Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI

KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN FST USN KOLAKA
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai implementasi
keperawatan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu menjelaskan pengertian Implementasi Keperawatan
2. Mampu menjelaskan Respon pasien terhadap tindakan keperawatan
PENGERTIAN
◦ Implementasi, langkah keempat dalam proses keperawatan, melibatkan
pelaksanaan rencana asuhan keperawatan yang dikembangkan selama fase
perencanaan (DeLaune & Ladner, 2011).
◦ Implementasi juga merupakan fase tindakan dimana perawat melakukan
intervensi keperawatan (Berman & Synder, 2008).
◦ Implementasi terdiri dari melakukan dan mendokumentasikan kegiatan yang
merupakan tindakan keperawatan spesifik yang diperlukan untuk
melaksanakan intervensi (Berman & Synder, 2008).
◦ Implementasi keperawatan disebut juga intervensi keperawatan
CONT’….
◦ Intervensi meliputi tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang ditujukan kepada
individu, keluarga, dan/atau masyarakat (Potter & Perry, 2013).
◦ Intervensi perawatan langsung adalah perawatan yang dilakukan melalui interaksi dengan
pasien (Bulechek et al., 2008 dikutip dalam Potter & Perry, 2013). Misalnya, seorang pasien
menerima intervensi langsung dalam bentuk pemberian obat, pemasangan infus (IV), atau
konseling selama masa duka.
◦ Intervensi perawatan tidak langsung adalah perawatan yang dilakukan jauh dari pasien tetapi
atas nama pasien atau kelompok pasien (Bulechek et al., 2008 dikutip dalam Potter & Perry,
2013). Misalnya, tindakan perawatan tidak langsung mencakup tindakan untuk mengelola
lingkungan pasien (misalnya, keselamatan dan pengendalian infeksi), dokumentasi, dan
kolaborasi interdisipliner.
TUJUAN IMPLEMENTASI
◦ Implementasi diarahkan pada pemenuhan kebutuhan klien yang menghasilkan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, manajemen penyakit, atau
pemulihan kesehatan dalam berbagai perawatan termasuk perawatan akut,
perawatan kesehatan di rumah, klinik rawat jalan, atau fasilitas perawatan
lanjutan (DeLaune & Ladner, 2011).
◦ Implementasi juga melibatkan pendelegasian tugas dan pendokumentasian
intervensi keperawatan (DeLaune & Ladner, 2011).
SYARAT IMPLEMENTASI YANG
EFEKTIF
Tahap implementasi proses keperawatan membutuhkan keterampilan komunikasi
kognitif (intelektual), psikomotorik (teknis), dan interpersonal (DeLaune & Ladner,
2011).
1. Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif memungkinkan perawat untuk membuat pengamatan yang
tepat, memahami alasan untuk kegiatan yang dilakukan, dan menghargai bagaimana
perbedaan antara individu mempengaruhi asuhan keperawatan (DeLaune & Ladner,
2011).
Keterampilan kognitif (intelectual skills) meliputi pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan kreativitas (Berman & Synder, 2008).
CONT’….
2. Keterampilan Psikomotor
Kemahiran dengan keterampilan psikomotor diperlukan untuk melakukan aktivitas keperawatan
dengan aman dan efektif. Perawat harus mampu menangani peralatan medis dengan tingkat
kompetensi yang tinggi dan untuk melakukan keterampilan seperti pemberian obat dan membantu
klien dengan kebutuhan mobilitas (misalnya, posisi dan ambulasi) (DeLaune & Ladner, 2011).
3. Keterampilan Interpersonal
Penggunaan keterampilan interpersonal melibatkan komunikasi dengan klien dan keluarga serta
dengan profesional perawatan kesehatan lainnya. Hubungan perawat-klien dibangun melalui
penggunaan komunikasi terapeutik yang membantu memastikan hasil yang bermanfaat bagi status
kesehatan klien. Interaksi antara anggota tim perawatan kesehatan mempromosikan kolaborasi dan
meningkatkan perawatan holistik klien (DeLaune & Ladner, 2011).
JENIS INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pedoman dan Protokol Praktik Klinis
Pedoman atau protokol praktik klinis adalah seperangkat pernyataan yang dikembangkan secara
sistematis yang membantu perawat, dokter, dan penyedia layanan kesehatan lainnya membuat
keputusan tentang perawatan kesehatan yang tepat untuk situasi klinis tertentu (Manchikanti et
al., 2010 dikutip dalam Potter & Perry, 2013).
Perawat praktik tingkat lanjut yang memberikan perawatan primer untuk pasien dalam
perawatan rawat jalan sering mengikuti protokol diagnostik dan pengobatan. Dalam perawatan
akut adalah umum untuk menemukan protokol klinis yang menguraikan intervensi keperawatan
independen untuk kondisi tertentu. Contohnya termasuk protokol untuk masuk dan keluar
pasien, perawatan ulkus dekubitus, dan manajemen inkontinensia (Potter & Perry, 2013).
CONT’….
2. Pesanan Tetap
Pesanan tetap adalah dokumen pracetak yang berisi pesanan untukpelaksanaan terapi rutin,
pedoman pemantauan, dan/atau prosedur diagnostik untuk pasien tertentu dengan masalah klinis
yang teridentifikasi (Potter & Perry, 2013).
Perawat dapat menerapkan pasanan tetap setelah mereka menilai klien dan mengidentifikasi
masalah utama atau yang muncul. Misalnya, perawat di klinik rawat jalan atau agen perawatan
kesehatan di rumah mungkin memiliki pesanan tetap untuk memberikan obat-obatan tertentu
atau memesan tes laboratorium bila diindikasikan, atau seorang praktisi yang meresepkan dapat
menetapkan pesanan tetap di unit rawat inap yang menentukan obat-obatan tertentu yang dapat
diberikan untuk keluhan umum seperti sakit kepala (DeLaune & Ladner, 2011).
Contoh
Tanggal Pesanan Dokter
8/1 Pesanan tetap untuk barium enema
Sebelum tes:
Pemberian makan malam cairan bening sebelum tes
16 ons sitrat magnesia jam 6 sore
Dulcolax tabs iii jam 8 malam
NPO setelah tengah malam
Pemberian enema saat tes
Tes berikut:
Susu magnesium 30 mL PO
CONT’….
3. Intervensi NIC
Nursing Interventions Classification (NIC), adalah sistem bahasa standar yang
menggambarkan intervensi keperawatan yang dilakukan di semua pengaturan
praktik. NIC adalah metode untuk menghubungkan intervensi keperawatan
dengan diagnosis dan hasil klien (Bulechek, Dochterman, & Butcher, 2007).
Format untuk setiap intervensi meliputi: nama label, definisi, daftar kegiatan
yang dilakukan perawat untuk melakukan intervensi, dan daftar bacaan latar
belakang (Bulechek et al., 2007).
PROSES IMPLEMENTASI
1. Menilai kembali Klien
Sesaat sebelum mengimplementasikan intervensi, perawat harus mengkaji ulang klien untuk memastikan
intervensi masih diperlukan. Meskipun perintah tertulis pada rencana perawatan, kondisi klien mungkin
telah berubah. Misalnya klien memiliki diagnosa keperawatan Pola Tidur Terganggu berhubungan dengan
ansietas dan lingkungan yang tidak familiar. Selama ronde, perawat menemukan bahwa dia sedang tidur
dan karena itu menunda pijat punggung yang telah direncanakan sebagai strategi relaksasi (Berman &
Synder, 2008).
Pengkajian ulang seringkali berfokus pada satu diagnosis keperawatan primer, atau satu dimensi pasien
seperti tingkat kenyamanan, atau satu sistem seperti sistem kardiovaskular. Pengkajian ulang membantu
Anda memutuskan apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai untuk tingkat kesehatan
pasien. Pengkajian ulang bukanlah evaluasi asuhan, tetapi merupakan pengumpulan informasi tambahan
untuk memastikan bahwa rencana asuhan sudah sesuai (Potter & Perry, 2013).
CONT’…..
2. Meninjau dan Merevisi Rencana Asuhan Keperawatan yang Ada
Setelah menilai kembali pasien, tinjau rencana perawatan dan bandingkan data penilaian untuk memvalidasi
diagnosis keperawatan dan tentukan apakah intervensi keperawatan tetap paling tepat untuk situasi klinis. Jika status
pasien telah berubah dan diagnosis keperawatan serta intervensi keperawatan terkait tidak sesuai lagi, modifikasi
rencana asuhan keperawatan. Rencana perawatan yang ketinggalan zaman atau tidak tepat membahayakan kualitas
asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2013).
Modifikasi rencana perawatan tertulis yang ada mencakup empat langkah:
a. Revisi data di kolom pengkajian untuk mencerminkan status pasien saat ini. Beri tanggal pada data baru untuk
memberi tahu anggota tim perawatan kesehatan lainnya tentang waktu terjadinya perubahan.
b. Merevisi diagnosis keperawatan. Hapus diagnosis keperawatan yang tidak lagi relevan dan tambahkan serta beri
tanggal pada diagnosis baru. Penting untuk merevisi faktor-faktor terkait dan tujuan, hasil, dan prioritas pasien.
Tanggal setiap revisi.
c. Merevisi intervensi spesifik yang sesuai dengan diagnosis dan tujuan keperawatan baru. Revisi perlu
mencerminkan status pasien saat ini.
d. Pilih metode evaluasi untuk menentukan apakah Anda mencapai hasil pasien.
CONT’….
3. Mengatur Sumber Daya dan Pemberian Perawatan
a. Peralatan
Sebelum melakukan intervensi, putuskan persediaan mana yang Anda butuhkan dan tentukan
ketersediaannya. Tempatkan persediaan di lokasi yang nyaman untuk memberikan akses mudah
selama prosedur. Simpan persediaan tambahan jika terjadi kesalahan atau kecelakaan, tetapi
jangan membukanya kecuali Anda membutuhkannya. Setelah prosedur, kembalikan persediaan
yang belum dibuka ke area penyimpanan.
b. Personil
Model dimana keperawatan diatur menentukan bagaimana tenaga keperawatan memberikan
perawatan pasien. Misalnya, perbedaan model keperawatan tim dan model keperawatan primer.
Perawat primer bertanggung jawab atas asuhan keperawatan yang diterima pasien selama masa
rawat atau kunjungannya. Perawat tim bertanggung jawab atas perawatan yang diterima pasien
untuk shift tertentu di mana perawat bekerja.
CONT’….
c. Lingkungan
Lingkungan perawatan pasien harus aman dan kondusif untuk menerapkan terapi. Keselamatan
pasien adalah perhatian pertama Anda.
d. Pasien
Sebelum Anda menerapkan intervensi, pastikan pasien senyaman mungkin secara fisik dan
psikologis. Kesadaran akan kebutuhan psikososial pasien membantu Anda menciptakan iklim
emosional yang menguntungkan. Beberapa pasien merasa diyakinkan dengan kehadiran orang
penting lainnya untuk memberikan dorongan dan dukungan moral.
CONT’….
4. Mengantisipasi dan Mencegah Komplikasi
Risiko bagi pasien berasal dari penyakit dan pengobatan. Sebagai perawat, cari dan kenali risiko
ini, sesuaikan pilihan intervensi Anda dengan situasi, evaluasi manfaat relatif dari perawatan
versus risiko, dan ambil tindakan pencegahan risiko. Banyak kondisi menempatkan pasien pada
risiko komplikasi. Misalnya, pasien dengan kelumpuhan sisi kiri yang sudah ada sebelumnya
setelah stroke 2 tahun sebelumnya berisiko mengalami ulkus dekubitus setelah operasi ortopedi
karena memerlukan traksi dan tirah baring (Potter & Perry, 2013).
5. Keterampilan Implementasi
Praktik keperawatan meliputi keterampilan kognitif, interpersonal, dan psikomotor (teknis).
Anda memerlukan setiap jenis keterampilan untuk menerapkan intervensi keperawatan langsung
dan tidak langsung.
Perawatan Langsung
1. Activities of Daily Living (ADL)
ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam kehidupan hari-hari yang normal, termasuk
ambulasi, makan, berpakaian, mandi, dan berdandan. Kebutuhan pasien akan bantuan ADL bersifat
sementara, permanen, atau rehabilitatif. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan mobilitas fisik
karena gips lengan bilateral membutuhkan bantuan sementara. Setelah gips dilepas, pasien secara
bertahap mendapatkan kembali kekuatan dan rentang gerak yang dibutuhkan untuk melakukan ADL
(Potter & Perry, 2013).
Sebaliknya, pasien dengan cedera ireversibel pada tulang belakang leher yang menyebabkan
kelumpuhan dan membutuhkan bantuan permanen. Tidak realistis untuk merencanakan rehabilitasi
dengan tujuan menjadi mandiri dengan ADL untuk pasien ini. Sebaliknya pasien belajar cara baru
untuk melakukan ADL secara mandiri melalui rehabilitasi.Terapis okupasi dan fisik memainkan peran
kunci dalam rehabilitasiuntuk mengembalikan fungsi ADL (Potter & Perry, 2013).
Cont’….
2. Teknik Perawatan Fisik
Perawat secara rutin melakukan berbagai teknik perawatan fisik saat merawat pasien. Teknik perawatan
fisik melibatkan keamanan danadministrasi prosedur keperawatan yang kompeten (misalnya, membalik
dan memposisikan, melakukan prosedur invasif, memberikan obat, dan memberikan tindakan
kenyamanan).
3. Tindakan penyelamatan jiwa
Tindakan penyelamatan jiwa adalah teknik perawatan fisik yang digunakan ketika keadaan fisiologis atau
psikologis pasien terancam.
Tujuan dari tindakan penyelamatan jiwa adalah untuk mengembalikan homeostasis fisiologis atau
psikologis. Tindakan tersebut termasuk pemberian obat darurat, resusitasi jantung paru (RJP), intervensi
untuk melindungi pasien bingung atau kekerasan, dan mendapatkan konseling segera dari pusat krisis
untuk pasien sangat cemas.
Jika perawat yang tidak berpengalaman menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan darurat, tindakan
keperawatan yang tepat adalah tetap bersama pasien, mempertahankan dukungan, dan meminta anggota
staf lain yang berpengalaman.
Cont’….
4. Konseling
Konseling adalah metode perawatan langsung yang membantu pasien menggunakan proses pemecahan
masalah untuk mengenali dan mengelola stres dan memfasilitasi hubungan interpersonal. Contohnya,
pasien yang menghadapi penyakit terminal atau penyakit kronis.
5. Pengajaran
engajaran adalah tanggung jawab keperawatan yang penting karena pendidikan adalah kunci untuk
perawatan yang berpusat pada pasien. Rencana pengajaran sangat penting, terutama ketika pasien tidak
berpengalaman dan diminta untuk mengelola masalah kesehatan yang mereka hadapi untuk pertama
kalinya. Konseling dan pengajaran sangat selaras. Keduanya melibatkan penggunaan keterampilan
interpersonal yang baik untuk menciptakan perubahan pada pasien. Namun, dengan konseling,
perubahan menghasilkan pengembangan sikap dan perasaan baru, sedangkan dalam pengajaran fokus
perubahan adalah pertumbuhan intelektual atau perolehan pengetahuan baru atau keterampilan
psikomotorik.
Cont’….
6. Mengontrol Reaksi Merugikan
Reaksi merugikan adalah efek berbahaya atau tidak diinginkan dari obat, tes
diagnostik, atau intervensi terapeutik. Reaksi yang merugikan mungkin dapat
mengikuti intervensi keperawatan; dengan demikian belajar untuk
mengantisipasi dan mengetahui reaksi merugikan yang diharapkan. Tindakan
keperawatan yang mengontrol reaksi merugikan mengurangi atau melawan
reaksi.
Misalnya, saat mengoleskan kompres panas lembab, Anda ingin mencegah kulit
pasien terbakar. Pertama menilai kondisi area di mana Anda berencana untuk
menempatkan kompres. Setelah aplikasi kompres, periksa area tersebut setiap 5
menit untuk reaksi yang merugikan seperti kemerahan berlebihan pada kulit
akibat panas atau maserasi kulit akibat kelembapan.
Cont’….
7. Tindakan Pencegahan
Tindakan keperawatan preventif meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit untuk menghindari
kebutuhan perawatan kesehatan akut atau rehabilitatif.
Perubahan dalam sistem perawatan kesehatan mengarah pada promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Pencegahan primer yang ditujukan untuk promosi kesehatan meliputi program pendidikan kesehatan,
imunisasi, dan kegiatan kebugaran jasmani dan gizi.
Pencegahan sekunder berfokus pada orang yang mengalami masalah kesehatan atau penyakit dan
yang berisiko mengalami komplikasi atau kondisi yang memburuk, termasuk teknik skrining dan
mengobati tahap awal penyakit.
Pencegahan tersier melibatkan meminimalkan efek penyakit atau kecacatan jangka panjang, termasuk
tindakan rehabilitasi.
Perawatan Tidak Langsung
Tindakan Perawatan Tidak langsung meliputi :
1. Dokumentasi (elektronik atau tertulis)
2. Pendelegasian aktivitas perawatan kepada personel bantu keperawatan
3. Transkripsi pesanan medis
4. Pengendalian infeksi (misalnya, penanganan dan penyimpanan perbekalan yang tepat, penggunaan
isolasi pelindung)
5. Manajemen keselamatan lingkungan (misalnya, membuat kamar pasien aman, menempatkan pasien
secara strategis dalam jarak geografis yang dekat dengan satu perawat)
6. Konsultasi telepon dengan dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya
7. Laporan pergantian shift
8. Mengumpulkan, memberi label, dan mengangkut spesimen
9. Mengangkut pasien ke area prosedural dan unit keperawatan lainnya
CONT’….
6. Mengawasi Perawatan yang Didelegasikan
Jika perawatan telah didelegasikan kepada tenaga kesehatan lain, perawat yang bertanggung jawab atas perawatan
klien secara keseluruhan harus memastikan bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana perawatan.
Pengasuh lain mungkin diminta untuk mengomunikasikan aktivitas mereka kepada perawat dengan
mendokumentasikannya pada catatan klien, melaporkan secara lisan, atau mengisi formulir tertulis. Perawat
memvalidasi dan menanggapi setiap temuan yang merugikan atau tanggapan klien (Berman & Synder, 2008).
7. Mendokumentasikan Kegiatan Keperawatan
Setelah melakukan aktivitas keperawatan, perawat menyelesaikan fase implementasi dengan mencatat intervensi
dan respon klien dalam catatan perkembangan keperawatan. Asuhan keperawatan tidak boleh dicatat terlebih
dahulu karena perawat dapat menentukan pada pengkajian ulang klien bahwa intervensi tidak boleh atau tidak
dapat dilaksanakan.
Misalnya, seorang perawat berwenang untuk menyuntikkan 10 mg morfin sulfat secara subkutan kepada klien,
tetapi perawat menemukan bahwa frekuensi pernapasan klien adalah 4 kali per menit. Temuan ini merupakan
kontraindikasi pemberian morfin (suatu depresan pernapasan). Perawat menahan pemberian morfin dan
melaporkan frekuensi pernapasan klien kepada perawat yang bertanggung jawab dan/atau dokter.
CONT’….
Perawat dapat merekam aktivitas rutin atau berulang (misalnya,perawatan mulut) dalam catatan
klien pada akhir shift.
Dalam beberapa kasus, penting untuk mencatat intervensi keperawatan segera setelah
diimplementasikan. Hal ini terutama berlaku untuk pemberian obat dan perawatan karena data
yang direkam tentang klien harus mutakhir, akurat, dan tersedia untuk perawat dan profesional
perawatan kesehatan lainnya.
Pencatatan segera membantu melindungi klien, misalnya, dari menerima dosis obat yang sama.
RESPON PASIEN TERHADAP
TINDAKAN KEPERAWATAN
◦ Langkah penting untuk memastikan pemberian asuhan yang berkualitas adalah evaluasi
intervensi keperawatan.
◦ Salah satu pendekatan untuk menentukan kemanjuran intervensi keperawatan adalah dengan
mengevaluasi pencapaian klien dari hasil yang diharapkan. NIC, menyediakan metode
sistematis untuk menghubungkan aktivitas keperawatan dengan hasil klien.
◦ Ketika pengobatan dapat ditunjukkan untuk secara langsung meningkatkan hasil klien, baik
konsumen keperawatan (pasien) dan perawatan kesehatan mendapat manfaat.
◦ Taksonomi lain, Nursing Outcomes Classification (NOC), telah dirancang khusus untuk
mengukur respons klien terhadap intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A & Synder, S. (2008). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (8 th ed.). New
Jersey: Pearson.
DeLaune, S.C., & Ladner, P.K. (2011). Fundamentals of Nursing: Standards & Practice (4 th Ed.). New
York: Delmar.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2013). Fundamental of Nursing (8th ed.). St.Louis, Missouri: Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai