Anda di halaman 1dari 15

1

Gambar 2.
Diskusi dan Sharing Tentang Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan Moda Daring dan L

Jumlah guru praktek Program Keahlian Teknik Audio Video ada 12 guru.
Pada hari itu yang hadir 8 guru yaitu guru yang ada jadwal mengajar dan 2 guru
piket. Guru yang ikut pembinaan ada 5 guru dan guru yang lainnya tetap
melaksanakan tugas mengajar di ruang praktek. Dari hasil kegiatan pembianaan
tersebut ada beberapa masalah terkait kendala-kendala kegiatan pembelajaran di
saat pandemi. Kendala-kendala pada saat pembelajaran diantaranya yaitu :
1. Proses pembelajaran saat moda daring kurang efektif dan efisien
Karena masih banyak peserta didik ditempat tinggalnya jaringan
internet sinyalnya kurang kuat. Selain itu faktor ekonomi dari
orang tua peserta didik yang kurang mendukung.
2. Motivasi peserta didik menurun dan pembelajaran jam tatap
muka dibatasi hanya 4 jam per hari per tatap muka.
3. Guru tidak bisa menuntaskan KI KD pada saat kondisi pandemi
apalagi ada himbauan dari pemerintah lewat Kementerian
Pendidikan bahwa tidak harus menuntaskan semua KI KD dalam
proses pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik tidak
maksimal.
4. Salah satu guru mengeluh karena motivasi peserta didik menurun
pada saat proses pembelajaran dikelas/ruang praktek.

Gambar 3.
Supervisi Perangkat Pembelajaran pada guru-guru Program Keahlian
Teknik Listrik

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Supervisi Akadeik pada gambar diatas dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Glagah Banyuwangi yaitu pada guru-guru praktek kejuruan Program
Keahlian Teknik Audio Video dan guru-guru Program Keahlian Teknik Listrik
tanggal 10 November sampai 16 November 2020, pukul : 08.00 – 12.00.

3. Sasaran Pembinaan
Sasaran pembinaan adalah guru-guru SMK Negeri 1 Glagah Banyuwangi
yang mengalami kendala atau hambatan pada proses pembelajaran dikelas atau
ruang praktek terkait strategi dan model pembelajaran yang variatif dan
meneyenangkan. Untuk masalah ini bisa diselesaikan dengan cara bimlat tentang
strategi dan model pembelajaran yang variatif dan menyenangkan,
Dan untuk guru yang mengeluh terkait motivasi siswa yang menurun saat
proses pembelajaran dikelas/ruang praktek sehingga berdampak pada hasil
prestasi siswa yang menurun perlu penanganan khusus yaitu dengan melalui
supervisi klinis individual.

Langkah-langkah dalam melakukan supervisi klinis :


SIKLUS I :
1. Calon pengawas meminta guru menunjukkan perangkat pembelajaran (RPP)
sebelum kegiatan pembelajaran di kelas/ruang praktek dimulai.
2. Calon pengawas memeriksa perangkat pembelajaran guru sebelum melakukan
kegiatan pembembelajaran.
3. Calon pengawas mempersilahkan guru untuk memulai proses
kegiatan pembelajaran dikelas/ruang praktek.
4. Calon pengawas mengamati langsung proses kegiatan pembelajaran
dikelas/ruang praktek.
5. Calon pengawas mengisi instrumen supervisi kegiatan pembelajaran saat proses
pembelajaran dikelas/ruang praktek.
6. Setelah pembelajaran selesai hasil supervisi kegiatan pembelajaran ditunjukkan
kepada guru yang bersangkutan untuk dilihat hasilnya terkait dengan kelebihan-
kelebihan dan kelemahan- kelemahan pada saat proses pembelajaran.
7. Apabila guru menerima hasil supervisi kegiatan pembelajaran dengan segala
kekurangannya dan ingin memperbaikinya maka dapat dilakukan kembali
supervisi klinis pada Siklus II dan guru dipersilahkan untuk mengajar kembali
pada minggu berikutnya atau pertemuan berikutnya pada kelas dan siswa yang
sama.

SIKLUS II :
1. Guru melakukan kegiatan proses pembelajaran yang sama seperti Siklus I
sampai selesai.
2. Hasil kegiatan pada Siklus II harus ada perubahan peningkatan prestasi siswa
dari Siklus I.
3. Apabila pada Siklus II sudah ada perubahan prestasi siswa yang lebih baik
maka pada Siklus II bisa dianggap berhasil.
4. Apabila pada Siklus II belum memberikan hasil yang memuaskan maka bisa
diulang lagi pada Siklus III hingga motivasi dan prestasi siswa meningkat.

Berikut ini adalah proses supervisi klinis individual terhadap guru yang
meminta untuk disupervisi klinis dengan ketentuan yang disepakti bersama
tentang waktu dan pelaksanaannya.

Pelaksanaan Supervisi Klinis

1. Supervisi Perangkat Pembelajaran

Gambar 4
n dikelas/ruang praktek guru menunjukkan Perangkat Pembelajaran (RPP) pada calon pengawas untuk diperiksa terlebih
Gambar 5
Calon pengawas melakukan pemeriksaan kelengkapan Perangkat Pembelajaran (RPP) guru
/ ruang praktek

2. Supervisi Kegiatan Pembelajaran

Gambar 6
Mengamati Langsung Proses Pembelajaran di Ruang Kelas / Ruang Praktek
Gambar 7
Melihat Langsung Aktivitas Siswa Saat Guru Menjelaskan Materi Pelajaran

4. Pendekatan dan Metode


A. Pendekatan
1. Direktif
Pendekatan langsung adalah “ cara pendekatan terhadap masalah
secara langsung. Pengawas memberikan arahan langsung”.

2. Non Direktif
Pendekatan non direktif atau tak langsung adalah “cara pendekatan
terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.” Dengan
memakai pendekatan ini, pengawas tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan, akan tetapi ia mendengarkan terlebih
dahulu keluhan para kepala madrasah. Ia memberikan kesempatan
sebanyak mungkin untuk mengutarakan permasalahan yang
dihadapinya. Pendekatan tak langsung ini, berdasarkan pemahaman
psikologi humanistik, yaitu sangat menghargai orang yang akan
dibantu. Disini peran pengawas adalah mendengarkan keluhan dan
permasalahan guru serta mencoba memahaminya. Lebih rinci peran
pengawas adalah mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan,
menyajikan, dan memecahkan masalah.

3. Pendekatan kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah “ cara pendekatan yang memadukan
cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi cara pendekatan
baru”. Pada pendekatan jenis ini, pengawas dengan guru-guru sekolah
binaan bersama-sama menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melakukan percakapan terhadap masalah yang dihadapi.

B. Metode
- Monitoring dan evaluasi
- Focus Group Discusion (FGD)

5. Capaian Target Keberhasilan


90% guru yang mengalami kendala-kendala atau kesulitan-kesulitan dalam
proses pembelajaran dikelas/ruang praktek dapat meningkatkan strategi dan model
pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.

6. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru


90% target pembinaan guru melalui supervisi akademik yang dilakukan
dengan kegiatan pembinaan guru mapel produktif, supervisi perangkat
pembelajaran, supervisi kegiatan pembelajaran dan supervisi klinis tercapai.
Terdapat kesenjangan 10% dari target 100%.

7. Tindak Lanjut
Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan pembinaan yang dilakukan,maka :
1. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi harus berkesinambungan.
2. Perlu dikembangkan proses penyelesaian masalah pada Program Keahlian
yang lain.
3. Guru tetap melakukan EDS untuk peningkatan kemampuannya dalam
proses pembelajaran.
4. Pembiasaan terus belajar tentang teori, konsep, kebijakan dan pedoman
pembelajaran.
5. Mengadakan bimlat dalam bentuk IHT tentang Strategi dan Model
Pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.

8. Simpulan
Pada pelaksanaan supervisi akademik (pembinaan guru) perlu ditingkatkan
dan dilanjutkan lagi karena masih ada Program Keahlian yang lain masih belum
mendapatkan kesempatan untuk dilakukan supervisi akademik disebabkan waktu
pelaksanaannya yang terbatas.

9. Rekomendasi
Dari hasil supervisi akademik yang sudah dilakukan maka perlu diadakan
bimlat dalam bentuk IHT untuk meningkatkan kemampuan guru pada strategi dan
model pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.

LAMPIRAN BUKTI KETERLAKANAAN KEGIATAN


1. Daftar Hadir Supervisi Akademik (Pembinaan)
2. Hasil Pelaksanaan Supervisi Klinis
1. Daftar Hadir Supervisi Akademik (Pembinaan)
2. Hasil Pelaksanaan Supervisi Klinis

Anda mungkin juga menyukai