BADAN USAHAMILIK DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yalg dimaksud dengan :


1. Bupati adalai Bupati Jepara,
2, Pemerintai Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
3. Camat adalah pimpinan Perangkat Daerah Kecamatan yang wilayahnya
meliputi desa- desa yang bersangkutan;
4. Desa adalah kesatual masyarakat hukum yang memiiiki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyara&at setempat, berdasarkan asal-usul daJ} adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dal adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalarn sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemedntahan desa;
7 . Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BpD adalah
lembaga yarlg merupatal perwujudar demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyeienggara
Pemerintahan Desa;
8 . Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disingkat BUMDes, adaiah
Lembaga usaha desa yang berbadan hukum yang didirikan, dikelola dal
dimiliki oleh pemerintah desa yang mengutamakan kemanfaatan umum
dal kesejahteraan masyarakat serta bersifat mencari keuntungan.
9 . Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan AD adalah pokok-
pokok aturan tertulis yang dibuat dan disepakati bersama oleh seluruh
anggota sebagai pedomal organisasi dalam menjalankan usaha.
1 0 . Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan ART adalah
aturan tertulis yang beNifat operasional dan terinci sebagai pedoman
organisasi dalam melaksanakan aktifitas dalam rangka mencapai tujuan
yang ditetapkan bersama.

BAB II
PRINSIP

Pasal 2

BUMDes dikelola dengan prinsip sebagai berikut :


a. Traisparan, pengelolaan kegiatan BUMDes harus dilakuxan secaia
terbuka sehingga dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan
dievaluasi oleh warga masyarakat desa secara luas,
b. Akuntabel, Pengelolaan kegiatan BUMDes harus mengikuti kaidah darl
peraturan yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkaa kepada
warga masyarakat desa.
c. Partisipatif, masyaJakat darl anggota warga masyarakat desa terlibat
secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pelestarian kegiatan.
d. Berkelanjutan, yaitu pengelolan kegiatan harus memberikan hasil dan
manfaat kepada masyarakal secara berkelanjutaj1.
e. Akseptabel, keputusan- keputusan dalam pengelolaan ByMDes harus
berdasarkan kesepakatan anatar pelaku dalam warga masyaral<at desa

Pasal 3

(1) Pengelolaan BUMDes berdasarkaa pada:


a. AD; dan
b. ART.
(2) AD sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf a memuat paling sedikit
rincian:
a. Nama;
b. tempat kedudukar;
c. maksud dan tqjuan;
d. kepemilikan modal;
e, kegiatan usaha; dan
f kenen ornrcan
(3) ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memuat paling
sedikit
memuat:
a. hak dar kewajiban pengurus;
b. masa bakti kepengurusan,
c. tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengurus;
d. penetapan operasional jenis usaha; dan
e. sumber permodalan.

BAB III
ORGANISASI

Bagian Kesatu
Pengelola

Pasal 4

(1) Pengelolaar BUMDes ditetapkan dalam struktur Organisasi


kepengurusan yang terpisah dari organisasi pemerintahan desa.
(2) Organisasi kepengurusan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Penasihat;
b. Badan Pengawas; dan
c. pelaksana operasional.
(3) Penasihat sebagaimana dimal<sud pada ayat (2) huruf a, dijabat secara
ex oflicio oleh Petinggi.
(4) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, diangkat
dari tokoh masyarakat oleh Petinggi atas pertimbangan BpD.
(5) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
diargkat oleh Petinggi atas persetujuan BpD.
(6) Orgalisasi kepengurusan BUMDes ditetapkan dengaa Keputusan
Petinggi.

Bagian Kedua
PelaksanaOperasional

pasal 5

(1) Pelaksana Operasional terdiri dari :


a. Direksi;
b. Sekretaris; dan
c. Bendahara.
(2)Dalam melaksanakan operasionalisasi BUMDes, pelaksana
operasional dibantu oleh pegawai sesuai dengan kebutuhan BUMDes.
Bagian Ketiga
T\rgas dan Wewenang
Paragraf 1
Direksi

Pasal 6

Direksi mempunyai tugas:


a. men1rusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh
kegiatan operasional BUMDes:
b. membina pegawai pelaksana operasional;
c. mengurus dan mengelola kekayaan BUMDeS;
d. menyelenggaJakan administrasi umum dan keuangan;
e. menlrusun Rencana Strategis Usaha 5 (lima) tahunan yang disahkan oleh
Petinggi melalui usul Badan Pengawas.
f. menl,rrsun dan menyampaikan Rencana Usalta dan Anggaran Tahunan
yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Usaha
kepada Petinggi melalui Badal Pengawas; dan
g. menlrusun dan menyampaikan laporal seluruh kegiatan BUMDeS'

Pasal 7

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g terdiri dari


Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan.
(2) Laporan Triwrrlan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporan kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada
Badan Pengawas
(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporan keuangan dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama
Direksi dan Dewan Pengawas disampaikan kepada Petinggi;
(4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan
paling larnbat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku BUMDeS
ditutup untuk disahkan oleh Petinggi paling lambat dalam waktu 30 (tlga
nuluh) hari setelah diterima.

Pasal 8

Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


mempunyai wewenang:
a. mengangkat dan memberhentikan pegawai pelaksana operasional
berdasarkan AD dan ART;
b. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja BUMDes dengan
persetujuan Badan Pengawas;
c. mev/akili BIJMDeS di dalam dan di luar pengadilan;
d. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili
BUMDeS;
e. menandatangani laporan triwulan dan laporan tahunal;
f. menjual, rnelrjaminkal atau melepaskan aset miLik BUMDes
berdasarkarr persetr{juar Petinggi atas pertimbangan Badan
Pengawas; dan
g. melakukan ikatan perjanjian dan ke{asama dengal pihak lain.

Paragral2
Sekretaris

Pasal9

Sekretarismempunyai tugas sebagaiberikut :


a. melaksanakal kegiatan administrasi perkantoran.
b. Mengusahakankelengkapanorganisasi.
c. Memimpin dan mengarahkan tugas- tugas pegawai.
d. Menghimpun dan menlrusun laporal kegiatan bersama bendahara dan
Badan pengawas.
e. MenJrususnrencana program kerja organisasi.

Pasal 10

Sekretaris dalam melal<salakan tugas sebagaimaia dimaksud dal,am Pasal 9


mempunyar wewenang:
a. lVlengambilkeputusan dibidang kesekretariatan r
b. Menandatangani surat- surati
c, Menetapkan pelaksanaan bimbingan organisasi BUMDes; dan
d. Penatausahaar perkantoran.

Paragraf3
Bendahara

Pasat 11

Bendaharamempunyai tugas sebagaiberikut:


a. Melaksanakanpembukuan keuangal.
b. MenJrusunrencana anggarandan pendapatan BUMDes
c, Menlrusunlaporar keuangan,
d. Mengendalikananggaran.

Pasal 12

Bendahara dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11 mempunyai wewenang:
a. Mengambil keputusan dibidang pengelolaan keuangan dar usaha.
b. Bersama dengan Direksi menandatangani surat yang berhubungan
dengan bidang keuangan dan usaha.
BAB IV
PEGAWAI

Pasal 13

(1) Untuk dapat diangkat menjadi pegawai BUMDes harus memenuhi


persyaratan:
a, WargaNegaraRepubliklndonesia;
b. Penduduk setempatyang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk;
c. Sekurang- kurangnya berijazah pendidikan SLTA dan diutamakan
kejuruan atau Diploma III.
/] l-'arlzpl.L-1.n hriL'

e. mempunyai pendidikan, kecakapal dan keahlian yang diperlukan;


I dinlatakan sehatoleh dokternegerit
g. usia paling rendah 23 (dua puluh tiga) tahun dan paling tinggi 35 (tiga
puluh lima) tahun; dan
h. lulus seleksi.
(2) Batas usia pensiun pegawaiBUMDes adalah 55 (lima puiuh lima) tahun

Pasal 14

Setiap pegawai BUMDes wajib:


a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan melaksanakan
Undang-Undang Dasai Negara Republik Indonesia Tabun 1945;
b. mendahr.dukan kepentingan BUMDes di atas kepentingan lainnya;
c. mematuhi segala kewajiban dall Larargan; dan
d. memegang teguh rahasia BUMDes dan rahasia jabatan.

Pasal 15

Pegawai BUMDes dilarang:


a. melakukan kegiatan yang merugikan BUMDeS;
b, menggunakan kedudukalnya untuk memberika! keuntungan bagi diri
sendiri dan/atau orang lain yalg merugikan BUMDes; dan
c. mencemarkan nama baik BUMDes

Pasal 16

(1) Pegawai BUMDes dapat dikenatan hukuman.


(2) Jenis hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. teguran lisan;
b. teguran tertuLis;
c. pemberhentiar sementara;
d. pemberhential dengan hormat; dan
e. pemb€rhentian dengan tidak hormat.
(3) Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 17

(1) Pegawai BUMDes diberhentikan sementara apabila teiah melanggar


larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan/atau tindak
pidana.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
Iama 6 (enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.

BAB V
TATA CARA PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN

Pasal 18

(1) Pembentukan pengurus BUMDes dilaksanakan melalui Inusyawarah


yang dihadiri oleh segenap unsur pemerintah desa dan rrnsur darl
kelembagaan kemasyarakatan di desa.
(2) Musyawarah sebag€.imanadimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Petinggi
untuk menJrusun dan/atau memilih pengurus BUMDes secara
demokratis.
pada ayat (2) berasal dari
{3) Pengums BUMDes sebagaimana dimaksud
tokoh masyarakat yang memiliki kemampuan, kemauan dan kepedulian
terhadap kemajuarl pembangunan desa.
(4) Caton pengurus BUMDes harus memenuhi persyaratan yaitu:
a. Warga desa setempat yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. Bertempat tinggal dan menetap di desa setempat sekurang
kurangnya 2 (dua) tahun;
c. Sekurang-kurangnya telah berttmur 25 tahun, dan setinggi tinggirlya
56 tahun;
d. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, benvibawa, penuh
pengabdian terhadap perekonomian desa;
e. Pendidikan sekulang- kurangnya SLTA atau sederajat; dan
f . S e h a tj a s m a n i d a n r o h a , n i

Pasal 19

Masa bakti kepengurusan BUMDes adalah selarna 5 (lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk masa bakti betikutnya.

Pasal 20

Pengurus BUMDes berhenti atau diberhentikan apabila:


a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri;
c. Pindah tempat tinggal di luar desa;
d. Berakhir masa baktinYa;
e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik;
f. Karena tersangkut tindak pidana.
I Pasal 21

I (1) Pengurus BUMDes Berhak mendapat penghasilan yang sah sebagai


penghargaan dari pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kemampuan
keuangal BUMDes.
(2) Pengurus BUMDes dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUMDes selain
penghasilan yang sah.

BAB VI
JENIS USAHADAN PERMODALAN

Bagian Kesatu
Jenis Usaha

Pasal 22

(1) Jenis-jenis usaha BUMDes meliputi:


a. Jasa;
b. penyaluran bahan pokok ekonomi desa;
c. perdagangan; dan
d. industri kecil dan kerajinan rakyat.
(2) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat {1) dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

Pasal 23

(1) Usaha jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a,
antara lain:
a. jasa keuangan mikro;
b. jasa transportasi;
c. jasa komunikasi;
d. jasa konstruksi; atau
e. usaha- usahajasa lainyang sejenis.
(2) Usaha penyaluran bahan pokok ekonomi desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b, artara lain:
a. beras;
b. gula;
c, garam;
.l min\.rL o^rcno'

e. kacang;
f. kedelai; atau
g. usaha- usaha penyaluran bahan pokok ekonomi lainnya yang
dikelola melalui warung desa atau lumbung desa.
(3) Usaha perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat 11)

a. bahan makanan pokok;


b. Pupuk. obat- obatan, bibit dan alat pertanian;
c. Elektronik;
d. Garment;
e. kelontong; atau
f. usaha- usaha perdaganganlainnya.
(4) Usaha industri kecil dan kerajinan ralryat sebagaimanadimaksud dalam
Pasal22 ayat (1) hurufd, antara lain:
a. makanan;
b. minuman;
c. peralatan rumah tangga;
d. bahan bangunan; atau
e. usaha- usaha industri kecil lainnya sesuai dengan potensi desa.

Bagian Kedua
Modal

Pasal 24

Modal BUMDes berasal dari:


a nFhFriniah.lcaa'

b. tabungan masyara-kat;
c. bantuan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten;
atau
d. pinjamal desa dan/atau penyedaan modal pihak lain atau kerjasama
bagi hasil.

Pasal 25

(1) Modal BUMDes yang berasal dari pemerintah desa sebagaimana


dimaksud pada Pasal 24 huruf a, merupakan kekayaal desa yang
dipisahkan.
(2) Modal BUMDes yaig berasal dari tabungan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 huruf b, merupakan simpanan masyarakat.
(3) Modat BUMDes yang berasa,l dari bantuan pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 huruf c, dapat berupa hibah atau bantuan sosial.
{4) Modal BUMDes yalg berasal dari pinjaman desa dan/atau penyertaan
modal pihat lain atau kerjasama bagi hasil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 h:uruf d, dapat diperoleh dari lembaga keuangan,
pemerintah daerah, pihak swasta dan/atau masyaral<at.

Pasal 26

(1) Modal BUMDes yang berasal dari pinjaman sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 25 ayat (4), dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
BPD.
(2) Persetujuan dari BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
persetqjuan tertulis dari BPD setelah diadakan rapat khusus untuk itu.
PasaJ,27

Modal BUMDes selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat berasal


dari dana bergulir program pemerintah, pemerintah daerah Provinsi atau
Pemerintah Daerah Kabupaten yang diserahkan kepada desa dan/ atau
masyarakat melalui pemerintah desa.

BAB VI
BAGI HASIL

Pasal 28

(1) Dalam waktu 1 (satu) talun buku operasional BUMDes dapat dibagi
hasil usaha BUMDes.
(2) pembagian hasil usaha BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan keuntungan bersih usaia.
(3) Penggunaan Bagi hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat {1)
untuk Penambahan modal usaha, Pendapatan Asli Desa, Jasa Produksi
dan kegiatan lainnya.
(4) Ketentuan penggunaan bagi hasil usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dalam Peraturan Desa.

BAB VII
KERJASAMA

Pasal 29
(1) BUMDes dapat melakukan kerjasama usaha dengan 1 (satu) atau lebih
BUMDeS lain atau dengan pihak ketiga.
(2) kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. kedasama tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundarg-
undangarl.
b. kerjasama yang memerlukan jaminan harta benda yang dimiliki atau
dikelola BUMDes yang mengakibatkan beban hutang, maka rencana
keda sama tersebut harus mendapat persetqiuan Petinggi dan BPD.
c. kerjasama yang tidak memerlukan jaminan harta benda yang dimiliki
atau dikelola BUMDes dan tidal< mengakibatkan beban hutang maka
rencana kerja sarna tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
Petinggi dan BPD.
d. Kedasama tersebut menganut prinsip kemitraan yang
mengutamakan kepetingan masyarakat dan saling menguntungkan.

Pasal 30
(1) Ke{asama usaha BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 9
dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama.
(2) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
paling sedikit memuat:
a. subyek kerjasama;
h nh,cL lzcria <oma'

c. jangka waltu;
{

d. hat dal kewajiban;


e. pendanaan;
f. keadaan memaksa;
g, penyelesaian permasalahal; darl
h. perubahan.

BAB VIII
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 31

{1) Pelaksana operasional melaporkan pertanggungjawabai pelaksanaan


BUMDeS kepada Petinggi.
(2) Petinggi melaporkan pertanggungjawaban BUMDes kepada BPD dalam
forum musyawarah desa.
(3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) paling sedikit memuat :
a. Laporan kinerja pelaksana operasional selama 1 (satu) tahun
b. Kineia usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, indikator keberhasilan.
c. Laporan keualgan termasuk rencana pembagiai laba usaha.
d. Rencana pengembalgan usaha yang belum terealisasi.
(4) Mekanisme dan tata tertib pertanggungjawaban disesuaikan dengan AD
dan ART.

BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 32

(1) Pembinaan BUMDes dilatsanakan dalam bentuk fasilitasi yaitu


memberikan pedoman, bimbingan, pelatihan dan aratran sesuai dengan
peraturan perundang - undangan yang berlaku.
{2) Pembinaan sebagaimala dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh satuan
kerja yang membidangi pemberdayaan masyarakat.

Bagian Kedua
Pengawasan

Pasal 33

{1) Badal pengawas melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes.


(2) Pengawas fungsional kabupaten dapat melakukan pengawasan atas
pengelolaan BUMDes,
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Peraturar ini mulai berlaku pada tanggal diundangkal.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangal Peraturan


ini denganpenempatannyadalam Berita Daerah Kabupaten Jepara.

Ditetapkan di Jepara
pada tanggal

BUPATI JEPARA,

AHMAD MARZUQI

Diundangkan di Jepara
pada tanggal

SEKRETARISDAERAH KABUPATENJEPARA,

SHOLIH

BERITA DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 NOMOR


.?

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal34

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintalkan pengundangan Peraturan


ini dengal penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jepara.

Ditetapkan di Jepara
pada tanggal 0 h,^ra"i .2ot,b

EUPATI JEPARA,

AHMAD MARZUQI

Diundangkan di Jepara
pada tanggal I Jotwraa"t Mb

SEKRSIARIS DAERAH KABUPATENJEPARA.

KAEIUPATEN
JEPARATAHUN 2013 NOMOR I

Anda mungkin juga menyukai