TENTANG
RENCANA KONTINJENSI
DESA MOKONOWU KECAMATAN MONANO
KABUPATEN GORONTALO UTARA
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
12. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor
52 Tahun 2010 tentang Pembentukan Desa Mokonowu
di Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara
(Lembaran Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Tahun
2010 Nomor 52, Tambahan Lembaran Kabupaten
Gorontalo Utara Nomor 110);
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Mokonowu
pada tanggal 18 Oktober 2016
PAILUS TOMAYAHU
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia‐Nya telah tersusunnya Perencanaan Kontinjensi
Desa Mokonowu dalam Menghadapi Bahaya Banjir dan Tanah
Longsor”.Wilayah Desa Mokonowu terdiri dari 3 Dusun dengan jumlah
penduduk pada akhir tahun 2016 sebanyak ± 610 jiwa.Dilihat dari kondisi
Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu
jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Berdasarkan beberapa catatan kejadian Banjir yang pernah ada, kejadian
Banjir di 3 (tiga) dusun pada tahun 2007 merupakan peristiwa Banjir yang
paling parah yang ada di Desa Mokonowu. Dengan potensi ancaman banjir
yang ada di Desa Mokonowu ini, maka diperlukan suatu Perencanaan
Kontinjensi Desa Mokonowu dalam menghadapi ancaman Banjir sebagai
bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Rencana kontinjensi ini disusun bersama oleh Kelompok Kerja Program
Desa Tangguh Bencana Mokonowu yang terkait dengan penanganan bencana
Banjir dan Tanah Longsor. Rencana kontinjensi ini disusun sebagai bahan
masukan bagi Pemerintah Desa Mokonowu untuk menentukan kebijakan lebih
lanjut. Anggaran yang diperlukan oleh sektor‐sektor dalam menangani bencana
adalah proyeksi dari skenario kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang, dengan mengutamakan sumber daya lokal, baik dari pihak pemerintah
Kabupaten hingga Pemerintah Provinsi beserta instansi swasta dan peran
masyarakat setempat.Kami menyadari bahwa Rencana Kontinjensi ini masih
memerlukan penyempurnaan secara kontinyu untuk data yang terbaru dengan
melihat perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin berubah. Akhirnya,
besar harapan kami semoga Rencana Kontinjensi ini dapat bermanfaat bagi
penanganan bencana di Desa Mokonowu untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan terhadap masyarakat Desa Mokonowu.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Pengertian Istilah
Bab II PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN
2.1. Analisis Penilaian Bahaya Desa Mokonowu
2.2. Penentuan Kemungkinan Kejadian
Bab III PENGEMBANGAN SKENARIO
3.1. Pengembangan Skenario
3.1.1. Kejadian Bencana
3.1.2. Perkiraan Dampak Kehidupan Penduduk
3.1.3. Perkiraan Dampak Aspek Prasarana
3.1.4. Perkiraan Dampak Aspek Ekonomi
3.1.5. Perkiraan Dampak Aspek Pemerintahan
3.1.6. Perkiraan Dampak Aspek Lingkungan
Daftar Isi Rencana Kontinjensi Ancaman Banjir & Tanah Longsor Desa
Mokonowu
Bab IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4.1. Penetapan Kebijakan
4.2. Strategi
Bab V PERENCANAAN SEKTORAL
5.1. Analisis Kebutuhan Berdasar Sektor
5.1.1. Kebutuhan Sektor Manajemen dan Koordinasi (Posko)
5.1.2. Kebutuhan Dalam Sektor Sarana Prasarana
5.1.3. Kebutuhan dalam Sektor Kesehatan
Bab VI FORMALISASI PENANGANAN BENCANA BANJIR DAN AKTIVASI
6.1. Formalisasi dan Pemantauan
6.2. Tugas dan Fungsi Sektor Terkait
Bab VII PENUTUP
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Lampiran
1. Peta Ancaman Bencana di Desa Mokonowu
2. Peta Risiko Daerah Rawan Bencana di Desa Mokonowu
3. Lembar Komitmen dari Institusi/Lembaga terkait di Desa Mokonowu
4. SOP Penanganan Tanggap Darurat Bencana Banjir
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Maksud
Maksud Dokumen Rencana Kontinjensi Bahaya Banjir dan Tanah
Longsor Desa Mokonowu disusun diharapkan menjadi pedoman penanganan
bencana bahaya banjir dan tanah longsor pada saat tanggap darurat bencana
yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para
pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam
penyusunan rencana kontijensi.
2. Tujuan
a. Teridentifikasinya sumberdaya penanggulangan bencana banjir dan
tanah longsor di Desa Mokonowu
b. Tersedianya panduan tata laksana kegiatan masing‐masing unit kerja
dan kerelawanan dalam rangka meningkatkan koordinasi,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan penanganan
Tanggap Darurat Bencana.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
1.3 PENGERTIAN ISTILAH
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak
bencana
Penentuan Kejadian : Proses menentukan satu ancaman yang akan
dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
Perencanaan Sektoral : Merencanakan kegiatan‐kegiatan yang
berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya
yang tersedia di sektor‐sektor untuk tanggap
darurat dengan mengacu pada standar
minimum
Sinkronisasi/ Harmonisasi : Proses mensinkronisasikan hasil perencanaan
sektoral untuk memperoleh
kesepakatan‐kesepakatan melalui rapat
koordinasi
Formalisasi : Proses penetapan rencana kontinjensi yang
disusun secara lintas sektor menjadi dokumen
resmi yang disahkan/ ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang
Tanggap Darurat : Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian
Operasi Tanggap Darurat : Kegiatan‐kegiatan dalam tanggap darurat yang
dilakukan oleh sekelompok
orang/instansi/organisasi yang bekerja dalam
kelompok/tim Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana :Serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi serta
rekonstruksi
Tanggap darurat Bencana :Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pendampingan
dan penanganan pengungsi, serta pemulihan
sarana prasarana
Masa Tanggap Darurat
Bencana : Jangka waktu Kedaruratan bencana yang
ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah untuk jangka waktu tertentu tergantung
kondisi yang terjadi
Pos Komando Kedaruratan : Pos komando yang dibentuk pada saat
keadaan darurat yang meliputi tahap siaga
darurat, tahap tanggap darurat dan transisi dari
tahap tanggap darurat ke tahap pemulihan
yang dapat berupa Pos Komando dan
Koordinasi Tanggap Darurat dan Posko
lapangan Tanggap darurat bencana yang terdiri
dari gugus tugas unit kerja yang merupakan
satu kesatuan sistem penanganan kedaruratan
Pos Komando dan Koordinasi
Tanggap Darurat Bencana : Institusi yang melaksanakan fungsi tugas
sebagai pusat Komando operasi Tanggap
Darurat Bencana, untuk mengkoordinasikan,
mengendalikan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan tanggap darurat bencana.
Posko Lapangan Tanggap
Darurat Bencana :Institusi yang bertugas melakukan penanganan
tanggap darurat langsung di lokasi bencana
ataupun di lokasi camp pengungsian yang
terdiri dari para relawan dengan unit kerja
masing‐masing yang melakukan
pendampingan dan pelayanan pada
masyarakat yang terkena bencana.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB II
PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dari instrumen di atas, dapat dihitung probabilitas dan dampak dengan
mengasumsikan bencana yang terjadi di Desa Mokonowu dengan matrik
sebagai berikut:
Tabel 1
Penilaian Bahaya
No Jenis Bahaya P D
1 Banjir 5 4
2 Tanah Longsor 5 4
3 Gempa 1 1
4 Kekeringan 2 1
5 Kabakaran 2 1
Yang dimaksud dampak dari satu ancaman dapat dilihat dari beberapa
aspek seperti penduduk, infrastruktur/aset, ekonomi, pemerintahan dan
lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh suatu ancaman juga bisa dilihat dari
cakupan wilayah yang terkena.
Banjir selain menimbulkan dampak kematian dan luka‐luka juga
berdampak terhadap kerusakan infrastruktur/ aset, ekonomi, pemerintahan,
dan lingkungan. Dengan pertimbangan‐pertimbangan ini maka bencana Banjir
menjadi prioritas utama untuk segera dibuatkan rencana kontinjensinya.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Gambar 1: Matriks Skala Tingkat Bahaya Desa Mokonowu
BANJIR/
LONGSOR
GEMPA
BUMI
KEBAKAR
AN
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
sehingga skenario yang digunakan adalah skenario dengan resiko berat
dengan melihat tempat‐tempat yang akan terkena resiko tersebut. Dampak dari
kondisi geografis dan proses geologi yang ada, maka Desa Mokonowu sangat
potensial terjadi banjir dan tanah longsor. Beberapa peristiwa banjir dalam
skala ringan sampai berat pernah terjadi di sini, hingga yang paling fenomenal
adalah banjir di Dusun Basulapa, Dusun Bunto dan Dusun Bongo yang
mengakibatkan 371 jiwa korban terkena dampak serius. Selain korban banjir
mengakibatkan pula kerugian materi harta benda. Banjir pada tahun 2015
dengan frekuensi banjir 3 kali dalam 1 (satu) tahun.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO
Tabel 3
Data Jumlah Penduduk yang Terdampak
Jumlah Penduduk
Dusun
No Dusun Penduduk Resiko Terdampak
Terdampak
(Jiwa) Jiwa KK
1. Tinggi 32
Basulapa 249 Basulapa 137
2. 211 Tinggi 28
Bunto Bunto 106
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui banyaknya penduduk yang terancam
terkena dampak Banjir dan longsor. Skenario yang dibuat diperkirakan hanya
sekitar 40% penduduk yang terkena dampak kejadian banjir. Berikut prakiraan
penduduk yang terkena dampak langsung.
Tabel 4
Data Dampak Banjir pada Penduduk
Jumlah Dampak
No Dusun
Terancam Meninggal Luka Mengungsi Pindah
1 Basulapa 137 - 4 137 -
2 Bunto 106 - 3 106 -
3 Bongo 25 - - 25 -
Total 268 - 7 268 -
Sumber : Data Desa Mokonowu Tahun 2016
Tabel 5
Dampak Banjir pada Sarana dan Prasarana
Jml Dampak
No Jenis Kerusakan
Terancam Berat Sedang Ringan Tidak Rusa
k
1 Sekolah/sarana Pendidik 2 Unit 0 1 1 0
an 1 Unit 0 0 1 0
2 Sarana Ibadah
3 Jalan Desa 1,5 KM 0 1 0 0
4 Perkantoran 4 Unit 0 0 0 0
5 Rusaknya irigasi - 0 0 0 0
6 Rumah 65 Unit 6 20 32 7
7 Sarana Wisata - 0 0 0 0
8 Jembatan 1 Unit 0 0 0 1
Sumber Data: Desa Mokonowu Tahun 2016
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3.1.3 Perkiraan Dampak Aspek Ekonomi
Dampak
No Jenis Kerusakan Terancam
(unit) Ringan Sedang Berat Tidak Rusa
(unit) (unit) (unit)
Terhambatnya k
1 pasokan sembako 1 Pasar 1 0 0 0
3 PNS/Guru/PTT yg tdk 45 0 0 0 0
masuk
Sumber Data Risiko Desa Mokonowu Tahun 2016
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3.1.6 Perkiraan Dampak Aspek Lingkungan
Tabel 8
Dampak Pada Aspek Lingkungan
Dampak
Terancam
No Jenis Kerusakan Ringan Sedang Berat
(unit) Tidak Rusak
(unit) (unit) (unit)
2 Objek wisata 0 0 0 0
Tercemarnya sumber
3 air bersih 65 20 25 20
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar saat tanggap darurat
bencana.
10. Tetap menjalin keamanan dan ketertiban di daerah bencana dan
sekitarnya.
11. Memanfaatkan prasarana dan sarana Pemerintah Desa untuk evakuasi
dan penampungan pengungsi.
Masa tanggap darurat berdasarkan kebijakan manajemen kedaruratan
yang telah ditetapkan di atas, dibuat strategi untuk mendorong pelaksanaan
kebijakan tersebut. Setiap pernyataan strategi di bawah ini merefleksikan satu
atau lebih kebijakan yang telah ditetapkan.
4.2 STRATEGI
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Mengoptimalisasikan operasional 24 jam di seluruh pusat kesehatan Desa
dan Relawan di wilayah bencana.
10. Mengekoordinasikan keamanan di daerah bencana, tempat-tempat
pengungsian, gedung logistik dan jalur distribusi.
11. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan dan
menyebarluaskannya melalui media cetak dan media elektronik.
12. Melakukan pendataan korban pengungsi selama tanggap darurat dan
updating data.
13. Pemulihan darurat objek vital/fasilitas umum di lokasi bencana agar segera
dapat berfungsi kembali
14. Melakukan pengelolaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah ataupun
dari masyarakat dan lembaga kemasyarakatan lainnya dan berkoordinasi
dengan pemerintah pusat terkait bantuan internasional.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB V
PERENCANAAN SEKTORAL
Tabel 8
Daftar kebutuhan dan ketersediaan Sektor Manajemen dan Koordinasi Posko
PT
Katra
co) 5
00,0
00/ja
m,
sela
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016 ma 8
0 jam
1.1.2 Kebutuhan Sektor Sarana dan Prasarana
Tabel 9
Daftar Kebutuhan dan Ketersediaan Sektor Sarana dan Prasarana
Jenis Barang Satuan Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Satuan (Rp) SubTotal Ket
MCK Buah 5 1 4 2.000.000 8.000.000
Air Bersih (tangki) Tanki 20 0 20 160.000 3.200.000
Profil Tank (1.100ltr) Buah 5 0 5 2.000.000 10.000.000
Mobil Tangki Unit 1 0 1 300.000 300.000
Sewa dari swasta (PT
BBM Ltr 1.000 0 1.000 8.000 8.000.000
Eskavcator Unit 0 0 0 16.000.000 0 Katraco) 500,000/jam,
Kapasitas 0.8m/kbk selama 80 jam
Buldozer Kapasitas 2 Unit 0 0 0 5.000.000 0
Kubik
Generator Mobile Unit 0 0 0 600.000 0
Mobilisasi Alat Unit 0 0 0 6.000.000 0
Dump Truck 7hr Unit 1 0 1 700.000 700.000
Total 30.200.000
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Tabel 10
Daftar Kebutuhan Sarana dan Parasana Evakuasi dan SAR
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
1.1.3 Kebutuhan Sektor Kesehatan
Tabel 11
Daftar Ketersediaan Tenaga Medis
Kebutuhan Ketersediaan
setiap shift
No Jenis Tenaga Keterangan
untuk Kecamatan Terdekat
Pengungsi
1 Dokter 2 2 2
2 Bidan 2 10 10
3 Perawat 2 15 30
4 Assisten Apoteker 1 2 6
5 Sanitarian 1 1 3
6 SKM/Gizi 1 5 12
Tabel 12
Daftar kebutuhan dan ketersediaan Sektor Manajemen dan Koordinasi Posko
Tabel 13
Data Kebutuhan Dasar Sesuai SPM Untuk 620 Pengungsi Dalam 3 Hari
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VI
FORMALISASI PENANGANAN
BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
12 BMKG 1
13 PDAM 4
14 RAPI/ORARI 2
15 LSM 10
JUMLAH TOTAL 356
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Sektor SAR
Sektor Sosial
Sektor Kesehatan
Sektor Prasarana/infrastruktur
Sektor perhubungan
a. Kedudukan
1. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana Desa
Mokonowu berkedudukan di kantor Desa Mokonowu atau ditempat
yang lain sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Pada bencana banjir dapat dibentuk Pos Komando dan Koordinasi
Tanggap Darurat (Pos garis depan) di Desa Mokonowu di pimpin oleh
pimpinan Kepala Desa atau yang ditunjuk.
3. Jangka waktu Keberadaan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana bersifat sementara selama masa tanggap darurat dan
beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari serta dapat
diperpanjang atau diperpendek waktunya sesuai kondisi dan keadaan
kedaruratan.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
b. Persyaratan Lokasi
1. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap darurat Bencana di Desa
Mokonowu dapat menempati bangunan Kantor Desa Mokonowu atau
di Kantor PNPM Kecamatan Monano.
2. Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana menempati
lokasi yang strategis dengan kriteria :
a. Mudah diakses oleh berbagai pihak dan unit kerja yang terlibat
dalam kegiatan tanggap darurat bencana
b. Aman dan terbebas dari ancaman bencana susulan
c. Memiliki halaman yang memadai untuk area parkir kendaraan dan
ruangan yang cukup untuk gudang logistik.
c. Proses Pembentukan
Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana dengan cara
mengikuti peningkatan status Pusat Pengendali Operasi Kabupaten Tahap
Siaga darurat untuk jenis bencana yang terjadi secara tiba – tiba, seperti banjir
dan tanah longsor.
Untuk jenis bencana yang terjadi secara tiba – tiba Pembentukan Pos
Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana dilakukan melalui 4
(empat) tahapan yang harus dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu
rangkaian system komando dan koordinasi yang terpadu, yaitu :
1. Informasi dan Data Awal Kejadian Bencana
Informasi awal data kejadian bencana bisa didapatkan melalui beberapa
sumber antara lain: Laporan Instansi/Lembaga terkait, media massa,
masyarakat. Kebenaran informasi perlu dikonfirmasi di lapangan dengan
pertanyaan Apa, Kapan, Dimana, Bagaimana Kondisi, Berapa Jumlah
Korban, Akibat yang ditimbulkan, Upaya yang telah dilakukan, dan
Kebutuhan bantuan yang harus segera diberikan.
2. Penugasan Tim Reaksi Cepat dan Tim Assesment
Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, Badan Penanggulangan
Bencana di Kab. Gorontalo Utara menugaskan Tim Reaksi Cepat tanggap
darurat (Rumah sakit dan SAR) dan Tim Pokja Desa Tangguh Bencana
(DESTANA) untuk melaksanakan tugas kedaruratan (pertolongan medis
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
dan SAR ). Tim Pokja Desa Tangguh Bencana melakukan pengkajian
secara cepat dan tepat, Melakukan pemetaan lokasi bencana dan camp
pengungsian serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka
kegiatan tanggap darurat. Hasil pelaksanaan tugas Tim Reaksi Cepat dan
Tim Pokja Desa Tangguh Bencana merupakan bahan pertimbangan bagi
BPBD mengambil keputusan untuk melakukan tindakan berikutnya
menentukan lokasi Posko Lapangan untuk pendampingan dan pelayanan
dan menyediakan bantuan sesuai dengan kapasitas bencana yang terjadi.
3. Menentukan skala bencana dan Analisa kemampuan Daerah
Skala Kemampuan berdasar dari hasil laporan Tim Reaksi Cepat dan
kajian tim Pokja Desa Tangguh Bencana ditentukan skala bencana
berdasarkan kemampuan BPBD Kab. Gorontalo Utara dan kondisi
kerusakan serta pemetaan korban, dipegang BPBD.
4. Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana.
Sesuai dengan status dan skala bencana yang telah ditentukan maka
BPBD atas persetujuan Kepala Desa sebagai Pimpinan Desa sesuai
tingkat kewenangan dan status / skala bencana:
a) Mengeluarkan surat keputusan Pembentukan Pos Komando dan
Koordinasi Tanggap Darurat Bencana.
b) Melaksanakan Mobilisasi sumber daya manusia, peralatan dan
logistik serta dana dari semua unsur potensi yang dimiliki Desa,
Majelis / lembaga lain atau masyarakat donator.
c) Meresmikan Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana.
d) Pelaksana Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap
Darurat Bencana adalah Kepala Desa membentuk dan menunjuk Tim
Tanggap Darurat menangani bencana.
5. Pengorganisasian
a) Organisasi Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Bencana
merupakan Organisasi satu komando dengan mata rantai garis
komando serta tanggung jawab yang jelas. Lembaga dapat
dikoordinasikan dalam satu organisasi berdasarkan satu kesatuan
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah
bencana Banjir dan Tanah Longsor daerah.
b) Struktur Organisasi Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat
terdiri atas Ketua Posko yang dibantu oleh Staf Posko dan gugus
tugas operasi, yang terdiri dari :
1) Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana adalah Kepala Desa atau
yang di tunjuk
2) Wakil Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana
3) Staf Posko :
Sekretaris
Bendahara
Publikasi dan Dokumentasi
Kerelawanan
4) Gugus Tugas Operasi
Unit kerja Pokja Desa Tangguh Bencana
Unit kerja Medis (DMC)
Unit kerja SAR
Unit kerja Psikososial
Unit kerja Logistik dan Peralatan
5) Struktur organisasi ini dapat diperluas sesuai kebutuhan
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
e) Menempatkan Tim relawan di lokasi yang telah ditentukan sesuai
unit kerja tanggap darurat bencana dengan berdasarkan kapasitas
dan keahlian secara terukur dan sistematis
f) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau
pengerahan sumberdaya untuk operasi penanganan tanggap darurat
bencana secara cepat, tepat, bermartabat, efektif dan efisien serta
mengevaluasi pelaksanaan operasi penanganan tanggap darurat.
g) melaporkan pelaksanaan penanganan tanggap darurat kepada
Kepala Pelaksana BPBD Kab. Gorontalo Utara
h) Menyebarluaskan informasi mengenai kejadian bencana secara
akurat dan benar kepada media masa dan masyarakat luas.
a. Kedudukan
1. Posko lapangan tanggap darurat bencana berkedudukan di lokasi titik
bencana baik di pemukiman warga atau di lokasi camp pengungsian,
yang dikendalikan oleh Koordinator Posko Lapangan.
2. Wilayah kerja masing‐masing posko lapangan tanggap darurat bencana
meliputi satu kesatuan wilayah dimana bencana terjadi atau membawahi
sebanyak banyaknya dua kesatuan wilayah bencana jika salah satu
kesatuan wilayah tersebut mengalami kelumpuhan total akibat bencana.
3. Jangka waktu keberadaan posko lapangan tanggap darurat bencana
bersifat sementara, dan beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam
setiap hari selama masa tanggap darurat bencana serta dapat
diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
b. Persyaratan Lokasi
Posko lapangan tanggap darurat bencana dapat menempati bangunan
kantor pemerintah Desa Mokonowu , Rumah penduduk atau tenda atau kantor
pemerintah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Lokasi berada di lokasi bencana bisa rumah pemukiman warga/Camp
pengungsian
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Lokasi aman dan terbebas dari ancaman bencana
3. Berdekatan dengan akses jalan, mempunyai halaman yang cukup luas
untuk melakukan kegiatan
4. Mempunyai cukup ruangan untuk istirahat relawan dan gudang logistik
serta obat obatan.
5. Tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai.
c. Proses Pembentukan
Posko lapangan tanggap darurat bencana dibentuk oleh
penanggungjawab Desa Tangguh Bencana dan Koordinasi Tanggap darurat
BPBD Kab. Gorontalo Utara, tergantung lokasi, kemampuan organisasi dan
jenis bencana yang terjadi. Pembentukan posko lapangan tanggap darurat
bencana berdasarkan dari hasil assessment dan kebutuhan akan perlu
tidaknya suatu wilayah dijadikan titik pendampingan dan pelayanan tanggap
darurat. Pembentukan posko lapangan tanggap darurat bencana sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana.
d. Tugas Pokok
Tugas Pokok Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana adalah:
1. Menyelenggarakan operasi tanggap darurat bencana secara terstruktur,
sistematis, cepat, tepat,bermartabat di lokasi bencana.
2. Bersinergi dan berkoordinasi dengan lembaga atau institusi lain yang
bergerak pada lokasi yang sama tanpa mengurangi efektivitas bantuan
yang diberikan kepada korban bencana.
e. Fungsi
Posko lapangan tanggap darurat berfungsi :
1. Sebagai tempat berkumpul, konsolidasi dan berkoordinasi
mengintegrasikan semua sumberdaya dan unit kerja yang ditempatkan
untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat pada wilayah posko
lapangan.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Sebagai tempat untuk menggerakkan dan mengendalikan kegiatan
tanggap darurat bencana di lokasi bencana yang menjadi wilayah kerja
posko lapangan
3. Sebagai tempat pelayanan dan pendampingan pengungsi korban
bencana
4. Sebagai pusat informasi dan data ditingkat posko lapangan.
f. Uraian Tugas
1. Memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi
2. Melakukan kegiatan pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban
bencana
3. Memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap korban bencana
yang rentan (anak – anak, perempuan, dan orang tua)
4. Melanjutkan kegiatan Assessment korban dan kerusakan yang nantinya
akan sangat berguna untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi
5. Menggerakkan unit kerja yang tersedia untuk melakukan pelayanan dan
penyaluran bantuan secara tepat ,cepat dan bermartabat.
g. Struktur
Struktur organisasi posko lapangan tanggap darurat bencana terdiri dari:
1. Koordinator Pos Komando Tanggap Darurat
2. Wakil Koordinator
3. Staf
a) Sekretaris
b) Bendahara
4. Gugus Tugas Operasi
a) Unit Kerja Medis (DMC)
b) Unit Kerja SAR
c) Unit Kerja Psikososial
d) Unit Logistik dan Peralatan
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
6.2 TUGAS DAN FUNGSI SEKTOR TERKAIT
Untuk penanganan kedaruratan diperlukan adanya pembagian tugas agar
semua permasalahan dapat tertangani secara tuntas, tidak terdapat kegiatan
yang tumpang tindih dan ada kegiatan penting yang tertinggal.
Situasi sektor sebagai gambaran kondisi pada saat kejadian untuk
mengantisipasi tingkat kesulitan dalam penanganan darurat dan upaya‐upaya
yang harus dilakukan sasaran sektor sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
penanganan bencana atau kedaruratan sehingga masyarakat atau korban
bencana dapat ditangani secara maksimal. Kegiatan sektor akan dilaksanakan
selama kedaruratan untuk memastikan bahwa para pelaku yang tergabung
dalam sektor dapat berperan aktif.
Identifikasi pelaku kegiatan, pelaku penanganan darurat yang tergabung
dalam sektor‐sektor berasal dari berasal dari unsur baik pemerintah dan non
pemerintah, termasuk masyarakat luas .
Waktu pelaksanaan kegiatan oleh sektor‐sektor dilaksanakan sebelum
atau menjelang kejadian bencana, sesaat setelah bencana, dan setelah
bencana atau setiap saat diperlukan .
Tabel 15
Uraian Tugas dan Fungsi Sektor
Lembaga/
No Tugas dan Fungsi
Organisasi
A Pemerintah
1 Humas 1. Bencana banjir dan Tanah Longsor termasuk
bencana yang mudah diantasipasi sebelumkejadian
oleh karena bagian Humas dapat memberikan
informasi kpd masyarakat.
2. Menyampaikan informasi tentang perkembangan
dan situasi penanganan bencana.
3. Mengeluarkan siaran pers dan melaksanakan
konfresi pers tentang situasi dana penanganan
bencana.
2 BPBD 1. Bersama dengan Kodim dan Polri menyiapkan
pembentukan POSKO tanggap darurat
2. Menggelar rapat koordinasi dengan semua SKPD,
LSM, Organisasi relawan dan semua pelaku
tanggap darurat.
3. Menyiapkan surat pernyataan Bupati tentang
bencana berdasarkan kajian cepat dari TRC
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
4. Memetakan lembaga/organisasi kemanusiaan dan
bentuk respon/bantuan yang diberikan.
5. Mengelola dan menjalankan secretariat POSKO
6. Menyiapkan data-data dan informasi yang
diperlukan untuk disebarluaskan kepada
masyarakat melalui Humas kabupaten.
7. Menyiapkan laporan tentang situasi dan
penanganan darurat bencana.
3 Dinas PU 1. Menyiapkan peralatan berat dan melaksanakan
penggunan/ pembuakaan jalan masuk lokasi
bencana dan penggalian korban yang tertimbul
longsoran.
2. Merintis jalan, jaringan jembatan ke lokasi evakuasi
3. melakukan perbaikan darurat terhadap sarana dan
prasarana vital
4. merencanakan rekonstruksi bangunan umum
maupun bangunan penduduk
5. menyiapkan lokasi dan pengadaan lahan untuk
pemakaman korban meninggal.
4 Dinas 1. Menyediakan sarana transportasi untuk pengerahan
Perhubungan sumber daya (SDM, peralatan dan logistic)
2. Menyiapkan sarana angkutan untuk penduduk ke
lokasi evakuasi/ pengungsian
3. Melakukan koordinasi dengan pengusaha jasa
layanan transportasi darat
4. Melakukan koordinasi dengan BPBD
kabupatenterdekat
5 Dinas Sosial 1. Menyiapkan peralatan dapur umum, sandang dan
shelter
2. Mendirikan dapur umum
3. Pendataan jumlah korban dan pengungsi
4. Menyiapkan tenda/hunian dan fasilitas pendukung
untuk pengungsi
5. Melakukan pelayanan sosial kebutuhan dasar di
penampungan
6. Menyiapkan tempat yang layak bagi kelompok
rentan (anak-anak, ibu hamil, lansia, disabilitas)
7. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan
untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan gizi
sesuai SPM
8. Melakukan koordinasi dengan petugas sub Dolog
terkait pasokan/persediaan beras
9. Koordinasi dengan dinas PU dan dinas
Perhubungan terkait dengan pengadaan peralatan
dan logistic.
10. Memfasilitasi kegiatan psikososial untuk
pengungsi bekerja sama Dinas Kesehatan.
11. Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan
12. Melakukan koordinasi dengan LSM, organisasi
relawan, organisasi pemuda dan PKK untuk
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
penyelenggaraan Dapur Umum.
6 Dinas 1. Melakukan pendataan jumlah kerusakan gedung
Pendidikan dan fasilitas/ asset pendidikan.
2. Melakukan pendataan korbain baik guru maupun
anak-anak sekolah
3. Mengorganisir guru/tenaga pendidik untuk
mengaktifkan kegiatan belajar mengajar
4. Memberikan bimbingan/pendampingan mental
terhadap anak-anak
5. Melakukan koordinasi dengan relawan
6. Melakukan koordinasi dengan seluruh Kantor
Cabang Dinas (KCD) pendidikan, Pemuda dan
olahraga, dan perguruan tinggi.
7 Dinas Kesehatan 1. Menyiapkan peralatan medis, obat-obatan, masker,
kantong mayat dan tenaga medis untuk
penyelamatan korban
2. Menyiapkan mobil ambulance dan mobil jenazah
3. Mendirikan tenda kesehatan/RS lapangan &
merawat korban
4. Mengkoordinir petugas kesehatan serta
memobilisasi korban ketempat lebih aman.
5. Melakukan upaya-upaya pencegahan penularan
penyakit di lokasi pengungsian (treatmen,
penyemprotan dan penyebaran abate)
6. Melakukan penyuluhan tentan PHBS di Lokasi
pengungsian
7. Membuat laporan ke posko utama tentang
perkembangan penanganan perawatan korban
baik di RS lapangan maupun di tenda-tenda
pengungsian.
8. Berkoordinasi dengan dapur umu terkait SPM gizi
bagi pengungsi
8 Dinas Kehutanan 1. Membantu tim evakiasu
2. Membantu pengamanan pendistribusian logistik
9 Camat 1. Menyampaikan laporan kepada Bupati tentang
kejadian bencana dan upaya penanggulangan
bencana di wilayahnya
2. Mengkoordinir pembentukan posko di tingkat
kecamatan
3. Menyampaikan laporan perkembangan bencana
dan upaya penangnanan darurat kepada Bupati
dan kepala BPBD
4. Melakukan koordinasi dengan kepala desa di
wilayahnya
10 Kepala Desa 1. Menyampaikan laporan tentang kejadian bencana
di wilayahnya.
2. Segera mengendalikan situasi dengan membentuk
posko di tingkat desa
3. Menyampaikan laporan tentang perkembangan
bencana dan upaya penanggulangan darurat
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
kepada Camat dan Bupati
11 TNI 1. Membantu BPBD dalam pembentukan posko
penanggulangan bencana
2. Mengkoordinir kegiatan persiapan TRC,
pemindahan, perbekalan logistik, peralatan
mobilisasi pengungsi.
3. Bersama Tim SAR menyiapkan tim pertolongan
pencarian dan penyelamatan dan pengamanan
4. Bersama POLRI mengawal distribusi bantuan
5. Bersama POLRI dan SATPOL PP melakukan
patrol wilayah
12 POLRI 1. Membantu BPBD dalam pembentukan posko
penanggulangan bencana.
2. Pengamanan distribusi bantuan dan harta
benda/asset dan pengamanan lokasi evakuasi
3. Menyiapkan dan menugaskan anggota regu
pencarian dan penyelamatan
13 SATPOL PP 1. Membantu Tim Evakuasi
2. Membantu pengamanan pendistribusian logistic
3. Membantu pengamanan shelter/hunian sementara
14 BASARNAS 1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan SAR
2. Melakukan pencarian dan penyelematan
3. Melakukan evakuasi korban ke tempat aman
4. Mengkoordinir masyarakat dan potensi SAR untuk
berpartisipasi dalam upaya pencarian dan
penyelamatan
5. Melakukan koordinasi dengan ORARI, RAPI untuk
menginformasikan perkembangan upaya pencarian
dan penyelamatan
6. Melakukan koordinasi dengan pihak posko utama
untuk kepentingan informasi dan laporan.
15 PDAM 1. Perbaikan segera instalasi air bersih
2. Menyiapkan sarana penampungan air bersih di
lokasi penampungan
3. Menyediakan pasokan kebutuhan air bersih di
lokasi pengungsian
4. Membersihkan bak-bak penampungan air yang
berkoordinasi dengan dinas PU
16 PLN 1. Memperbaiki instalasi listrik dengan segera
2. Menyediakan kebutuhan penerangan di tenda-
tendan pengungsian dan posko utama dan posko
lapangan serta di tempat-tempat umum lokasi
pengungsian.
17 TELKOM 1. Memperbaiki jaringan/instalasi telepon yang
terputus
2. Membuat posko komunikasi di lokasi evakuasi
3. Menyediakan fasilitas internet untuk mendukung
posko utama
4. Melakukan koordinasi dengan operator jaringan
telepon
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
B Relawan
1 PMI 1. Menyiapkan peralatan dan personil untuk pencarian
2 Pramuka dan penyelamatan serta pemindahan korban dan
3 Tagana harta benda
4 LSM 2. Membantu menyiapkan dapur umum
3. Menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama
untuk korban
C Organisasi
Pemuda
FKPPI, KNPI, 1. Membantu pemindahan korban ke lokasi
Karang Taruna pengungsian
2. Membantu pendistribusian bantuan
3. Membantu petugas dapur umum
D Organisasi
Keagamaan
1 Remaja Masjid 1. Membantu pendistribusian bantuan
2 Orang Muda 2. Melakukan kegiatan pendampingan anak-anak
Khatolik 3. Melakukan pendampingan psikososial
3 Pemuda GMIT
4 Kerukunan
F Organisasi
Lainnya
1 Komunitas 1. Melakukan koordinasi dengan posko utama untuk
membantu dalam pengelolaan data
2. Melakukan pendampingan dan motivasi terhadap
kelompok rentan
3. Membantu dalm pendistribusian bantuan kepada
korban
2 ORARI/RAPI 1. Membantu posko dalam memberikan informasi dan
berkoordinasi dengan sector lain
2. Melap[orkan perkembangan situasi di lapangan
kepada Posko Utama.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VII
RENCANA TINDAK LANJUT
8. Perlu dibangun jejaring yang lebih luas (termasuk dengan lembaga usaha)
agar seluruh sumber daya di Desa Mokonowu dapat dioptimalkan dalam
penanggulanagan bencana baik dalam tahap pra-bencana, saat tanggap
darurat, maupun pasca bencana.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
9. Perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana yang mungkin terjadi melalui beberapa kegiatan antara lain
sebagai berikut :
a. Sosialisasi, pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana pada
masyarakat di wilayah rawan bencana.
b. Melengkapi peralatan bencana termasuk menyiapkan jalur evakuasi
pada wilayah rawan bencana.
c. Mengoptimalkan peran fungsi Pusat Pengendalian dan Operasi
(Pusdalops) Kab. Gorontalo Utara serta melengkapi peralatan
komunikasi sesuai kebutuhan.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
kemampuan sumberdaya serta prediksi perkembangan kondisi
ke depan. Hasil kerja TRC menjadi acuan untuk melakukan
tanggap darurat dan pemulihan darurat prasarana dan sarana
vital.
Pelaksanaan Operasi Tanggap Darurat
Sektor-sektor yang telah dibentuk segera melaksanakan tugas
tanggap darurat sampai dengan kondisi darurat pulih/kembali ke
kondisi normal.
Evaluasi
Evaluasi berkala/rutin dilakukan terhadap pelaksanaan operasi
tanggap darurat, yang hasilnya antara lain berupa:
- pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
- perpanjangan masa tanggap darurat (jika diperlukan).
- pernyataan secara resmi berakhirnya tanggap darurat.
b. Apabila tidak terjadi bencana:
Apabila waktu kejadian bencana yang diperkirakan telah terlampaui
(tidak terjadi bencana), maka rencana kontinjensi dapat diberlakukan
atau diperpanjang untuk periode/kurun waktu tertentu berikutnya.
Apabila setelah melalui kaji ulang dan perpanjangan masa berlaku
ternyata tidak terjadi bencana, rencana kontinjensi dapat di
deaktivasi (dinyatakan tidak berlaku) dengan pertimbangan bahwa
potensi bencana tidak lagi menjadi ancaman. Rencana kontinjensi
yang telah di-deaktivasi dapat diaktifkan kembali setiap saat
(aktivasi) jika diperlukan.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
tetap/SOP, penyebarluasan/ sosialisasi kebijakan dan kegiatan-kegiatan
lainnya, dalam rangka penyempurnaan upaya penanggulangan bencana.
Tabel 14
Matrik Rencana Tindak Lanjut
Penanggun Waktu
Tahapan Rencana
No g Jawab Pelaku/Pelaksana Pelaksanaan
Tindak Lanjut
Sektor Kegiatan
Inventarisasi dan Dinas Sosial, Dinas
pemeliharaan PU,
ketersediaan dan Dinas Kesehatan, Berkala
1 BPBD
kesiapan sumber Dinas Hub 6 bulan sekali
daya, sarana dan Kominfo,BAPPEDA,
prasarana BASARNAS, LSM
Mengkaji ulang Dinas Sosial,
pemutakhiran data dan DinasKesehatan,
asumsi-asumsi Dinas Hub Kominfo, Berkala
2 BPBD
dampak bencana atau Dinas PU, Dinas 6 bulan sekali
proyeksi kebutuhan Pertanian,BAPPEDA,
sumberdaya BASARNAS, LSM
Menyusun prosedur- Dinas Sosial, Dinas
prosedur tetap yang PU,Dinas Kesehatan,
sifatnya dapat Dinas Hub
3 BPBD Tahun 2016
mendukung Kominfo,TNI, POLRI,
pelaksanaan/aktivasi BASARNAS, LSM
rencana kontinjensi
Dinas Sosial,Dinas
pemantauan secara
PU, Dinas Minggu
periodik terhadap
4 BPBD Kesehatan, Dinas pertama
ancaman dan
Hub Kominfo, BMKG, (setiap bulan)
peringatan dini
BASARNAS
Dinas Sosial, Dinas
PU, Dinas Minggu kedua
5 Diseminasi informasi BPBD
Kesehatan,Dinas Hub (setiap bulan)
Kominfo,
Menyusun Peraturan
Bupati tentang
rencana Kontijensi
6 Biro Hukum BPBD Tahun 2016
Banjir dan tanah
longsor
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Dinas Sosial,Dinas
PU, Dinas
Kesehatan, Dinas
Melakukan Gladi Hub
7 Posko dan Gladi BPBD Kominfo, Satpol PP, Tahun 2016
Lapang TNI, POLRI,
Masyarakat
(Instansi/SKPD
Terkait)
BAPPEDA,
DinasSosial,Dinas
Studi dan pemetaan
8 BPBD PU, Dinas Tahun 2016
daerah rawan bencana
Kesehatan, Dinas
Hub Kominfo
Membangun jejaring Forum Masyarakat
yang lebih luas dalam Peduli Bencana
9 BPBD Tahun 2016
Penanggulangan
Bencana
BPBD, PMI, TNI,
Pengembangan
Dinas RSUD ZUS,Klinik
10 Kesiapsiagaan Darurat Tahun 2016
Kesehatan Centre, Puskesmas,
Medis
Poskesdes
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
BAB VII
PENUTUP
Sebagai penutup maka pada kegiatan ini perlu disikapi oleh seluruh
instansi di daerah dengan memperhatikan rekomendasi yang perlu dilakukan
masyarakat maupun Pokja Desa Tangguh Bencana di Desa Mokonowu untuk
memperhatikan upaya usaha mitigasi bencana banjir dan tanah longsor
sebelum terjadinya bencana. Berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat
terjadinya banjir dan tanah longsor diperlukan langkah‐langkah yang dilakukan
untuk menekan bahaya banjir dan tanah longsor diantaranya yaitu:
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
2. Tahap bencana
Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana banjir
dan tanah longsor antara lain berikut ini.
a Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.
b Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d Pendirian dapur umum, pos‐pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
3. Rencana Aksi Lokal
Penghijauan dan peremajaan pohon yang ada di bantaran sungai adalah
lingkungan yang dapat merecovery perubahan yang ada sehingga sistem
lingkungan dapat terjaga dengan baik dan tidak terjadi degradasi lingkungan.
Perubahan lingkungan yang tampak sangat terjadi di wilayah Desa Mokonowu
adalah Perkebunan yang semerawut dan tidak tertata dengan baik,
penebangan pohon yang tidak terkontrol. Apakah yang dilakukan oleh
masyarakat di daerah rawan banjir sebelum indikasi awal banjir muncul (untuk
langkah pencegahan longsoran) ?
“Normalisasi sungai yang berada di wilayah Desa Mokonowu dengan cara
mengeruk sedimen-sedimen”.
Apakah yang dapat dilakukan oleh masyarakat di daerah rawan longsor
sebelum indikasi awal longsoran muncul (untuk langkah pencegahan
longsoran) ?
a. Atur drainase lingkungan sehingga tingkat kejenuhan air dalam drainase
lingkungan setelah hujan turun dapat dikurangi.
b. Membuat saluran drainase dalam lereng dengan cara menusukkan
pipa‐pipa bambu yang dilubangi kedua ujungnya. Pipa ini ditusukkan pada
bagian bawah lereng kurang lebih 1 m di atas titik‐titik rembesan air yang
keluar dari lereng. Panjang pipa minimal 2 meter. Untuk menghindari
penyumbatan oleh butir‐butir tanah yang ikut terbawa air, di dalam pila
dapat diberi filter berselang‐seling berupa ijuk dan pasir.
c. Pemasangan papan peringatan tanda-tanda bahaya Banjir dan Longsor
serta larangan membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya).
d. Apabila hujan deras turun atau hujan tidak deras turun terus menerus
selama lebih dari 1 jam, disarankan sementara menyingkir dari rawan
banjir.
e. Jangan menimbulkan getaran pada lereng
f. Jangan melakukan penggalian pada bagian kaki lereng.
Sosialisasi/penyebar luasan informasi ini sebaiknya dapat dilakukan
secara lebih gencar, misalnya melalui tayangan televisi dan radio yang diputar
minimal tiga kali sehari menjelang dan selama musim hujan. Kita dapat
mencontoh sosialisasi cara pencegahan Demam Berdarah ataupun cara
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
emergency untuk mengatasi Diare dengan garam oralit. Dengan cara
sosialisasi yang gencar dan tidak terkesan menakut‐nakuti ini, masyarakat
akan lebih memahami apa sebenarnya yang sedang terjadi, mengapa hal
tersebut terjadi dan langkah‐langkah apa yang dapat mereka lakukan sendiri
untuk menolong diri merekasendiri. Dengan kata lain, masyarakat akan lebih
berdaya dalam menghadapi banjir dan tanah longsor. Apabila seluruh
masyarakat sudah terkondisikan dengan situasi siap menghadapi banjir dan
longsoran, diharapkan jumlah korban banjir dan longsoran susulan dapat lebih
jauh berkurang dan hal ini akan jauh lebih meringankan aparat dalam
menangani bencana banjir dan longsoran.
4. Peringatan Dini
Mengetahui dan mengidentifikasi tipe dan arah pergerakan tanah,
parameter-parameter yang menjadi penyebab dan pemicu terjadinya
pergerakan tanah, memberikan rekomendasi mitigasi bencana dan
penanggulangannya serta memperkenalkan sistim peringatan dini berbasis
masyarakat yang sederhana (low cost early warning system) agar masyarakat
mampu menyiapkan dan mengoperasikan sistim peringatan dini tersebut dalam
rangka mengurangi risiko bencana.
Rendahnya pemahaman masyarakat merupakan alasan untuk melakukan
mitigasi yang terfokus pada public education yaitu dengan mengadakan
sosialisasi dan pelatihan tentang bencana alam dan perbaikan lingkungan serta
jalan yang berfungsi sebagai jalur evakuasi, gladi evakuasi, pembuatan peta
daerah rawan bencana, pemasangan alat peringatan dini yang murah dan
sederhana dan daerah relokasi.
Pemasangan alat peringatan dini dilakukan dengan melibatkan
masyarakat sehingga akan timbul kepedulian dan rasa memiliki alat yang
dipasang, disamping mengetahui system kerja alat tersebut. Tujuan
pemasangan alat deteksi pergerakan tanah tersebut adalah untuk memantau
adanya pergerakan tanah hingga batas kondisi sirine berbunyi. Saat sirine
pertama berbunyi berarti hujan kritis terjadi.
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016
Daftar Lampiran
1. Peta Resiko Bencana Longsor di Desa Mokonowu
2. Peta Risiko Bencana Banjir di Desa Mokonowu
3. Lembar Komitmen dari Institusi/Lembaga terkait di Desa Mokonowu
4. SOP Penanganan Tanggap Darurat Bencana
Rencana Kontijensi Banjir & Tanah Longsor Desa Mokonowu Tahun 2016