Anda di halaman 1dari 53

KABUPATEN GORONTALO UTARA

KEPUTUSAN KEPALA DESA MOKONOWU


NOMOR: 015/DS-MKN/X/2016

TENTANG

RENCANA KONTINJENSI
DESA MOKONOWU KECAMATAN MONANO
KABUPATEN GORONTALO UTARA

KEPALA DESA MOKONOWU,

Menimbang : a. bahwa penanggulangan bencana merupakan tanggung


jawab bersama yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah desa dan seluruh unsur lapisan
masyarakat;

b. bahwa bencana merupakan peristiwa yang


mengganggu kehidupan manusia yang mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan dan
kerugian harta benda sehingga rencana kontinjensi
dalam penanggulangan bencana sangat diperlukan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Desa Mokonowu tentang Rencana
Kontinjensi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007 tentang


Pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara di Provinsi
Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4687);

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang


Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negera Republik
Indonesia Nomor 4829);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang


Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga
Asing Non-Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4830);

8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Badan Penanggulangan Bencana.

9. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan


Bencana Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman
Relawan Penanggulangan Bencana.

10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan


Bencana Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

11. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor


03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Gorontalo Utara (Lembaran Daerah
Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2010 Nomor 03,
Tambahan Lembaran Kabupaten Gorontalo Utara
Nomor 06);

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
12. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor
52 Tahun 2010 tentang Pembentukan Desa Mokonowu
di Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara
(Lembaran Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun
2010 Nomor 52, Tambahan Lembaran Kabupaten
Gorontalo Utara Nomor 110);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor


03 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah
Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2015 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gorontalo
Utara Nomor 209);

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA MOKONOWU TENTANG


RENCANA KONTINJENSI DESA MOKONOWU
KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO
UTARA

KESATU : Rencana Kontinjensi Desa Mokonowu Kecamatan


Monano Kabupaten Grontalo Utara merupakan panduan
bagi Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pengurangan risiko bencana.

KEDUA : Rencana Kontinjensi dimaksud dalam Diktum Kesatu


sebagaiman tercantum dalam lampiran ini, merupakan
bagian tak terpisahkan dari Keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Mokonowu
pada tanggal 18 Oktober 2016

KEPALA DESA MOKONOWU

PAILUS TOMAYAHU

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia‐Nya telah tersusunnya Perencanaan Kontinjensi
Desa Mokonowu dalam Menghadapi Bahaya Banjir dan Tanah
Longsor”.Wilayah Desa Mokonowu terdiri dari 3 Dusun dengan jumlah
penduduk pada akhir tahun 2016 sebanyak ± 610 jiwa.Dilihat dari kondisi
Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu
jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Berdasarkan beberapa catatan kejadian Banjir yang pernah ada, kejadian
Banjir di 3 (tiga) dusun pada tahun 2007 merupakan peristiwa Banjir yang
paling parah yang ada di Desa Mokonowu. Dengan potensi ancaman banjir
yang ada di Desa Mokonowu ini, maka diperlukan suatu Perencanaan
Kontinjensi Desa Mokonowu dalam menghadapi ancaman Banjir sebagai
bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Rencana kontinjensi ini disusun bersama oleh Kelompok Kerja Program
Desa Tangguh Bencana Mokonowu yang terkait dengan penanganan bencana
Banjir dan Tanah Longsor. Rencana kontinjensi ini disusun sebagai bahan
masukan bagi Pemerintah Desa Mokonowu untuk menentukan kebijakan lebih
lanjut. Anggaran yang diperlukan oleh sektor‐sektor dalam menangani bencana
adalah proyeksi dari skenario kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang, dengan mengutamakan sumber daya lokal, baik dari pihak pemerintah
Kabupaten hingga Pemerintah Provinsi beserta instansi swasta dan peran
masyarakat setempat.Kami menyadari bahwa Rencana Kontinjensi ini masih
memerlukan penyempurnaan secara kontinyu untuk data yang terbaru dengan
melihat perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin berubah. Akhirnya,
besar harapan kami semoga Rencana Kontinjensi ini dapat bermanfaat bagi
penanganan bencana di Desa Mokonowu untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan terhadap masyarakat Desa Mokonowu.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Pengertian Istilah
Bab II PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN
2.1. Analisis Penilaian Bahaya Desa Mokonowu
2.2. Penentuan Kemungkinan Kejadian
Bab III PENGEMBANGAN SKENARIO
3.1. Pengembangan Skenario
3.1.1. Kejadian Bencana
3.1.2. Perkiraan Dampak Kehidupan Penduduk
3.1.3. Perkiraan Dampak Aspek Prasarana
3.1.4. Perkiraan Dampak Aspek Ekonomi
3.1.5. Perkiraan Dampak Aspek Pemerintahan
3.1.6. Perkiraan Dampak Aspek Lingkungan
Daftar Isi Rencana Kontinjensi Ancaman Banjir & Tanah Longsor Desa
Mokonowu
Bab IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4.1. Penetapan Kebijakan
4.2. Strategi
Bab V PERENCANAAN SEKTORAL
5.1. Analisis Kebutuhan Berdasar Sektor
5.1.1. Kebutuhan Sektor Manajemen dan Koordinasi (Posko)
5.1.2. Kebutuhan Dalam Sektor Sarana Prasarana
5.1.3. Kebutuhan dalam Sektor Kesehatan
Bab VI FORMALISASI PENANGANAN BENCANA BANJIR DAN AKTIVASI
6.1. Formalisasi dan Pemantauan
6.2. Tugas dan Fungsi Sektor Terkait
Bab VII PENUTUP

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Lampiran
1. Peta Ancaman Bencana di Desa Mokonowu
2. Peta Risiko Daerah Rawan Bencana di Desa Mokonowu
3. Lembar Komitmen dari Institusi/Lembaga terkait di Desa Mokonowu
4. SOP Penanganan Tanggap Darurat Bencana Banjir

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN

Desa Mokonowu merupakan salah satu wilayah yang berbatasan


langsung dengan Desa Zuriati dan Desa Tudi, dan secara geografis
mempunyai luas 02,17 KM². Desa Mokonowu terdiri dari 3 (tiga) Dusun. Curah
hujan di Desa Mokonowu 82,0 mm
Orbitasi Desa Mokonowu terletak pada 000 52’14” LU – 1220 41’39” BT,
dengan batas-batas wilayah:
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tudi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Zuriati
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Paris
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Monano.
Topografi wilayah Desa Mokonowu sebagian besar adalah perbukitan
rendah dan daratan rendah yang tersebar pada ketinggian 11 meter di atas
permukaan laut. Kondisi dan struktur utama Desa Mokonowu rawan bencana
alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran.
Desa Mokonowu sebagian besar merupakan daerah berbukit dan
mayoritas penduduk tinggal di daratan rendah, hal ini sangat berpotensi
bencana longsor rentan berisiko bagi penduduk yang tinggal di daerah dekat
bukit dan gunung yang memiliki kemiringan yang curam.
Selain tanah longsor bencana banjir juga sering terjadi hampir setiap
musim penghujan. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana
banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Penyebab banjir sendiri
bisa terjadi karena berbagai hal baik factor alam maupun ulah manusia.
Bencana tersebut berdampak pada kerusakan lingkungan, korban jiwa dan
kerusakan lahan pertanian yang membutuhkan penanganan penanggulangan
bencana secara tepat dan terencana.

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam situasi keadaan Darurat bencana sering terjadi kegagapan
penanganan dan kesimpang‐siuran informasi dan data korban maupun kondisi
kerusakan, sehingga mempersulit dalam pengambilan kebijakan untuk
penanganan darurat bencana. Akibat dari bencana dimaksud berdampak pada
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
terjadinya pengungsian yang disebabkan oleh rumah tinggalnya atau ancaman
lainnya dan memaksa mereka mencari tempat lain yang lebih aman. Dengan
kondisi tersebut perlu upaya mempercepat untuk dilakukan berbagai langkah
penanggulangan antara lain pertolongan, penyelamatan, pemberian hunian
sementara, pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan dan kebutuhan
air bersih serta sanitasi. Adanya berbagai tuntutan tersebut maka muncul yang
disebut kebutuhan logistik untuk korban bencana. Pada bagian lain untuk
menghadapi keadaan yang serba darurat jika terjadi bencana sistem koordinasi
juga sering kurang terbangun dengan baik, penyaluran bantuan, distribusi
logistik sulit terpantau dengan baik sehingga kemajuan kegiatan penanganan
tanggap darurat kurang terukur dan terarah secara obyektif. Situasi dan kondisi
di lapangan yang seperti itu disebabkan belum terciptanya mekanisme kerja
Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana yang baik, terstruktur
dan sistematis.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Maksud Dokumen Rencana Kontinjensi Bahaya Banjir dan Tanah
Longsor Desa Mokonowu disusun diharapkan menjadi pedoman penanganan
bencana bahaya banjir dan tanah longsor pada saat tanggap darurat bencana
yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para
pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam
penyusunan rencana kontijensi.

2. Tujuan
a. Teridentifikasinya sumberdaya penanggulangan bencana banjir dan
tanah longsor di Desa Mokonowu
b. Tersedianya panduan tata laksana kegiatan masing‐masing unit kerja
dan kerelawanan dalam rangka meningkatkan koordinasi,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan penanganan
Tanggap Darurat Bencana.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
1.3 PENGERTIAN ISTILAH

Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan atau factor non alam
maupun factor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis.
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
dalam hal ini BPBD Gorontalo Utara
Kontinjensi : Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan
akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak
akan terjadi
Perencanaan Kontinjensi : Suatu proses perencanaan ke depan, dalam
keadaan yang tidak menentu, dimana skenario
dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan
manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan
dan pengerahan potensi disetujui bersama
untuk mencegah, atau menanggulangi secara
lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari
ketidakpastian dapat diminimalisir melalui
pengembangan skenario dan asumsi proyeksi
kebutuhan untuk tanggap darurat
Manajemen Kedaruratan : Seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan
kedaruratan, pada menjelang, saat dan
sesudah terjadi keadaan darurat, yang
mencakup kesiapsiagaan, tanggap darurat dan
pemulihan darurat
Skenario : Membuat gambaran kejadian secara jelas dan
rinci tentang bencana yang diperkirakan akan

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak
bencana
Penentuan Kejadian : Proses menentukan satu ancaman yang akan
dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
Perencanaan Sektoral : Merencanakan kegiatan‐kegiatan yang
berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya
yang tersedia di sektor‐sektor untuk tanggap
darurat dengan mengacu pada standar
minimum
Sinkronisasi/ Harmonisasi : Proses mensinkronisasikan hasil perencanaan
sektoral untuk memperoleh
kesepakatan‐kesepakatan melalui rapat
koordinasi
Formalisasi : Proses penetapan rencana kontinjensi yang
disusun secara lintas sektor menjadi dokumen
resmi yang disahkan/ ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang
Tanggap Darurat : Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian
Operasi Tanggap Darurat : Kegiatan‐kegiatan dalam tanggap darurat yang
dilakukan oleh sekelompok
orang/instansi/organisasi yang bekerja dalam
kelompok/tim Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana :Serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi serta
rekonstruksi
Tanggap darurat Bencana :Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pendampingan
dan penanganan pengungsi, serta pemulihan
sarana prasarana
Masa Tanggap Darurat
Bencana : Jangka waktu Kedaruratan bencana yang
ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah untuk jangka waktu tertentu tergantung
kondisi yang terjadi
Pos Komando Kedaruratan : Pos komando yang dibentuk pada saat
keadaan darurat yang meliputi tahap siaga
darurat, tahap tanggap darurat dan transisi dari
tahap tanggap darurat ke tahap pemulihan
yang dapat berupa Pos Komando dan
Koordinasi Tanggap Darurat dan Posko
lapangan Tanggap darurat bencana yang terdiri
dari gugus tugas unit kerja yang merupakan
satu kesatuan sistem penanganan kedaruratan
Pos Komando dan Koordinasi
Tanggap Darurat Bencana : Institusi yang melaksanakan fungsi tugas
sebagai pusat Komando operasi Tanggap
Darurat Bencana, untuk mengkoordinasikan,
mengendalikan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan tanggap darurat bencana.
Posko Lapangan Tanggap
Darurat Bencana :Institusi yang bertugas melakukan penanganan
tanggap darurat langsung di lokasi bencana
ataupun di lokasi camp pengungsian yang
terdiri dari para relawan dengan unit kerja
masing‐masing yang melakukan
pendampingan dan pelayanan pada
masyarakat yang terkena bencana.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB II
PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN

2.1 ANALISIS PENILAIAN BAHAYA DESA MOKONOWU

Desa Mokonowu dihadapkan kepada ancaman bencana Banjir dan


Tanah Longsor. Dari hasil diskusi sementara untuk penilaian bahaya di Desa
Mokonowu berdasarkan probabilitas dan dampak, maka diperoleh
kesepakatan penilaian terhadap kemungkinan dan dampak terjadi bahaya
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini yaitu; Banjir dan Tanah
Longsor. Kedua jenis ancaman inilah yang perlu mendapatkan perhatian utama
untuk dibuatkan rencana kontinjensi. Penilaian risiko didasari dengan dua
penilaian ancaman yaitu dengan menilai probability yaitu kemungkinan
terjadinya bencana dan dampak kerugian atau kerusakan ditimbulkan dengan
asumsi skoring sebagai berikut :

2.1.1 Skala Probabilitas

 Angka 5 pasti ( hampir pasti 80 % ‐ 99 %)


 Angka 4 Kemungkinan besar (60% ‐ 80 %, terjadi tahun depan, atau sekali
dalam 10 tahun mendatang)
 Angka 3 Kemungkinan terjadi (40%‐60 %, terjadi tahun depan, atau sekali
dalam 100 tahun)
 Angka 2 Kemungkinan Kecil (20 %‐40%, terjadi tahun depan atau sekali
lebih dari 100 tahun )
 Angka 1 Kemungkinan sangat Kecil (hingga 20 %)

2.1.2 Dampak Kejadian yang menimbulkan:

 Angka 5 sangat parah ( 80 % ‐ 99 %, wilayah hancur dan lumpuh total)


 Angka 4 parah (60% ‐ 80 %, hancur)
 Angka 3 sedang (40%‐60 %, Wilayah terkena rusak)
 Angka 2 ringan (20 %‐40%, wilayah yang rusak )
 Angka 1 sangat ringan (kurang dari 20%, wilayah rusak)

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dari instrumen di atas, dapat dihitung probabilitas dan dampak dengan
mengasumsikan bencana yang terjadi di Desa Mokonowu dengan matrik
sebagai berikut:
Tabel 1
Penilaian Bahaya
No Jenis Bahaya P D
1 Banjir 5 4
2 Tanah Longsor 5 4
3 Gempa 1 1
4 Kekeringan 2 1
5 Kabakaran 2 1

P=Probabilitas(kemungkinan terjadinya bencana)


D=Dampak (kerugian/kerusakan yang ditimbulkan)

Penilaian bahaya suatu jenis ancaman didasarkan pada kemungkinan


(probabilitas) terjadinya dan dampak yang ditimbulkan.

2.2 PENENTUAN KEMUNGKINAN KEJADIAN


Penilaian risiko bencana berdasarkan kemungkinan yang dimaksud
adalah frekuensi terjadinya suatu jenis ancaman dalam periode waktu tertentu.
Tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa ancaman ini bisa ditinjau dari
beberapa faktor;

2.2.1 Dampak Risiko

Yang dimaksud dampak dari satu ancaman dapat dilihat dari beberapa
aspek seperti penduduk, infrastruktur/aset, ekonomi, pemerintahan dan
lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh suatu ancaman juga bisa dilihat dari
cakupan wilayah yang terkena.
Banjir selain menimbulkan dampak kematian dan luka‐luka juga
berdampak terhadap kerusakan infrastruktur/ aset, ekonomi, pemerintahan,
dan lingkungan. Dengan pertimbangan‐pertimbangan ini maka bencana Banjir
menjadi prioritas utama untuk segera dibuatkan rencana kontinjensinya.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Gambar 1: Matriks Skala Tingkat Bahaya Desa Mokonowu

BANJIR/
LONGSOR

GEMPA
BUMI

KEBAKAR
AN

2.2.3 Penentuan Kejadian

Hasil pemetaan lapangan dan analisa citra satelit menunjukkan bahwa


zona kerentanan tinggi terkonsentrasi terutama di Dusun Basulapa dan Dusun
Bunto.
Cara penentuan kejadian bencana ditetapkan berdasarkan persetujuan
dan kesepakatan melalui penilaian bahaya atau resiko. Dengan datangnya
musim penghujan, maka diprediksi akan terjadi lagi banjir pada daerah‐daerah
yang memang rawan terjadi banjir dan tanah longsor selain menimbulkan
dampak kematian dan luka‐luka juga berdampak terhadap kerusakan
infrastruktur/aset, ekonomi, pemerintahan, dan lingkungan. Dengan
pertimbangan‐pertimbangan ini maka banjir dan tanah longsor menjadi prioritas
utama untuk segera dibuatkan rencana kontinjensinya.
Tingkat ancaman yang terjadi dapat berupa ancaman ringan, sedang dan
berat. Tingkat ancaman dalam Rencana Kontinjensi ini adalah ancaman berat,

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
sehingga skenario yang digunakan adalah skenario dengan resiko berat
dengan melihat tempat‐tempat yang akan terkena resiko tersebut. Dampak dari
kondisi geografis dan proses geologi yang ada, maka Desa Mokonowu sangat
potensial terjadi banjir dan tanah longsor. Beberapa peristiwa banjir dalam
skala ringan sampai berat pernah terjadi di sini, hingga yang paling fenomenal
adalah banjir di Dusun Basulapa, Dusun Bunto dan Dusun Bongo yang
mengakibatkan 371 jiwa korban terkena dampak serius. Selain korban banjir
mengakibatkan pula kerugian materi harta benda. Banjir pada tahun 2015
dengan frekuensi banjir 3 kali dalam 1 (satu) tahun.

2.3.4 Tingkat Ancaman Tinggi

Hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan dengan menggunakan


data yang diperoleh dari Badan Penanganan Bencana Daerah Kabupaten
Gorontalo Utara serta memperhatikan data spasial berupa peta kejadian banjir
dan tanah longsor, 3 (tiga) dusun yang memiliki tingkat ancaman banjir tinggi
dan tanah longsor di Desa Mokonowu.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO

3.1 PENGEMBANGAN SKENARIO

3.1.1 Kejadian Bencana


Kejadian Bencana Banjir diskenariokan pada bulan‐bulan setelah musim
hujan yaitu di perkirakan pada bulan November – Maret. Kemungkinan kejadian
adalah disebabkan titik jenuh kadar air pada tanah. Waktu kejadian adalah
pada saat waktu beristirahat sore (pukul 14.00 s/d pukul 21.00 Wita). Kondisi
tersebut memungkinkan terdapatnya banyak korban jiwa serta luka‐luka berat
dan ringan. Berdasarkan hal tersebut prasarana dan sarana akan mengalami
gangguan terutama jaringan listrik, pada beberapa dusun terisolir dikarenakan
mengalami putus akses jalan dan air sungai meluap menggenangi pemukiman
warga sehingga mengakibatkan keterancaman korban menjadi lebih banyak.

3.1.2 Perkiraan Dampak Kehidupan Penduduk


Pada skenario dampak kehidupan penduduk ini jumlah penduduk
terancam sebagaimana pada pembahasan di atas didasarkan kepada desa
yang mempunyai kerawanan bencana banjir tinggi mencapai 3 dusun dimana
jumlah penduduk terancam mencapai 620 Jiwa. Selanjutnya skenario aspek
kehidupan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3
Data Jumlah Penduduk yang Terdampak
Jumlah Penduduk
Dusun
No Dusun Penduduk Resiko Terdampak
Terdampak
(Jiwa) Jiwa KK
1. Tinggi 32
Basulapa 249 Basulapa 137

2. 211 Tinggi 28
Bunto Bunto 106

3. Bongo 160 Tinggi


Bongo 25 4
Total 620 268 64
Sumber Data : Desa Mokonowu Tahun 2016

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui banyaknya penduduk yang terancam
terkena dampak Banjir dan longsor. Skenario yang dibuat diperkirakan hanya
sekitar 40% penduduk yang terkena dampak kejadian banjir. Berikut prakiraan
penduduk yang terkena dampak langsung.

Tabel 4
Data Dampak Banjir pada Penduduk

Jumlah Dampak
No Dusun
Terancam Meninggal Luka Mengungsi Pindah
1 Basulapa 137 - 4 137 -
2 Bunto 106 - 3 106 -
3 Bongo 25 - - 25 -
Total 268 - 7 268 -
Sumber : Data Desa Mokonowu Tahun 2016

3.1.3 Perkiraan Dampak Aspek prasarana


Dampak pada aspek sarana/prasarana, pemerintahan, ekonomi dan
lingkungan diklasifikasikan ke dalam kerusakan tingkat Ringan, sedang, dan
Berat, seperti pada table berikut:

Tabel 5
Dampak Banjir pada Sarana dan Prasarana

Jml Dampak
No Jenis Kerusakan
Terancam Berat Sedang Ringan Tidak Rusa
k
1 Sekolah/sarana Pendidik 2 Unit 0 1 1 0
an 1 Unit 0 0 1 0
2 Sarana Ibadah
3 Jalan Desa 1,5 KM 0 1 0 0
4 Perkantoran 4 Unit 0 0 0 0
5 Rusaknya irigasi - 0 0 0 0

6 Rumah 65 Unit 6 20 32 7
7 Sarana Wisata - 0 0 0 0

8 Jembatan 1 Unit 0 0 0 1
Sumber Data: Desa Mokonowu Tahun 2016

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3.1.3 Perkiraan Dampak Aspek Ekonomi

Disamping dampak aspek sarana dan prasarana mengalami gangguan


yang ditimbulkan akibat dari kejadian banjir yang mengancam 3 (tiga) Dusun di
Desa Mokonowu, sebagai dampak ikutan yang perlu di perhatikan adalah
dampak aspek ekonomi seperti pada tabel berikut:
Tabel 6
Dampak Pada Aspek Ekonomi

Dampak
No Jenis Kerusakan Terancam
(unit) Ringan Sedang Berat Tidak Rusa
(unit) (unit) (unit)
Terhambatnya k
1 pasokan sembako 1 Pasar 1 0 0 0

2 Gagal panen 154 Ha 30% 40% 30% 0


Transportasi
3 700 m 40% 40% 20% 0
terganggu
Sumber Data: Risiko Desa Mokonowu Tahun 2016

3.1.5 Perkiraan Dampak Aspek Pemerintahan

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap


pemerintahan di Desa Mokonowu karena kerusakan gedung perkantoran dan
sebagian pegawai pemerintah Desa Mokonowu menjadi korban seperti dalam
tabel berikut:
Tabel 7
Dampak Pada Aspek Pemerintahan
Dampak
Terancam Ringan Sedang Berat
No Jenis Kerusakan (unit) Tidak Rusak
(unit) (unit) (unit)

1 Terhentinya atau terganggun 1 Polindes 0 1 0 0


ya pelayanan publik

Terhenti atau terganggunyaa


2 ktifitas pembangunan fisik 1 Ktr Camat 1 0 0 0
dan nonfisik

3 PNS/Guru/PTT yg tdk 45 0 0 0 0
masuk
Sumber Data Risiko Desa Mokonowu Tahun 2016

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3.1.6 Perkiraan Dampak Aspek Lingkungan

Dampak bencana juga diperkirakan berpengaruh terhadap lingkungan


berupa kerusakan pada lingkungan dan lahan perkebunan, pertanian dan
obyek-obyek wisata seperti pada tabel berikut:

Tabel 8
Dampak Pada Aspek Lingkungan

Dampak
Terancam
No Jenis Kerusakan Ringan Sedang Berat
(unit) Tidak Rusak
(unit) (unit) (unit)

1 Lahan pertanian/ 154 Ha 50% 30% 20%


perkebunana

2 Objek wisata 0 0 0 0

Tercemarnya sumber
3 air bersih 65 20 25 20

Sumber Data: Risiko Desa Mokonowu

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Kebijakan penanganan darurat/tanggap darurat dimaksudkan untuk


memberikan arahan/pedoman bagi sektor‐sektor terkait untuk bertindak/
melaksanakan kegiatan tanggap darurat. Kebijakan bersifat mengikat karena
dalam penanganan darurat diberlakukan kesepakatan‐kesepakatan yang harus
dipatuhi oleh semua pihak. Salah satu contoh kebijakan adalah penetapan
lamanya tanggap darurat yang akan dilaksanakan. Dan layanan perawatan
/pengobatan gratis bagi korban bencana. Sedangkan Strategi penanganan
bencana/kedaruratan dilaksanakan oleh masing‐masing sektor sesuai
sifat/karakter bidang tugas sektor, strategi bertujuan efektivitas pelaksanaan
kebijakan.

4.1 PENETAPAN KEBIJAKAN


Berdasarkan hasil musyawarah tanggal 17 Oktober 2016 yang
bertempat di Kantor Desa Mokonowu yang dihadiri oleh instansi terkait
menyepakati BPBD telah melaksanakan Renkon dan di tindak lanjuti oleh
pucuk pimpinan dalam hal ini Camat. Hal ini perlu adanya percepatan kebijakan
Desa, sehingga dalam penanganan bencana lebih terkoordinir. Kebijakan
Pemerintah Desa dalam Tanggap Darurat menghadapi kedaruratan/ bencana
banjir di Desa Mokonowu perlu memperhatikan hal‐hal berikut meliputi :
1. Kebijakan mitigasi dan upaya pengurangan risiko bencana banjir dan
tanah longosr
2. Semua sektor melakukan tanggap darurat secara cepat. Memaksimalkan
penggunaan sumber daya lokal
3. Mengoptimalkan distribusi bantuan darurat
4. Menjaga kelangsungan layanan publik
5. Memberikan kemudahan kepada Pihak Relawan .
6. Menggalang Dana melalui LSM dan Badan Sosial
7. Mengupayakan Prasarana evakuasi kepada Desa/Kecamatan tetangga
terdekat seperti Desa Monano dan Desa Tudi.
8. Membebaskan biaya kesehatan bagi para korban bencana selama tanggap
darurat di seluruh pusat kesehatan Desa Mokonowu.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar saat tanggap darurat
bencana.
10. Tetap menjalin keamanan dan ketertiban di daerah bencana dan
sekitarnya.
11. Memanfaatkan prasarana dan sarana Pemerintah Desa untuk evakuasi
dan penampungan pengungsi.
Masa tanggap darurat berdasarkan kebijakan manajemen kedaruratan
yang telah ditetapkan di atas, dibuat strategi untuk mendorong pelaksanaan
kebijakan tersebut. Setiap pernyataan strategi di bawah ini merefleksikan satu
atau lebih kebijakan yang telah ditetapkan.

4.2 STRATEGI

Strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Desa terhadap tanggap


darurat (jika bencana terjadi) berkaitan dengan kondisi Dusun yang rawan
bencana adalah :
1. Posko Utama di Kantor Desa Mokonowu dan Pos Pantau serta Satgas di
setiap wilayah yang terdampak banjir.
2. Malakukan kaji cepat pada lokasi bencana disetiap Dusun dan ditempatkan
pada lokasi yang mudah menjankau lokasi bencana.
3. Memusatkan Satgas penanggulangan bencana di setiap Dusun dan
ditempatkan pada lokasi yang mudah menjangkau lokasi bencana.
4. Mengerahkan SDM Penanggulangan bencana sesuai kondisi bencana
banjir.
5. Melibatkan peran masyarakat dan Kelompok Kerja Desa Tangguh Bencana
dalam hal penanggulangan bencana hingga ke Dusun rawan bencana.
6. Menetapkan lokasi pengungsian dan mengevakuasi korban secara cepat
ke lokasi pengungsian.
7. BPBD mengkoordinasikan antar SKPD terkait, instansi vertical pemerintah
pusat dan lembaga ataupun masyarakat lainnya dalam pelaksanaan
tanggap darurat bencana.
8. Memenuhi kebutuhan logistik korban dan pengungsi yang dilengkapi dapur
umum, kesehatan, air dan sanitasi, pendidikan darurat.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Mengoptimalisasikan operasional 24 jam di seluruh pusat kesehatan Desa
dan Relawan di wilayah bencana.
10. Mengekoordinasikan keamanan di daerah bencana, tempat-tempat
pengungsian, gedung logistik dan jalur distribusi.
11. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan dan
menyebarluaskannya melalui media cetak dan media elektronik.
12. Melakukan pendataan korban pengungsi selama tanggap darurat dan
updating data.
13. Pemulihan darurat objek vital/fasilitas umum di lokasi bencana agar segera
dapat berfungsi kembali
14. Melakukan pengelolaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah ataupun
dari masyarakat dan lembaga kemasyarakatan lainnya dan berkoordinasi
dengan pemerintah pusat terkait bantuan internasional.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB V
PERENCANAAN SEKTORAL

1.1 ANALISIS KEBUTUHAN BERDASAR SEKTOR

1.1.1 Kebutuhan Sektor Manajemen dan Koordinasi (Posko)

Tabel 8
Daftar kebutuhan dan ketersediaan Sektor Manajemen dan Koordinasi Posko

Kebutuh Ketersedi Kekurang


Jenis Barang Satuan Satuan (Rp) SubTotal Ket
an aan an
Tenda Posko Unit 2 0 2 7.500.000 15.000.000
Alat
Komunikasi:
- SSB Unit 0 0 0 3.000.000 0
- HP Unit 8 8 0 500.000 1.500.000
Sew
- HT Unit 0 0 0 750.000 0
Papan data Buah 2 0 2 50.000 100.000
Meja Buah 4 4 0 - -
Kursi Buah 50 50 - - -
TV 21 inch Unit 1 1 0 2.500.00 0
Sound System Unit 1 1 0 0
500.000 0 a dar
/TOA
Laptop Unit 1 1 0 7.000.000 0
Printer Unit 0 0 0 1.000.000 0
Peta Lokasi Buah 2 0 2 1.000.000 1.000.000
bencana
Unit 5 0 0 0 i swa
Genset Posko 7 5
hr
personil posko Org 30 30 0 50.000 10.500.000
(Uang lelah) 7
hr
Total 31.100.000
sta (

PT

Katra
co) 5
00,0
00/ja
m,
sela
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016 ma 8
0 jam
1.1.2 Kebutuhan Sektor Sarana dan Prasarana

Tabel 9
Daftar Kebutuhan dan Ketersediaan Sektor Sarana dan Prasarana

Jenis Barang Satuan Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Satuan (Rp) SubTotal Ket
MCK Buah 5 1 4 2.000.000 8.000.000
Air Bersih (tangki) Tanki 20 0 20 160.000 3.200.000
Profil Tank (1.100ltr) Buah 5 0 5 2.000.000 10.000.000
Mobil Tangki Unit 1 0 1 300.000 300.000
Sewa dari swasta (PT
BBM Ltr 1.000 0 1.000 8.000 8.000.000
Eskavcator Unit 0 0 0 16.000.000 0 Katraco) 500,000/jam,
Kapasitas 0.8m/kbk selama 80 jam
Buldozer Kapasitas 2 Unit 0 0 0 5.000.000 0
Kubik
Generator Mobile Unit 0 0 0 600.000 0
Mobilisasi Alat Unit 0 0 0 6.000.000 0
Dump Truck 7hr Unit 1 0 1 700.000 700.000
Total 30.200.000

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Tabel 10
Daftar Kebutuhan Sarana dan Parasana Evakuasi dan SAR

Jenis Ketersedi Kekuranga Satuan


Jenis Kebutuhan SubTotal Ket
Barang aan n (Rp)
Alat Selam Sunto 0 0 0 21.000.00 0
(Scuba)
Kompas Jantop-AD 0 0 0 0- -
Peta 3M 0 0 0 - -
Masker
Topografi 0 0 0 3.000 0
Susuki TS 16.000.00
Motor Trail 0 0 0 0
125 0
Rescue Truck PS 120 0 0 0 600.000 0 Sewa
Rescue Car D Mex 0 0 0 - -
Chain Shaw 0 0 0 2.000.000 0
Fors
Ranger/D
BBM Rescue 0 0 0 11.000 0
mex/PS
120/TS
Ambulance 125 0 0 0 - - Pinja
BBM 0 0 0 5.500 0 m
BBM
Ambulance
Chain 0 0 0 11.000 0
Shaw Boot
Sepatu AP 0 0 0 60.000 0
HT Motorolla 0 0 0 100.000 0
Radio Rigg Icim 2200 0 0 0 - -
Alat 0 0 0 - -
Pendobrak
BBM Alat
100 0 100 8.000 800.000
Pendobrak
Perahu Karet/fiber 8 4 4 Pinja
Jas Hujan 300 0 300 100.000 30.000.000 m
Sarung 100 0 100 4.000 4.000.000
Tali
Tangan 16 6 10 10.000 100.000
Ligth Rescue 3 0 3 25.000.00 75.000.000
Lampu sorot 3 0 3 5.000.0000 15.000.000
Emergency 3 0 3 35.000.00 105.000
Ligthin
Tandu 12 10 2 800.0000 1.600.000
Kantong 0 0 0 - -
Mayat
Dongkrak 0 0 0 - -
Rescue Boat 0 0 0 - -
Pelampung 0 0 0 - -
Life Jaket 0 0 0 250.000 0
Total 126.605.000

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
1.1.3 Kebutuhan Sektor Kesehatan

Tabel 11
Daftar Ketersediaan Tenaga Medis

Kebutuhan Ketersediaan
setiap shift
No Jenis Tenaga Keterangan
untuk Kecamatan Terdekat
Pengungsi
1 Dokter 2 2 2
2 Bidan 2 10 10
3 Perawat 2 15 30
4 Assisten Apoteker 1 2 6
5 Sanitarian 1 1 3
6 SKM/Gizi 1 5 12

Tabel 12
Daftar kebutuhan dan ketersediaan Sektor Manajemen dan Koordinasi Posko

Jenis Ketersedia Kekurang Satuan


Satuan Kebutuhan SubTotal Ket
Barang an an (Rp)
Obat & Bahan
Paket 1.500 0 1.500 50.000 75.000.000
habis
Pakai
Stetescope Set 10 10 0 - - Disediakan
Tensimeter Set 10 10 0 - - Disediakan
Ambulance Unit 2 2 0 - - Disediakan
Tenda Unit 2 2 0 - - Disediakan
Sepatu Boot Psng 30 0 30 - Disediakan
Jas Hujan Buah 30 0 30 - Disediakan
Helem Hujan Buah 30 0 30 - Disediakan
Vel bed Buah 30 30 0 - Disediakan
Genset Unit 2 2 0 - Disediakan
Tikar Helai 100 0 100 - Disediakan
Masker Buah 600 0 600 - Disediakan
Sarung Pasang 600 0 600 - Disediakan
SenterTangan
6 Unit 10 0 10 - Disediakan
TanduBatrei Unit 12 12 - - Disediakan
Handy Talky Unit 2 - 2 - Disediakan
Komputer Unit 1 - 1 - Disediakan
Camera Unit 1 - 1 - Disediakan
PapanDigytal
Data Buah 2 - 2 - Disediakan
Peta Buah 1 - 1 - Disediakan
ATK Pkt 1 - 1 - Disediakan
BBM Liter 1000 - 1000 Disediakan
Tenaga Supir Org 0 - 0 50.000 0
Tim Gerak Org 0 - 0 100.000 0
Rujukan Ke
Cepat 100 - 100 100.000 1.000.000
Dr. Spesialis
RS Org 0 0 0 150.000 0
Dr. Umum Org 3 3 - 100.000 300.000
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Perawat/bidan Org 4 4 - 50.000 200.000
Sanitarian Org 2 2 - 50.000 100.000
Ahli Gizi Org 2 2 - 50.000 100.000
Relawan PMI Org 0 0 - 50.000 0
Total 76.700.000

1.1.4 Kebutuhan Sektor Sosial dan Dapur Umum

Bencana banjir dan tanah longsor diperkirakan akan melanda wilayah


Desa Mokonowu pada Akhir Desember 2016 sampai awal Maret yang
memaksa penduduk yang rawan bencana atau sekitar ± 600 jiwa yang akan
mengungsi di lokasi pengungsian yang aman dan layak yakni di Kantor PNPM
Kecamatan Monano. Pada lokasi pengungsian didirikan beberapa tenda dapur
umum untuk memudahkan pendistribusian makanan dan kebutuhan lainnya.

Tabel 13
Data Kebutuhan Dasar Sesuai SPM Untuk 620 Pengungsi Dalam 3 Hari

Jenis Jlh Yg Keter


Kebutuh Dibutu - Keku-
Jumlah Satuan Harga Sumber Ket
an h sedi rangan
Barang kan aan
Pakaian/ Sarung 600 Buah - 600 30.000.000 APBN/APBD
Sandang Selimut 300 Buah - 300 15.000.000 APBN/APBD
& Kain 300 Lbr - 300 15.000.000 APBN/APBD
Peralata Panjang
n Kaos 620 Buah - 620 31.000.000 APBN/APBD
Daster 300 Buah - 300 9.000.000 APBN/APBD
Pembalut 400 Bks - 400 4.000.000 APBN/APBD
wanita
Pakaian 200 Psng - 200 10.000.000 APBN/APBD
Anak
Tikar 150 Buah - 150 3.750.000 APBN/APBD
Matras 600 Glng - 600 60.000.000 APBN/APBD
Alat Mandi 300 Pkt - 300 9.000.000 APBN/APBD
Penduku BBM 2.00 Ltr - 2.000 14.000.000 APBN/APBD
ng Dapur 0
Umum Insentif 25 Org - 25 17.500.000 APBN/APBD
Relawan
Makanan Nasi 670 Org - 670 30.150.000 APBN/APBD
Siap Saji Bungkus
& Dapur Lauk Pauk 2.01 Klng - 2.010 18.090.00 APBN/APBD
Umum 0
Beras 670 Kg - 670 5.360.000 APBN/APBD
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Gas 12 Kg 15 Tbng - 15 2.700.000 APBN/APBD
Susu 50 Kg - 50 APBN/APBD
Balita/MP
A
Air Minum 12gls/hr 204 Karton - 204 6.120.000 APBN/APBD
Kemasan
gelas
Total 280.670.000

Berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya di


atas, maka apa bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor kekurangan
sumber daya adalah sebesar ± Rp 545.275.000.- (Lima Ratus Empat Puluh
Lima Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah).
Beberapa alternative dalam upaya pemenuhan kebutuhan dapat
dipersiapkan melalui Anggaran APBD Desa Mokonowu, APBN dan melalui
bantuan dari masyarakat dan dunia usaha serta Bantuan luar negeri.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VI
FORMALISASI PENANGANAN
BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR

6.1 FORMALISASI DAN PEMANTAUAN

6.1.1 Unsur/Komponen Yang Terlibat


Rencana kontinjensi disusun secara bersama‐sama oleh berbagai
pihak/unsur/komponen masyarakat. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya
kesiapsiagaan oleh semua pihak karena penanggulangan bencana merupakan
urusan bersama antara pemerintah, lembaga usaha, dan masyarakat dimana
pemerintah sebagai penanggung‐jawab utamanya. Masing‐masing
pihak/pelaku dapat berperan aktif sesuai dengan kemampuan, keahlian,
kompetensi dan kewenangannya serta menyumbangkan/menggunakan
sumberdaya yang ada dalam lingkup kekuasaan/ kewenangannya.
Melalui rapat yang telah dilaksanakan di Desa Mokonowu dalam hal
penyiapan rencana kontinjensi di Desa Mokonowu terdapat beberapa hal yang
perlu mendapatkan perhatian dan keterlibatan personil yang sigap dan tanggap
di lokasi bencana.
Berikut jumlah personil SAR yang siap dalam proses penyelamatan dan
evakuasi terhadap pengungsi bencana banjir dan tanah longsor di Desa
Mokonowu .
No Unsur Jumlah
1 BASARNAS 13
2 TNI (Brigif, Lanal, Sat Radar, Kodim, Kompi Senapan A) 250
3 POLRI 5
4 SATPOL PP 2
5 TAGANA 3
6 PMI 3
7 DINAS PU 5
8 DINAS KESEHATAN 10
9 DINAS PERHUBUNGAN 8
10 BPBD KAB. GORONTALO UTARA 25
11 BPBD PROVINSI GORONTALO 15

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
12 BMKG 1
13 PDAM 4
14 RAPI/ORARI 2
15 LSM 10
JUMLAH TOTAL 356

Terkait Pelaku penanganan Perencanaan Kontinjensi Bahaya Banjir dan


tanah longsor di Desa Mokonowu didasarkan pada pengalaman penanganan
pada saat terjadi banjir pada tahun 2012 dan 2015 dimana meliputi:

a. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana:


Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi tanggap darurat bencana berupa
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pendampingan dan penanganan pengungsi,
serta pemulihan sarana prasarana pada 3 (tiga) Dusun

b. Masa tanggap darurat bencana :


Jangka waktu kedaruratan bencana banjir dan tanah longsor di Desa
Mokonowu ini ditetapkan oleh pemerintah Desa untuk jangka waktu selama 3
(tiga) hari dan dapat diperpanjang sesuai dengan kondisi tanggap darurat di
lapangan.

c. Pos Komando Kedaruratan:


Pos komando yang dibentuk pada saat keadaan darurat yang meliputi
tahap siaga darurat, tahap tanggap darurat dan transisi dari tahap tanggap
darurat ke tahap pemulihan yaitu berupa Pos Komando dan Koordinasi
Tanggap Darurat dan Posko lapangan Tanggap darurat bencana yang terdiri
dari gugus tugas unit kerja yang merupakan kesatuan sistem penanganan
kedaruratan yang di bentuk dari komponen atas sektor, antara lain:

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
 Sektor SAR
 Sektor Sosial
 Sektor Kesehatan
 Sektor Prasarana/infrastruktur
 Sektor perhubungan

d. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana :


Institusi yang melaksanakan fungsi tugas sebagai pusat komando operasi
tanggap darurat bencana, untuk mengkoordinasikan, mengendalikan,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tanggap darurat bencana.

e. Posko lapangan Tanggap Darurat Bencana :


Institusi yang bertugas melakukan penanganan tanggap darurat langsung
di lokasi bencana ataupun di lokasi camp pengungsian yang terdiri dari para
relawan dengan unit kerja masing ‐ masing yang melakukan pendampingan
dan pelayanan pada masyarakat yang terkena bencana (korban).

6.1.2 Pembentukan Pos Komando Dan Koordinasi Tanggap Darurat


Bencana

a. Kedudukan
1. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana Desa
Mokonowu berkedudukan di kantor Desa Mokonowu atau ditempat
yang lain sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Pada bencana banjir dapat dibentuk Pos Komando dan Koordinasi
Tanggap Darurat (Pos garis depan) di Desa Mokonowu di pimpin oleh
pimpinan Kepala Desa atau yang ditunjuk.
3. Jangka waktu Keberadaan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana bersifat sementara selama masa tanggap darurat dan
beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari serta dapat
diperpanjang atau diperpendek waktunya sesuai kondisi dan keadaan
kedaruratan.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
b. Persyaratan Lokasi
1. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap darurat Bencana di Desa
Mokonowu dapat menempati bangunan Kantor Desa Mokonowu atau
di Kantor PNPM Kecamatan Monano.
2. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana menempati
lokasi yang strategis dengan kriteria :
a. Mudah diakses oleh berbagai pihak dan unit kerja yang terlibat
dalam kegiatan tanggap darurat bencana
b. Aman dan terbebas dari ancaman bencana susulan
c. Memiliki halaman yang memadai untuk area parkir kendaraan dan
ruangan yang cukup untuk gudang logistik.

c. Proses Pembentukan
Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana dengan cara
mengikuti peningkatan status Pusat Pengendali Operasi Kabupaten Tahap
Siaga darurat untuk jenis bencana yang terjadi secara tiba – tiba, seperti banjir
dan tanah longsor.
Untuk jenis bencana yang terjadi secara tiba – tiba Pembentukan Pos
Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana dilakukan melalui 4
(empat) tahapan yang harus dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu
rangkaian system komando dan koordinasi yang terpadu, yaitu :
1. Informasi dan Data Awal Kejadian Bencana
Informasi awal data kejadian bencana bisa didapatkan melalui beberapa
sumber antara lain: Laporan Instansi/Lembaga terkait, media massa,
masyarakat. Kebenaran informasi perlu dikonfirmasi di lapangan dengan
pertanyaan Apa, Kapan, Dimana, Bagaimana Kondisi, Berapa Jumlah
Korban, Akibat yang ditimbulkan, Upaya yang telah dilakukan, dan
Kebutuhan bantuan yang harus segera diberikan.
2. Penugasan Tim Reaksi Cepat dan Tim Assesment
Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, Badan Penanggulangan
Bencana di Kab. Gorontalo Utara menugaskan Tim Reaksi Cepat tanggap
darurat (Rumah sakit dan SAR) dan Tim Pokja Desa Tangguh Bencana
(DESTANA) untuk melaksanakan tugas kedaruratan (pertolongan medis

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
dan SAR ). Tim Pokja Desa Tangguh Bencana melakukan pengkajian
secara cepat dan tepat, Melakukan pemetaan lokasi bencana dan camp
pengungsian serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka
kegiatan tanggap darurat. Hasil pelaksanaan tugas Tim Reaksi Cepat dan
Tim Pokja Desa Tangguh Bencana merupakan bahan pertimbangan bagi
BPBD mengambil keputusan untuk melakukan tindakan berikutnya
menentukan lokasi Posko Lapangan untuk pendampingan dan pelayanan
dan menyediakan bantuan sesuai dengan kapasitas bencana yang terjadi.
3. Menentukan skala bencana dan Analisa kemampuan Daerah
Skala Kemampuan berdasar dari hasil laporan Tim Reaksi Cepat dan
kajian tim Pokja Desa Tangguh Bencana ditentukan skala bencana
berdasarkan kemampuan BPBD Kab. Gorontalo Utara dan kondisi
kerusakan serta pemetaan korban, dipegang BPBD.
4. Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana.
Sesuai dengan status dan skala bencana yang telah ditentukan maka
BPBD atas persetujuan Kepala Desa sebagai Pimpinan Desa sesuai
tingkat kewenangan dan status / skala bencana:
a) Mengeluarkan surat keputusan Pembentukan Pos Komando dan
Koordinasi Tanggap Darurat Bencana.
b) Melaksanakan Mobilisasi sumber daya manusia, peralatan dan
logistik serta dana dari semua unsur potensi yang dimiliki Desa,
Majelis / lembaga lain atau masyarakat donator.
c) Meresmikan Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana.
d) Pelaksana Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana adalah Kepala Desa membentuk dan menunjuk Tim
Tanggap Darurat menangani bencana.
5. Pengorganisasian
a) Organisasi Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana
merupakan Organisasi satu komando dengan mata rantai garis
komando serta tanggung jawab yang jelas. Lembaga dapat
dikoordinasikan dalam satu organisasi berdasarkan satu kesatuan

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah
bencana Banjir dan Tanah Longsor daerah.
b) Struktur Organisasi Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat
terdiri atas Ketua Posko yang dibantu oleh Staf Posko dan gugus
tugas operasi, yang terdiri dari :
1) Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana adalah Kepala Desa atau
yang di tunjuk
2) Wakil Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana
3) Staf Posko :
 Sekretaris
 Bendahara
 Publikasi dan Dokumentasi
 Kerelawanan
4) Gugus Tugas Operasi
 Unit kerja Pokja Desa Tangguh Bencana
 Unit kerja Medis (DMC)
 Unit kerja SAR
 Unit kerja Psikososial
 Unit kerja Logistik dan Peralatan
5) Struktur organisasi ini dapat diperluas sesuai kebutuhan

6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas Pokok Pos Komando dan Koordinasi Tanggap darurat bencana :
a) Menjamin berjalannya operasi tanggap darurat oleh berbagai unit
kerja yang ada secara terpimpin, terkoordinasi, efektif, dan efisien di
lokasi bencana
b) Melaksanakan pengumpulan informasi dan data lapangan serta
perkembangan informasi sebagai dasar penyusunan rencana
Operasi Tanggap Darurat Bencana.
c) Menyusun rencana operasi penanganan tanggap darurat bencana.
d) Menentukan lokasi pendampingan dan pelayanan korban bencana
alam berdasar dari hasil kajian dan analisis Tim Reaksi Cepat dan
Tim Pokja Desa Tangguh Bencana.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
e) Menempatkan Tim relawan di lokasi yang telah ditentukan sesuai
unit kerja tanggap darurat bencana dengan berdasarkan kapasitas
dan keahlian secara terukur dan sistematis
f) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau
pengerahan sumberdaya untuk operasi penanganan tanggap darurat
bencana secara cepat, tepat, bermartabat, efektif dan efisien serta
mengevaluasi pelaksanaan operasi penanganan tanggap darurat.
g) melaporkan pelaksanaan penanganan tanggap darurat kepada
Kepala Pelaksana BPBD Kab. Gorontalo Utara
h) Menyebarluaskan informasi mengenai kejadian bencana secara
akurat dan benar kepada media masa dan masyarakat luas.

6.1.3 Pembentukan Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana

a. Kedudukan
1. Posko lapangan tanggap darurat bencana berkedudukan di lokasi titik
bencana baik di pemukiman warga atau di lokasi camp pengungsian,
yang dikendalikan oleh Koordinator Posko Lapangan.
2. Wilayah kerja masing‐masing posko lapangan tanggap darurat bencana
meliputi satu kesatuan wilayah dimana bencana terjadi atau membawahi
sebanyak banyaknya dua kesatuan wilayah bencana jika salah satu
kesatuan wilayah tersebut mengalami kelumpuhan total akibat bencana.
3. Jangka waktu keberadaan posko lapangan tanggap darurat bencana
bersifat sementara, dan beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam
setiap hari selama masa tanggap darurat bencana serta dapat
diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

b. Persyaratan Lokasi
Posko lapangan tanggap darurat bencana dapat menempati bangunan
kantor pemerintah Desa Mokonowu , Rumah penduduk atau tenda atau kantor
pemerintah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Lokasi berada di lokasi bencana bisa rumah pemukiman warga/Camp
pengungsian

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Lokasi aman dan terbebas dari ancaman bencana
3. Berdekatan dengan akses jalan, mempunyai halaman yang cukup luas
untuk melakukan kegiatan
4. Mempunyai cukup ruangan untuk istirahat relawan dan gudang logistik
serta obat obatan.
5. Tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai.

c. Proses Pembentukan
Posko lapangan tanggap darurat bencana dibentuk oleh
penanggungjawab Desa Tangguh Bencana dan Koordinasi Tanggap darurat
BPBD Kab. Gorontalo Utara, tergantung lokasi, kemampuan organisasi dan
jenis bencana yang terjadi. Pembentukan posko lapangan tanggap darurat
bencana berdasarkan dari hasil assessment dan kebutuhan akan perlu
tidaknya suatu wilayah dijadikan titik pendampingan dan pelayanan tanggap
darurat. Pembentukan posko lapangan tanggap darurat bencana sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana.

d. Tugas Pokok
Tugas Pokok Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana adalah:
1. Menyelenggarakan operasi tanggap darurat bencana secara terstruktur,
sistematis, cepat, tepat,bermartabat di lokasi bencana.
2. Bersinergi dan berkoordinasi dengan lembaga atau institusi lain yang
bergerak pada lokasi yang sama tanpa mengurangi efektivitas bantuan
yang diberikan kepada korban bencana.

e. Fungsi
Posko lapangan tanggap darurat berfungsi :
1. Sebagai tempat berkumpul, konsolidasi dan berkoordinasi
mengintegrasikan semua sumberdaya dan unit kerja yang ditempatkan
untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat pada wilayah posko
lapangan.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Sebagai tempat untuk menggerakkan dan mengendalikan kegiatan
tanggap darurat bencana di lokasi bencana yang menjadi wilayah kerja
posko lapangan
3. Sebagai tempat pelayanan dan pendampingan pengungsi korban
bencana
4. Sebagai pusat informasi dan data ditingkat posko lapangan.

f. Uraian Tugas
1. Memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi
2. Melakukan kegiatan pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban
bencana
3. Memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap korban bencana
yang rentan (anak – anak, perempuan, dan orang tua)
4. Melanjutkan kegiatan Assessment korban dan kerusakan yang nantinya
akan sangat berguna untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi
5. Menggerakkan unit kerja yang tersedia untuk melakukan pelayanan dan
penyaluran bantuan secara tepat ,cepat dan bermartabat.

g. Struktur
Struktur organisasi posko lapangan tanggap darurat bencana terdiri dari:
1. Koordinator Pos Komando Tanggap Darurat
2. Wakil Koordinator
3. Staf
a) Sekretaris
b) Bendahara
4. Gugus Tugas Operasi
a) Unit Kerja Medis (DMC)
b) Unit Kerja SAR
c) Unit Kerja Psikososial
d) Unit Logistik dan Peralatan

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
6.2 TUGAS DAN FUNGSI SEKTOR TERKAIT
Untuk penanganan kedaruratan diperlukan adanya pembagian tugas agar
semua permasalahan dapat tertangani secara tuntas, tidak terdapat kegiatan
yang tumpang tindih dan ada kegiatan penting yang tertinggal.
Situasi sektor sebagai gambaran kondisi pada saat kejadian untuk
mengantisipasi tingkat kesulitan dalam penanganan darurat dan upaya‐upaya
yang harus dilakukan sasaran sektor sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
penanganan bencana atau kedaruratan sehingga masyarakat atau korban
bencana dapat ditangani secara maksimal. Kegiatan sektor akan dilaksanakan
selama kedaruratan untuk memastikan bahwa para pelaku yang tergabung
dalam sektor dapat berperan aktif.
Identifikasi pelaku kegiatan, pelaku penanganan darurat yang tergabung
dalam sektor‐sektor berasal dari berasal dari unsur baik pemerintah dan non
pemerintah, termasuk masyarakat luas .
Waktu pelaksanaan kegiatan oleh sektor‐sektor dilaksanakan sebelum
atau menjelang kejadian bencana, sesaat setelah bencana, dan setelah
bencana atau setiap saat diperlukan .

Tabel 15
Uraian Tugas dan Fungsi Sektor

Lembaga/
No Tugas dan Fungsi
Organisasi
A Pemerintah
1 Humas 1. Bencana banjir dan Tanah Longsor termasuk
bencana yang mudah diantasipasi sebelumkejadian
oleh karena bagian Humas dapat memberikan
informasi kpd masyarakat.
2. Menyampaikan informasi tentang perkembangan
dan situasi penanganan bencana.
3. Mengeluarkan siaran pers dan melaksanakan
konfresi pers tentang situasi dana penanganan
bencana.
2 BPBD 1. Bersama dengan Kodim dan Polri menyiapkan
pembentukan POSKO tanggap darurat
2. Menggelar rapat koordinasi dengan semua SKPD,
LSM, Organisasi relawan dan semua pelaku
tanggap darurat.
3. Menyiapkan surat pernyataan Bupati tentang
bencana berdasarkan kajian cepat dari TRC
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
4. Memetakan lembaga/organisasi kemanusiaan dan
bentuk respon/bantuan yang diberikan.
5. Mengelola dan menjalankan secretariat POSKO
6. Menyiapkan data-data dan informasi yang
diperlukan untuk disebarluaskan kepada
masyarakat melalui Humas kabupaten.
7. Menyiapkan laporan tentang situasi dan
penanganan darurat bencana.
3 Dinas PU 1. Menyiapkan peralatan berat dan melaksanakan
penggunan/ pembuakaan jalan masuk lokasi
bencana dan penggalian korban yang tertimbul
longsoran.
2. Merintis jalan, jaringan jembatan ke lokasi evakuasi
3. melakukan perbaikan darurat terhadap sarana dan
prasarana vital
4. merencanakan rekonstruksi bangunan umum
maupun bangunan penduduk
5. menyiapkan lokasi dan pengadaan lahan untuk
pemakaman korban meninggal.
4 Dinas 1. Menyediakan sarana transportasi untuk pengerahan
Perhubungan sumber daya (SDM, peralatan dan logistic)
2. Menyiapkan sarana angkutan untuk penduduk ke
lokasi evakuasi/ pengungsian
3. Melakukan koordinasi dengan pengusaha jasa
layanan transportasi darat
4. Melakukan koordinasi dengan BPBD
kabupatenterdekat
5 Dinas Sosial 1. Menyiapkan peralatan dapur umum, sandang dan
shelter
2. Mendirikan dapur umum
3. Pendataan jumlah korban dan pengungsi
4. Menyiapkan tenda/hunian dan fasilitas pendukung
untuk pengungsi
5. Melakukan pelayanan sosial kebutuhan dasar di
penampungan
6. Menyiapkan tempat yang layak bagi kelompok
rentan (anak-anak, ibu hamil, lansia, disabilitas)
7. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan
untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan gizi
sesuai SPM
8. Melakukan koordinasi dengan petugas sub Dolog
terkait pasokan/persediaan beras
9. Koordinasi dengan dinas PU dan dinas
Perhubungan terkait dengan pengadaan peralatan
dan logistic.
10. Memfasilitasi kegiatan psikososial untuk
pengungsi bekerja sama Dinas Kesehatan.
11. Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan
12. Melakukan koordinasi dengan LSM, organisasi
relawan, organisasi pemuda dan PKK untuk
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
penyelenggaraan Dapur Umum.
6 Dinas 1. Melakukan pendataan jumlah kerusakan gedung
Pendidikan dan fasilitas/ asset pendidikan.
2. Melakukan pendataan korbain baik guru maupun
anak-anak sekolah
3. Mengorganisir guru/tenaga pendidik untuk
mengaktifkan kegiatan belajar mengajar
4. Memberikan bimbingan/pendampingan mental
terhadap anak-anak
5. Melakukan koordinasi dengan relawan
6. Melakukan koordinasi dengan seluruh Kantor
Cabang Dinas (KCD) pendidikan, Pemuda dan
olahraga, dan perguruan tinggi.
7 Dinas Kesehatan 1. Menyiapkan peralatan medis, obat-obatan, masker,
kantong mayat dan tenaga medis untuk
penyelamatan korban
2. Menyiapkan mobil ambulance dan mobil jenazah
3. Mendirikan tenda kesehatan/RS lapangan &
merawat korban
4. Mengkoordinir petugas kesehatan serta
memobilisasi korban ketempat lebih aman.
5. Melakukan upaya-upaya pencegahan penularan
penyakit di lokasi pengungsian (treatmen,
penyemprotan dan penyebaran abate)
6. Melakukan penyuluhan tentan PHBS di Lokasi
pengungsian
7. Membuat laporan ke posko utama tentang
perkembangan penanganan perawatan korban
baik di RS lapangan maupun di tenda-tenda
pengungsian.
8. Berkoordinasi dengan dapur umu terkait SPM gizi
bagi pengungsi
8 Dinas Kehutanan 1. Membantu tim evakiasu
2. Membantu pengamanan pendistribusian logistik
9 Camat 1. Menyampaikan laporan kepada Bupati tentang
kejadian bencana dan upaya penanggulangan
bencana di wilayahnya
2. Mengkoordinir pembentukan posko di tingkat
kecamatan
3. Menyampaikan laporan perkembangan bencana
dan upaya penangnanan darurat kepada Bupati
dan kepala BPBD
4. Melakukan koordinasi dengan kepala desa di
wilayahnya
10 Kepala Desa 1. Menyampaikan laporan tentang kejadian bencana
di wilayahnya.
2. Segera mengendalikan situasi dengan membentuk
posko di tingkat desa
3. Menyampaikan laporan tentang perkembangan
bencana dan upaya penanggulangan darurat
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
kepada Camat dan Bupati
11 TNI 1. Membantu BPBD dalam pembentukan posko
penanggulangan bencana
2. Mengkoordinir kegiatan persiapan TRC,
pemindahan, perbekalan logistik, peralatan
mobilisasi pengungsi.
3. Bersama Tim SAR menyiapkan tim pertolongan
pencarian dan penyelamatan dan pengamanan
4. Bersama POLRI mengawal distribusi bantuan
5. Bersama POLRI dan SATPOL PP melakukan
patrol wilayah
12 POLRI 1. Membantu BPBD dalam pembentukan posko
penanggulangan bencana.
2. Pengamanan distribusi bantuan dan harta
benda/asset dan pengamanan lokasi evakuasi
3. Menyiapkan dan menugaskan anggota regu
pencarian dan penyelamatan
13 SATPOL PP 1. Membantu Tim Evakuasi
2. Membantu pengamanan pendistribusian logistic
3. Membantu pengamanan shelter/hunian sementara
14 BASARNAS 1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan SAR
2. Melakukan pencarian dan penyelematan
3. Melakukan evakuasi korban ke tempat aman
4. Mengkoordinir masyarakat dan potensi SAR untuk
berpartisipasi dalam upaya pencarian dan
penyelamatan
5. Melakukan koordinasi dengan ORARI, RAPI untuk
menginformasikan perkembangan upaya pencarian
dan penyelamatan
6. Melakukan koordinasi dengan pihak posko utama
untuk kepentingan informasi dan laporan.
15 PDAM 1. Perbaikan segera instalasi air bersih
2. Menyiapkan sarana penampungan air bersih di
lokasi penampungan
3. Menyediakan pasokan kebutuhan air bersih di
lokasi pengungsian
4. Membersihkan bak-bak penampungan air yang
berkoordinasi dengan dinas PU
16 PLN 1. Memperbaiki instalasi listrik dengan segera
2. Menyediakan kebutuhan penerangan di tenda-
tendan pengungsian dan posko utama dan posko
lapangan serta di tempat-tempat umum lokasi
pengungsian.
17 TELKOM 1. Memperbaiki jaringan/instalasi telepon yang
terputus
2. Membuat posko komunikasi di lokasi evakuasi
3. Menyediakan fasilitas internet untuk mendukung
posko utama
4. Melakukan koordinasi dengan operator jaringan
telepon
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
B Relawan
1 PMI 1. Menyiapkan peralatan dan personil untuk pencarian
2 Pramuka dan penyelamatan serta pemindahan korban dan
3 Tagana harta benda
4 LSM 2. Membantu menyiapkan dapur umum
3. Menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama
untuk korban
C Organisasi
Pemuda
FKPPI, KNPI, 1. Membantu pemindahan korban ke lokasi
Karang Taruna pengungsian
2. Membantu pendistribusian bantuan
3. Membantu petugas dapur umum
D Organisasi
Keagamaan
1 Remaja Masjid 1. Membantu pendistribusian bantuan
2 Orang Muda 2. Melakukan kegiatan pendampingan anak-anak
Khatolik 3. Melakukan pendampingan psikososial
3 Pemuda GMIT
4 Kerukunan
F Organisasi
Lainnya
1 Komunitas 1. Melakukan koordinasi dengan posko utama untuk
membantu dalam pengelolaan data
2. Melakukan pendampingan dan motivasi terhadap
kelompok rentan
3. Membantu dalm pendistribusian bantuan kepada
korban
2 ORARI/RAPI 1. Membantu posko dalam memberikan informasi dan
berkoordinasi dengan sector lain
2. Melap[orkan perkembangan situasi di lapangan
kepada Posko Utama.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VII
RENCANA TINDAK LANJUT

1. Rencana kontinjensi banjir dan tanah longsor di Desa Mokonowu ini


disusun berdasarkan kesepakatan seluruh unsur baik pemerintah, lembaga
non-pemerintah, dan masyarakat yang terkait dengan penanggulangan
bencana di Desa Mokonowu pada Bulan Oktober 2016.

2. Rencana Kontinjensi ini disetujui dan ditandatangai serta menjadi komitmen


bersama oleh setiap unsur yang terlibat dalam penyusunan.

3. Ketepatan Rencana Kontinjensi ini dilakukan melalui uji coba dalam


bentuk simulasi atau gladi dengan besaran dan skalanya mendekati
peristiwa/kejadian yang di-skenario-kan. Apabila tidak memungkinkan,
dapat diambil sebagian dari luas yang sesungguhnya.

4. Rencana Kontinjensi ini diaktivasi menjadi Rencana Operasi pada saat


terjadi bencana setelah dilakukan penilaian awal secara cepat dan
penyesuaian komponen kebutuhan sesuai kondisi dan intensitas bencana.

5. Koordinasi secara berkala untuk memperbarui dokumen Rencana


Kontinjensi ini perlu dilakukan untuk disesuaikan dengan perkembangan
termasuk updating data ketersediaan sumber daya pada masing-masing
instansi.

6. Perlu dilakukan identifikasi kerentanan wilayah rawan bencana yang


meliputi berbagai aspek antara lain sosial, perumahan, infrastruktur, dan
lingkungan.

7. Inventarisasi persediaan (buffer stock) untuk pemenuhan kebutuhan


darurat perlu diselenggarakan dengan manajemen logistik yang baik.

8. Perlu dibangun jejaring yang lebih luas (termasuk dengan lembaga usaha)
agar seluruh sumber daya di Desa Mokonowu dapat dioptimalkan dalam
penanggulanagan bencana baik dalam tahap pra-bencana, saat tanggap
darurat, maupun pasca bencana.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana yang mungkin terjadi melalui beberapa kegiatan antara lain
sebagai berikut :
a. Sosialisasi, pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana pada
masyarakat di wilayah rawan bencana.
b. Melengkapi peralatan bencana termasuk menyiapkan jalur evakuasi
pada wilayah rawan bencana.
c. Mengoptimalkan peran fungsi Pusat Pengendalian dan Operasi
(Pusdalops) Kab. Gorontalo Utara serta melengkapi peralatan
komunikasi sesuai kebutuhan.

10. Mempersiapkan masa transisi ketika menghadapi potensi terjadinya


bencana dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu terjadi bencana atau tidak
terjadi bencana.
a. Apabila terjadi bencana:
 Jenis bencana yang terjadi sama/sesuai sebagaimana diperkirakan
sebelumnya, maka rencana kontinjensi diaktivasi/diaplikasikan
menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat.
 Rencana operasi tersebut menjadi pedoman bagi POSKO untuk
penanganan darurat yang didahului dengan kaji cepat untuk
penyesuaian data dan kebutuhan sumberdaya.
 Jenis bencana yang terjadi tidak sama dengan yang diperkirakan
dalam rencana kontinjensi, maka komponen kebutuhan sumberdaya
mengalami perubahan sesuai dengan jenis ancaman dan kebutuhan
berdasarkan hasil kaji cepat.
Beberapa hal yang perlu dilakukan apabila bencana terjadi:
 Rapat Koordinasi
Segera setelah terjadi bencana, dilakukan rapat koordinasi
penanggulangan bencana untuk melakukan hal-hal berikut:
- aktivasi Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) menjadi POSKO.
- penetapan dan pengiriman Tim Reaksi Cepat (TRC) ke
lapangan untuk melakukan kaji cepat (rapid assessment) untuk
pendataan korban, kerusakan/kerugian, kebutuhan dan

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
kemampuan sumberdaya serta prediksi perkembangan kondisi
ke depan. Hasil kerja TRC menjadi acuan untuk melakukan
tanggap darurat dan pemulihan darurat prasarana dan sarana
vital.
 Pelaksanaan Operasi Tanggap Darurat
Sektor-sektor yang telah dibentuk segera melaksanakan tugas
tanggap darurat sampai dengan kondisi darurat pulih/kembali ke
kondisi normal.
 Evaluasi
Evaluasi berkala/rutin dilakukan terhadap pelaksanaan operasi
tanggap darurat, yang hasilnya antara lain berupa:
- pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
- perpanjangan masa tanggap darurat (jika diperlukan).
- pernyataan secara resmi berakhirnya tanggap darurat.
b. Apabila tidak terjadi bencana:
 Apabila waktu kejadian bencana yang diperkirakan telah terlampaui
(tidak terjadi bencana), maka rencana kontinjensi dapat diberlakukan
atau diperpanjang untuk periode/kurun waktu tertentu berikutnya.
 Apabila setelah melalui kaji ulang dan perpanjangan masa berlaku
ternyata tidak terjadi bencana, rencana kontinjensi dapat di
deaktivasi (dinyatakan tidak berlaku) dengan pertimbangan bahwa
potensi bencana tidak lagi menjadi ancaman. Rencana kontinjensi
yang telah di-deaktivasi dapat diaktifkan kembali setiap saat
(aktivasi) jika diperlukan.

11. Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal (Re-entry)


Re-entry adalah proses kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke
kondisi normal. Dilakukan setelah masa kedaruratan berakhir untuk
mengetahui kekurangan/kelemahan apa yang terjadi pada saat
melaksanakan operasi tanggap darurat.
Memetik manfaat dari perencanaan kontinjensi untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam sistem penanggulangan bencana melalui
berbagai kegiatan, misalnya penyusunan kebijakan, pembuatan prosedur

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
tetap/SOP, penyebarluasan/ sosialisasi kebijakan dan kegiatan-kegiatan
lainnya, dalam rangka penyempurnaan upaya penanggulangan bencana.

Tabel 14
Matrik Rencana Tindak Lanjut
Penanggun Waktu
Tahapan Rencana
No g Jawab Pelaku/Pelaksana Pelaksanaan
Tindak Lanjut
Sektor Kegiatan
Inventarisasi dan Dinas Sosial, Dinas
pemeliharaan PU,
ketersediaan dan Dinas Kesehatan, Berkala
1 BPBD
kesiapan sumber Dinas Hub 6 bulan sekali
daya, sarana dan Kominfo,BAPPEDA,
prasarana BASARNAS, LSM
Mengkaji ulang Dinas Sosial,
pemutakhiran data dan DinasKesehatan,
asumsi-asumsi Dinas Hub Kominfo, Berkala
2 BPBD
dampak bencana atau Dinas PU, Dinas 6 bulan sekali
proyeksi kebutuhan Pertanian,BAPPEDA,
sumberdaya BASARNAS, LSM
Menyusun prosedur- Dinas Sosial, Dinas
prosedur tetap yang PU,Dinas Kesehatan,
sifatnya dapat Dinas Hub
3 BPBD Tahun 2016
mendukung Kominfo,TNI, POLRI,
pelaksanaan/aktivasi BASARNAS, LSM
rencana kontinjensi
Dinas Sosial,Dinas
pemantauan secara
PU, Dinas Minggu
periodik terhadap
4 BPBD Kesehatan, Dinas pertama
ancaman dan
Hub Kominfo, BMKG, (setiap bulan)
peringatan dini
BASARNAS
Dinas Sosial, Dinas
PU, Dinas Minggu kedua
5 Diseminasi informasi BPBD
Kesehatan,Dinas Hub (setiap bulan)
Kominfo,
Menyusun Peraturan
Bupati tentang
rencana Kontijensi
6 Biro Hukum BPBD Tahun 2016
Banjir dan tanah
longsor

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dinas Sosial,Dinas
PU, Dinas
Kesehatan, Dinas
Melakukan Gladi Hub
7 Posko dan Gladi BPBD Kominfo, Satpol PP, Tahun 2016
Lapang TNI, POLRI,
Masyarakat
(Instansi/SKPD
Terkait)
BAPPEDA,
DinasSosial,Dinas
Studi dan pemetaan
8 BPBD PU, Dinas Tahun 2016
daerah rawan bencana
Kesehatan, Dinas
Hub Kominfo
Membangun jejaring Forum Masyarakat
yang lebih luas dalam Peduli Bencana
9 BPBD Tahun 2016
Penanggulangan
Bencana
BPBD, PMI, TNI,
Pengembangan
Dinas RSUD ZUS,Klinik
10 Kesiapsiagaan Darurat Tahun 2016
Kesehatan Centre, Puskesmas,
Medis
Poskesdes

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VII
PENUTUP

Sebagai penutup maka pada kegiatan ini perlu disikapi oleh seluruh
instansi di daerah dengan memperhatikan rekomendasi yang perlu dilakukan
masyarakat maupun Pokja Desa Tangguh Bencana di Desa Mokonowu untuk
memperhatikan upaya usaha mitigasi bencana banjir dan tanah longsor
sebelum terjadinya bencana. Berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat
terjadinya banjir dan tanah longsor diperlukan langkah‐langkah yang dilakukan
untuk menekan bahaya banjir dan tanah longsor diantaranya yaitu:

1. Tahap awal atau tahap preventif


Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana banjir
dan tanah longsor adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.
b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan
memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa banjir dan
tanah longsor
c. Pemantauan daerah rawan banjir dan longsor.
d. Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan
bencana.
e. Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai
terjal.
f. Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang
akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.
g. Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang
karena air yang digunakan akan mempengaruhi sifat fisik lereng. Lereng
menjadi lembek dan gembur sehingga tanah mudah bergerak.
h. Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai
media sehingga masyarakat mengetahui.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Tahap bencana
Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana banjir
dan tanah longsor antara lain berikut ini.
a Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.
b Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d Pendirian dapur umum, pos‐pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.

Para ilmuwan mengkategorikan bencana banjir dan tanah longsor sebagai


salah satu bencana yang paling bisa diperkirakan. Ada tiga tanda untuk
memantau kemungkinan terjadinya tanah longsor yaitu:
1. Keretakan pada tanah yang berbentuk konsentris (terpusat) seperti
lingkaran atau paralel dan lebarnya beberapa sentimeter dengan panjang
beberapa meter. Bentuk retakan dan ukurannya yang semakin lebar
merupakan parameter ukur umum semakin dekatnya waktu longsor.
2. Penampakan runtuhnya bagian‐bagian tanah dalam jumlah besar.
3. Kejadian longsor di satu tempat menjadi pertanda kawasan tanah longsor
lebih luas lagi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan di Desa Mokonowu
memiliki tujuan untuk menciptakan dan meningkatkan ketahanan
masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor .Secara umum,
sasaran dari kegiatan tersebut berupa :
a. Persiapan di tingkat masyarakat untuk memahami dan menyadari
dampak perubahan iklim di dalam lingkungan mereka,
b. Penilaian kondisi eksisting adaptasi lokal masyarakat dan identifikasi
kebutuhan eksisting akan bahaya iklim bencana,
c. Fasilitasi di tingkat masyarakat untuk mengembangkan kemampuan
adaptasi lokal yang lebih kuat dalam menghadapi dampak perubahan
iklim melalui rencana aksi lokal berbasis masyarakat, dan
d. Pelaksanaan kegiatan percontohan yang dihasilkan dari perumusan
rencana aksi lokal dengan penekanan menangani masalah dengan
vegetasi longsor

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3. Rencana Aksi Lokal
Penghijauan dan peremajaan pohon yang ada di bantaran sungai adalah
lingkungan yang dapat merecovery perubahan yang ada sehingga sistem
lingkungan dapat terjaga dengan baik dan tidak terjadi degradasi lingkungan.
Perubahan lingkungan yang tampak sangat terjadi di wilayah Desa Mokonowu
adalah Perkebunan yang semerawut dan tidak tertata dengan baik,
penebangan pohon yang tidak terkontrol. Apakah yang dilakukan oleh
masyarakat di daerah rawan banjir sebelum indikasi awal banjir muncul (untuk
langkah pencegahan longsoran) ?
“Normalisasi sungai yang berada di wilayah Desa Mokonowu dengan cara
mengeruk sedimen-sedimen”.
Apakah yang dapat dilakukan oleh masyarakat di daerah rawan longsor
sebelum indikasi awal longsoran muncul (untuk langkah pencegahan
longsoran) ?
a. Atur drainase lingkungan sehingga tingkat kejenuhan air dalam drainase
lingkungan setelah hujan turun dapat dikurangi.
b. Membuat saluran drainase dalam lereng dengan cara menusukkan
pipa‐pipa bambu yang dilubangi kedua ujungnya. Pipa ini ditusukkan pada
bagian bawah lereng kurang lebih 1 m di atas titik‐titik rembesan air yang
keluar dari lereng. Panjang pipa minimal 2 meter. Untuk menghindari
penyumbatan oleh butir‐butir tanah yang ikut terbawa air, di dalam pila
dapat diberi filter berselang‐seling berupa ijuk dan pasir.
c. Pemasangan papan peringatan tanda-tanda bahaya Banjir dan Longsor
serta larangan membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya).
d. Apabila hujan deras turun atau hujan tidak deras turun terus menerus
selama lebih dari 1 jam, disarankan sementara menyingkir dari rawan
banjir.
e. Jangan menimbulkan getaran pada lereng
f. Jangan melakukan penggalian pada bagian kaki lereng.
Sosialisasi/penyebar luasan informasi ini sebaiknya dapat dilakukan
secara lebih gencar, misalnya melalui tayangan televisi dan radio yang diputar
minimal tiga kali sehari menjelang dan selama musim hujan. Kita dapat
mencontoh sosialisasi cara pencegahan Demam Berdarah ataupun cara

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
emergency untuk mengatasi Diare dengan garam oralit. Dengan cara
sosialisasi yang gencar dan tidak terkesan menakut‐nakuti ini, masyarakat
akan lebih memahami apa sebenarnya yang sedang terjadi, mengapa hal
tersebut terjadi dan langkah‐langkah apa yang dapat mereka lakukan sendiri
untuk menolong diri merekasendiri. Dengan kata lain, masyarakat akan lebih
berdaya dalam menghadapi banjir dan tanah longsor. Apabila seluruh
masyarakat sudah terkondisikan dengan situasi siap menghadapi banjir dan
longsoran, diharapkan jumlah korban banjir dan longsoran susulan dapat lebih
jauh berkurang dan hal ini akan jauh lebih meringankan aparat dalam
menangani bencana banjir dan longsoran.

4. Peringatan Dini
Mengetahui dan mengidentifikasi tipe dan arah pergerakan tanah,
parameter-parameter yang menjadi penyebab dan pemicu terjadinya
pergerakan tanah, memberikan rekomendasi mitigasi bencana dan
penanggulangannya serta memperkenalkan sistim peringatan dini berbasis
masyarakat yang sederhana (low cost early warning system) agar masyarakat
mampu menyiapkan dan mengoperasikan sistim peringatan dini tersebut dalam
rangka mengurangi risiko bencana.
Rendahnya pemahaman masyarakat merupakan alasan untuk melakukan
mitigasi yang terfokus pada public education yaitu dengan mengadakan
sosialisasi dan pelatihan tentang bencana alam dan perbaikan lingkungan serta
jalan yang berfungsi sebagai jalur evakuasi, gladi evakuasi, pembuatan peta
daerah rawan bencana, pemasangan alat peringatan dini yang murah dan
sederhana dan daerah relokasi.
Pemasangan alat peringatan dini dilakukan dengan melibatkan
masyarakat sehingga akan timbul kepedulian dan rasa memiliki alat yang
dipasang, disamping mengetahui system kerja alat tersebut. Tujuan
pemasangan alat deteksi pergerakan tanah tersebut adalah untuk memantau
adanya pergerakan tanah hingga batas kondisi sirine berbunyi. Saat sirine
pertama berbunyi berarti hujan kritis terjadi.

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Daftar Lampiran
1. Peta Resiko Bencana Longsor di Desa Mokonowu
2. Peta Risiko Bencana Banjir di Desa Mokonowu
3. Lembar Komitmen dari Institusi/Lembaga terkait di Desa Mokonowu
4. SOP Penanganan Tanggap Darurat Bencana

Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai