PT. SUBUR MAKMUR, usaha perdagangan Alat Tulis Kantor di Jakarta, pada tahun 2018
mempunyai Daftar Rugi Laba Komersial sebagaimana kolom 1, 2 dan 3 pada Lampiran I;
Dalam rangka penghitungan PPh terhutang dan Penghitungan PPh Yang Masih Harus Dibayar
atau PPh Yang Lebih dibayar tahun 2018, terdapat keterangan-keterangan sebagai berikut:
11) Dividen-dividen tersebut berasal dari laba ditahan perusahaan pemberi dividen dan PT.
SUBUR MAKMUR mempunyai saham yang disetor pada pemberi dividen sebesar :
o 16 % dari seluruh modal disetor pemegang saham PT. XYZ;
o 35 % dari seluruh modal disetor pemegang saham PT. ABC.
12) Sisa kerugian yang belum dikompensasikan sebesar Rp. 1.700.807.000,dengan rincian :
- tahun pajak 2012 sebesar Rp.1.000.000.000,-
- Tahun pajak 2013 sebesar Rp. 700.807.000,-
13) Pajak atas penghasilan di Negara X (bukan Indonesia) setara dengan Rp.7.500.000;
14) PPh Pasal 25 tahun 2018 sebesar Rp. 1.376.365.263,- dengan rincian:
- Pokok Pajak Rp. 1.373.365.263,-
- Sanksi Rp. 3.000.000,-
15) Pihak-pihak yang seharusnya memotong atau memungut PPh telah melaksanakan
pemotongan dan pemungutan dengan benar dan tepat waktu;
Hitunglah :
PPh terhutang tahun 2018 dan PPh Yang Masih Harus (lebih) dibayar tahun 2018.
Hitunglah :
Bila berdasarkan SPT Masa PPN PT. JAKARTA Masa Pajak Maret 2018 tedapat kelebihan PPN
sebesar Rp.500.000,- Hitunglah PPN Yang Masih Harus Dibayar atau Lebih Dibayar untuk
masing-masing Masa Pajak April dan Mei 2018, dengan terlebih dulu menghitung Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) PPN.