Anda di halaman 1dari 24

Sejak Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.9/PMK.

03/2018 yang mengubah


ketentuan dalam PMK No. 243/PMK.03/204 tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Ada
beberapa jenis SPT Masa yang dikecualikan dari kewajiban pelaporan.

Salah satu jenis SPT Masa yang dikecualikan pelaporan adalah SPT Masa Nihil
untuk Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21/26, kecuali karena adanya Surat
Keterangan Domisili (Certificate of Domicile), SPT Masa PPh Pasal 21/26 nihilnya masa
Desember, dan adanya potongan PPh Pasal 21/26 final.

SPT Masa PPh Pasal 21/26 masa Desember yang jatuh tempo pelaporannya paling
lambat tanggal 20 bulan berikutnya atau 20 Januari tahun berikutnya menjadi wajib
untuk dilaporkan. Hal ini menjadi perhatian penting untuk para wajib pajak yang selama
ini lebih banyak tidak menyampaikan SPT Masa PPh 21 dikarenakan nihil.

Kenapa SPT Masa PPh 21 masa Desember diwajibkan untuk dilaporkan meskipun status
pembayarannya nihil? Dikarenakan SPT Masa PPh 21 masa Desember terdapat
rekapitulasi penghasilan aktual, sehingga laporan SPT Masa Pph 21 Bulan Desember
bisa mengakomodasi kasus kurang bayar maupun lebih bayar.

Secara garis besar, SPT Masa PPh 21 masa Desember seperi pengganti SPT Tahunan
PPh Pasal 21 yang kini telah ditiadakan sehingga diwajibkan untuk disampaikan.

Perbedaan Penghitungan Masa Desember

Perhitungan SPT Masa PPh 21 masa Desember berbeda dengan penghitungan SPT
Masa PPh pasal 21 masa Januari - November. Kalau untuk penghitungan di bulan selain
Desember, PPh Pasal 21 didapat dari hasil yang dirata-ratakan. Pada bulan Desember
penghitungannya adalah akumulasi pajak dalam setahun berdasarkan penghasilan riil
(yang diterima).

Penghitungan bulan Januari – November:

 Penghasilan bruto = (gaji pokok + bonus/tunjangan lainnya)


 Penghasilan netto = penghasilan bruto – (biaya jabatan + potongan lainnya)
 Penghasilan netto setahun = Penghasilan netto x 12
 Penghasilan kena pajak setahun = Penghasilan netto setahun – PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak) setahun
 PPh terhutang = tarif pajak x Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun
 PPh perbulan = PPh Terhutang / 12

Perhitungan bulan Desember:

 Penghasilan netto setahun = jumlah penghasilan netto Januari sampai Desember


 Penghasilan Kena Pajak setahun = Penghasilan netto setahun – PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak) setahun
 PPh terhutang = tarif pajak x Penghasilan Kena Pajak setahun
 PPh bulan Desember = PPh terhutang – (Jumlah PPh masa Januari sampai
November)

Isi Lampiran-I (1721-I) SPT Masa Desember 2x

Perbedaan pengisian SPT Masa PPh 21 bulan Desember dengan selain Desember
adalah pengisian formulir Lampiran-I (1721-I) sebanyak 2x.

Isian pertama seperti bulan-bulan sebelumnya yang mencakup penghasilan untuk


periode bulan berjalan (Desember saja) dengan memilih kolom "SATU MASA PAJAK".

Isian kedua ini berbeda dari bulan-bulan sebelumnya yang merupakan rekapitulasi
penghasilan selama satu tahun penuh (Januari - Desember) dengan memilih kolom
"SATU TAHUN PAJAK".

Sebagaimana diketahui di bulan Desember banyak perusahaan memberikan pembagian


bonus sesuai kinerja selama setahun. Dimungkinkan jika selama Januari - November
tidak ada PPh terutang bisa menjadi terutang setelah ditambahkan penghasilan bulan
Desember.

Jika pembayaran penghasilan bulan Desember menyebabkan terdapat pajak yang


terutang, wajib pajak diharuskan melakukan pembayaran PPh Pasal 21 terutang paling
lambat tanggal 10 Januari.

Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21 masa Desember paling lambat dilakukan pada
tanggal 20 bulan berikutnya atau Januari tahun berikutnya dan telah diwajibkan
menggunakan e-filling PPh 21/26 sesuai aturan yang tercantum dalam pasal 8 ayat 6
PMK-09/PMK.03/2018 mulai berlaku sejak 1 April 2018.

Pembuatan Bukti Potong 1721

Selain memotong dan melaporkan PPh Pasal 21, perusahaan/pemberi kerja juga wajib
membuat bukti potong PPh Pasal 21 (1721-A1 untuk non Pegawai Swasta, 1721-A2
untuk PNS, TNI, Polri). Bukti potong ini yang akan dijadikan dasar pegawai / karyawan
untuk membuat laporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi.

Jenis pegawai yang wajib dibuatkan bukti potong 1721 A1 atau A2 adalah pegawai
tetap, penerima pensiun, penerima tunjangan hari tua, dan penerima jaminan hari tua
berkala.

Periode pembuatan bukti potong adalah akhir bulan Desember atau paling lambat bulan
Januari tahun berikutnya untuk pegawai yang bekerja sampai dengan akhir tahun. Jika
tidak sampai dengan akhir tahun, maka bukti potong PPh Pasal 21 diberikan pada bulan
terakhir atau paling lambat bulan berikutnya setelah berakhirnya periode penerimaan
penghasilan.

Menu pembuatan bukti potong sudah disediakan dalam aplikasi e-SPT Masa PPh Pasal
21/26. Setelah data-data terisi dengan lengkap dan benar, pemberi kerja dapat
mencetak bukti potong sesuai dengan nama pegawai, masa kerja dan jumlah pajak
yang telah dipotong.

Pemberi kerja wajib mencetak, menandatangani dan membubuhkan stempel pemberi


kerja sebelum diberikan kepada masing-masing pegawai/karyawan.

Pembuatan SPT Masa Desember berbeda dengan bulan lainnya, dan kewajiban
tambahan pembuatan bukti potong 1721 tidak bisa dilepaskan. Demi efisiensi dan
efektifitas, selayaknya dilakukan pada saat yang bersamaan. (*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi
penulis bekerja.
Cara Pelaporan Pajak PPh 21 Online
Surtan Siahaan | 92224 views

Pelaporan Pajak Di OnlinePajak


Cara pelaporan pajak PPh 21 online semakin mudah. Karena kini ada solusi praktis dan
terintegrasi yang mempermudah wajib pajak untuk hitung otomatis, setor, dan e-Filing
PPh 21 di satu aplikasi berbasis web. Apalagi sejak 1 April 2018, e-Filing PPh 21
diwajibkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
9/PMK.03/2018.

Walaupun pada saluran resmi e-Filing lainnya juga dapat melakukan pelaporan pajak
PPh 21 online, namun bila Anda melakukan e-Filing PPh 21 pada aplikasi pajak yang
terintegrasi dan otomatis, tentu akan semakin menghemat waktu Anda dalam
penuntasan kewajiban pajak karyawan Anda. Apalagi jika Anda harus menghitung PPh
21 karyawan dalam jumlah yang banyak untuk satu perusahaan. Tentu menghitung
satu per satu menggunakan excel akan melelahkan. Sehingga solusinya adalah
menggunakan aplikasi pajak yang terintegrasi untuk hitung, setor, dan lapor pajak
seperti aplikasi OnlinePajak. Berikut ini adalah cara pelaporan pajak PPh 21 online
di aplikasi OnlinePajak.
 

Cara Pelaporan Pajak PPh 21 Online Melalui OnlinePajak

Sebelum membahas mengenai cara pelaporan pajak PPh 21 online, mari kenali dulu
fitur-fitur yang dapat mempermudah e-Filing PPh 21 Anda di OnlinePajak, yaitu:

FITUR-FITUR DI ONLINEPAJAK UNTUK KEMUDAHAN E-FILING PPh


21

1. Hitung PPh 21 Otomatis dan Akurat

Di OnlinePajak, perhitungan PPh 21 hanya membutuhkan waktu beberapa


detik saja. Cukup dengan memasukkan data gaji, status kepegawaian, BPJS
karyawan, dan memilih metode perhitungan gaji, dalam satu kali "Enter", maka
Anda akan mendapatkan hasil perhitungan PPh 21 secara otomatis yang akurat.
Anda juga dapat memilih berbagai metode perhitungan gaji karyawan, yaitu
gross (gaji kotor dengan pajak ditanggung karyawan), gross-up (gaji bersih
dengan tunjangan pajak), dan net (gaji bersih dengan pajak ditanggung
perusahaan).

2. Buat ID Billing dan Setor PPh 21 dengan Mudah

Selesai dengan perhitungan PPh 21, Anda dapat langsung buat ID Billing, dan
setor PPh 21 online dengan menggunakan fitur PajakPay. Caranya cukup
konfirmasi akun virtual Anda, tambah saldo di akun virtual tersebut, lakukan
setor pajak dengan 1 klik saja, dan dapatkan bukti pembayaran (Nomor
Transaksi Penerimaan Negara/NTPN). OnlinePajak bekerja sama dengan bank
persepsi (bank resmi yang mendapatkan izin dari Bank Indonesia untuk
menyalurkan pembayaran pajak ke kas negara), sehingga NTPN yang Anda
terima sah dari negara.

3. e-Filing PPh 21 dengan 1 Klik

OnlinePajak juga menyediakan SPT Masa PPh 21 yang dapat terisi otomatis
setelah Anda menyelesaikan perhitungan PPh 21. Setelah mendapatkan SPT
Masa PPh 21 tersebut, Anda langsung melakukan e-Filing dengan 1 klik dan
mendapatkan bukti pelaporan pajak (BPE/NTTE) Anda. Sebagai mitra resmi DJP,
maka BPE/NTTE yang Anda terima sah dari DJP.

Setelah memahami fitur-fitur andalan OnlinePajak, mari selanjutnya ikuti cara pelaporan
pajak PPh 21 online berikut ini. Di OnlinePajak, Anda dapat melakukan e-Filing PPh 21
dengan 3 metode, yaitu:

3 CARA PELAPORAN PAJAK ONLINE PPh 21 DI ONLINEPAJAK


1. e-Filing 1 Klik

Fitur efiling pajak dengan menggunakan fitur-fitur OnlinePajak lainnya yakni


'hitung-setor-lapor' atau 'hitung-lapor' saja.

2. e-Filing CSV

Fitur efiling pajak dengan mengunggah file CSV Pelaporan PPh 21 yang
didapatkan dari software e-SPT.

3. e-Filing Bulk Upload

Fitur efiling pajak untuk perusahaan berskala besar yang perlu lapor SPT online
secara praktis dan hemat waktu dengan melakukan lapor SPT online
untuk beragam NPWP perusahaan dan jenis pajak secara serempak. Fitur ini
merupakan fitur premium yang dikenakan biaya.

I. CARA PELAPORAN PAJAK ONLINE PPh 21 DENGAN E-FILING 1


KLIK ONLINEPAJAK

Cara pelaporan pajak online PPh 21 dapat dilakukan secara terintegrasi mulai dari
hitung pajak otomatis, buat ID Billing, dan setor pajak online dengan 1 klik.

1. Hitung Otomatis PPh 21

Daftar/akses melalui fitur eFiling Pajak OnlinePajak, lalu pilih menu PPh 21.
Selanjutnya:

o Pada menu "Karyawan", klik tombol "+" untuk membuat atau


menambahkan data karyawan baru.
o Lalu, masukkan data pribadi karyawan. Setelah selesai, klik "Lanjutkan".

o Masukkan data detail kontrak kepegawaian, status perkawinan dan


tanggungan, agar sistem dapat menghitung dan menentukan PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak) karyawan Anda. Penting untuk diingat,
jika Anda memiliki karyawan perempuan, walaupun ia sudah menikah dan
memiliki anak, serta tak memiliki perjanjian pemisahan harta dengan
suaminya, Anda harus memilih status pernikahannya sebagai
lajang, karena pajaknya ditanggung oleh suami. Kemudian, klik
"Lanjutkan".
o Selanjutnya, pilih metode perhitungan gaji (gross, gross up, atau net),
program BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan yang diikuti karyawan,
berikut tanggal mulai pembayaran premi, jumlah persentase premi yang
ditanggung oleh perusahaan, dan dasar perhitungan persentase BPJS
(apakah hanya dari gaji pokok, atau berikut tunjangan-tunjangan lainnya).
Panduan selengkapnya mengenai pengisian BPJS bisa dilihat di halaman
Perhitungan PPh 21 ini. Lalu, klik "Simpan & Hitung Pajak".
o Aplikasi OnlinePajak kemudian akan menghitung otomatis PPh 21
berdasarkan data yang telah Anda masukkkan. Lalu, klik "Simpan".
Ulangi langkah di atas untuk menghitung otomatis PPh 21 karyawan-
karyawan lainnya.
o Bila PPh 21 semua karyawan Anda telah dihitung dan tidak ada lagi yang
akan diubah, klik "Finalisasi Perhitungan".
o Selanjutnya, Anda dapat memberitahukannya kepada akuntan Anda
dengan memasukkan emailnya dan klik tombol "Kirim".

o TIPS:
Jika Anda baru pertama kali lapor SPT online di OnlinePajak, pastikan
Anda telah memiliki EFIN Badan dan mendaftarkannya di menu
"Pengaturan e-Filing", serta melengkapi profil perusahaan Anda. Langkah
ini cukup sekali, untuk kemudahan seterusnya.

2. Buat ID Billing dan Setor PPh 21 dengan 1 Klik


o Kemudian, pilih menu "Setor dan Lapor" untuk buat ID Billing dan
setor PPh 21 online dengan fitur PajakPay, lalu klik tombol "Bayar".
Pastikan Anda telah menambah saldo pada akun virtual Anda, lalu lakukan
pembayaran dengan 1 klik dengan fitur "PajakPay".

o Konfirmasikan pembuatan ID Billing dan penyetoran pajak Anda dengan


klik "Bayar".
o Selanjutnya terima NTPN Anda yang sah dari negara. Fitur PajakPay dari
OnlinePajak telah bekerja sama dengan Bank Persepsi terpercaya
dan terdaftar pada Bank Indonesia dengan Surat Keputusan
No.20/114/DKSP/Srt/B.

o Bila Anda memilih melakukan penyetoran di tempat lain, pilih status


pembayaran pajak "Sudah Bayar" dan isikan NTPN Anda.
3. Klik "Lapor" untuk e-Filing PPh 21
o Terakhir, pilih menu "PPh 21" untuk mendapatkan SPT Masa PPh 21 Anda
yang terisi otomatis. Lalu klik "Lapor".
o Klik "Lihat BPE" untuk mengunduh bukti pelaporan pajak (BPE/NTTE)
Anda. Tanggal pada BPE Anda yang Anda terima adalah tanggal saat
Anda klik "Lapor". Sehingga, pastikan Anda melaporkannya sebelum
tanggal tenggat waktu lapor PPh 21 yang ditetapkan pemerintah yaitu
tanggal 20 setiap bulannya.
II. CARA PELAPORAN PAJAK PPh 21 ONLINE DENGAN E-FILING CSV
ONLINEPAJAK

1. Akses Fitur e-Filing CSV OnlinePajak

Akses aplikasi OnlinePajak dan klik menu fitur "e-Filing CSV".

2. Unggah File CSV Pelaporan


Klik tombol "Unggah File" untuk mengunggah file CSV Pelaporan dan file PDF
pendukung, lalu pilih file yang hendak diunggah. Pastikan nama file PDF sama
dengan nama file CSV Pelaporan Anda.

3. Klik "Lapor" dan Terima BPE/NTTE Anda

Selanjutnya klik tombol "Lapor". Bila status belum terlapor, jangan unggah
ulang file CSV karena pelaporan SPT tengah diproses. Sedangkan jika status
berhasil terlapor, Anda bisa melihat status "Lihat BPE".
Unduh Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) Anda untuk melihat NTTE (Nomor
Tanda Terima Elektronik) dan waktu pelaporan Anda. Tanggal pelaporan yang
tertera pada BPE Anda adalah tanggal saat Anda klik "Lapor".

Tips Cara Pelaporan Pajak PPh 21 Online yang Tepat

Tingginya lalu lintas data pada waktu bersamaan yang mengakses situs DJP untuk e-
Filing, sering kali menimbulkan kendala. Selain itu, kendala-kendala ditimbulkan dari
ketidakpahaman wajib pajak. Sebelum kami memberikan tips cara e-Filing PPh 21 yang
tepat, mari kenali risiko kendala-kendala yang dapat terjadi terlebih dahulu pada cara
lapor pajak online badan yang Anda lakukan.
KENDALA YANG SERING DIHADAPI SAAT LAPOR PAJAK ONLINE

1. Laman DJP Online Sering Bermasalah

Saat kewajiban e-filing untuk lapor SPT PPh 21/26 berlaku pada 1 April 2018,
wajib pajak tidak bisa lagi lapor melalui KPP. Konsekuensinya, cara lapor SPT
online akan meningkat drastis. Karena lonjakan pengunjung, bisa saja server DJP
down yang mengakibatkan laman DJP Online tidak dapat diakses.

2. Salah Pilih Aplikasi Pajak

Di saat tenggat waktu pelaporan pajak sudah dekat, ada kalanya aplikasi
perpajakan yang Anda gunakan butuh di-update atau diinstalasi ulang. Padahal,
untuk update dan menginstalasi ulang aplikasi seringkali memakan waktu tak
sebentar. Selain prosesnya memakan waktu, salah memilih aplikasi pajak
membuat Anda harus mengeluarkan uang setiap kali terdapat pembaruan versi.

3. Salah Bayar

Tidak jarang Anda harus melakukan membayar pajak karena adanya kurang
bayar pada SPT. Karena tidak ada fitur bayar pajak online pada aplikasi yang
Anda pakai, Anda pun harus mencari ATM atau menggunakan SMS/internet
banking. Karena terburu-buru, bisa saja Anda salah melakukan pembayaran
karena keliru mencatat atau memasukkan ID billing. Bila ini terjadi menjelang
batas pelaporan, bisa saja Anda telat menyampaikan SPT.

4. Buat ID Biling dalam Jumlah Banyak Makan Waktu

Sebelum melakukan pembayaran, wajib pajak harus lebih dulu membuat ID


billing. Untuk perusahaan dengan jumlah karyawan banyak, hal ini tentu
merepotkan karena id billing harus dibuat satu per satu. Bisa jadi penyampaian
SPT jadi terlambat karena masalah ini.

5. Tanggal Lapor Berbeda dengan BPE

Pengguna saluran e-Filing lainnya kadang menerima bukti BPE dengan tanggal
lapor tidak sama dengan waktu lapor sebenarnya. Akibatnya, wajib pajak
dinyatakan telat lapor dan harus terkena sanksi. Situasi ini biasanya terjadi ketika
terjadi lonjakan pengunjung yang cukup drastis.

TIPS LAPOR PAJAK ONLINE YANG TEPAT

1. eFiling Pajak Lebih Awal, Lebih Baik


Sebaiknya lakukanlah efiling jauh-jauh hari sebelum tenggat pelaporan pajak,
agar terhindar dari kendala teknis yang terjadi karena lonjakan pengunjung situs
yang cukup drastis.

2. e-Filing Secara Terintegrasi

Menggunakan aplikasi pajak terintegrasi akan meminimalisir Anda salah input ID


Billing ataupun NTPN. Karena pada aplikasi efiling pajak yang terintegrasi, ID
Billing dan NTPN tersebut biasanya sudah terisi dengan sendirinya sebelum Anda
melakukan e-Filing. Sehingga yang Anda lakukan hanya perlu klik tombol "Lapor"
saja.

3. Gunakan Aplikasi e-Filing yang Tepat

Salah pilih aplikasi e-filing juga dapat mengkonsumsi waktu pelaporan pajak
Anda. Karena itu pastikan Anda menggunakan aplikasi efiling pajak yang
menawarkan solusi yang tepat.

OnlinePajak sebagai salah satu dari 5 saluran resmi untuk e-filing SPT PPh Pasal
21 / 26 menawarkan solusi yang menjadi keunggulan-keunggulannya yaitu:

o Gratis Selamanya

OnlinePajak menyediakan fitur hitung-setor-lapor secara gratis selamanya.


Cukup sekali daftar, Anda pun bebas bayar selamanya. Anda tak perlu
membayar sedikit pun setiap kali perubahan/pembaruan pada aplikasi.

o Tidak perlu update/instalasi aplikasi

OnlinePajak adalah aplikasi online. Setiap ada perubahan peraturan pajak


atau penambahan fitur, aplikasi akan melakukan pembaruan secara
otomatis. Anda pun tak perlu repot menginstalasi atau melakukan update
setiap ada perubahan.

o Hitung-Setor-Lapor PPh 21 Cukup Satu Aplikasi

Proses kerja jadi lebih mudah karena tidak perlu berganti aplikasi mulai
dari hitung PPh 21 secara otomatis, buat ID billing, pembayaran pajak
hingga e-filing. Semua cukup dilakukan menggunakan satu aplikasi
OnlinePajak.

o Tanggal Pada BPE Sama Ketika Anda Lakukan Klik "Lapor"


Tanggal pelaporan yang tertera di BPE adalah tanggal yang sama ketika
Anda menekan tombol "lapor" pada aplikasi. Jadi, meskipun BPE baru
dapat diterima beberapa hari setelahnya, tanggal yang tertera tidak
berbeda.

o BPE dan NTTE Tersimpan dalam Basis Data Online

Tidak perlu takut bukti laporan pajak Anda hilang atau rusak. BPE
elektronik yang dikeluarkan OnlinePajak tersimpan dalam waktu yang
lama.

o Dilengkapi Fitur Impor Data

Apakah Anda menggunakan file CSV dari OnlinePajak atau dari software
e-SPT dan mengimpornya ke OnlinePajak, Anda tetap bisa melakukan
efiling pajak online cukup satu klik, SPT Anda disampaikan ke DJP secara
online tanpa perlu antre di KPP.

Anda mungkin juga menyukai