Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad fahrijal (tarbiyah sore semester 4)

-Percaya Diri = Rasa Aman

Pada sebuah acara tahunan di sebuah TK, setiap kelas secara bergiliran mempertunjukkan keterampilan
mereka dalam bernyanyi dan menari sesuai dengan lagu. Pada setiap penampilan dari masing-masing
kelas ini terdapat anak yang terlihat menonjol, sementara yang lainnya cenderung cuek, ada juga yang
berusaha bersembunyi di balik temannya. Secara awam, kita dapat mengatakan bahwa anak yang
menonjol dalam acara pertunjukkan tersebut adalah seorang anak yang percaya diri. Benar ya, kita
cenderung memiliki tolak ukur mengenai kepercayaan diri dari keberanian seorang anak tampil di suatu
pertunjukkan.

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai anak percaya diri, mari kita sama-sama lihat makna dari kata
percaya diri. Percaya diri dalam Bahasa Inggrisnya adalah confident yang bermakna menyadari
kemampuan yang dimiliki dan memiliki penilaian yang tepat atas kemampuannya tersebut. Bila
dikaitkan dengan cerita pada paragraf sebelumnya, maka orang akan segera menilai anak yang tidak
menonjol dan menyembunyikan dirinya adalah yang tidak percaya diri. Kepercayaan diri adalah sesuatu
yang sifatnya kontekstual, artinya harus dikaitkan dengan situasi yang sedang berlangsung.

Rasa percaya diri yang ditunjukkan oleh seorang anak, tentunya dipengaruhi oleh seberapa besar
mereka menghargai dirinya sendiri. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka memikirkan tentang
dirinya, mendeskripsikan dirinya, dan mengetahui kemampuan yang dimilikinya. Rasa percaya diri
sangatlah penting karena mampu mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap lingkungan yang ada
di sekitarnya. Kepercayaan dirilah yang akan menentukan cara pikir, perasaan, dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan diri anak.

Anak yang percaya diri akan mudah membuat keputusan dan yakin dengan kemampuannya sendiri.
Mereka tidak akan hidup dalam rasa khawatir, ataupun penuh penyesalan akan kejadian di masa lalu,
ataupun kekhawatiran terhadap hal-hal di masa depan. Mereka akan penuh semangat dalam menjalani
hari-hari saat sekarang ini.

Did you know?


“Kepercayaan diri dapat terbangun dari pengalaman berhasil melakukan sesuatu hal yang disukainya
atau menjadi talenta yang dimiliki oleh setiap anak.” Catherine Yusuf, M.Psi., Psi., CGA

Anak dengan percaya diri yang baik juga akan mau berpartisipasi dan menikmati berbagai jenis aktivitas
dan hobi. Sebaliknya, anak yang tidak percaya diri akan takut mencoba hal-hal yang baru, tidak berani
menghadapi konflik, dan merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan tertentu. Mereka cenderung
mudah menyerah terhadap suatu tugas atau permainan yang sulit. Anak juga tidak berani mencoba
kegiatan olah raga yang menantang untuk anak seusianya. Kondisi ini akan menyebabkan mereka
terlihat berpenampilan penakut.

Anak yang percaya diri akan berusaha memecahkan masalah mereka sendiri, serta tidak berlarut-
larut dalam kesalahan yang telah dibuatnya. Mereka akan merasa dirinya berarti dan sejajar dengan
anak-anak yang lain, walaupun terdapat adanya perbedaan strata ekonomi dan sosial. Sebaliknya anak
yang tidak percaya diri akan sering berkomentar negatif tentang dirinya sendiri, termasuk menjelek-
jelekkan dirinya sendiri, “saya pasti tidak bisa”, “saya memang nakal”, “saya ini jelek”, ataupun ujaran-
ujaran lainnya. Anak yang seperti ini biasanya memiliki toleransi yang rendah terhadap stress, sering
menunggu orang lain untuk membantunya, terlihat pesimis terhadap segala sesuatu, menarik diri dari
teman-temannya, dan menjadi sensitif terhadap komentar orang lain terhadap dirinya.

Rasa percaya diri anak dapat tumbuh dari adanya perasaan mampu berkompetensi. Rasa ini tidak
terjadi begitu saja karena orang tua sekedar mengatakan kepada anak bahwa mereka hebat. Tetapi hal
ini lebih kepada keberhasilan anak dalam mencapai sesuatu (achievements), baik hal besar maupun hal
kecil. Terlepas dari apakah keberhasilan tersebut sudah cukup maksimal atau belum.

Membangun rasa percaya diri pada anak dapat dimulai dari orang-orang terdekanya. Ajaklah anak
untuk terlibat dalam berbagai acara keluarga. Tunjukkan foto keluarga pada anak dan ceritakan berbagai
cerita keluarga Anda. Buatlah anak merasa menjadi bagian dari anggota keluarga yang berharga. Merasa
terhubung dengan orang lain yang peduli terhadap dirinya merupakan hal yang baik dalam
meningkatkan rasa percaya diri anak. Hal ini akan memperkuat eksistensi anak secara langsung dan
merasa menjadi bagian dari keluarga besarnya. Selain itu, hal ini juga akan membantu anak untuk
belajar membangun hubungan dengan orang lain sehingga bermanfaat pula dalam menambah rasa
percaya dirinya.

Anda perlu untuk menghabiskan waktu bersama anak dengan lebih sering karena hal ini akan
membuat anak merasa menjadi bagian yang penting dalam hidup Anda. Melakukan kegiatan bersama
sebagai suatu keluarga akan meningkatkan rasa memiliki dan kebersamaan dalam keluarga Anda,
sehingga berdampak baik terhadap kepercayadirian anak. Lakukanlah “ritual keluarga” seperti cerita
pengantar tidur sebelum anak tidur, “goodbye kiss´ yang spesial, atau hal khusus lainnya. Biarkan anak
melakukan sesuatu untuk membantu Anda, sehingga mereka akan merasa berguna. Hindarilah
mengucapkan sesuatu yang negatif kepada anak, atau bahkan menyatakan bahwa hidup Anda pasti
lebih baik tanpa kehadiran anak. Jangan bersikap cuek dan tidak perhatian terhadap anak. Hindari sikap
membandingkan anak Anda dengan anak-anak lain yang seusianya.

Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan apa yang
mereka inginkan. Rasa percaya diri anak perlu dibangun sejak dini , karena hal ini membutuhkan proses
yang bertahap

Anda mungkin juga menyukai