Anda di halaman 1dari 2

Tipe Intervensi Keperawatan

Implementasi menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Setelah rencana dikembangkan,


sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan intervensi keperawatan
spesifik, yang mencakup tindakan perawat dan tindakan dokter. Intervensi keperawatan
mungkin secara keseluruhan didasarkan pada protokol atau standing orders. Penjabaran yang
rinci tentang protokol dan standing orders diperlukan untuk praktik keperawatan yang aman.

Protokol dan Standing Orders

Protokol adalah rencana tertulis yang menguraikan prosedur yang harus diikuti selama
perawatan klien dengan kondisi atau situasi klinis tertentu, seperti perawatan klien
pascaoperatif. Perawat yang memberikan perawatan primer untuk klien di suatu unit rawat
jalan mengikuti protokol tindakan dan diagnostic. Di lingkungan seperti itu, perawat mengkaji
dan mengidentifikasi abnomalitas yang dialami klien. Protokol menjabarkan kondisi dimana
perawat diizinkan untuk mengatasinya, seperti mengendalikan hipertensi, dan tipe pengobatan
dimana perawat diizinkan untuk melakukan, seperti imunisasi bayi sehat.

Protokol juga dapat menjadi ketat dalam kerangka kerja keperawatan, seperti halnya
protokol untuk penerimaan dan pemulangan pasien, penatalaksanaaan nyeri, atau melakukan
resusitasi jantung paru (RJP). Protokol juga digunakan dalam lingkungan interdisiplin untuk
pemeriksaan diagnostic dan fisik, terapi okupasi dan wicara.

Standing order adalah dokumen yang mengandung intruksi untuk melakukan terapi
rutin, pedoman pemantauan, dan/atau prosedur diagnostic untuk klien spesifik dengan masalah
klinis yang telah diidentifikasi. Intruksi mengarahkan tindakan keperawatan klien dalam
berbagai lingkungan klinis. Standing order disahkan dan ditandatangani oleh dokter yang
bertanggung jawab dalam perawatan sebelum perawatan tersebut diimplementasikan.
Perawatan tersebut umumnya ditemukan dalam lingkungan perawatan kritis di mana
kebutuhan klien dapat berubah dengan cepat dan membutuhkan perhatian segera. Standing
order seperti itu dapat menguraikan tentang obat tertentu, seperti lidokain atau propanol, untuk
irama jantung yang tidak teratur. Setelah mengkaji klien dan mengidentifikasi irama jantung
yang tidak teratur, perawat perawatan kritis memberikan medikasi yang telah diuraikan tanpa
harus memberitahukan dokter terlebih dahulu. Standing order juga umum dalam lingkungan
kesehatan komunitas, dimana perawat menghadapi situasi yang tidak memungkinkan kontak
segera dengan dokter. Dengan demikian standing order dan protokol memberikan perlindungan
hukum bagi perawat untuk melakukan intervensi secara tepat untuk kebutuhan klien terbaik.
Intervensi keperawatan yang diterapkan selama proses keperawatan termasuk
intervensi perawat dan intervensi dokter. Sebelum menerapkan terapi, termasuk semua yang
tercakup dalam protokol dan standing order, perawat harus menggunakan penilaian yang
masuk akal dalam menentukan apakah intervensi yang akan dilakukan tepat dan sesuai. Kedua,
perawat yang menerapkan intervensi mempunyai tanggung jawab untuk mendapatkan
pengetahuan teoritis yang tepat dan mengembangkan kompetensi klinis yang diperlukan untuk
melakukan intervensi. Tanggung jawab keperawatan sama besarnya untuk semua tipe
intervensi

Anda mungkin juga menyukai