Anda di halaman 1dari 20

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Dr. NURINA
24/03/2021

1. GOUT ARTHRITIS AKUT

1. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada jempol kaki kirinya saat bangun pagi, satu hari yang lalu pasien mengeluh demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan jempol kaki kiri bengkak, panas dan kemerahan . Pada
pemeriksaan lab didapatkan Hasil lab. yg dibawa serum uric acid : 10 mg/dL. Dokter
mediagnosis gout arthritis. Tuliskan Farmakoterapi untuk pasien tersebut dengan format Resep
lengkap

Pilihan tx: kolkisin, nsaid, glukokortikoid


- Kolkisin: Sediaan: Tab 500mcg.
- Dosis: dalam sehari bisa 6gr. Bisa diberikan 2 jam/hari sampai besoknya
- Efek samping: diare
- Diberikan kalo masih <12 jam

- NSAID: antiinflamasi
- Natrium diklofenak: efek antiinflamasi lebih kuat krn terakumulasi di sendi jadi
efeknya lebih lama dari half lifenya
- lainnya:
1. Asam mefenamat: anti inflamasi lbh rendah dr diklofenak
2. Ibuprofen: idem
3. Indomethacin: termasuk kuat tp gaada sediaan di fornas
4. Aspirin: banyak manfaat, dosis rendah: antiplatelet, sedang: analgesik antipiretik,
tinggi: anti inflamasi
Nb. dibagi: non selective, cox 2 selective.
- Risk GIT (eg. gastritis): kasih cox 2 selective
- Risk trombosis: jgn kasih cox 2 selective

Sediaan kolkisin  500 mcg, apa efek samping? Diare, mekanisme kerja?

Nb. aspek suitability: mau kasih nsaid longterm pikirkan kasih sediaan sustained release
Nb. px ada risk GIT, ada risk trombosis: hati2 kasih cox 2 selective. Sebaiknya nsaid
biasa + PPI (omeprazole)

- Glukokortikoid intraartikuler (bkn kompetensi dr umum)

R/ Tab. Natrium diklofenak 50mg No. XV


S 3 d.d. Tab I. p.r.n.

Q. Alupurinol bisa bikin flare gimana?


A. Blm pasti mekanismenya. Kayaknya krn uric acid serum turun, jadi yg di sendi ke
vaskular, jadi inflamasi
- Alupurinol boleh dikasih di akut kalo emg udah minum alupurinol sebelumnya
- Hati2 obat buat flare: obat penurun asam urat, antiHT thiazide

Obat : Na diklofenak atau Kolkisin


Nama Obat : Natrium diklofenak
1. Remedium, Golongan, Khasiat :
Golongan : NSAID
Khasiat : Antiinflamasi non selektif, Analgesik, antipirai (menurunkan asam urat dalam
darah)
2. Mekanisme Kerja :
Gout fase akut  Pakai NSAID non selektif/kolkisin.
 Natrium dikklorofenak akan menghambat COX-1 dan COX-2 (non selektif) sehingga
menghambat sintesis prostaglandin.
 Natrium diklorofenak terakumulasi di cairan sinovial sehingga dapat bekerja lebih
lama di sendi.
 Short acting, mendekati COX 2 inhibitor selektif (Aman untuk lambung tapi tidak
untuk jantung)
 Farmakokinetik :
Absorbsi : Melalui GIT dan kulit, menurun jika bersama makanan, bioavailab 55%
Distribusi : Masuk ke plasenta dan ASI, 99% diikat albumin.
Metabolisme : First pass effect di hati
Ekskresi : Utama lewat urin (60%), bile (35%)
3. Interaksi obat :
- Resiko gastric ulcer jika bersama steroid.
- Resiko hiperkalemia dan nefrotoksik bila sama ACEI, diuretik.
- Resiko hematologi toksisitas jika sama zidovudin
4. Efek samping :
Edema karena retensi air dan Na, abnormalitas fungsi hati, gangguan GIT, gastritis
5. Dosis :
Dewasa 50mg 2-3 d.d
Anak : 0,5-3mg/kgBB/hari
 konsumsi setelah makan (untuk gout 3 d.d)
6. Sediaan : tab sal enterik 25mg, 50mg; injeksi 25mg/ml (nyeri akut pasca op)
7. DD : Rheumatoid arthritis, trauma (bengkak)
8. Edukasi : minum obat teratur dan kontrol jika fase akut sudah selesai untuk pengobatan
allupurinol, menghindari makanan yang menghasilkan purin tinggi (bayam, daging
merah, hati ayam, dll).
Nama Obat : KOLKISIN
1. Remedium, Golongan, Khasiat :
Golongan :
Khasiat : anti-hiperurisemia, anti-gout
2. Mekanisme Kerja :
Gout fase akut  Pakai NSAID non selektif/kolkisin.
 Kolkisin mengurangi neutrofil mediated inflammatory respon dengan mnegganggu
fungsi sitoskeletal dengan memblok beta-tubulin polimerisasi microtubulus
 Mencegah aktivasi, degranulasi, dan migrasi dari neutrofil ke area inflamasi.
 Farmakokinetik :
Absorbsi : Paling bagus GIT (45%)
Distribusi : Konsentrasi utama di leukosit, ginjal, lien, dan hepar. Melewati plasenta
dan ASI. Ikatan protein plasma 39%
Metabolisme : di hati dengan demetilasi
Ekskresi : Utama lewat FESES (80%), urin (10-20%)
3. Interaksi obat :
- Miopati dan rhabdomyolisis jika bersama dg statin, fibrat, digoxin
- Malabsorbsi vitamin B12 tp reversible
- Fatal : meningkatkan toksisitas jika digunakan dengan makrolid, CCB, ketoconazole
4. Efek samping :
Myelosupresi (trombositopenia, leukopenia, anemia)
Toksisitas neuromuskular (rhabdomyolisis)
Gangguan GIT  paling sering diare
5. Dosis :
Dewasa :
Loading dose : 1 mg kemudian 0,5mg setelah 1 jam
Maintenance : 0,5 mg 3 d.d; dihentikan bila simptomps berkurang/max 6mg (buat 2
hari aja berarti  No. VI)
Bisa diulang setelah paling enggak 3 hari
Profilaksis : 0,5 mg 2 d.d
Di MIMS : boleh dengan atau tanpa makanan
6. Sediaan : tab 500mcg  0,5 mg
7. DD : Rheumatoid arthritis, trauma
8. Edukasi : minum obat teratur dan kontrol jika fase akut sudah selesai untuk pengobatan
allupurinol, menghindari makanan yang menghasilkan purin tinggi (bayam, daging
merah, hati ayam, dll).
Catatan :
 Sediaan terkecil nadic : 25 mg
 Jika ada gastritis  COX 2 inh : celecoxib, meloxicam
 Berdasarkan waktu paruhnya  2 d.d aja, diberikan segera setelah makan (dr. Qorib
bilang khusus gout 3 d.d)
 Na dic  lebih ke COX 2 inh (lebih selektif ke COX-2)
 Na dic  hati2 buat yg infark miokard
 Meloxicam  paruh waktu lebih panjang, COX-2 selective, 1 d.d
 Piroxicam  long acting, 1 dd, non selective COX
 Arthritis  inflamasi lebih berat, jd pilih obat dg antiinflamasi yang lebih kuat
 Parasetamol  antipiretik & analgesik; efek antiinflamasi lebih rendah, analgesik = nadic
 Ibuprofen  non selektif COX inh, antiinflamasi, antipiretik, analgesik
 Kortikosteroid  boleh digunakan apabila NSAID tidak mempan
 DOC : Kolkiksin  antiinflamasi khusus gout! (Efektif apabila dx klinis muncul kurang
dari 12 jam – PPK primer, dosen2 ada yg bilang dlm waktu 3 hari)

GOUT ARTHRITIS AKUT


Pilih salah satu aja!
R/. Tab. Natrium diklofenak 50 mg No. XV
S 3 d.d tab. I p.c.
------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Tab. Kolkisin 50 mcg No. VI  DOC
S 3 d.d tab. I p.c
------------------------------------------------------(paraf)
2. OSTEOARTRITIS, ada riwayat gastritis

Seorang perempuan 60 thn, datang ke klinik dengan keluhan nyeri lutut kanan sejak 1 bulan yang
lalu. Rasa nyeri memberat saat penderita naik tangga. Penderita juga mengeluh lutut kanannya
kaku saat bangun tidur atau setelah duduk lama. BB: 70 kg, TB: 155 cm, tekanan darah 130/80
mmHg Hasil lab darah : uric acid 4,5; GDP : 160 mg/dl; 2JPP : 250 mg/dl.. Hasil X-ray lutut
menunjukkan gambaran osteofit. Riwayat penyakit dahulu : gastritis dan DM. Diagnosis
osteoartritis. Tuliskan Farmakoterapi untuk pasien tersebut dengan format Resep lengkap

Dr umum: nsaid oral, topikal


- Celexocib: COX 2 selective NSAID  karena ada gastritis
- Tp gaada di faskes 1
-

Tatalaksana OA
- OA tdk dominan inflamasi, lebih ke degenerasi. Jadi tx awal gausah nsaid gapapa
- Paracetamol
- Kombinasi kodein
- NSAID oral topikal
Nb. hati2 resepin 2 nsaid bersamaan -> tidak rasional. Tidak meningkatkan efektivitas
tapi meningkatkan efek samping
- Kortikosteroid intraartikular
- Antidepresan bisa buat OA yg udah jadi nyeri neuropatik

Penting: KIE pasien, tx nonfarmako (weight loss, exercise)

Hip
OA tdk

direkomendasikan topical NSAID karena ga


sampe, terlalu luas
Duloxetine -> antidepresan
R/ Tab. Celecoxib 110mg No. XV

S 2.d.d Tab I. p.r.n.


3. KLL FRAKTUR

Seorang laki-laki, 30 tahun, pasca KLL dibawa ke UGD, dengan keluhan nyeri pada kaki kiri.
Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal, status lokalis luka robekan 2 cm, bengkak,
deformitas. Pulsasi arteri baik. Rontgen menunjukkan fraktur tibia distal sinistra.Bagaimana tata
laksana pada pasien ini. Tuliskan Farmakoterapi untuk pasien tersebut dengan format Resep
lengkap

Open fraktur: risiko infeksi -> AB profilaksis


- Untuk fraktur terbuka bersih diberikan cefazoline . pada fraktur terbuka kotor bisa
diberikan Metronidazole, penicillin

- Selain antibiotic, juga perlu diberikan profilaksis tetanus. Yang diberikan adalah HTIG
via IM (kalau tidak ada, bisa diberikan ATS). Kalau status imunisasi pasien belum jelas,
maka berikan tetanus toxoid jika ada.

Nb. Kalo mau rujuk kasih cairan pasang IV line.

R/ Inj. Cefazolin 1000mg fl. No. I

S i.m.m
R/Inj.HTIG250IUamp No.I

S i.m.m.

R/ Tab. Natrium diklofenak 50mg No. XV

S 3.d.d. Tab I. p.r.n.


4. GOUT KRONIK

Seorang laki-laki, 60 tahun, datang ke puskesmas, dengan keluhan sering mengalami nyeri sendi
di pergelangan dan ibu jari kaki. Terakhir kali mengalami bengkak pada sendi 1 bulan yang lalu,
yang kini sudah mereda. Tampak tofus. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 160/100 mmHg.
Pemeriksaan lab, GDP 100 mg/dL, GD 2jPP 140 mg/dL. Asam urat 10 mg/dL. Diagnosis artritis
gout. Bagaimana tata laksana pada pasien ini. Tuliskan Farmakoterapi untuk pasien tersebut
dengan format Resep lengkap

Allupurinol
- Xanthine oxidase inhibitor: menurunkan perubahan hypoxanthine->xanthine->uric acid
- Efek samping: GIT (mual muntah diare), ginjal, bone marrow supression, neuritis
- Bisa memicu Gout
- Berkaitan dgn HLA -> hipersensitivitas
- Dosis: mulai dosis terendah 100mg, bisa ditingkatkan sesuai respon

Penurun asam urat lain:


- Febuxostat: selektif di xanthine oxidase (?)
- Uricosuric: probenecid, sulfinpirazon
- Pegloticase: tidak ada di indonesia

R/ Tab. Alupurinol 100mg No. X

S 1.d.d. Tab. I p.c.

 pemberian dosis awal yang kecil dulu 100 - 300 mg

Nama Obat : Alopurinol


Golongan : antipirai, urikostatik
Khasiat : Sebagai obat untuk hiperuresimia, menurunkan produksi asam urat. Dan obat untuk
gout. Buat yg kronik.
Mekanisme kerja : menurunkan produksi asam urat dgn menginhibisi xanthin oxidase, enzim yg
mengubah hypoxanthine menjadi xanthine dan xanthine menjadi asam urat.
Oxipurinol merupakan metabolit aktif utama allopurinol yg juga merupakan inhibitor xanthine
oksidase
Onset: Peak effect: 1-2 minggu.
Farmakokinetik:
Absorpsi: Secara cepat diabsorpsi di saluran GI (hingga 90%). Waktu untuk mencapai
konsentrasi puncak plasma: 2-6 jam.
Distribusi: Melintasi plasenta dan ASI. Volume distribusi: Sekitar 1,6 L / kg.
Metabolisme: Dimetabolisme dengan cepat oleh xanthine oxidase menjadi oxipurinol (metabolit
utama).
Ekskresi: Melalui urin (70% sebagai oxipurinol, 10% sebagai allopurinol); feces (sisa).
Waktu paruh plasma: Kira-kira 1-2 jam (allopurinol); sekitar ≥15 jam (oxipurinol).
Efek samping obat: gangguan GI, rash, dan yg jarang adalah menyebabkan peripheral neuritis,
vaskulitis, disfungsi sumsum tulang termasuk anemia aplastic.
Interaksi obat:
Dapat menghambat metabolisme mercaptopurine dan azathioprine maka dari itu kurangi dosis
mercaptopurine dan azathioprine bila diberikan dg allopurinol.
Dapat meningkatkan efek warfarin dan antikoagulan lainnya.
Peningkatan ekskresi oksipurinol (metabolit) dg salisilat atau agen urikosurik.
Peningkatan toksisitas dg diuretik thiazide, beberapa antibakteri, antineoplastik lain, siklosporin,
beberapa antidiabetik sulfonilurea, teofilin dan vidarabin.
Dosis : Dosis awal, 100 mg/hari, dosis ditingkatkan 100 mg @ 2-5 minggu hingga tercapai target
kadar serum urat.
Dosis Maintenance: Ringan: 100-300mg/hari; sedang hingga parah: diberikan hingga 600
mg/hari. Max: 900 mg/hari. Dosis diatas 300mg harus diberikan dengan dosis terbagi.
Sediaan : tab 100mg, tab 300mg
Keluhan utama : Gejala yang khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan
terdapat tanda
tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki
Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu:
a) hiperurisemia tanpa gejala klinis,
b) artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal), dan
c) artritis gout kronis.
Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/dl.
DD : septik arthritis, Rheumatoid arthritis
Edukasi :
mengenali gejala dini dan penanganan awal
Pengaturan diet juga disarankan untuk menjaga berat tubuh yang ideal.
Hindari minum alkohol dan minuman berpemanis,
Hindari makanan yang mengandung tinggi purin dengan nilai biologikyang tinggi seperti hati,
ampela, ginjal, jeroan, dan ekstrak ragi
Latihan ϐisik dilakukan secara rutin 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit
 Kapan allupurinol diberikan? Target asam urat ≤ 6. Lakukan pemeriksaaan as. Urat saat
tanda inflamasi udh hilang (jika asam urat ≥ 6 --> berikan allupurinol)
 Kapan gout atritis butuh allupurinol? Kalau Asimptomatik ,  As urat ≥ 10 atau repetitif
attack (relaps) lebih dari 2x setahun

GOUT KRONIK
R/. Tab. Alopurinol 100mg No. X
S 1 d.d tab. I p.cc
------------------------------------------------------ (paraf)
5. OSTEOPOROSIS

Ny R, 57 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri daerah pinggul kanan sejak beberapa
bulan yang lalu. Tidak didapatkan riwayat patah tulang. Berdasarkan hasil pemeriksaan DXA
didapatkan T score < -2,5. Tentukan tatalaksana yang tepat untuk penderita Dokter
mendiagnosis Osteoporosis

Bisfosfonat -> menghambat ostteoklas -> menurunkan resorpsi tulang


- Alendronat
- Efek samping: osteonecrosis of the joint (?)
- Administrasi oral sebaiknya jangan sama makanan

Kalsium karbonat

Selain itu: kalsium, vit D, naloxifen (estrogen reseptor modulator), hormon PTH

Dr umum: upaya preventif, terutama wanita untk exercise rutin. Bisa kasih kalsium karbonat, vit
D

Makin tua: resorpsi > formasi


- wanita: estrogen turun -> intestinal calcium absorption juga turun

Osteoporosis: low, high risk.


- Low risk (blm pernah fraktur spine/hip) di assess 2-4 thn
- High risk (pernah fraktur spine/hip) di terapi
- Bisfosfonat
- Denosumab: antibodi monoklonal
- Teriparatide: PTH hormon
Komplikasi fraktur  kompresi pada vertebra

Nama Obat : ALENDRONAT


1. Remedium, golongan, khasiat :
Alendronat; bifosfonat; menghambat kerapuhan tulang/osteoporosis
Alendronat  merawat kesehatan tulang, mencegah kerusakan tulang, menjaga masa
tulang, dan meingkatkan kepadatan tulang sehingga alendronate dapat mencegah serta
mengatasi penyakit tulang , yakni osteoporosis.
2. Mekanisme Kerja :
- Menghambat kerja osteoklast, mencegah hilangnya kepadatan tulan, dan memperkuat
jaringan tulang.
- Berikatan dengan hidroksiapatit
3. Efek Samping : hipokalsemia, pembengkakan sendir, nyeri telan, gangguan GIT
4. Interaksi obat :
- Pemberian bersamaan dengan suplemen kalsium, antasida, dan pengobatan oral
lainnya dapat mempengaruhi absorbsi alendronat.
- Penggunaan HRT menyebabkan peningkatan masa tulang yang lebih besar.
- Penggunaan alendronat dosis lebih besar dari 10 mg/hari bersama produk mengandung
aspirin dapat meningkatkan gangguan upper gastrointestinal.
- KI : pasien CKD yang tidak patuh berobat
5. Dosis : 70mg 1 d.d seminggu, setengah jam a.c
6. Cara penggunaan :
Diberikan saat perut kosong secara oral (tablet), tubuh posisi tegak (karena sifat yang
asam sekali)  untuk mencegah refluks ke esofagus
7. Sediaan : tab 70mg
8. DD : Osteopenia, osteomalasia
9. Edukasi : minum obat teratur, hati-hati saat berjalan karena jika jatuh ada resiko fraktur,
mengkonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D; buat nambah D3 diminta berjemur
30 menit jam 9-10. Setelah deposisi  latihan target tulang, panggul : jalan kaki, berdiri
Nama Obat : KALSIUM KARBONAT
1. Remedium, Golongan, Khasiat :
Golongan : Vitamin dan mineral
Khasiat : antireflux agents, antiulcerans, elektrolit
2. Mekanisme Kerja :
- Di mims adanya yg buat antigastritis 
- Kalsium karbonat diberikan untuk suplai kalsium guna pembentukan tulang
- Kenapa diberikanasupan kalsium padahal hormone calcitonin masih ada?? Karena
pikirkan usia yang sudah tua terjadi kalsifikasi bukan Cuma ditulang, namun juga di
pembuluh darah, sehingga kadar kalsium menurun
 Farmakokinetik :
Absorbsi : Absorbsi dari GIT, utama di duodenum
Distribusi : Konsentrasi utama di tulang dan gigi. Melewati plasenta dan ASI
Metabolisme : diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung
Ekskresi : Utama lewat FESES (75%), urin (20%)
3. Interaksi obat :
- Resiko hiperkalsemia dan alkalosis metab jika konsumsi bersama tiazid
- Mengurangi absorbsi tiroksin, antibiotik (quinolon dan tetra)
- Penggunaan steroid dapat menurunkan absrobsi kalsium.
4. Efek samping : konstipasi, kembung, hiperkalsemia
5. Dosis :
Dewasa : 500mg – 4g/hari dibagi dalam 1-3 dd
Di MIMS : boleh dengan atau tanpa makanan, lebih baik d.c
6. Sediaan : tab 500 mg
Catatan :
 Tidak usah diberi Natrium diklofenak karena ini diagnosanya osteoporosis dan tidak ada
inflamasi
 Jika terlalu nyeri (tp derajat ringan) : gunakan parasetamol (analgesik saja)
 Jika sampai patah tulang, maka analgesiknya : Codein dan parasetamol (coditam)

OSTEOPOROSIS
R/. Tab. Alendronat 70 mg No. IV  hambat resorpsi tulang
S u. c. ½ h. a.c. (seminggu sekali)
-------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Kalsium karbonat 500 mg No. XXX  meningkatkan deposisi tulang
S 1 d.d tab. I
------------------------------------------------------- (paraf)
+ R/. Tablet vitamin D3  tp belum masuk ke guideline!
6. REUMATOID ARTRITIS DD SLE + Anemia

Seorang wanita, 60 tahun,dibawa ke dokter dengan keluhan nyeri dan bengkak pada sendi jari
kedua tangan sejak 6 minggu yang lalu. Sendi kaku dan sulit digerakkan. Pasien juga
mengeluhkan sering demam sumer dan badan lelah. Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal,
tampak kemerahan dan bengkak pada sendi metacarpophalangeal dan proximal interphalang
kanan dan kiri. Pemeriksaan rontgen menunjukkan sinovitis. Pemeriksaan lab RF+, LED
meningkat dan anemia. Diagnosis Rheumatoid arthritis DD SLE. Bagaimana tata laksana pada
pasien ini. Tuliskan Farmakoterapi untuk pasien tersebut dengan format Resep lengkap.

Nama Obat : Prednison


1. Remedium, penggolongan, khasiat :
Predinison, steroid, Antiinflamasi dan corticosteoid sintesis dg glukokortikoid
2. Mekanisme Kerja :
- Meningkatkan permeabilitas kapiler dan supresi migrasi dari PMN
- Supresi sistem imun dengan mengurangi aktivitas dan volume sistem limfatik
- Antitumor  menghambat transport glukosa atau menginduksi kematian sel pada
limfosit imatur
- Metilprednisolon : aktivasi reseptor glukokortikoid dan mengikat DNA promotor
sehinga gen tidak aktif untuk deasetilasi.
Absorbsi : oral bagus; distribusi : masuk ke placenta, eksresi : urin

3. Efek Samping :
Signifikan : supresi adrenal (hiperkortikolism, supresi HPA (adrenal) axis), gangguan
visual (diploplia, katarak, glaukoma), OSTEOPOROSIS, gangguan pertumbuhan pd
anak, moon face.
4. Interaksi obat :
- Dapat mengurangi respon terhadap vaksinasi
- Mengurangi efek hipoglikemi obat antidiabetik
- Meningkatkan resiko perdarahan GI dengan NSAID
5. Dosis : 5-10mg/hari 1 d.d. Dapat disesuaikan dosisnya dengan klinis pasien, respon
klinis. Dosis dapat dikurangi setiap 2-4 minggu sampai dengan dosis pemeliharaan (1-
2mg/hari 1 d.d)
Dosis metilpredni : awal 2-60mg/hari, kemudian tapp off. Dosis pemeliharaan 4mg/hari.
 peroral dimakan bersama makanan
6. Sediaan : tab 5 mg
Metilpredni : tab 4mg, 8mg, 16mg
7. DD: gout arthritis, trauma
8. Edukasi : diminum sesuai dengan aturan yg diberikan dokter, tidak boleh dihentikan
secara langsung (tappering off dulu), meningkatkan kewaspadaan thd efek samping.
Nama Obat : Ferrous Sulfat
1. Remedium, penggolongan, khasiat :
Ferrous Sulfat, vitamin dan mineral, untuk meningkatkan Hb (tx anemia)
2. Mekanisme Kerja :
Ferrous sulfat memfasilitasi transpot oksigen, sebagai sumber zat besi karena
menggantikan zat besi dalam Hb dan mioglobin.
3. Efek Samping :
Gangguan GIT (iritasi, mual, muntah), hipersensitivitas, feses jd hitam, gigi coklat.
4. Interaksi obat :
- Dapat mengurangi absorbsi tetrasiklin dan quinolom
- Mengurangi absorbsi bila diberikan bersama antasida, zinc, magnesium, kalsium
5. Dosis :
Dewasa : besi elemental 65-200mg/hari 2-3 d.d
Ferrous sulfat  325mg (65mg besi elemental) 3 d.d
Anak : 3-6mg/kg/hari
 peroral saat perut kosong (a.c), bisa d.c untuk mengurangi gg GIT
6. Sediaan : tab 325 mg dengan 65 mg besi elemental
7. DD: anemia def besi, anemia hemolitik, anemia penyakit kronis
8. Edukasi : diminum sesuai dengan aturan yg diberikan dokter, kontrol 2 minggu kembali
untuk lihat kadar Hb dan obat tetap diminum sampai 3 bulan setelah kadar Hb normal
untuk mengisi cadangan besi. Jika anemia karena penyakit kronis maka anemia diterapi
dengan asam folat.
Nama Obat : Asam folat
1. Remedium, penggolongan, khasiat :
Asam folat, vitamin dan mineral, untuk meningkatkan Hb (tx anemia) dan mencegah
spina bifida
2. Mekanisme Kerja :
Ferrous sulfat memfasilitasi transpot oksigen, sebagai sumber zat besi karena
menggantikan zat besi dalam Hb dan mioglobin.
3. Efek Samping :
Flushing, anorexia, mual, muntah
4. Interaksi obat :
- Mengurangi konsentrasi fenitoin
- Mengurangi absorbsi sulfasalazine!!!
5. Dosis : 5mg/hari selama 4 bulan; maintenance : 5mg tiap 1-7 hari.
 Bisa dg atau tanpa makanan
6. Sediaan : tab 0,4 mg, tab 1mg, tab 5 mg
7. DD: anemia def besi, anemia hemolitik, anemia penyakit kronis
8. Edukasi : diminum sesuai dengan aturan yg diberikan dokter, kontrol 2 minggu kembali
untuk lihat kadar Hb dan obat tetap diminum sampai 3 bulan setelah kadar Hb normal
untuk mengisi cadangan besi. Jika anemia karena penyakit kronis maka anemia diterapi
dengan asam folat.
Catatan:
 Awalnya pake MTX dulu, jika tidak ada KI maka gunakan MTX. Apabila ada KI maka
Sulfa
 Pd pasien ada anemia, MTX bisa mensupresi sumsum tulang shg ditakutkan malah jd
tambah anemia
 Jika masih anemia terus  pke Leflunomide 20mg No. XV (1 d.d tab V seminggu sekali)
 Anemia disini blm tau karena def Besi atau karena penyakit kronis, jd gpp dikasi Fe dlu

RHEUMATOID ARTHRITIS AWAL + ANEMIA


R/. Tab. Natrium diklofenak 50 mg No. XXX
S 3 d.d tab. I p.c. p.r.n.
----------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Tab. Prednison 5 mg No. XXX
S 1 d.d tab. I p.c.
---------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Tab. Methotrexate 2,5 mg No. IV
S. 1 d.d tab. III seminggu sekali
--------------------------------------------------- (paraf)
R/ Tab. Ferrous Sulfat 325 mg No. XXX
S 3 d.d tab. I a.c.
-------------------------------------------------------- (paraf)
Atau Fe bisa diganti sama
R/ Tab. Asam folat 400mcg No. XXX
S 1 d.d tab. I
-------------------------------------------------------- (paraf)
7. REUMTOID ARTRITIS

Ny G, 55 tahun dirujuk balik dari ahli rheumatologi dengan keluhan nyeri sendi inflamatif di
sendi bahu, kedua tangan, kedua kaki yang mengganggu aktivitas. Saat ini keluhan sudah sangat
berkurang . Pada pemeriksaan fisik secara umum kondisi stabil. Hasil pemeriksaan penunjang
LED 109 mm/jam, rheumatoid factor positif, foto thorax menunjukkan tidak ditemukan adanya
TBC. Tentukan tatalaksana yang tepat untuk penderita

Tx awal: boleh NSAID, boleh glukokortikoid (pertimbangkan KI pasien)

Drug of choice: DMARDs


- Tradisional: methotrexate (menghambat sintesis asam folat  efek supresi bone
marrow), sulfasalazine, leflunomide
- Biologis: anti TNF (?)

GP: dx, tx awal, rujuk (kasih nsaid dulu)


- Kenali gejala nyeri sendi
- Cara mengatasi nyeri dengan farmako non farmako
- Analgesik yg sesuai kondisi px dan sakitnya

Obat : Natrium diklofenak dan Metotreksat


Nama Obat : NSAID  natrium diklofenak (sama kayak atas)
Nama Obat : MTX (metoreksat)  first line DMARD (Disease modifying Anti Rheumatic
Drugs) pilihan lain : sulfasalazin, leflunomid
1. Remedium, golongan, khasiat :
Anti rheumatic, imunosupresan
2. Mekanisme Kerja :
- Antagonis asam folat yang menginhibisi pembentukan DNA
- Mengikat dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan folat sebagai bahan
pembentukan DNA
- Bersifat toksisitas pada sel yang membelah dengan cepat
- Farmakokinetik :
Absorbsi : Cepat absorbsi pada dosis kecil, pd dosis besar berkurang, bagus IM
Distribusi : Jaringan dan cairan tubuh ekstrasel, melewati BBB, plasenta, dan ke ASI
Metabolisme : sebagian dengan flora intestin
Ekskresi : Utama urin, kecil ke feses dan bile
3. Efek Samping :
Mual, mucosal ulcers, depresi sumsum tulang/hemato toksisitas, hepatotoksisitas,
teratogenik
4. Interaksi obat :
- Menurunkan efektifitas dengan asam folat dan derivatnya
- meningkatkan toksisitas dengan NSAID dan salisilat
- meningkatkan konsentrasi serum dengan omeprazole
5. Dosis :
Dewasa: 7,5 mg/x/minggu (sediaan 2,5mg  1 d.d tab. III) dinaikkan jika dibutuhkan,
maksimal 20 mg/mg. PO
 lebih baik dimakan saat perut kosong (a.c), kalo ada gangguan GI lebih baik d.c.
6. Sediaan : tab 2,5mg
7. DD : gout arthritis, trauma
8. Edukasi : Obat harus diminum dengan rutin dan tidak boleh dihentikan secara langsung,
harus mengecek apakah ada autoimun yg lain spt SLE, tidak boleh terlalu stress dan
capek, jangan mengangkat barang2 berat.
Catatan
 Prednison tidak perlu karena sudah fase remisi
 NSAID  saat nyeri aja (prn)
 MTX lebih dipilih daripada sulfasalazine karena efektivitas lebih bagus
 Fase remisi karena sudah rujukan balik dari ahli reumatologi

Nama Obat : SULFASALAZINE


1. Remedium, golongan, khasiat :
Anti rheumatic, imunosupresan, DMARDS
2. Mekanisme Kerja :
- Menghambat prostaglandin dan pelepasan sitokin inflamasi, termasuk monosit atau
makrofag
- Farmakokinetik :
Absorbsi : 15% absorbsi di usus halus
Distribusi : Jaringan tubuh, melewati plasenta dan ASI
Metabolisme : metab ekstensif melalui asetilasi, hidroksilasi, dan glukoronidasi.
Ekskresi : Utama urin

3. Efek Samping :
Reaksi hipersensitivitas, nefrotoksik, hepatotoksik, mual muntah, nyeri kepala.
4. Interaksi obat :
- Menurunkan konsentrasi plasma jika digunakan dengan rifampicin dan etambutol
- Mengurangi kadar serum digoxin
- Hematotoksisitas meningkat dengan azatioprin.
5. Dosis :
Awal : 500mg/hari selama 1 minggu; dinaikkan 500mg pada minggu selanjutnya,
maksimal 3g/hari. 2-4 d.d
 lebih baik d.c
6. Sediaan : kaplet sal enterik 500mg
7. DD : gout arthritis, trauma
8. Edukasi : Obat harus diminum dengan rutin dan tidak boleh dihentikan secara langsung,
harus mengecek apakah ada autoimun yg lain spt SLE, tidak boleh terlalu stress dan
capek, jangan mengangkat barang2 berat.
DMARD ada 2 kelompok (biologic agent dan non biologic agent)
Nonbiologi: sulfasalazine, methothrexat
Biologis : -mab, etanercept  harus cek dl nda ada TBC, gg. Liver (hepatitis) dan infeksi virus

RHEUMATOID ARTHRITIS REMISI


R/. Tab. Natrium diklofenak 50 mg No. XXX
S 3 d.d tab. I p.c. p.r.n.
----------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Tab. Methotrexate 2,5 mg No. XII
S. 1 d.d tab. III a.c. seminggu sekali
--------------------------------------------------------- (paraf)
R/. Tab. Sulfasalazine 500 mg No. XXX  alternatif
S 2 d.d tab. I d.c
------------------------------------------------------- (paraf)

Anda mungkin juga menyukai