A Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
6) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
7) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan
8) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
9) Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
12) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru
dan Pengawas Sekolah
13) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya, sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka
Kreditnya
14) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya
15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
16) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
17) Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2016 dan Nomor
I/56/XII/2016 tentang Penjelasan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016
b. Tujuan
Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah
disusun untuk memudahkan pengawas sekolah dalam :
1) Merencanakan pengawasan (program pengawasan dan sasaran kerja
pegawai [SKP] Pengawas Sekolah);
2) Merencanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru/kepala
sekolah;
3) Melaksanakan pengawasan (program pengawasan dan SKP Pengawas
Sekolah);
4) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru/kepala
sekolah;
5) Melaporkan kegiatan pengawasan;
6) Melaporkan kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru/kepala
sekolah;
7) Mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan; dan
8) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru/kepala
sekolah.
2. Penilaian Kinerja
Pengertian Penilaian kinerja terhadap guru oleh pengawas sekolah
merupakan penilaian kinerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah pada unsur pembelajaran (14 kompetensi guru mapel/kelas, 17
kompetensi guru BK, atau 12 kompetensi guru TIK). Perangkat penilaian yang
digunakan adalah sebagaimana telah diatur dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun
2010 atau ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Kegiatan penilaian
pada pengawasan akademik meliputi:
1) Penilaian kinerja kepala sekolah pada unsur pembelajaran dan
2) Menganalisis hasil penilaian kinerja guru yang telah dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan/atau oleh guru yang ditunjuk.
Hasil penilaian kinerja akan bermanfaat bagi kepala dinas pendidikan dalam
menentukan promosi, penghargaan, mutasi dan pembinaan lebih lanjut.
Sedangkan bagi pengawas sekolah sendiri hasil penilaian kinerja kepala sekolah
dapat dijadikan dasar dalam menyusun program pengawasan khususnya dalam
membina kemampuan profesional kepala sekolah.
2.2. Menganalisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang dilakukan oleh KS.
. Pentingnya Penilaian kinerja guru (PK guru) merupakan penilaian tiap
butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan dan
jabatannya. Penilaian kinerja guru sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran
harus mampu memberikan informasi yang dapat membantu guru meningkatkan
kemampuan mengajarnya dalam rangka membantu siswa mencapai
perkembangan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan PK guru dilakukan di
sekolah oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan
sendiri karena jumlah guru yaqng dinilai terlalu banyak, maka kepala sekolah
dapat menunjuk guru Pembina atau Koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) sebagai penilai. Komponen Penilaian Kinerja Guru di
Indonesia ada 14 komponen. Waktu pelaksanaan penilaian kinerja guru di awal
tahun pelajaran dan akhir tahun pelajaran dengan prosedur persiapan,
pelaksanaan, pemberian nilai dan pelaporan.
Tunjangan profesi guru harus disesuaikan dengan kinerja yang diperoleh
guru yang bersangkutan. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi,
etos kerja dan lingkungan kerja. Penilaian kinerja guru selain kepala sekolah harus
melibatkan pihak eksternal (orang tua, tokoh masyarakat dan peserta didik) untuk
menjaga obyektifitas penilaian. Perlu diberikan penghargaan bagi guru dan
kelompok guru yang memperlihatkan kinerja baik selama mengajar. Perlu
memberikan hukuman bagi guru yang memiliki kinerja kurang atau tidak baik.
Hasil penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah akan dianalisis oleh
pengawas untuk mengetahui seberapa jauh kepala sekolah dapat melakukan
penilaian kenerja guru secara obyektif dan juga sebagai bahan refleksi kepala
sekolah dalam menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi
dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah serta untuk
menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut.
3. Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru dan/atau KS
sesuai dengan masalah utama pembelajaran.
Pembimbingan dan pelatihan profesional adalah salah satu tugas pokok
pengawas yang harus dilaksanakan. Pembimbingan dan pelatihan profesional
tersebut dilaksanakan kepada guru, dan atau kepala sekolah. Pembimbingan dan
pelatihan dilakukan kepada guru dalam rangka peningkatan kompetensi guru
dalam pembelajaran dan memenuhi tuntutan pengembangan karirnya. Sedangkan
pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan kepada kepala sekolah dalam rangka
untuk memenuhi tuntutan pengetahuan dan ketrampilan kepala sekolah dalam
pengelolaan satuan pendidikan untuk keterlaksanaan dan pemenuhan delapan
standar Nasional Pendidikan.
Didalam peraturan menteri PAN dan RB nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya menyatakan bahwa tugas pokok Pengawas Sekolah
adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Delapan Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di
daerah khusus. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai
kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk mampu melaksanakan tugas
pengawasan.
Kualifikasi dan kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12
Tahun 2007, tentang standar pengawas sekolah/ madrasah yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi supervisi akademik, kompetensi supervisi manajerial,
kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan
kompetensi sosial.
Berkaitan dengan kompetensi evaluasi pendidikan, maka setelah pengawas
melaksanakan kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional kepada guru dan
kepala sekolah, maka dalam rangka mengetahui secara jelas hasil pelaksanaan
pembimbingan dan pelatihan yang sudah diprogramkan, maka disusun laporan
evaluasi pelaksanaan program yang berisi secara komprehensif tentang
pelaksanaan program dan tindak lanjutnya. Laporan evaluasi pembimbingan dan
pelatihan profesional ini penting karena akan menyangkut hasil, evaluasi dan
tindak lanjut yang harus dilakukan atas pelaksanaan pembimbingan dan latihan
yang telah dilakukan oleh pengawas.
c. Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan atau
pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah rumusan
masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik bukan saja
membantu memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus mengarahkan cara
berpikir kita. Menemukan masalah adalah langkah awal setiap penelitian.
Masalah yang baik adalah: (1) di bawah kewenangan kepala
sekolah/madrasah /madrasah untuk memecahkannya, (2) bermanfaat bagi
kemajuan sekolah, (3) praktis (mudah dan murah untuk dilaksanakan), dan
(4) legalistis (ada dasar hukumnya). Tujuan utama PTS adalah untuk
melakukan tindakan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu,
perumusan masalah berkaitan dengan tujuan tersebut.
d. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian : Untuk meningkatkan kemampuan pengawas
dalam menyusun dan menulis PTS guna pengembangan karir secara
profesioanal.
Kajian Teori
Berisi konsep, prinsip, yang terkait dengan masalah/ yang diteliti
sebagai dasar dalam pemecahan masalah. Acuan teori menguraikan kajian
teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan
rancangan PTS. Pada acuan teori, tuliskan berbagai teori (berdasar pada
kajian kepustakaan) yang mendasari usulan rancangan PTK
ini. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian
tersebut. Untuk masalah PTS tentang masih rendahnya inovasi untuk
memecahkan masalahnya pilih buku-buku dan hasil peneltian terdahulu
yang relevan tentang inovasi. Kemudian simpulkan definisinya menurut
Anda. Analisis perbedaan dan persamaan masing-masing
pendapat.Analisis kelebihan dan kelemahan masing-masing pendapat.
Putuskan Anda berpihak kepada pendapat siapa dan uraikan alasannya.
Metode penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang apa yang akan
ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan, dan siapa yang akan
ditingkatkan (subjek), objek, metode penelitian yang digunakan yaitu PTS,
validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data
yang digunakan, dan langkah-langkah PTS.
Cara menuliskan daftar pustaka
Banyak model pembuatan daftar pustaka tergantung siapa
sponsornya. Misalnya model American Psychology Association (APA).
Cara membuat daftar pustaka mengacu pada model Pusat Pengembangan
Bahasa Indonesia yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008). Kriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama
harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan
dalam acuan teori; (1) adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan
masalah yang dibahas, dan (2) kemutahiran sumber bacaan, artinya
sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan.
Nama pengarang, Tahun penerbitan, Judul buku dicetak miring.
Kota penerbit: Penerbit. Buku, artikel, dan sumber lain yang boleh
dituliskan dalam daftar pustaka adalah acuan yang dikuti saja. Buku,
artikel, dan sumber lain yang tidak dikutif tidak boleh dituliskan dalam
daftar pustaka. Hal yang sering tejadi adalah peneliti menuliskan sumber
acuan yang tidak dikutip atau sebaliknya, acuan dikutip tetapi tidak ada di
dalam daftar pustaka. Setiap acuan diketik satu spasi. Spasi acuan satu
dengan lainnya berjarak 2 spasi.
Misi :
1) Meningkatkan kompetensi pengawas melalui pelatihan dan pengembangan
profesi.
2) Melakukan koordinasi fungsi pengawasan yang dilakukan lintas sektoral.
3) Melaksanakan penilaian, pembinaan, dan pemantauan terhadap sekolah,
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam penerapan 8
Standar Nasional Pendidikan.
4) Meningkatkan mutu pendidikan melalui efektivitas pelaksanaan
pengawasan yang berorientasi akuntabilitas, objektivitas, dan mandiri.
5) Mendorong terwujudnya akuntabilitas di sekolah yang efektif dan efisien.
6) Meningkatkan profesional kerja praktisi pendidikan di sekolah melalui
pembinaan dan pelatihan sehingga dapat menciptakan peserta didik yang
cerdas dan kompetitif.
7) Menegakkan etika dan moral pengelolaan dan pelaksana pendidikan."
Tujuan Pengawasan :
Berdasarkan Visi Misi diatas maka tujuan pengawasan adalah:
1) Mendorong peningkatan Aksesbilitas dan Kualitas Pendidikan dan Mutu
Pendidik;
2) Mendorong terwujudnya fasilitasi hasil karya cipta pendidikan SMK.
3) Membantu memberikan solusi terhadap sekolah binaan dalam memcahkan
permasalahan yang dihadapi sekolah binaan.
f. Sasaran Pengawasan
Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Cabang Dinas Wilayah Kabupaten
Banyuwangi Propinsi Jawa Timur Nomor :800/1825/101.6.7/2020 bahwa tempat
magang calon pengawas yaitu di sekolah :
1. SMK Negeri 1 Glagah Banyuwangi
2. SMK Negeri Ihya’ Ulumudin Singojuruh.