Tema : Teknik Penyampaian Berita Buruk kepada Pasien yang di rawat di ruang ICU dengan
Syndome Coroner Akut
Dosen Pengajar :
Peran :
3A Keperawatan
2021
Dialog 1
Dokter : “selamat sore mba, perkenalkan saya dokter Dina dan perawat Anjani
yang sedang dinas sore hari ini. Gimana mba keadaan ibunya? Apakah ada
perkembangan? ”
Dokter : “baik mba, hari ini saya dan perawat Anjani akan menjelaskan prosedur
selanjutnya yaitu pemeriksaan tes darah lengkap”
Perawat : “tujuan dari tes darah lengkap ini dan juga pemeriksaan penunjang
lainnya seperti EKG bertujuan untuk mengetahui penyakit yang diderita
oleh ibu dan untuk pelaksaan pengobatan serta asuhan keperawatan yang
tepat untuk ibunya supaya gejala yang dirasakan oleh ibunya bisa
berkurang dan penyakit dapat disembuhkan”
Perawat : “bagaimana ibu apakah mba setuju untuk dilakukan pemeriksaan tes
darah lengkap dan juga pemeriksaan lainnya, jika mba setuju silahkan mba
tanda tangan Inform Consent di bawah ini sebagai persejutuan dari pihak
keluarga”
Perawat : “Bagaimana dengan mba sendiri apa siap mendengar apapun yang
saya dan dokter sampaikan terkait kondisi ibunya mba?”
Dokter : “Baiklah mba, maafkan saya harus menyampaikan mengenai hal ini,
saya khawatir berita ini tidak baik, jadi ibunya mba mengalami
syndrome coroner akut yaitu suatu kejadian dimana aliran darah menuju
jantung mengurang karena terdapat sumbatan atau gumpalan darah pada
aliran darah ke jantung, kemarin ibu sudah melakukan pemeriksaan EKG
dan laboratorium berdasarkan pemeriksaan EKG dan hasil
laboratorium, di dapatkan hasil: Pemeriksaan penunjang laboratorium tes
darah lengkap didapatkan hasil eritrosit 3.99 juta/L, neutrophil 71.8,
limfosit 23.0, MCV 101.6, MPV 8.7, HS troponin 236.7, SGOT 48. Dan
untuk pemeriksaan tambahan yaitu EKG dimana adanya ST segmen
elevasi pada lead inferior “
Perawat : “Luapkan saja perasaan mba tentang apa yang baru disampaikan”
Perawat : “Ini coba mba minum terlebih dulu supaya lebih tenang” (sambil
memberi minuman yang ada di meja)
Dokter : “Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit bagi mba
dan keluarga tapi ini merupakan kenyataan yang harus mba ketahui,
supaya kita bisa segera merencanakan apa tindakan yang harus
dilakukan selanjutnya”
Keluarga pasien : “Saya ingin yang terbaik untuk ibu saya dok”
Perawat : “penatalaksaan untuk ibunya mba di ICU kami akan memberikan terapi
pengobatan untuk membantu agar ibu pulih kembali dan meminimalkan
gejala yang di rasakan ibunya mba”
Dokter: :” pemberian pengobtannya yaitu ada pemberian aspirin dengan dosis 162-
325 mg per oral, oksigen diberikan melalui kanul nasal dengan kecepatan
2-4 L/menit, nitrat 1-4 mg/jam, nitrogliserin tablet (0,3-0,4 mg) harus
diberikan sublingual setiap 5 menit, hingga tiga kali pemberian. Jika
pasien tidak membaik setelah pemberian nitrogliserin, maka dapat
diberikan morfin sulfat dengan dosis inisial 2-4 mg intravena”
Keluarga pasien : “Saya sedih dok, saya takut jika umur ibu saya sudah tidak panjang lagi”
Perawat : “Saya paham bagaimana perasaan mba, tapi mba tidak boleh sedih dan
putus asa seperti itu. mba harus tetap semangat dan yakin bahwa kondisi
ibu mba akan membaik, urusan maut kita serahkan saja pada Tuhan, kita
hanya bisa berusaha yang terbaik dan sambil tetap berencana untuk
kemungkinan terburuk karena penyakit syndrome coroner akut. perlu ibu
ketahui juga syndrome coroner akut ini dapat disebabakan karena
terbentuknya penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah ke
jantung sebaiknya supaya kolestrol tidak tinggi dan ada penyumbatan pada
jantung perlu dijaga pola makan yang sehat dan juga gaya hidup.”
Keluarga pasein : “Apakah ada peluang agar ibu saya bisa sembuh dok?”
Dokter : “penyakit syndrom coroner akut ini Alhamdulillah bisa disembuhkan jika
mendaptakan perawatan yang tepat apabila dengan obat-obatan tidak bisa
di tangani dan sumbatan semakin parah maka bisa dilakukan pemasangan
ring, atau bypass jantung lewat metode operasi”
Keluarga pasien : “Baik, Ners. Cukup segitu saja yang saya tanyakan. Jika ada yang ingin
saya tanyakan lagi, saya akan bertanya kembali kepada Ners sekalian. Terimakasih, Ners”