ideologi mengembangkan sumber daya di desa sekali lagi telah terjerembab dalam
ideologi yang datang dari kota. Seharusnya ideologi mengembangkan desa itu berasal
dari masyarakat desa itu sendiri dalam artian rakyat desa yang betul-betul cinta akan
desa dan kehidupan desa dengan mengutamakan nilai-nilai luhur desa, bukan mereka
yang berusaha membangun dengan modernitas perkotaan.
sebagian besar masyarakat belum berfungsi sebagai basis dalam penyiapan sumber
daya manusia yang andal yang dapat menjawab berbagai tantangan dan peluang
pembangunan. Belajar dari kasus Korea Selatan dengan gerakan Saemaul Undong,
diperlukannya penumbuhan momentum baru yang dapat menstimulir upaya
peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan secara sistematis dan terencana.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) merupakan
langkah awal yang baik untuk membangun momentum baru tersebut. Namun, upaya ini
perlu dipayungi dengan aturan hukum yang mengikat berbagai pihak untuk menjamin
keberlanjutannya serta upaya yang siste matis untuk menyempurnakan pendekatan ini
dari waktu ke waktu. Pembangunan pedesaan yang baik akan memberikan peluang
bagi setiap individu yang ada di dalamnya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,
sejalan dengan peluang yang tercipta atau diciptakan pemerintah dan pihak lain. Hal ini
sebenarnya merupakan hakekat dari reformasi yang dicanangkan 10 tahun yang lalu,
yang saat ini arah dan geraknya makin meredup. Dibutuhkan kepemimpinan yang
visioner dan kuat yang dapat meyakinkan semua orang tentang arti pentingnya
pembangunan pedesaan dalam menanggulangi berbagai persoalan yang dihadapi
dalam pembangunan di Indonesia.
Berbicara tentang pembangunan desa terdapat dua aspek penting yang menjadi objek
pembangunan. Secara umum, pembangunan desa meliputi dua aspek utama, yaitu : (1)
Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu pembangunan yang objek utamanya
dalam aspek fisik (sarana, prasarana dan manusia) di pedesaan seperti jalan desa,
bangunan rumah, pemukiman, jembatan, bendungan, irigasi, sarana ibadah, pendidikan
(hardware berupa sarana dan prasarana pendidikan, dan software berupa segala
bentuk pengaturan, kurikulum dan metode pembelajaran), keolahragaan, dan
sebagainya. Pembangunan dalam aspek fisik ini selanjutnya disebut Pembangunan
Desa. (2) Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu pembangunan yang
objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan, skill dan
memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan sebagai warga negara, seperti
pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual, dan
sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk membantu masyarakat yang masih
tergolong marjinal agar dapat melepaskan diri dari berbagai belenggu keterbelakangan
Berbagai kegiatan yang masuk ke desa membuat desa menjadi pasar (outlet) proyek.
Setiap proyek yang datang dari Jakarta mempunyai rezim sendiri yang tidak menyatu
pada sistem pemerintahan, perencanaan dan keuangan desa. Proses ini seringkali
membuat hasil perencanaan warga yang tertuang dalam RPJM Desa menjadi
terabaikan. Namun karena masyarakat desa terus membutuhkan pembangunan maka
tidak pernah ada anggapan bahwa proyek yang datang ke desa tidak sesuai. Uang
adalah berkah atau rezeki.
Berangkat dari kondisi di atas, Program Desa Emas hadir dengan prinsip-prinsip
ideology pembangunan desa (desa membangun) sebagai berikut :