Bab 4 Baru Rev 5
Bab 4 Baru Rev 5
A. Hasil Penelitian
77
78
Bagian yang
No Sebelum direvisi Setelah direvisi
direvisi
3. Tata Bahasa Ada penulisan kata ejaan Penulisan ejaan dalam kalimat
84
3) Reliabilitas Tes
Hasil uji coba instrumen pada tes prestasi belajar
matematika dalam penelitian ini yang telah melalui tahap validitas
isi, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda, terdapat 20 butir
soal yang memenuhi kriteria, dengan demikian butir soal yang
tidak dipakai untuk penelitian sebanyak 5 soal yaitu nomor 2, 3,
9, 13, dan 25. Jadi instrumen tes prestasi yang digunakan adalah
butir soal nomor: 1, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23 dan 24.
20 butir soal yang memenuhi kriteria tersebut,
mendapatkan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20
yang diperoleh indeks reliabilitas (r11) sebesar 0,897. Karena r11 =
0,804 > 0,7, maka instrumen tes tersebut reliabel.
d. Hasil uji coba tes Adversity Quotient (AQ)
1) Validitas Isi Angket
Validitas isi angket Adversity Quontient siswa dilakukan
oleh tiga orang yaitu: Ella Ardani,S.Psi sebagai HRD, Tiara
Cendekiawan, S.Psi sebagai HRD dan Metta Paramitha, S.Psi
sebagai dosen STIPER. Dari hasil validasi oleh validator
diperoleh bahwa instrumen uji coba angket telah sesuai dengan
kriteria penelaahan butir soal dengan beberapa perbaikan dalam
segi penggunaan bahasa sehingga pertanyaan lebih jelas dan tidak
mempunyai persepsi yang ganda.
2) Konsistensi Internal Angket
Angket yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari
rxy < 0,3 maka dikatakan tidak konsisten dan harus direvisi atau
dibuang. Berdasarkan hasil uji coba dari 40 butir angket didapat
butir angket tidak konsisten yaitu untuk item soal nomor 2, 10,
r
12, 17, 18, 26, 32 dan 39 mempunyai nilai xy < 0,3 sehingga
kedelapan item butir angket tersebut dianggap tidak baik. Dengan
demikian, dari 40 butir angket yang ada, hanya 32 butir saja yang
dapat digunakan untuk penelitian.
3) Reliabilitas Angket
32 butir soal yang memenuhi kriteria tersebut, mendapatkan
uji reliabilitas dengan rumus KR-20 diperoleh reliabilitas angket
Adversity Quontient r11 = 0,861, karena nilai r11 > 0,70 maka
angket dinyatakan reliable.
e. Analisis Data kepraktisan Perangkat Pembelajaran
1) Hasil Observasi keterlaksanaan RPP
Obesrvasi keterlaksanaan RPP dalam pembelajaran
dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan RPP dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran oleh dua orang pengamat yang berasal dari guru
matematika dan teman sejawat. Dan hasil dari rekapitulasi
keterlaksanaan RPP menunjukkan hasil yang baik dengan
prosentase 82%, oleh karena itu perangkat pembelajaran tidak
direvisi.
2) Hasil Observasi aktivitas siswa
Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama
proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen lembar
observasi aktivitas siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas
siswa menunjukkan prosentase 85% yang berarti yang sangat
baik. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari pertemuan
awal sampai akhir.
3) Hasil angket respon siswa
91
a) Uji Normalitas
Hasil dari uji normalitas kemampuan awal kelas model
pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan saintifik
dan kelas model pembelajaran langsung disajikan dalam tabel
berikut:
2
0,02 sedangkan daerah kritis DK= { χ |χ > χ
2 2 0 , 05 ; k−1
= 3 , 841 } .
a) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data variabel
terikat yaitu prestasi belajar matematika berasal dari populasi
95
dengan daerah kritis uji ini DK= { L|L> L0 ,05 ; n } maka Lobs ∉
adalah DK ={F |F> F 0,05 ;2 ;118 }={ F|F >3,073} . Karena F αβ berada
pada daerah kritis, maka H0AB ditolak. Ini berarti pada tingkat
signifikan = 0,05 terdapat interaksi antara model pembelajaran
dan Adversity Quontient terhadap prestasi belajar matematika
siswa pada pokok bahasan perbandingan.
b. Uji Lanjut Pasca Anava
Dari rangkuman analisis variansi tiga jalan dengan sel tak
sama di atas telah diperoleh bahwa :
1) H0A ditolak, maka tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda
karena hanya dua kategori.
98
H0
Fobs Ftabel Keputusan
11 = 12 3.3393 11.4558 H0 Diterima
11 = 13 0.7429 11.4558 H0 Diterima
12 = 13 0.5903 11.4558 H0 Diterima
21 = 22 3.7710 11.4558 H0 Diterima
21 = 23 15.6688 11.4558 H0 Ditolak
22 = 23 5.7644 11.4558 H0 Diterima
11 = 21 5.3491 11.4558 H0 Diterima
12 = 22 6.5109 11.4558 H0 Diterima
13 = 23 0.7736 11.4558 H0 Diterima
hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama untuk Hasil
perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk sumber
variansi model pembelajaran diperoleh nilai F a=3,967 dengan
DK ={ F|F >3 , 921 }. Hal ini berarti bahwa F a berada pada daerah kritis
sehingga H 0 A ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi
belajar matematika antara siswa yang diberi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan
saintifik dengan model pembelajaran langsung Namun perbedaan tersebut
belum terlihat secara signifikan, sehingga dilakukan uji lanjut pasca anava
yaitu uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’. Hasil dari uji komparasi
ganda dengan memperhatikan rerata marginal diperoleh, model pembelajaran
penemuan terbimbing dengan pendekatan saintifik memberikan prestasi
belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
Hasil penelitian ini yang sesuai dengan hipotesis yaitu model
pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan saintifik memberikan
prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada model pembelajaran
langsung. Hal ini disebabkan karena kegiatan pada model pembelajaran
penemuan terbimbingmembentuk kelompok 4-5 orang yang memiliki AQ
berbeda dan di dalam kelompok itu masing-masing siswa harus bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengerjakan masalah yang diberikan
guru, di dalam memecahkan masalah siswa saling berdiskusi dan bertukar
informasi dengan teman satu kelompoknya dengan arahan guru.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Akanmu, dkk
(2013) menunjukkan pembelajaran penemuan terbimbing yang diberikan oleh
siswa tidak ada perbedaan dalam peningkatan prestasi terhadap jenis kelamin.
Pembelajaran penemuan terbimbing lebih mempermudah siswa dalam
memahami materi daripada strategi pembelajaran yang tidak berubah dari hari
ke hari atau monoton.
Luzviminda, dkk (2015) menjelaskan pembelajaran penemuan
terbimbing yang bergrup lebih baik daripada pembelajaran tradisional bergrup.
Pembelajaran penemuan terbimbing memiliki pengaruh baik pada prestasi
105