Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
kemampuan, kekuatan, kesanggupan dan daya yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan; sedangkan wilayah dalam hal ini bermakna ingkungan daerah (propinsi,
kabupaten, kecamatan, atau desa). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu,
misalnya meliputi potensi wilayah desa. Jadi “potensi desa mengandung arti
kemampuan yang dimiliki desa yang memungkinkan untuk dikembangkan
Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya akan menjadi “potensi” bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu
“realita” berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah
memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada
masayarakat.
“suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam upaya memahami
permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan berdasarkan pada
potensi dan kendala sumber daya yang tersedia”.
“sebuah studi sebagai titik awal untuk memahami situasi lokal, yang dilakukan oleh
suatu tim multi-disiplin, dimana pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat
diidentifikasikan lebih dahulu sebagaimana dalam riset konvensional” .
Dalam menggunakan PRA ada beberapa prinsip dasar yang harus dipegang oleh
Pendamping Desa dalam melakukan pemetaan dan identifikasi potensi desa, antra lain
:
Setelah memamahi prinsip – prinsip dasar PRA, maka berikutnya adalah melakukan
Langkah-langkah Pelaksanaan PRA yaitu :
Persiapan
Pelatihan
Penyusunan Tim PRA
Pendefinisisan tujuan PRA
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan
masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan
dalam kegiatan PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA dalam
rangka pelaksanaan Program Desa Berdaulat diantaranya :
2. IDENTIFIKASI DATA
Pembuatan Peta Sumberdaya Desa
Peta secara sederhana diterjemahkan sebagai gambar wilayah dimana informasi
diletakkan dalam bentuk simbol-simbol. Sebagai media informasi, peta dimanfaatkan
untuk membantu pengambilan keputusan. Peta yang akan dibuat lebih merupakan
sarana untuk membantu proses diskusi pemahaman kondisi wilayah. Dengan
demikian, peta bukan sekedar merupakan hasil dari diskusi tetapi lebih dari itu yaitu
bagian dari proses diskusi.
Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian
kegiatan –kegiatan dan kejadian-kejadian yang terjadi berulang dalam satu kurun waktu
tertentu ( musiman) dalam kehidupan masyarakat
Hubungan Kelembagaan
Masyarakat dalam melakukan aktivitas kesehariannya, baik secara langsung atau tidak
sering berinteraksi dengan berbagai kelembagaan lain apakah itu pemerintahan atau
swadaya masyarakat. Dalam interaksi ini, kedua belah fihak mempunyai peran yang
berbeda dan dari tujuan yang umum dijumpai, masyarakat adalahpenerima, mungkin
ada juga sebagai pelaku.
Pada saat interaksi itu terjadi atau bahkan setelah suatu kegiatan berakhir, masyarakat
selalu akan menilai bagaimana keterkaitan dan sumbangan yang diberikan oleh
lembaga-lembaga tersebut, adakah menyentuh langsung kepentingan atau aktivitas
mereka, bahkan mungkin sama sekali tidak ada hubungan dengan masyarakat.