Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN FASE

PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KURVA SIGMOID

Disusun Oleh :

Anisa Putri Rahayu

A41201689

Pembimbing :

Dwi Rahmawati, SP, MP

Nisa Budi Arifiana, S.ST

Prayitno SP

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan


bagi makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Tumbuhan adalah
makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu
ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada
tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh
jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik
(irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan.
Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara


stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif
karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Dalam proses
pertumbuhan terjadi penambahan dan perubahan volume sel secara signifikan seiring
dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umur tanaman. Sebaliknya
perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat
fungsional.

Pertumbuhan sendiri dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar, atau luas, juga
dapat diukur berdasarkan pertambahan volume, massa atau berat (segar atau kering).
Pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan yaitu pertama fase
logaritmik atau fase eksponensial, kemudian fase linier dan yang terakhir fase
penurunan kadar cepat pertumbuhan yang kemudian disebut penuaan (senescene).
Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama fase linier dan menurun menuju
nol selama proses penuaan.
1.2 Tujuan

A. Mahasiswa diharapkan dapat dan mampu meneliti laju tanaman.

B. mahasiswa diharapkan dapat dan mampu membuat grafik dengan penjabaran


kurva sigmoid.
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Dasar Teori

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam


ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurve yang
sigmoid. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari
lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air. Pertumbuhan
berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan
hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini
terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman, dkk., 1975).

Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu.


Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju
tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva
berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan
lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya. Pertumbuhan tanaman mula-mula
lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum,
akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu
tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk
semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat
variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan
ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan
(Tjitrosoepomo, 1999).

Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh


banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada
awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme,
semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh.

Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase
dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat.Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum
selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan
yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju
tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang
menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. (Salisbury
dan Ross, 1996).

Kurva pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh


banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
maupun bertahun, dengan mengambil contoh tanaman jagung. Kurva menunjukkan
ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga fase utama biasanya mudah
dikenali: fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan (Salisbury dan Ross, 1992).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat.

Praktkum dilaksanakan dirumah dimulai dari tanggal 27 april 2021 sampai


dengan 8 juni 2021 dan praktikum daring dilaksanakan melalui media google meet
pada tanggal 1 juli 2021.

3.2 Alat dan Bahan.

Alat Bahan

1. Handphone. 1. Benih Cabai.

2. Penggaris. 2. Polibag.

3. Sekop. 3. Air.

4. Tanah & Pupuk.

3.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2.Masukan Cocopeat kedalam Polibag.

3. Membuat lubang tanam dengan 1 polibag berisi 5 biji kacang hijau.

4. Masukkan benih cabai kedalam polybag tersebut lalu siram dengan air.

5. Amati pertumbuhannya setiap seminggu sekali sampai minggu ke 6.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO 1. Tinggi tanaman Sorgum


MINGGU TINGGI
KE- TANAMAN
1 26
2 60
3 66
4 74
5 97
6 107
7 109
8 111
Kurva

tinggi tanaman sorgum

120

100

80 tinggi tanaman

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8
NO 2. Tinggi tanaman Sorgum

MINGGU KE- TINGGI TANAMAN


1 15
2 49
3 55
4 62
5 85
6 89
7 91
8 91

Kurva

tinggi tanaman sorgum


100
90
80
70
60 tinggi tanaman sorgum
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
NO 3. Tinggi tanaman Kacang Hijau

MINGGU KE- TINGGI TANAMAN


1 10,5
2 25,5
3 34
4 41
5 48,3
6 63,5
7 63,5

Kurva

tinggi tanaman kacang hijau


70

60

50

40 tinggi tanaman kacang hijau

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7
NO 4. Diameter Buah

MINGGU KE- Diameter Buah (mm)


2 4
4 9
6 12
8 20
10 32
12 42
14 48
16 50
18 50

Kurva

Diameter buah
60

50

40
Diameter buah
30

20

10

0
2 4 6 8 10 12 14 16 18
NO 4. Berat Kering Kalus

Hari KE- Berat Kering Kalus g/ml


3 0,05
6 0,06
9 0,75
12 0,15
15 0,215
18 0,3
21 0,335
24 0,355
27 0,365

Kurva

berat kering halus


0.8

0.7

0.6

0.5
berat kering halus
0.4

0.3

0.2

0.1

0
3 6 9 12 15 18 21 24 27
4.2 Pembahasan
Salah satu ciri kehidupan adalah tumbuhan tumbuh akan mengalami proses
pertumbuhan. Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang tidak dapat balik.
Besarnya pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh satu
tumbuhan atau bagian dari tumbuhan berubah menurut satuan waktu pengamatan,
oleh karena itu laju tumbuh suatu pertumbuhan digambarkan dengan suatu grafik
dengan laju tumbuh pada ordinat dan waktu pada absis. Grafik yang terbentuk
merupakan suatu kurva berbentu “S” atau sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan
berlaku bagi keseluruhan, bagian tanaman atau sel-selnya (Anonymous, 2014).
Kurva sigmoid merupakan kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetatif
sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan
akhirnya menurun pada fase senesen. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai
fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik,
fase linier dan fase penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan
ukuran organisme.
Dalam Pengamatan pada praktikum kurva sigmoid ini menggunakan tanaman
sorgum dan kacang hijau, maka didapatkan data sebagai berikut :
 Pada pengamatan praktikum nomer 1 tanaman sorgum mengalami fase laju
pertumbuhan cukup cepat pada minggu pertama hingga minggu ke-2 lalu
mengalami pertumbuhan tinggi yang melambat pada minggu ke-2 hingga ke-4
lalu memiliki fase pertumbuhan tinggi cukup lambat pada minggu ke-4 hingga
ke-8
 Pada pengamatan praktikum nomer 2 tanaman sorgum mengalami fase laju
pertumbuhan cukup cepat pada minggu pertama hingga minggu ke-2 lalu
mengalami pertumbuhan tinggi yang melambat pada minggu ke-2 hingga ke-4
lalu memiliki fase pertumbuhan tinggi cukup lambat pada minggu ke-4 hingga
ke-6 dan mengalami penghentian pertumbuhan pada minggu ke-6 hingga
minggu ke-7
 Pada pengamatan praktikum nomer 3 tanaman kacang hijau mengalami fase
laju pertumbuhan cukup cepat pada minggu pertama hingga minggu ke-2 lalu
mengalami pertumbuhan tinggi yang melambat pada minggu ke-2 hingga ke-4
lalu memiliki fase pertumbuhan tinggi cukup lambat pada minggu ke-4 hingga
ke-6 dan mengalami penghentian pertumbuhan pada minggu ke-6 hingga
minggu ke-7
 Pada pengamatan diameter buah mengalami perkembangan diameter buah yang
cukup cepat pada minggu ke-2 hingga minggu ke-12 dan mengalami penurunan
perkembangan diameter buah pada minggu ke-12 hingga minggu ke-14 dan
mengalami penghentian pertumbuhan pada minggu ke-14 hingga minggu ke-18
Pada pengamatan berat kering halus mengalami peningkatan yang cukup signifikan
pada hari ke-3 hingga ke-9, mengalami penurunan berat yang cukup signifikan pada
hari ke-9 hingga hari ke-18 dan mengalami penghentian perkembangan pada hari ke-
21 hingga hari ke-27
BAB V

Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan pada praktikum kurva Sigmoid dapat disimpulkan


bahwa laju pertumbuhan pada minggu – minggu awal sangatlah cepat dan mengalami
perlambatan pada minggu – minggu akhir. Pemberian pupuk dan perlakuan lain pada
tanaman bisa saja berpengaruh pada pertumbuhan tanaman hingga ditemukan data
acak pada pengamatan.

5.2 Saran

Sebaiknya setiap mahasiswa melakukan pengamatan yang berbeda agar


didapatkan data yang berbeda pula tentang pertumbuhan dan perkembangan pada
setiap tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

BKPM Semester II Tahun 2020/2021 Dasar – Dasar Agronomi Hal 22

Kaufman, P. B. 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology.

Macmillan Publishing Co., Inc : New York.

Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat.

ITB-Press : Bandung.

Campbell. 2002. Analisis Pertumbuhan Tanaman.

Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G., 1999. Botani Umum 2.

Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai