Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA KONSEP K3 DALAM BIDANG KEPERAWATAN DI

RUMAH SAKIT INDONESIA


Pitauli Aprilia Siringoringo (pitauli2001@gmail.com)

Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. [ CITATION Sri16 \l 1057 ]

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja
sering terjadi karena program K3 tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada
tingkat produktivitas karyawan. Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor
yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia
seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan atau kurang
terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari
lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin [ CITATION Sel17 \l 1057 ].

Ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus tetap berada di semua
lini kegiatan, baik di sektor formal maupun non formal, sebab potensi ancaman bahaya
kecelakaan dan kesehatan kerja selalu akan mengancam dimanapun berada. Banyak contoh
yang bisa diambil, misalnya di sektor industri manufaktur berbagai limbah padat maupun
cair, pencemaran udara oleh partikel, bahan kimia, suara bising penggunaan mesinmesin
semuanya berpotensi mengganggu kesehatan para pekerjanya. Banyak media masa sering
memberitakan betapa rentannya kecelakaan dan kesehatan akibat tidak memperdulikan
keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut perkiraan International Labour Organization
(ILO), setiap tahun ada 2 juta kematian di seluruh dunia karena penyebab yang terkait
pekerjaan [ CITATION Mah17 \l 1057 ].

Dalam pemberian pelayanan kesehatan, RS diharapkan dapat memberikan pelayanan


yang berkualitas. Potensi bahaya di RS dapat disebabkan oleh faktor biologi, faktor kimia,
faktor ergonomi, faktor fisik, faktor psikososial, bahaya mekanik , bahaya listrik, limbah RS
yang dapat mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan RS, pasien maupun para
pengunjung yang ada dilingkungan RS yang mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja. RS dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan suportif bagi
pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Secara fasilitas yang terkait tentang K3 yang
diberikan RS sudah baik, akan tetapi fasilitas yang diberikan belum lengkap, fasilitas
diberikan sesuai dengan anggaran RS tentang K3 [ CITATION Iva14 \l 1057 ].

Metode

Dalam proses penyusunan tulisan kajian, penulis memasukkan kata kunci ke mesin pencarian
internet. Penulis memilih sumber kajian melalui buku cetak maupun buku elektronik, jurnal
fisik maupun e-journal, tesis, skripsi, disertasi, maupun berbagai sumber tidak resmi lainnya.
Penulis mengutip berbagai sumber kajian berdasarkan pendekatan objektif, yaitu kesesuaian
isi dengan yang dicari. Kemudian penulis menyesuaikan sumber kajian sesuai dengan etik
penyusunan referensi, yaitu APA Style.

Hasil

Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan
serta produksinya. Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan
pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan).

Ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus tetap berada di semua
lini kegiatan, baik di sektor formal maupun non formal, sebab potensi ancaman bahaya
kecelakaan dan kesehatan kerja selalu akan mengancam dimanapun berada. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus
diterapkan di semua tempat kerja.
Kebijakan K3 dibuat secara tertulis, tertanggal, ditandatangani oleh pengusaha atau
pengurus RS, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta komitmen terhadap
peningkatan K3. Kebijakan K3 menjadi landasan utama yang diharapkan mampu
menggerakkan semua elemen didalam perusahaan sehingga dapat terwujudnya program K3
dan program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kondisi dan faktor yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun pengunjung di tempat kerja.
Kecelakaan di tempat kerja sudah menjadi kasus umum yang menyebabkan korban jiwa.
Mengutip dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, sampai akhir
tahun 2015 sedikitnya sudah terjadi 105.182 kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan
2.375 orang meninggal. International Labour Organization (ILO) secara global telah
mempromosikan pencegahan kecelakaan kerja.

Pembahasan

a. K3 dalam keperawatan : pentingnya, tujuan, manfaat, etika

Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat mempunyai potensi bahaya


berupa bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan
yang menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus dan menjahit luka.
Bahaya biologi terdapat pada tindakan invasif, merawat luka, memasang infuse, dan
memberikan obat melalui rektal. Sedangkan postur janggal ketika membungkuk
merupakan bahaya pekerjaan karena faktor ergonomi. Paparan hazard biologis terdiri
dari tertusuk jarum, luka gores, terpapar spesimen atau materi biologis lainnya,
terkena penyakit yang ditularkan lewat udara, penyakit infeksi, penyakit yang
ditularkan melalui darah, dan vektor penyakit. Sementara itu hazard nonbiologis
terdiri dari stress; kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan kekerasan verbal;
gangguan muskuloskeletal, terjatuh atau terpeleset, patah tulang; dan terpapar bahan
kimia berbahaya. [ CITATION Ram17 \l 1057 ]

Sebagai badan kesehatan dunia WHO menjelaskan mengenai K3. WHO


mengartikan K3 sebagai upaya yang dilakukan guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan mental, fisik, dan sosial pekerja. Pekerja yang dimaksudkan adalah semua
pekerja di perusahaan apapun. K3 tidak hanya memelihara saja tapi juga mencegah
terjadinya gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Perusahaan juga harus memberikan
perlindungan kepada pekerja agar terhindar dari resiko yang menyebabkan kesehatan
pekerja menurun [ CITATION Ibu20 \l 1057 ]. Seorang perawat dalam melaksanakan
manajemen K3 harus memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dimana
seluruh nilai positif yang ada dalam dirinya menjadi pendorong perilaku sehat dan
menjadi upaya dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan selama bekerja
[ CITATION Naz17 \l 1057 ].

Tujuan Penerapan K3 pada dasarnya adalah untuk mencari dan mengungkapkan


kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah
pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak. Menurut Mangkunegara (2000), tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 

a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.

b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif


mungkin.

c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d)  Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja. 

g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. [ CITATION
Sel17 \l 1057 ] 

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kepada tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari akibat kecelakaan
kerja. Tujuan K3 adalah mencegah, megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan
kecelakaan akibat kerja (KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga
produktivitas kerja meningkat.

Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk perawat antara lain:

 Perawat mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya

 Perawat memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan

 Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja

 Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran,


gempa, kecelakaan, dan sebagainya

 Perawat mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman

 Perawat dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko kecelakaan kerja

 Perawat mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit yang


mungkin bisa tertular dari tempat kerja [ CITATION Agu18 \l 1057 ]

Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan erat
dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari segi etika
memerlukan tolok ukur. Menurut PPNI, Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode Etik
Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.

 Otonomi (Autonomy) : Perawat berkewajiban untuk memberikan penjelasan


yang sejelas-sejelasnya bagi klien dalam berbagai rencana tindakan dari segi
manfaat tindakan, urgensi dsb sehingga diharapkan klien dapat mengambil
keputusan bagi dirinya.
 Kebaikan (Beneficience) : Perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak
merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien. Etika ini merupakan inti
pokok untuk penerapan K3 penting dilakukan oleh seorang perawat dalam
melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
 Keadilan (Justice) : Perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhan pasien.
 Kejujuran (Veracity) : Perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan tidak
membohongi klien dalam segala hal tindakan yang akan diterapkan pada
pasien.
 Mencegah pembunuhan (Avoiding Killing) : Perawat menghargai kehidupan
manusia dengan tidak membunuh. Sumber pertimbangan adalah moral agama/
kepercayaan dan kultur/norma-norma tertentu.
 Kesetiaan (Fidelity) : Etika ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga. [ CITATION Nge16 \l 1057 ]

b. Kebijakan k3 yang berkaitan dengan keperawatan di indonesia

Untuk mencegah dan mengurangi resiko bahaya tersebut maka perlu


ditetapkan standar K3 di RS. Perlunya pelaksanaan K3RS mengenai kebijakan
pemerintah tentang RS di Indonesia adalah untuk meningkatkan akses,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di RS. Perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi K3 RS serta tindak lanjut, yang merujuk pada
SK Menkes No. 432/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di RS
dan OHSAS 18001 tentang Standar Sistem Manajemen K3. Sistem manajemen K3RS
adalah bagian dari sistem manajemen RS [ CITATION Iva14 \l 1057 ].

Indonesia mempunyai peraturan undang-undang tersendiri yang membahas mengenai


K3. Undang-undang ini yaitu UU 13 tahun 2003 dan keputusan menteri nomor
463/MEN/1993. Keduanya menjelaskan secara lengkap mengenai K3 [ CITATION Ibu20 \l
1057 ].

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan, upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan
sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. K3
termasuk sebagai salah satu standar pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi RS, disamping
standar pelayanan lainnya [ CITATION Iva14 \l 1057 ].

c. Ruang lingkup k3 dalam keperawatan


Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan, kapanpun dan di manapun.
Tindakan keselamata kerja dilakukan di tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah tangga,
lingkungan masyarakat. Adapun syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),

3. Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),

4. Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,

5. mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,

6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis

7. Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,

8. Mengusahakan keserasian antar pekerja, peralatan, lingkungan dan proses kerja

Tujuan utama kesehatan kerja antara lain meliputi : Pencegahan dan pemberantasan
penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja; Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan
gizi tenaga kerja; Perawatan, efisiensi dan produktifitas tenaga kerja; Pemberantasan
kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja; Perlindungan
masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
kesehatan.

Ada dua hal dalam penanganan resiko keselamatan kerja, yaitu resiko fisik tempat kerja,
dan resiko kesehatan kerja. Resiko keselamatan kerja meliputi aspek-aspek dari lingkungan
kerja yang dapat menyebabkan kerusakan fisik tempat kerja, alat dan manusia. Resiko
kesehatan kerja meliputi aspek-aspek lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kondisi
tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian baik fisik
maupun psikis dalam jangka waktu tertentu.

Di samping itu, tujuan Keselamatan Kerja meliputi : Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatan dalam melakukan pekerjaan; untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktifitas nasional ; Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada
di tempat kerja; Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien; dan
Sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja. [ CITATION UNY17 \l 1057 ]

Penutup

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kepada
tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari akibat
kecelakaan kerja. Tujuan K3 adalah mencegah, megurangi, bahkan menihilkan resiko
penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat. Untuk mencegah dan mengurangi resiko
bahaya tersebut maka perlu ditetapkan standar K3 di RS. Perlunya pelaksanaan K3RS
mengenai kebijakan pemerintah tentang RS di Indonesia adalah untuk meningkatkan akses,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di RS. Perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi K3 RS serta tindak lanjut, yang merujuk pada SK
Menkes No. 432/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di RS dan OHSAS
18001 tentang Standar Sistem Manajemen K3. Sistem manajemen K3RS adalah bagian dari
sistem manajemen RS.

Referensi

CITATION Sri16 \l 1057 : , (Rejeki, 2016),

CITATION Sel17 \l 1057 : , (Selviana, 2017),

CITATION Mah17 \l 1057 : , (Maharani & Wahyuningsih, 2017),

CITATION Iva14 \l 1057 : , (Ivana, Widjasana, & Jayanti, 2014),

CITATION Ram17 \l 1057 : , (Ramdan & Abd, 2017),

CITATION Ibu20 \l 1057 : , (Roro, 2020),

CITATION Naz17 \l 1057 : , (Nazirah & Yuswardi, 2017),

CITATION Agu18 \l 1057 : , (Agung, 2018),

CITATION Nge16 \l 1057 : , (Ngesti W. Utami, 2016),

CITATION UNY17 \l 1057 : , (UNY, 2017),

Anda mungkin juga menyukai