Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : Yos Anas Riadi


NIM : C01107011
Program studi : Agronomi
Judul : Pengaruh Komposisi Media Tanam dan
Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kacang Hijau

Pembimbing : 1. Ir. Dwi Zulfita, M. Sc


2. Maulidi, SP. M.Sc

Penguji : 1. Ir. Surachman


2. Ir. Dini Anggorowati, M. Sc

Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat :
1

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pupuk Organik Cair


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau

Yos Anas Riadi (1) Dwi Zulfita dan Maulidi (2)


(1)
Mahasiswa, (2) Staf Pengajar Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura, Pontianak

ABSTRAK

Media tanam merupakan bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya akar tanaman. Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan
sesuai dengan jenis tanaman harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik
media tanam yang berbeda-beda dari setiap jenisnya. Pupuk organik cair dapat
mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain itu secara
cepat mengatasi defisiensi hara, tidak mengalami pencucian hara dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman
Leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media
tanam, konsentrasi pupuk organik cair dan interaksinya terhadap pertumbuhan
dan hasil kacang hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pola Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu faktor pertama komposisi
media tanam (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu m1 (tanah aluvial + pukan sapi +
pasir), m2 (tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu), m3 (tanah aluvial + pukan
sapi + serbuk gergaji), m4 (tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi) dan
faktor kedua konsentrasi pemberian pupuk organik cair (P) yang terdiri dari 4
taraf yaitu p1 (0 cc/liter air), p2 (2 cc/liter air), p3 (4 cc/liter air), p4 (6 cc/liter air).
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, berat kering,
jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat biji kering per
tanaman, berat 100 biji kering dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan komposisi media tanam tanah aluvial + pukan sapi +
arang sekam padi merupakan perlakuan yang terbaik sedangkan pupuk organik
cair yang efisien adalah konsentrasi 6 cc/liter. Perlakuan komposisi media tanam
dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair menunjukkan tidak adanya
interaksi pada semua variabel pengamatan.

Kata Kunci : Kacang Hijau, Media Tanam, Pupuk Organik Cair


2

ABSTRACT

Growing media is a material that is used as a place of growth and development of


plant roots. To get a good planting medium and according to the type of plants
should have an understanding of the characteristics of growing media different
from each type. Liquid organic fertilizer can accelerate the process of growth and
development of plants, but it is quickly overcome nutrient deficiency, not
experience nutrient leaching and to provide nutrients quickly. Green beans are one
of the important Leguminosae plant in Indonesia after soybean and peanut. The
purpose of this study was to determine the effect of the composition of the
growing medium, the concentration of liquid organic fertilizer and their
interaction to growth and yield of green beans. This study used factorial
completely randomized design pattern, which consists of two factors, namely the
first term treatment of growing media compositions (M) consisting of 4 standard,
namely m1 (alluvial soil + cow + sand pile), m2 (alluvial soil + cow + charcoal pile
wood), m3 (alluvial soil + cow + sawdust pile), m4 (alluvial soil pile + cow + rice
husk charcoal) and the second factor concentration liquid organic fertilizer (P)
consisting of 4 standard, namely p1 (0 cc / liter water), p2 (2 cc / liter of water), p3
(4 cc / liter of water), p4 (6 cc / liter of water). The variables observed in this study
were plant height, dry weight, number of pods per plant, weight of pods per plant,
dry weight of seeds per plant, dry weight of 100 seeds and environmental
monitoring. Results showed treatment of growing media compositions alluvial
pile + cow + rice husk charcoal is the best treatment while an efficient liquid
organic fertilizer is a concentration of 6 cc / liter. Treatment of growing media
composition and delivery of liquid organic fertilizer concentrations showed no
interaction at all observation variables.

Keywords : green beans, growing media, liquid organic fertilizer

PENDAHULUAN 2011 adalah 231.225 ha. Produksi


kacang hijau secara nasional pada
Kacang hijau merupakan
tahun 2011 mencapai 341.097 ton.
salah satu tanaman Leguminosae
Untuk luas panen kacang hijau
yang cukup penting di Indonesia
khususnya di Kalimantan Barat tahun
setelah kedelai dan kacang tanah.
2011 yaitu sebesar 2.309 ha dengan
Kacang hijau juga banyak diminati
jumlah produksi sebesar 1.687 ton.
masyarakat Indonesia. Tanaman ini
Produksi terbesar terdapat di
mengandung zat-zat gizi, antara lain:
Kabupaten Sambas dan Kabupaten
amylum, protein, besi, belerang,
Bengkayang diurutan dua tertinggi.
kalsium, minyak lemak, mangan,
(BPS Provinsi Kalimantan Barat,
magnesium, niasin, vitamin (B1, A,
2011).
dan E). Manfaat lain dari kacang
Teknik budidaya yang kurang
hijau ialah digunakan untuk
tepat, meliputi pengolahan tanah,
pengobatan.
cara pemupukan serta pengendalian
Produksi kacang hijau di
hama dan penyakit merupakan
Indonesia lima tahun terakhir
beberapa diantara penyebab naik
mengalami naik turun sehingga
turunnya produksi kacang hijau.
belum dapat mengimbangi konsumsi
Dibandingkan dengan tanaman
dalam negeri. Luas tanam kacang
kacang-kacangan lainnya, kacang
hijau secara nasional pada tahun
3

hijau memiliki kelebihan ditinjau yang ringan dengan ciri bertekstur


dari segi agronomi dan ekonomis, kasar serta luas permukaan kecil,
seperti lebih tahan kekeringan, sehingga pasir bersifat gembur,
serangan hama dan penyakit lebih aerase baik dan mudah diolah. Arang
sedikit, dapat dipanen pada umur 55 kayu memiliki daya serap air yang
- 60 hari, dapat ditanam pada tanah tinggi, daya netralisasi yang baik dan
yang kurang subur dan cara budidaya dapat berfungsi sebagai penyerap
yang mudah (Sunantara, 2000). zat-zat racun dalam tanah. Serbuk
Usaha dalam meningkatkan produksi gergaji mempunyai daya simpan air
kacang hijau dapat dilakukan dengan dan aerase yang baik, gembur
cara intensifikasi dan ekstensifikasi. sehingga akar tidak mengalami
Usaha ekstensifikasi dapat dilakukan kesulitan untuk menembus dan akar
dengan perluasan areal ke lahan- mudah berkembang. Pertambahan
lahan marginal, salah satunya adalah arang sekam pada tanah akan
tanah aluvial. memperbaiki sifat fisik dan kimia
Tanah aluvial memiliki sifat tanah, selain itu pencampuran arang
fisik yang kurang mendukung untuk sekam kedalam tanah akan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang menyebabkan phosphor tanah
maksimal. Hal ini disebabkan karena menjadi lebih tersedia. Faktor
adanya faktor pembatas antara lain lainnya yang harus diperhatikan
sifat fisik tanah aluvial yang dalam upaya peningkatkan hasil
memiliki tekstur tanah yang kacang hijau yaitu dengan pemberian
didominasi oleh debu yaitu 90,34 % pupuk cair yang diberikan dalam
serta strukturnya dan konsistensinya bentuk larutan.
yang keras diwaktu kering dan teguh Salah satu pupuk organik cair
pada kondisi lembab dan memiliki yang dapat digunakan adalah pupuk
lapisan olah yang dangkal (Sarief, organik cair bermerek dagang
1986). Hormon Tanaman Unggul
Usaha intensifikasi adalah (HANTU). Pupuk HANTU
dengan perbaikan cara budidaya merupakan pupuk organik cair
melalui paket teknologi yang mampu berbentuk cream cair / pekat kelabu
memberikan output secara optimal yang dibuat khusus untuk
dengan input diusahakan sekecil merangsang pertumbuhan dan
mungkin. Salah satu teknologi yang kesuburan tanaman sehingga aman
dapat digunakan adalah anjuran terhadap lingkungan. Kelebihan dari
pemupukan yang selama ini belum pupuk organik cair ini adalah dapat
diaplikasikan menurut dosis yang mempercepat dan memperbaiki
sesuai. Upaya terbaik untuk proses pertumbuhan dan
meningkatkan kesuburan tanah perkembangan unsur hara.
adalah melalui penggunaan pupuk Berdasarkan kandungan unsur
organik seperti pukan sapi sebagai haranya, Hormon Tanaman Unggul
komponen media tanam. Kelebihan mengandung N – 63%, P – 6%, K –
pupuk organik adalah dapat 14% serta unsur hara mikro lainnya
memperbaiki sifat fisik, kimia dan seperti Na, Cu, Fe, Mn, Zn, Co, Cd
biologi tanah (Indranada, 1986). dan Pb. Kandungan lain di dalam
Sutiyoso (1996), pupuk organik cair ini seperti
mengemukakan bahwa penambahan Azospirrilium sp, Rhizobium sp,
berbagai komponen media tanam Azoctobacter sp, Bacillus sp,
seperti pasir, arang kayu, serbuk Bradyrhizobhium sp, Mikroba
gergaji dan arang sekam padi juga pelarut Fospat, Mikroba
berpengaruh dalam memperbaiki pendegradasi Selulose,
struktur tanah. Pasir termasuk tanah Pseudomonas sp, Microccus sp,
4

Fitohormon alami (Giberellin, alat tulis, kamera digital, gelas ukur,


Kinetin, Zeatin, IAA) dan Enzim mistar, meteran dan oven. Bahan-
alami. bahan yang digunakan dalam
Upaya yang dapat dilakukan penelitian ini adalah tanah aluvial
untuk meningkatkan produktivitas yang diambil pada kedalaman 0 – 20
tanah aluvial diantaranya dengan cm, benih kacang hijau varietas
cara mengkombinasikan antara tanah Vima-1, media tanam seperti pukan
aluvial dengan berbagai jenis media sapi, pasir, arang kayu, serbuk
tanam lainnya sebagai bahan gergaji dan arang sekam padi, kapur
alternatif pendukung kesuburan dengan daya netralisir 85 %, polibag
tanah seperti seperti pasir, arang ukuran 40 x 30 cm, pupuk dasar
kayu, serbuk gergaji dan arang Urea, SP-36 dan KCl, pupuk organik
sekam padi. Bahan alternatif tersebut cair dengan merk dagang HANTU.
mudah didapat namun masih kurang Penelitian ini menggunakan
dalam penggunaannya. Aplikasi metode eksperimen dengan pola
pupuk organik cair sebagai unsur Rancangan Acak Lengkap (RAL)
tambahan dapat mendukung proses dengan faktorial yang terdiri dari 2
pertumbuhan dan faktor, yaitu komposisi media
perkembangan tanaman karena dengan 4 taraf perlakuan dan
mengandung unsur hara mikro konsenterasi pemberian pupuk
seperti Fe, Mn, Cu, Zn dan B dalam organik cair dengan 4 taraf
jumlah yang cukup untuk memenuhi perlakuan. Terdiri dari 3 ulangan dan
kebutuhan nutrisi dalam tanah. 3 sampel tanaman, sehingga terdapat
Disamping itu pemberian pukan sapi 144 unit percobaan. Perlakuan yang
yang mampu memperbaiki sifat fisik dimaksud adalah : Faktor komposisi
dan biologi pada tanah aluvial juga media tanam. m1 = tanah aluvial +
berperan penting sehingga dapat pukan sapi + pasir (1:1:1); m2 =
menjadi media tanam yang baik tanah aluvial + pukan sapi + arang
untuk pertumbuhan dan hasil kayu (1:1:1); m3 = tanah aluvial +
tanaman kacang hijau. pukan sapi + serbuk gergaji (1:1:1);
m4 = tanah aluvial + pukan sapi +
arang sekam padi (1:1:1). Faktor
METODE PENELITIAN konsentrasi pemberian pupuk
organik cair. p0= 0 cc/ liter air; p1 = 2
Penelitian dilaksanakan di
cc/ liter air; p2 = 4 cc/ liter air; p3 = 6
kebun percobaan Fakultas pertanian
cc/ liter air.
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Variabel yang diamati dalam
Waktu penelitian dilaksanakan
penelitian ini adalah tinggi tanaman
selama 12 minggu. Penelitian
(cm), berat kering tanaman (g),
dilakukan mulai tanggal 25 Juni
jumlah polong per tanaman (polong),
2012 sampai dengan tanggal 14
berat polong per tanaman (g), berat
September 2012. Alat-alat yang
biji kering per tanaman (g), berat 100
digunakan dalam penelitian ini
biji kering (g). Selain variabel
adalah cangkul, alat tebas, pengayak
pengamatan di atas dilakukan juga
tanah, timbangan analitik, gembor,
pengamatan terhadap variabel
ember, dirigen air, corong air,
lingkungan, yakni: Suhu Udara (°C),
sprayer, jangka sorong, gunting,
Kelembaban Udara (%), Curah
termometer, higrometer, pH meter,
Hujan (oC).

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui


A. Hasil Pengamatan perbedaaan antara perlakuan yang
1. Berat Kering Tanaman (g) berpengaruh nyata
5

terhadap berat kering tanaman,


dilakukan Uji BNJ yang hasilnya
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Berat
Kering Tanaman (g)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 7,75 b
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 8,06 b
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 10,76 a
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 11,18 a
BNJ 5 % = 2,09
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

5
Hasil Uji BNJ pada aluvial + pukan sapi + arang
Tabel 3 menunjukkan bahwa kayu dan tanah aluvial +
berat kering tanaman kacang pukan sapi + serbuk gergaji.
hijau dengan media tanah Berat kering tanaman kacang
aluvial + pukan sapi + arang hijau yang tertinggi
sekam padi dan tanah aluvial dihasilkan oleh tanaman
+ pukan sapi + pasir berbeda kacang hijau dengan media
nyata dibandingkan dengan tanah aluvial + pukan sapi +
berat kering tanaman kacang arang sekam padi sebesar
hijau dengan media tanah 11,18 g.

2. Tinggi Tanaman (cm)


Untuk mengetahui tanaman minggu ke-2, dilakukan Uji
perbedaaan antara perlakuan yang BNJ yang hasilnya dapat dilihat pada
berpengaruh nyata terhadap tinggi tabel 5.

Tabel 5. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Tinggi
Tanaman Minggu ke-2 setelah Tanam (cm)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 18,98 b
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 19,42 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 20,81 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 22,57 a
BNJ 5 % = 3,35
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

Hasil Uji BNJ pada Tabel 5 dengan media tanah aluvial + pukan
menunjukkan bahwa tinggi tanaman sapi + arang sekam padi, tetapi
kacang hijau minggu ke-2 dengan berbeda tidak nyata jika
media tanah aluvial + pukan sapi + dibandingkan dengan tinggi tanaman
pasir berbeda nyata dibandingkan kacang hijau pada umur 2 minggu
dengan tinggi tanaman kacang hijau setelah tanam dengan media tanah
6

aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji dan tanah aluvial + pukan sapi +
arang kayu..

3. Jumlah Polong per Tanaman


(polong)
Untuk mengetahui terhadap jumlah polong per tanaman,
perbedaaan antara perlakuan yang dilakukan Uji BNJ yang hasilnya
berpengaruh nyata dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.

Tabel 7. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Jumlah
Polong per Tanaman (polong)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 29,00 c
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 31,08 bc
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 37,33 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 41,00 a
BNJ 5 % = 8,23
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

Tabel 8. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Jumlah Polong per Tanaman (polong)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 34,25 ab
2 29,00 b
4 35,33 ab
6 39,83 a
BNJ 5 % = 8,23
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

Hasil Uji BNJ pada Tabel 7 Hasil Uji BNJ pada Tabel 8
menunjukkan bahwa jumlah polong menunjukkan bahwa jumlah polong
per tanaman kacang hijau dengan per tanaman dengan pemberian
media tanah aluvial + pukan sapi + pupuk organik cair konsentrasi 6
arang sekam padi berbeda nyata cc/liter air berbeda nyata
dibandingkan dengan jumlah polong dibandingkan jumlah polong per
dengan media tanah aluvial + pukan tanaman dengan pemberian pupuk
sapi + serbuk gergaji dan tanah organik cair konsentrasi 2 cc/liter air,
aluvial + pukan sapi + arang kayu tetapi berbeda tidak nyata jika
tetapi berbeda tidak nyata jika dibandingkan dengan pemberian
dibandingkan dengan jumlah polong pupuk organik cair konsentrasi 4
dengan media tanah aluvial + pukan cc/liter air dan 0 cc/liter air.
sapi + pasir.

4. Berat Polong per Tanaman (g) polong per tanaman, dilakukan Uji
Untuk mengetahui BNJ yang hasilnya dapat dilihat pada
perbedaaan antara perlakuan yang tabel 10 dan tabel 11.
berpengaruh nyata terhadap berat
7

Tabel 10. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Berat
Polong per Tanaman (g)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 30,07 b
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 31,87 b
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 39,26 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 43,22 a
BNJ 5 % = 9,76
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

Tabel 11. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair
terhadap Berat Polong per Tanaman (g)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 37,64 ab
2 29,57 b
4 36,65 ab
6 40,56 a
BNJ 5 % = 9,76
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
dengan media tanah aluvial + pukan
sapi + pasir.
Hasil Uji BNJ pada Tabel 11
Hasil Uji BNJ pada Tabel 10 menunjukkan bahwa berat polong
menunjukkan bahwa berat polong per tanaman dengan pemberian
per tanaman kacang hijau dengan pupuk organik cair konsentrasi 6
media tanah aluvial + pukan sapi + cc/liter air berbeda nyata
arang sekam padi berbeda nyata dibandingkan berat polong per
dibandingkan dengan berat polong tanaman dengan pemberian pupuk
per tanaman dengan media tanah organik cair konsentrasi 2 cc/liter air,
aluvial + pukan sapi + arang kayu tetapi berbeda tidak nyata jika
dan tanah aluvial + pukan sapi + dibandingkan dengan pemberian
serbuk gergaji tetapi berbeda tidak pupuk organik cair konsentrasi 0
nyata jika dibandingkan dengan berat cc/liter air dan 4 cc/liter air.
polong per tanaman kacang hijau

5. Berat Biji Kering per


Tanaman (g) tidak nyata terhadap berat biji kering
Hasil analisis keragaman per tanaman yang dapat dilihat pada
menunjukkan bahwa komposisi gambar 2.
media tanam dan pupuk organik cair
berpengaruh
8

Gambar 2. Berat biji kering per tanaman pada berbagai


perlakuan komposisi media tanam dan
POC.
Gambar 2 menunjukkan kering per tanaman sebesar 6,91 g.
bahwa rerata berat biji kering per Perlakuan dengan media pasir dan
tanaman dengan perlakuan media pupuk organik cair konsentrasi 4
arang sekam padi dan pupuk organik cc/liter menghasilkan berat biji
cair konsentrasi 0 cc/liter kering per tanaman sebesar 7,05 g.
menghasilkan berat biji kering per Perlakuan dengan media arang
tanaman sebesar 7,21 g. Perlakuan sekam padi dan pupuk organik cair
dengan media arang sekam padi dan konsentrasi 6 cc/liter menghasilkan
pupuk organik cair konsentrasi 2 berat biji kering per tanaman sebesar
cc/liter menghasilkan berat biji 7,53 g.
+arang kayu tetapi berbeda tidak
6. Berat 100 Biji Kering (g) nyata jika dibandingkan dengan berat
Untuk mengetahui 100 biji kering tanaman kacang hijau
perbedaaan antara perlakuan yang dengan media tanah aluvial + pukan
berpengaruh nyata terhadap berat sapi + pasir.
polong per tanaman, dilakukan Uji Hasil Uji BNJ pada Tabel 15
BNJ yang hasilnya dapat dilihat pada menunjukkan bahwa berat polong
tabel 14 dan tabel 15. per tanaman dengan pemberian
Hasil Uji BNJ pada Tabel 14 pupuk organik cair konsentrasi 6
menunjukkan bahwa berat 100 biji cc/liter air berbeda nyata
kering tanaman kacang hijau dengan dibandingkan dengan berat polong
media tanah aluvial + pukan sapi + per tanaman dengan pemberian
arang sekam padi berbeda nyata pupuk organik cair konsentrasi 2
dibandingkan dengan berat 100 biji cc/liter air, tetapi berbeda tidak nyata
kering tanaman dengan media tanah jika dibandingkan dengan pemberian
aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji pupuk organik cair konsentrasi 0
dan media tanah aluvial + pukan sapi cc/liter air dan 4 cc/liter air.

Tabel 14. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Berat
100 Biji Kering (g)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 23,35 c
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 24,82 bc
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 29,90 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 33,35 a
BNJ 5 % = 6,54
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

Tabel 15. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Berat 100 Biji Kering (g)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 27,53 ab
2 23,41 b
4 28,34 ab
6 32,41 a
BNJ 5 % = 6,54
9

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %

pengaruh yang tidak nyata terhadap


semua variabel yang diamati.
PEMBAHASAN Media tanam adalah bahan
yang digunakan sebagai tempat
Hasil penelitian pengaruh tumbuh dan berkembangnya akar
komposisi media tanam dan pupuk tanaman. Untuk mendapatkan media
organik cair menunjukkan bahwa tanam yang baik dan sesuai dengan
perlakuan komposisi media tanam jenis tanaman harus memiliki
yang diberikan berpengaruh tidak pemahaman mengenai karakteristik
nyata terhadap tinggi tanaman media tanam yang berbeda-beda dari
minggu ke-4, minggu ke-6, dan berat setiap jenisnya. Berdasarkan jenis
biji kering per tanaman. Pada bahan penyusunnya, media tanam
pemberian pupuk organik cair, dibedakan menjadi bahan organik
pemberian yang diberikan dan anorganik.
berpengaruh tidak nyata terhadap Menurut Sutejo (2002) pupuk
berat kering tanaman, tinggi tanaman kandang mempunyai pengaruh yang
minggu ke-2, minggu ke-4, minggu baik terhadap sifat fisik tanah.
ke-6 dan berat biji kering per Penguraian yang terjadi
tanaman. Ini artinya pemberian mempertinggi kadar bunga tanah
pupuk organik cair memberikan humus, sehingga mempertahankan
pengaruh yang tidak berbeda struktur tanah dan terisi oksigen yang
terhadap pertumbuhan tanaman cukup. Pupuk kandang juga
kacang hijau. Hal ini dikarenakan menimbulkan tersedianya unsur hara
pada saat pemberian pupuk organik bagi tanaman, mengembangkan
cair mikroorganisme yang terdapat kehidupan mikroorganisme di dalam
dalam kandungan pupuk organik cair tanah dan dapat meningkatkan daya
diduga bekerja tidak maksimal. Hal menahan air, yang akan
ini disebabkan pH media tanam memudahkan akar-akar tanaman
berkisar antara 5,80 – 6,03. Pada pH menyerap zat-zat makanan bagi
tersebut unsur hara pada media pertumbuhan dan perkembangannya.
tanam sudah tersedia. Pemberian pupuk organik juga
dapat mempengaruhi sifat kimia
tanah yaitu dapat memperbaiki pH
tanah dan sifat biologi tanah dengan
menunjang kehidupan
Disamping itu kondisi lingkungan mikroorganisme dalam tanah serta
yang panas yaitu rerata suhu udara kemampuan menahan air. Menurut
harian berkisar antara 24,75 – Buckman dan Brady (1982), pH
30,50oC sehingga dengan kondisi tanah dapat mempengaruhi
tersebut mikroorganisme sulit untuk ketersediaan unsur hara. pH tanah
berperan aktif dalam proses untuk tanaman kacang hijau agar
dekomposisi media tanam. Menurut dapat tumbuh dan berproduksi
Brooks (2001) bahwa sebagian besar dengan baik berkisar 5,8 – 7,0
mikroorganisme menunjukkan dengan optimal 6,7.
aktivitas yang baik dalam proses Arang sekam padi berperan
dekomposisi adalah berkisar 30 – dalam memperbaiki sifat fisik tanah,
37oC. Interaksi dari kedua faktor yaitu mengakibatkan tanah menjadi
perlakuan tersebut memberikan gembur dengan granular yang
10

semakin banyak. Menurut Trianto Peningkatan berat kering


(2001) pemberian arang sekam padi tanaman merupakan indikator
dapat memperbaiki sifat fisik tanah berlangsungnya pertumbuhan yang
dan porositas akan meningkat merupakan hasil proses fotosintesis
sehingga banyak pori-pori kecil yang tanaman. Proses fotosintesis yang
memungkinkan hara menjadi terjerap terjadi pada bagian daun
didalam tanah. Keadaan fisik tanah menghasilkan fotosintat yang
yang baik sangat mempengaruhi selanjutnya ditranslokasikan
pertumbuhan tanaman. Hal ini kebagian tanaman yakni akar, batang
disebabkan pengaruh aerasi dan dan daun. Dari hasil penelitian
drainase tanah. Struktur tanah yang didapat bahwa perlakuan komposisi
baik memungkinkan suatu hubungan media tanam tanah aluvial + pukan
yang baik antara udara dan air dalam sapi + arang sekam padi merupakan
tanah. Keadaan demikian dapat perlakuan yang terbaik pada berat
menyebabkan akar tanaman akan kering tanaman kacang hijau yaitu
tumbuh dengan baik dan proses sekitar 11,18 g.
respirasi akan berlangsung baik pula Tinggi tanaman merupakan
sehingga tanaman dapat menyerap indikator pertumbuhan tanaman.
zat-zat makanan dengan kebutuhan Pertambahan tinggi tanaman
yang diperlukan untuk pertumbuhan. merupakan salah satu bentuk adanya
Sebagai media tanam, arang peningkatan pembelahan dan
sekam berperan penting dalam pembesaran sel dari hasil
perbaikan struktur tanah sehingga peningkatan fotosintat tanaman.
aerasi dan drainase dimedia tanam Peningkatan tinggi tanaman
menjadi lebih baik. Arang sekam merupakan hasil proses pembelahan,
mampu mengontrol kelebihan air perpanjangan dan pembesaran sel
(drainase) karena drainase yang (Setyati, 1979). Hasil analisis
lancar menjadikan akar-akar tanaman keragaman Tabel 4 menunjukkan
lebih leluasa bernafas sehingga lebih bahwa tinggi tanaman pada
optimal dalam menyerap unsur-unsur perlakuan komposisi media tanam
hara yang dibutuhkan, sementara dan pemberian pupuk organik cair
aerasi yang memadai sangat berpengaruh tidak nyata pada
dibutuhkan oleh akar untuk bernafas minggu ke-4 dan minggu ke-6, tetapi
sehingga asupan oksigen dapat tinggi tanaman kacang hijau pada
tercukupi dan ketersediaan udara perlakuan komposisi media tanam
(aerasi) menjadi lebih baik dan akar berpengaruh nyata pada namun
tanaman dapat tumbuh dengan tinggi tanaman dan tidak
sempurna. berpengaruh nyata pemberian pupuk
Arang sekam padi pada tanah organik cair pada minggu ke-2
dapat juga membantu dalam setelah tanam.
ketersediaan K dan meningkatkan Selain ditranslokasikan ke
serapan P, Ca dan Mg oleh tanaman. seluruh bagian tanaman, hasil
Adanya kandungan unsur tersebut fotosintesis juga digunakan oleh
terutama kation-kation basa Ca dan tanaman untuk menghasilkan jumlah
Mg menyebabkan arang sekam padi polong kacang hijau. Banyaknya
dapat digunakan sebagai pengganti jumlah karbohidrat yang diterima
kapur untuk meningkatkan pH tanah, oleh polong berpengaruh terhadap
sehingga dapat membantu unsur hara berat polong yang akan semakin
yang terdapat pada tanah aluvial bertambah dan ini juga berpengaruh
menjadi tersedia bagi tanaman serta terhadap berat 100 biji kering per
perkembangan perakaran yang baik. tanaman. Namun pada berat biji
kering per tanaman menunjukkan
11

pengaruh yang tidak nyata, hal ini pada pertumbuhan generatif,


diduga kadar air yang berbeda serta sehingga memberikan pengaruh
waktu panen yang dilakukan tidak terhadap pertumbuhan kacang hijau
serentak. Hasil Uji BNJ Tabel 7 yang terlihat pada variabel jumlah
menunjukkan bahwa jumlah polong polong per tanaman, berat polong per
per tanaman kacang hijau pada tanaman dan berat 100 biji kering.
perlakuan media tanah aluvial + Pada penelitian ini tidak terjadi
pukan sapi + arang sekam padi interaksi antara 2 faktor perlakuan
menghasilkan 41,00 polong, yang diuji. Hal ini disebabkan media
sedangkan pada Uji BNJ Tabel 8 tanam arang sekam padi setelah
menunjukkan bahwa jumlah polong inkubasi berkisar 6,03, sehingga
per tanaman dengan pemberian unsur hara yang terdapat di dalam
pupuk organik cair konsentrasi 6 media tanam sudah tersedia bagi
cc/liter air memberikan hasil tanaman. pH tanah yang dibutuhkan
tertinggi yaitu sebesar 39,00 polong. untuk pertumbuhan dan
Pemberian pupuk organik cair perkembangan tanaman kacang hijau
menunjukkan pengaruh yang tidak adalah berkisar 5,7 – 7,0 ini berarti
nyata pada awal pertumbuhan namun pH media cocok untuk pertumbuhan
berpengaruh nyata pada saat hasil dan perkembangan tanaman kacang
tanaman. Hal ini dikarenakan proses hijau tersebut. Mikroorganisme aktif
awal berjalan lambat maka pengaruh pada kondisi kahat hara dan pH
yang diberikan tidak banyak, rendah sehingga penambahan pupuk
sehingga pada saat pertumbuhan organik cair yang mengandung
vegetatif tanaman belum mikroorganisme tidak mempengaruhi
menunjukkan adanya pengaruh pertumbuhan tanaman kacang hijau
tanaman. Namun aktivitas tersebut.
mikroorganisme baru terlihat nyata

PENUTUP perlu dilakukan penelitian lanjut


Kesimpulan antara lain :
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Pemanfaatan bahan alternatif
berikut: khususnya arang sekam padi
1. Perlakuan komposisi media serta pemberian pupuk organik
tanam tanah aluvial + pukan sapi cair dalam bidang pertanian
+ arang sekam padi merupakan sangat baik diterapkan, namun
perlakuan yang terbaik. perlu dilakukan penelitian lebih
2. Perlakuan pemberian konsentrasi lanjut dengan menggunakan
pupuk organik cair sebesar 6 jenis tanah yang berbeda seperti
cc/liter merupakan perlakuan tanah PMK.
yang terbaik. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
3. Perlakuan komposisi media lanjut yang berkaitan dengan
tanam dan pemberian konsentrasi komposisi media tanam dan
pupuk organik cair menunjukkan pupuk organik cair dalam
tidak adanya interaksi pada perbaikan penelitian sebelumnya.
semua variabel pengamatan. 3. Sebaiknya pada perlakuan pupuk
organik cair dianjurkan untuk
Saran diberikan dengan cara disemprot
Berdasarkan hasil penelitian yang pada tanaman.
telah dilakukan, disarankan bahwa
12

DAFTAR PUSTAKA Sunantara, I.M.M. 2000. Teknik


Produksi Benih Kacang
Badan Pusat Statistik. 2011.
Hijau. No. Agdex: 142/35.
Kalimantan Barat dalam
No. Seri:
Angka. Badan Pusat Statistik
03/Tanaman/2000/September
Kalimantan Barat. Pontianak.
2000. Instalasi Penelitian dan
Buckman, H, O. dan N. C. Brady.
Pengkajian Teknologi
1982. Ilmu Tanah.
Pertanian Denpasar Bali.
Diterjemahkan oleh
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara
Soegiman. Bhrata Karya
Pemupukan. Rineka Cipta.
Aksara. Jakarta.
Jakarta.
Brooks G F, et.al. 2001. Jawetz,
Sutiyoso, Y. 1996. Pengaruh Media
Melnick,& Adelberg’s
Terhadap Pertumbuhan dan
Medical Microbiology. 22th
Perkembangan Anggrek. PAI.
Ed. New York: Lange
Jakarta.
Medical Books.
Trianto, L. 2001. Study Perubahan
Indranada, H.K. 1986. Pengelolaan
Sifat Kimia Ultisol dan Hasil
Kesuburan Tanah. Bina
Cabai Merah Hot Beauty
Aksara. Jakarta.
Akibat Pemberian Arang
Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan
Sekam Padi. Skripsi Fakultas
Pemupukan Tanah Pertanian.
Pertanian Universitas
Pustaka Buana. Bandung.
Tanjungpura. Pontianak.
Setyati. 1979. Pengantar Agronomi.
(tidak dipublikasikan).
Yasaguna. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai