Anda di halaman 1dari 28

Meningitis

Meningitis Bakterialis
Infeksi meningitis bakterialis yang tidak dirawat bisa menyebabkan
kerusakan otak parah dan menginfeksi darah (septikemia). Meningitis
bakterialis adalah penyakit yang sangat serius dan dianggap sebagai
kondisi medis darurat. Kasus penularan bakteri meningitis banyak
menimpa bayi di bawah usia satu tahun, meski para remaja berusia 15
hingga 19 tahun juga dapat tertular bakteri meningitis.

Meningitis Virus
Meningitis virus lebih banyak terjadi pada anak-anak. Ini adalah tipe
meningitis yang paling umum dan tidak segawat meningitis bakterialis.
Gejala meningitis memiliki kesamaan dengan gejala flu. Oleh karena itulah
kebanyakan orang salah mengartikan meningitis sebagai penyakit flu
biasa. Sulit untuk menentukan jumlah penderita meningitis akibat
kesamaan tersebut.
Meningitis Bakteri
• Meningitis bakterialis (MB) adalah kegawatdaruratan
neurologik yang mengancam jiwa yang memerlukan
diagnosis dan terapi yang cepat (CDK-224/ vol. 42
no. 1, th. 2015)
Faktor Resiko
• status immunocompromised (infeksi human immunodefi
ciency virus, kanker, dalam terapi obat imunosupresan, dan
splenektomi),
• trauma tembus kranial, fraktur basis kranium, infeksi telinga,
infeksi sinus nasalis, infeksi paru, infeksi gigi,
• adanya benda asing di dalam sistem saraf pusat ( ventriculo-
peritoneal shunt/VP-shunt)
• penyakit kronik (gagal jantung kongestif, diabetes,
penyalahgunaan alkohol, dan sirosis hepatik)
VP-shunt
• Ventricle Peritoneal Shunt (juga disebut VP shunt) adalah alat
yang digunakan untuk mengalirkan kelebihan cairan dari
seluruh otak untuk mengurangi tekanan
(kamuskesehatan.com)
Penyebab
• Pada individu dewasa imunokompeten, S. pneumonia dan N.
meningitidis adalah patogen utama penyebab MB, karena
kedua bakteri tersebut memiliki kemampuan kolonisasi
nasofaring dan menembus sawar darah otak (SDO).
• Basil gram negatif seperti Escherichia coli, Klebsiella spp,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan
Pseudomonas spp biasanya merupakan penyebab MB
nosokomial, yang lebih mudah terjadi pada pasien kraniotomi,
kateterisasi ventrikel internal ataupun eksternal, dan trauma
kepala
Penyebab
Patofisiologi
• Infeksi bakteri mencapai sistem saraf pusat melalui invasi
langsung, penyebaran hematogen, atau embolisasi trombus
yang terinfeksi.
• Infeksi juga dapat terjadi melalui perluasan langsung dari
struktur yang terinfeksi atau secara iatrogenik (pasca
ventriculoperitoneal shunt atau prosedur bedah otak lainnya).
• Bakteri memasuki ruang subaraknoid dan cairan serebrospinal
(CSS) melalui pleksus koroid atau kapiler serebral.
• Seluruh area ruang subaraknoid yang meliputi otak, medula
spinalis, dan nervus optikus dapat dimasuki oleh bakteri dan
akan menyebar dengan cepat.
Patofisiologi
• Bakteri akan bermultiplikasi dengan mudah karena minimnya
respons humoral komplemen CSS. Komponen dinding bakteri
atau toksin bakteri akan menginduksi proses inflamasi di
meningen dan parenkim otak.
• Akibatnya, permeabilitas SDO meningkat dan menyebabkan
kebocoran protein plasma ke dalam CSS yang akan memicu
inflamasi dan menghasilkan eksudat purulen di dalam ruang
subaraknoid.
• Eksudat akan menumpuk dengan cepat dan akan
terakumulasi di bagian basal otak serta meluas ke selubung
saraf-saraf kranial dan spinal.
• Selain itu, eksudat akan menginfiltrasi dinding arteri dan
menyebabkan penebalan tunika intima serta vasokonstriksi,
yang dapat mengakibatkan iskemia serebral.
Tanda dan Gejala
• trias klinik MB (demam, nyeri kepala hebat, dan kaku
kuduk)
• kejang umum
• gangguan kesadaran
• tanda Brudzinski dan Kernig
Tanda dan Gejala
• Meningitis meningokokal harus dicurigai jika terjadi
perburukan kondisi yang sangat cepat (kondisi
delirium atau sopor dalam hitungan jam), terdapat
ruam petechiae atau purpura, syok sirkulasi,
• Meningitis pneumokokal sering didahului oleh infeksi
paru, telinga, sinus, atau katup jantung. Etiologi
pneumokokal juga patut dicurigai pada pasien
alkoholik, pascasplenektomi, lansia, anemia bulan
sabit, dan fraktur basis kranium.
Petechiae
• Petechiae skin purpura are pinpoint bleeds under the
skin which may result from trauma, infection or in
serious cases requiring treatment (www.myvmc.com)
Purpura
• Purpura adalah penyakit hemoragik yang ditandai dengan
ekstravasasi darah ke dalam jaringan yang memproduksi
ekimosis dan petechiae spontan (kamuskesehatan.com)
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis MB ditegakkan melalui :
• analisis cairan serebro spinal (CSF)
• kultur darah,
• pewarnaan CSF
• biakan CSF
• Medical diagnosis is made by assessment of clinical
manifestations and is confirmed by isolating the
causative organism from the CSF.
Lumbal Punctie
• Lumbar puncture adalah prosedur ringan yang dilakukan di
tempat tidur untuk mengumpulkan sampel cairan sekitar
sumsum tulang belakang (cairan serebrospinal – CSF)
(https://www.singhealth.com).
• Blood cultures are procedures done to detect an infection in
the blood and identify the cause. Infections of the
bloodstream are most commonly caused by bacteria
(bacteremia) but can also be caused by yeasts or other fungi
(fungemia) or by a virus (viremia) (https://labtestsonline.org)
Cerebrospinal Fluid Culture
• A cerebrospinal fluid (CSF) culture is a laboratory test to look
for bacteria, fungi, and viruses in the fluid that moves in the
space around the spinal cord. CSF protects the brain and
spinal cord from injury (https://medlineplus.gov).
Pewarnaan Gram
• Pengecatan / Pewarnaan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan
yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan
identifikasi mikroorganisme. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut .
Karakter CSF
Terapi Empirik
Terapi Antibiotika
Pengkajian
Nursing Diagnosis
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d aktivitas kejang
• Kelebihan volume cairan b.d peningkatan TIK, SIADH
• Gangguan mobilitas fisik b.d neurotransmiter, SSP
• Nyeri akut b.d injury
• Gangguan persepsi sensori

Anda mungkin juga menyukai