Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

ANALISA TRAFIK SCADA DAN VOICE PADA VSAT

Ahmad Yanuar Syauki


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Email: aysyauki@yahoo.com

Abstrak- Dalam penulisan penelitian ini 70461 bps. Media transmisi VSAT dapat
akan diperhitungkan data trafik SCADA digunakan untuk trafik data SCADA dan suara
(Supervisory Control And Data secara bersamaan memiliki Quality of Service
Acquisition) yang digunakan untuk sistim (QoS) cukup baik
monitoring, kontrol dan akuisisi data dari
instrument di setiap station gas dan trafik Kata kunci : VSAT, SCADA, Voip dan Trafik
penggunaan komunikasi suara suara yang
ditumpangkan pada media komunikasi PENDAHULUAN
VSAT (Very Small Aparture Terminal) Dalam perkembangan saat ini telah banyak
yang kesehariannya digunakan di setiap perusahaan yang bergerak dibidang
stasiun gas sebagai media komunikasi penyaluran Gas bumi dari sumber pengeboran
antar stasiun gas atau hubungan sampai ke pelanggan dengan menggunakan
komunikasi antara stasiun gas dengan pipa transmisi yang membentang berkilo-kilo
MCS (Master Control System) sebagai meter panjangnya dengan melewati beberapa
sistem kesatuan yang terintegrasi untuk stasiun gas yang berfungsi sebagai post
mempermudah pengoperasian penyaluran pengaturan dan monitoring yang ditujukan
gas. untuk mempermudah proses distribusi gas.
Metode penelitian yang digunakan adalah Oleh sebab itu dibutuhkanlah suatu sistem
memperhitungkan bandwidth yang yang terintegrasi dimana control dan
digunakan sebelum terjadi kegagalan atau komunikasi antar station dapat berjalan
failled pada saat pengiriman data dan dengan baik dengan menggunakan
suara. Adapun cara yang digunakan teknologi Telekomunikasi dan instrumentasi
adalah membuktikan batas maksimum untuk menunjang proses distribusi gas
bandwidth existing berdasarkan tersebut. Oleh sebab itu dalam hal ini
perhitungan pemakaiaan trafik yang SCADA (Supervisory Control And Data
digunakan sesuai dengan jumlah Acquisition) digunakan untuk sistim kontrol dan
instrument yang ada di lapangan yang akuisisi data dari instrument di lapangan yang
selanjutnya dibandingkan dengan selanjutnya data tersebut digunakan sebagai
bandwidth VSAT yang telah tersedia. data monitoring dan metering gas dalam
control room setiap station gas. Dan untuk
Bandwidth 64 Kbps untuk setiap stasiun dapat mempermudah proses komunikasi suara
gas cukup untuk keadaan penggunaan 3 antar station gas tersebut, maka
trafik voice yang digunakan secara digunakankalah teknologi VoIP (Voice over
bersamaan dengan penggunaan data Internet Protocol) dengan menggunakan
SCADA saja namun apabila keadaan media transmisi VSAT (Very Small Aperture
penggunaan trafik voice >3 panggilan Terminal) digunakan sebagai solusi. Dalam
suara secara bersamaan maka akan operasional saat ini kapasitas bandwith yang
terjadi kegagalan penerimaan data digunakan adalah 64 Kbps untuk komunikasi
SCADA dikarenakan keterbatasan antar station. tujuan diadakannya
bandwidth hal ini terbukti dengan peninjauan dan analisa ulang akan
perhitungan keadaan dengan 4 trafik voice kebutuhan bandwith tersebut adalah menjaga
yang terpakai secara bersamaan yaitu kondisi operasi tetap berjalan sebagaimana
rata-rata trafik di atas 64000 bps yaitu mestinya dengan cara merencanakan

Vol.3 No1. Januari 2012 1


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

pencegahan agar tidak terjadi keluhan bumi tujuan. Diagram blok dari sebuah
kegagalan penerimaan data ataupun transponder dapat digambarkan sebagai
respon lambat pada saat akan berikut :
melaksanakan controlling ataupun akuisisi
data pada saat bersamaan
menggunakan telpon.

SCADA DAN VOICE PADA VSAT

1. SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Sistem komunikasi satelit secara umum


terdiri dari sebuah satelit yang berfungsi
sebagai stasiun pengulang (repeater) di
angkasa yang berhubungan dengan
beberapa stasiun bumi. Sinyal yang Gambar 1. Blok diagram transponder satelit
dikirimkan dari stasiun bumi asal akan di
ORBIT SATELIT
tarima dan diperkuat oleh peralatan-
peralatan di satelit untuk kemudian Satelit yang akan mengorbit mengelilingi bumi
dikirimkan kembali ke stasiun bumi tujuan. akan selalu tetap berada pada posisinya
Sistem komunikasi satelit ini umumnya karena gaya sentripetal dimbangi dengan gaya
digunakan untuk daerah yang sulit tarik bumi. Penentuan orbit merupakan hal
terjangkau oleh jaringan terestrial. Hal yang sangat penting dan mendasar karena
inilah yang menjadi kelebihan sistem akan menentukan rugi dan waktu
komunikasi satelit dibandimgkan dengan keterlambatan (delay time) dari
sistem komunikasi yang lain. Sistem transmisi,daerah cangkupan bumi (earth
komunikasi satelit mampu menjangkau coverage area), dan selang waktu dimana
daerah-daerah yang jauh dan terpencil satelit pada terlihat dari setiap daerah tertentu.
dikarenakan cangkupannya yang luas
sehingga sangat sesuai dengan letak GROUND SEGMENT (STASIUN BUMI)
geografis indonesia. Sistem komunikasi
satelit pada dasarnya terdiri dari dua Ground segment terdiri dari beberapa
bagian, antara lain adalah : komponen antra lain adalah :

a. Ground Segment (Stasiun Bumi/ Hub Stasion


Terminal); Stasiun bumi bertugas
untuk melakukan dari dan ke Hub mengontrol seluruh operasi jaringan
space segment komunikasi. Pada hub terdapat sebuah
server Network Management System (NMS)
b. Space Segment (Satelit); Satelit yang memberikan akses pada operator
komunikasi berfungsi sebagai jaringan untuk memonitor dan mengontrol
repeater gelombang mikro di jaringan komunikasi melalui integrasi
angkasa. Satelit ini akan perangkat keras dan komponen-komponen
menerima gelombang sinyal mikro perangkat lunak. Operator dapat
yang dikirimkan dari stasiun bumi memonitor, memodifikasi dan
asal pada frekuensi yang diberikan mendownload informasi konfigurasi individual
(uplink) dan mengirimkan kembali ke masing-masing VSAT. NMS workstation
ke stasiun bumi tujuan pada terletak pada user data center. Stasiun hub
frekuensi yang berbeda (downlink). terdiri atas Radio Frequency (RF),
Intermediate Frequency (IF), dan Peralatan
Dalam satelit terdapat transponder RF terdiri atas antenna, low noise amplifier
yang menerima sinyal dari stasiun (LNA), down-converter, up-converter, dan
bumi asal, menguatkannya dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena,
mengirimkannya kembali ke stasiun subsistem RF hub pada umumnya

Vol.3 No1. Januari 2012 2


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

dikonfigurasi dengan redundancy 1:1.


Peralatan IF dan baseband terdiri dari
IF combiner/divider, modulator dan
demodulator, juga peralatan pemroses
untuk antarmuka channel satelit dan
antarmuka peralatan pelanggan. Unit
antar muka satelit menyediakan kontrol
komunikasi menggunakan teknik multiple
akses yang sesuai baseband. Stasiun ini
mengatur multiple channel dari inbound Gambar 2. Komponen remote Stasion
dan outbond data. Pada jaringan private
terdedikasi, hub ditempatkan bersama Sebuah remote VSAT memiliki
dengan fasilitas data-processing yang komponen-komponen sebagai berikut.
dimiliki user. Pada jaringan hub yang
dibagi-bagi, hub dihubungkan ke data Outdoor Unit (ODU)
center atau peralatan user dengan Terdiri atas antenna, Radio Frequency
menggunakan sirkuit backhaul Transmitter (RFT) dan Up/ Down Converter.
terestrial.Unit peralatan pelanggan
menyediakan antarmuka ke peralatan host Antena
pelanggan dan emulasi protokol.
Peralatan baseband pada hub dirancang Antena berfungsi untuk memancarkan dan
dalam gaya modular untuk menerima gelombang radio RF. Antena yang
mendapatkan pertumbuhan jaringan dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah
yang mudah dan pada umumnya solid dish antenna yang memiliki bentuk
diberikan dengan skala 1:1 atau 1:N parabola. Fungsi antena pada komunikasi
redundant configuration. Berdasarkan VSAT adalah sebagai berikut : Memancarkan
keperluannya, HUB terbagi menjadi dua gelombang radio RF dari stasiun bumi ke
jenis : satelit yang mana besar frekuensinya dari
5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
1. Dedicated Hub Menerima gelombang radio RF dari satelit ke
stasiun bumi yang mana besar frekuensinya
Hub dimiliki dan digunakan sepenuhnya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
oleh jaringan sebuah perusahaan.
Jaringan VSAT merupakan aset Radio Frequency Transmitter (RFT)
perusahaan dan sepenuhnya dikontrol dan
diatur oleh perusahaan. Letak hub RFT dipasang pada frame antena dan
biasanya dikantor pusat perusahaan. dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT
Biaya yang dikeluarkan oleh terdiri atas:
perusahaan sangat mahal.
1. Low Noise Amplifiers (LNA); LNA
2. Shared Hub berfungsi memberikan penguatan terhadap
sinyal yang datang dari satelit melalui antena
Jaringan VSAT dimiliki dan dioperasional dengan noise yang cukup rendah dan
oleh operator VSAT. Sebuah Hub bandwidth yang lebar
digunakan bersama oleh beberapa
perusahaan kecil. Perlu koneksi ke Hub 2. Solid State Power Amplifier (SSPA);
karena lokasi Hub diluar perusahaan. SSPA berfungsi untuk memperkuat daya
Biaya yang dikeluarkan oleh sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak
perusahaan pengguna jaringan VSAT yang jauh.
relatif murah karena cukup mengeluarkan
biaya sewa saja. Up / Down Converter

REMOTE STATION

Vol.3 No1. Januari 2012 3


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

Perangkat ini dikemas dalam satu kemudian dikuatkan dan diatur powernya oleh
kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu bagian TX control dan kemudian diteruskan ke
sebagai up converter dan sebagai down port IF Output di bagian belakang modem.
converter.
2. Demodulator
1. Up Converter
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal range frekuensi IF dan melakukan demodulasi
Intermediate frequency (IF) atau sinyal pada sinyal untuk memisahkan user traffic
frekuensi menengah dengan frekuensi signal dari carrier. Pada proses demodulasi,
centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal sinyal IF yang diterima di masukan ke
RF Up link (5,925 - 6,425 GHz). rangkain AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi
untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan
2. Down Converter didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh
bagian A/D converter. Sinyal IF yang sudah
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF disesuaikan levelnya kemudian dicampur
Down link (3,7 MHz - 4,2 MHz) menjadi dengan sinyal dari sintisiser sehingga
sinyal Intermediate Frequency dengan
menghasilkan sinyal l dan sinyal Q. Kemudian
frekuensi center sebesar 70 MHz
sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu
Indoor Unit (IDU) sinyal I & Q masuk ke bagian A/D converter
sehingga didapatkan sinyal data digital,
Modem VSAT merupakan perangkat kemudian sinyal data digital diteruskan ke
indoor yang berfungsi sebagai bagian interface dan diteruskan ke port
modulator dan demodulator. Modulasi interface. Pemilihan modem VSAT
adalah proses penumpangan sinyal menentukan jenis teknologi VSAT yang
informasi kedalam sinyal IF pembawa digunakan. Sebuah modem dispesifikasikan
yang dihasilkan oleh synthesiser. berdasar teknik akses, protokol-protokol yang
Frekuensi IF besarnya mulai dari 52 MHz dapat ditangani, dan banyak interface port
sampai 88 MHz dengan frekuensi center yang dapat didukung.
70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah
proses memisahkan sinyal informasi Beberapa istilah yang berkaitan dengan
digital dari sinyal IF dan meneruskannya modem sebagai berikut:
ke perangkat teresterial yang ada. Teknik
- Link Budgets.
Modulasi yang dipakai dalam modem
satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( - Equivalent Isotropically Radiated Power
Phase Shift keying ). Lebih jauh lagi fungsi (EIRP),
dari Modulator dan Demodulator yakni:
SATELIT
1. Modulator
Satelit Geostasioner merupakan segmen
Modulator berfungsi untuk angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal
mencampurkan sinyal informasi digital untuk satelit komunikasi adalah geostasioner,
dari perangkat teresterial kedalam sinyal Fungsi utama satelit dikerjakan oleh
IF 70 MHz yang dihasilkan dari dalam transponder. Ada beberapa transponder atau
modem. Pada proses modulasi sinyal data repeater dalam badan satelit. Transponder
masuk melalui port Interface kemudian ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
diteruskan ke bagian Digital to Analog
Converter dan diubah menjadi sinyal - Penerima sinyal
analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal - Translasi frekuensi
Q mempunyai amplitude yang sama tetapi - Penguatan
memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q
diperkuat, difilter kemudian dicampur SCADA
dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga
dihasilkan sinyal IF termodulasi. Sinyal IF

Vol.3 No1. Januari 2012 4


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

System Supervisory Control and Data selanjutnya akan memasuki perangkat yang
Acquisition (SCADA) merupakan disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver.
sistem yang mengendalikan infrastruktur Dalam RFT ini terdapat Up dan Down
dan kendali proses yang penting dari Converter. Untuk proses transmit yang
jarak jauh. Sistem ini melaksanakan digunakan adalah Up Converter. Up Converter
fungsi-fungsi penting untuk monitoring ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari
dan controlling. Sistem SCADA frekwensi menengah IF (Intermediate
terdiri dari berbagai macam infrastruktur Frequency) menjadi suatu sinyal RF(Radio
antara lain adalah Frequency). Output sinyal yang dihasilkan
adalah 5925 - 6425 MHz. Proses selanjutnya
1. Master Station adalah memasuki SSPA (Solid State Power
Amplifier) yang berfungsi sama dengan HPA
2. Remote Terminal Unit yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat
3. Media transmisi/Link telekomunikasi diterima oleh satelit. Sinyal masuk ke dalam
feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke
4. Protokol telekomunikasi satelit dengan antena.

IP Phone 2. Proses Penerimaan Sinyal Satelit

Sistem komunikasi IP Phone adalah Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal
suatu sistem komunikasi suara dari satu yang diterima antena kemudian dipantulkan
titik ke titik lainnya dengan ke feedhorn. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan
menggunakan internet protokol sebagai memasuki LNA (Low Noise Amplifier).
media transportasinya. Dimana LNA ini berfungsi untuk menekan
noise dan memperkuat sinyal yang diterima.
Adapun komponen utama dalam sistem Dari LNA sinyal diteruskan memasuki Down
komunikasi IP Phone antara lain adalah : Converter yang berfungsi untuk
mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF.
1. IP PABX Setelah memasuki Down Converter, maka
sinyal IF memasuki perangkat modem untuk
2. IP Phone/ komputer multimedia
melakukan proses demodulasi, dimana
3. Voice gateway proses demodulasi itu dimaksudkan untuk
memisahkan antara sinyal carrier dengan
4. Media transmisi / Link informasi yang ada di dalamnya. Informasi
telekomunikasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier
kemudian diteruskan ke perangkat user
5. Internet protokol seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.
Konfigurasi dan Cara Kerja VSAT 3. Konfigurasi Jaringan
sebagai Media Transmisi SCADA dan
Suara Jaringan komunikasi dengan menggunakan
VSAT secara umum hampir sama dengan
1. Proses Pengiriman Sinyal Satelit jaringan komputer lokal (LAN) yang
menggunakan protocol TCP/ IP, namun
Data yang akan ditransmisikan dari perbedaannya terletak pada media transmisi
perangkat remote/user, terlebih dahulu yang digunakan. Pada LAN yang umum
memasuki modem. Dalam modem ini data digunakan adalah media kabel sementara
dimodulasi. Proses modulasi ini VSAT menggunakan media transisi satelit.
menggunakan teknik PSK. Modulasi ini Satelit disini berfungsi sebagai media
bertujuan untuk mentranslasikan transmisi yang menghubungkan antara
gelombang frekuensi informasi ke dalam enterprise host ( router di kantor pusat )
gelombang lain pada frekuensi yang lebih dengan remote host ( point to multipoint
tinggi untuk dibawa ke media transmisi. communication ) yang berada pada jarak yang
Setelah data tersebut dimodulasi, berjauhan. Pada konfigurasi jaringan VSAT

Vol.3 No1. Januari 2012 5


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu di round trip atau latency rata-rata satu arah
sisi HUB station dan NOC (Network adalah sebesar kurang lebih 250-270 ms,
Operation Control) atau di sisi remote sehingga delay dalam satu kali pengiriman
station. HUB station adalah untuk satu segmen (satu session TCP) data adalah
mengatur semua konfigurasi jaringan dan sebesar kurang lebih 500 - 540 ms. Waktu
memonitor seluruh remote station delay tersebut itu akan sanagat
sekaligus merupakan interface antara memeperlambat proses transmisi data.Pada
enterprise host dan remote host. jaringan VSAT IP yang merupakan jaringan
Konfigurasi secara umum dapat VSAT network, maka delay yang
digambarkan sebagai berikut : ditimbulkan pada transmisi pengiriman data
akan semakin lebih besar karena selain
HUB Station delay yang diakibatkan dari space link juga
ditambah dengan faktor delay yang ada pada
Hub station (NOC) atau yang lebih dikenal network (hub station) atau delay apabila
dengan sebutan DMN (Direct Multimedia melalui WAN Frame Relay secara
Network) merupakan interface antara keseluruhan, rata-rata delay pada jaingan
enterprise network dengan remote host . VSAT NET sebesar 700 -800 ms yang
Remote Station tentunya sangat berpengaruh pada
performansi jaringan TCP.Untuk meningkatkan
Remote station adalah stasiun bumi mikro performansi TCP pada jaringan VSAT IP maka
yang merupakan jaringan LAN pada sisi dipergunakan teknik TCP Spoofing yang
end user ( Remote LAN ) dan bertujuan untuk menambah troughtput TCP
mempergunakan protocol TCP/IP. pada satu koneksi TCP melalui jaringan satelit.
TCP Spoofing dipergunakan sebagai
Outroute kompensasi delay transmisi pada jaringan
satelit, sehingga aplikasi TCP yang sangat
Outroute merupakan sinyal transmisi yang sensitif terhadap delay dapat bekerja dengan
berasal dari hub station ke arah remote baik. Pada teknik ini proses acknowledgement
station. TCP dilakukan dalam beberapa segmen yaitu
segmen antara corporate LAN (enterprise
Inroute
network) dengan hub station dan segmen
Inroute merupakan sinyal transmisi antara hub station dengan remote LAN atau
yang menuju ke hub station. DMN inroute segmen satelit. Hal ini digambarkan pada
dibagi menjadi beberapa group inroute gambar sebagai berikut :
yang masing-masing group inroure dapat
dioperasikan pada bandwidth
information rate 64, 128 atau 256 Kbps.

TCP Spoofing

Performansi protocol TCP/IP pada


jaringan yang memiliki delay tinggi seperti
pada jaringan telekomunikasi satelit,
akan sangat berpengaruh secara
langsung kepada performansi kecepatan
transfer data, karena TCP
mengharuskan bahwa penerima harus Gambar 3. Alur Kerja TCP Spoofing
mengirimkan ACK untuk
memberitahukan bahwa segmen data Pada gambar tersebut TCP Spoofing pada
yang dikirimkan telah diterima dan siap koneksi antara hub dengan remote. Adapun
menunggu segmen data yang akan urutan prosesnya adalah sebagai berikut ;
dikirimkan berikutnya pada periode waktu
tertentu. Pada system satelit GEO, delay

Vol.3 No1. Januari 2012 6


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

1. Host Corporate LAN mengirimkan menerima segmen data TCP dari host asal,
data ke hub station (NOC) maka remote akan terus menerima dan
mengumpulkan data tersebut tanpa
2. Komponen pada NOC berfungsi mengirimkan sinyal ACK ke host asal dalam
untuk : Menyimpan data yang diterima dari periode waktu tertentu (10 Ack per detik).
host corporate; Mengirimkan sinyal ACK Selanjutnya remote akan mengirimkan sinyal
ke host corporate, dimana host corporate ACK komulatif ke host asal yang
menganggap bahwa data yang memberitahukan bahwa semua segmen data
dikirimkan sudah sampai pada remote TCP telah diterima dengan baik dan siap
LAN,sehingga corporate LAN bisa menerima segmen data TCP berikutnya.
mengirimkan segmen TCP data
berikutnya. Mengirimkan data melalui Struktur sistem kerja SCADA
satelit secepat mungkin ke remote LAN
dengan DMV yang mengontrolnya Struktur sistem kerja SCADA dapat dijelaskan
dengan elemen-elemen sebagai berikut :
3. Remote LAN (Remote station);
1. Operator: operator adalah unit yang
- Menerima data yang dikirimkan memonitor sistem SCADA dan
melalui satelit performansi dari kontrol dan
pengawasan untuk operasi di remote
- Mengirimkan data ke remote host
2. Human Machine Interface (HMI): HMI
- Menerima sinyal ACK dari remote berfungsi untuk memfasilitasi hubungan
host antara Operator dengan MTU
- Mengirimkan sinyal ACK 3. Remote Terminal Unit (RTU): RTU
berfungsi menghadirkan data kepada
Segmen TCP data di acknoledge (ack) operator melalui HMI
secara lokal oleh hub station (NOC) ketika
hub station menerima data dari host di 4. Server Master Control Station (MCS):
corporate LAN . Lokal ACK membuat data Server MCS berfungsi untuk
TCP dapat dikirimkan dalam jumlah yang menerima, menyimpan dan
besar dan cepat karena melalui media memproses data-data dari Server
dengan kecepatan LAN (100 Mbps) Remote untuk selanjutnya di proses
sampai ukuran maksimal buffer pada hub dalam HMI untuk dapat di tampilkan
station. Bersamaan dengan proses dan digunakan oleh operator.
buffer hub station juga langsung
mengirimkan ke remote melalui satelit. 5. Server Local Remote: Server Local
Remote menerima segmen data TCP, Remote berfungsi untuk menerima,
kemudian meneruskan ke remote host menyimpan dan memproses data-data
tujuan. Remote kemudian mengirimkan dari RTU
sinyal ACK ke hub station bahwa data
yang dikirimkan sudah diterima dengan 6. Link Komunikasi: Link komunikasi
baik dan siap untuk menerima data berfungsi untuk menghubungkan
berikutnya. server MCS dengan server remote
controllers.
ACK Reduction

Untuk meningkatkan performansi TCP,


selain menggunakan teknik TCP
Spoofing juga menggunakan teknik
ACK reduction. Teknik ini dipergunakan
untuk mengurangi sinyal ACK yang harus
dikirimkan ke host asal sehingga
mengurangi trafik inroute. Ketika remote

Vol.3 No1. Januari 2012 7


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

telekomunikasi dalam hal ini adalah


pelanggan. Dua hal tersebut merupakan hal
yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Bagi penyedia jasa layanan
telekomunikasi atau disebut provider, kedua
hal tersebut merupakan tolak ukur bagaimana
layanan dan tingkat performansi jaringan
yang telah diberikan kepada para pengguna
jasa layanan telekomunikasi atau pelanggan
tersebut. Untuk menentukan penilaian
terhadap performansi suatu jaringan
diperlukan parameter-parameter yang menjadi
Gambar 4. Alur Kerja Sistem SCADA ukuran dalam penilaian baik buruknya
performansi jaringan tersebut. Dalam
Performansi Jaringan VSAT IP jaringan VSAT IP ada beberapa parameter
Berdasarkan QoS penting yang harus diperhatikan untuk
menentukan performansi jaringan VSAT IP.
Quality Of Service ( QoS ) diidentikkan Parameter-paremeter tersebut antara lain
dengan pengukuran Service Level. adalah:
Service Level yang diukur adalah service
level dari seluruh jaringan VSAT IP. Utilitas Trafik
Pengukuran dilakukan dengan
mengumpulkan data gangguan atau waktu QOS Jaringan
jatuh ( Down time ). Service level Utilitas Trafik
ditentukan sebagai berikut :
Utilitas trafik yang dilihat disini adalah
kepadatan trafik dari inroute. Yaitu besarnya
aliran seluruh data yang melewati inroute.
Atau dapat dikatakan besarnya aliran data
Dimana : S = Service level melewati suatu inroute yang berasal dari
seluruh remote. Dengan kata lainhal ini
A = Jumlah total jam kerja operasional
merupakan aliran data yang berasal dari
B = Banyaknya jaringan seluruh remote secara bersamaan melewati
seluruh inroute. Dengan mengetahui utilitas
C = Banyaknya jam seluruh jaringan trafik dari suatu inroute maka dapat diketahui
terganggu pula nilai efisiensi dari pemakai inroute
jaringan tersebut dan keberhasilan
ANALISA TRAFIK VSAT UNTUK SCADA penyampaian data dari remote semakin besar.
DAN VOICE Bila utilitas terlalu besar maka akan sangat
berpengaruh juga pada aplikasi dari
1. Parameter Performansi Jaringan VSAT pelanggan.
Performansi jaringan merupakan Quality Of Services (QOS)
kesimpulan suatu jaringan atau bagian
jaringan untuk menyediakan fungsi- Quality Of Services (QOS) merupakan
fungsi yang terkait dengan komunikasi tingkat kualitas layanan yang diberikan oleh
antara pemakai layanan komunikasi. penyelenggara jasa layanan telekomunikasi
Performansi suatu jaringan atau provider kepada pelanggan dalam hal
telekomunikasi tidak dapat terlepas dari ini adalah Master Control Station. QOS
dari mutu pelayanan, QOS (Quality Of merupakan keberlangsungan dari sebuah
Service) dari jaringan telekomunikasi jaringan dalam memenuhi fungsinya
tersebut. Yang dimaksud adalah efek sebagai sarana komunikasi. QOS ini
kolektif dari performansi yang menentukan diwujudkan dalam Service level Agreement
derajat kepuasan para pemakai layanan
Vol.3 No1. Januari 2012 8
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

(SLA) yaitu jaminan tingkat layanan yang disimpulkan bahwa jumlah panggilan suara
spesifik untuk dijadikan patokan dalam yang masih dapat di toleransi setelah
hubungan kedua belah pihak antara dijumlahkan dengan kebutuhan bandwidth
provider kepada pelanggan. SLA ini SCADA yaitu empat panggilan suara yang
digunakan sebagai standar unuk memacu dilakukan secara bersamaan di setiap
seluruh fungsi terkait di dalam stasiun gas yaitu dengan penggunaan
perusahaan untuk meningkatkan bandwidth total 58.520 bps untuk stasiun GRS,
performansi kerja. Penilaiaan QOS 60.296 bps untuk stasiun PGD, 60.112 bps
sebuah jaringan tidak akan terlepas dari untuk stasiun LBM, 58.136 bps untuk stasiun
besar waktu jatuh (down time) yang CIL dan 59.240 bps untuk stasiun MBK dan
terjadi ketika gangguan. Banyak faktor dapat dinyatakan aman dari ketersedian
yang menyebabkan terjadinya bandwidth dan terhindar dari Overload.
gangguan yang menyebabkan down
time pada jaringan VSAT diantaranya 3. Analisa Performansi Jaringan VSAT IP
adalah kerusakan dari peralatan remote, Berdasarkan QoS
kerusakan peralatan Hub atau faktor
eksternal seperti faktor alam dan lainnya. Pada pengukuran Quality Of Service maka
diidentikkan dengan pengukuran Service
2. Analisa Performansi Jaringan VSAT IP Level. Service Level yang diukur adalah
service level dari seluruh jaringan VSAT IP.
Berdasarkan Utilitas Jaringan Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan mengumpulkan
utilitas dilakukan dengan melihat data gangguan atau waktu jatuh (Down time).
seberapa besar utilitas data yang terkirim
dari semua remote ke dalam satu KESIMPULAN
inroute. Hal ini dilkukan melalui NMS
yang berada di Hub. Utilitas ini diambil Setelah menyusun dan menganalisisa
pada hari kerja dan jam kerja efektif pada terhadap Trafik SCADA dan Voice pada VSAT
pukul 07.30 sampai pukul 16.00 terutama maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
pada pada saat updating data dari Master :
Control Station ke stasiun-stasiun gas 1. Dari bab-bab sebelumnya dapat
remote yang dilakukan pada pukul 09.00, disimpulkan bahwa Bandwidth 64 Kbps
11.00, 14.00 Saat pengiriman dan untuk setiap stasiun gas cukup untuk
penerimaan data dari lapangan baik di sisi keadaan penggunaan 4 trafik voice
MCS, BMCS ataupun remote station yang digunakan secara bersamaan
sering mengalami kegagalan atau fail dengan penggunaan data SCADA
sehingga menyebabkan data kurang namun apabila keadaan penggunaan
akurat dan kurang lengkap. Tanpa trafik voice >4 tarfik voice secara
membahas sumber error di sisi sistem bersamaan maka akan terjadi
transmisi VSAT melainkan melihat dari sisi kegagalan penerimaan data SCADA
bandwidth yang tersedia dibandingkan dikarenakan keterbatasan bandwidth
dengan trafik kebutuhan bandwidth hal ini terbukti dengan perhitungan
dilapangan sesuai jumlah instrumen dan keadaan dengan 5 trafik voice yang
perangkat lainnya yang membutuhkan terpakai secara bersamaan seperti
bandwidth sebagai media pertukaran yang ditunjukan data trafik di stasiun
datanya. Dengan data-data yang GRS, PGD, LBM, CIL dan MBK yaitu
penyusun sajikan berikut ini kita dapat rata-rata trafik di atas 64000 bps yaitu
membandingkan kebutuhan bandwidth 70461 bps.
tersebut. Kebutuhan bandwidth untuk
komunikasi data SCADA. Dengan 2. Media transmisi VSAT dapat digunakan
berdasarkan kebutuhan bandwidth per call untuk trafik data SCADA dan suara
untuk komunikasi suara di setiap stasiun secara bersamaan memiliki Quality of
gas dan dijumlahkan dengan total Service (QoS) cukup baik yaitu rata-
kebutuhan bandwidth untuk data SCADA rata nilai QoS sebesar 99.30 %.
di masing-masing stasiun gas, Jadi dapat
Vol.3 No1. Januari 2012 9
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

DAFTAR PUSTAKA

1. Bellamy, John C. 2000. Digital


Telephony 3nd Edition, Indiana: Wiley
Publishing. Inc

2. http://id.wikipedia.org/wiki/VSAT

3.
http://mobileindonesia.net/2008/03/21/
vsat-very-small-aperture-terminal

4. Krutz, Ronald L. 2006. Securing


SCADA System, Indiana: Wiley
Publishing. Inc

5. Pratt, Timothy , and Charles W.


Bostian, 2002.Satellite
Communication, Indiana:Wiley
Publishing. Inc

6. Rafiudin, Rachmat. 2006. Cisco


Router Konfigurasi Voice, Vidio dan
Fax, Yogyakarta: C.V Andi Offset

7. Rappaport, Theodore S. 1996.


Wireless Communication (principle
and).Prentice-Hal Inc.

8. Sinha, Umesh. 1977. Transmission


Lines and Networks, India: Satya
Prakashan.

9. www.itu.int/md/T05-SG16-050726-TD-
PLEN-0157

Vol.3 No1. Januari 2012 10

Anda mungkin juga menyukai