Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PUSKESMAS LAPPARIAJA

DINAS KESEHATAN
KAB. BONE
SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

SENTR DESAIN KONSULTAN


S I P I L A R S I T E K T U R
TRADE I N T E R I O R L A N S E K A P
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS LAPPARIAJA KABUPATEN BONE
TAHUN ANGGARAN 2021

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persipan merupakan pekerjaan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah
dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang
dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
Pekerjaan ini di mulai dengan mengundang konsultan pengawas dan pemimpin
kegiatan untuk bersama sama kelapangan menentukan titik lokasi yang akan di
kerjakan dan bagian bangunan yang akan dibongkar disesuaikan dengan gambar
kerja. Pembongkaran harus jelas batasannya dan dilakukan hati-hati agar tidak
merusak area yang tetap akan dipertahankan. Pembongkaran dilakukan dengan
cara manual oleh beberapa orang pekerja dengan diawasi oleh mandor
menggunakan peralatan seperti Breker, betel, Linggis, Martil , skop, gerobak dan
alat bantu lainya. Setelah dilakukan pembongkaran dilanjutkan pembersihan lokasi
Hasil bongkaran dibuang keluar lokasi pekerjaan yang tidak dibutuhkan
menggunakan mobil pick dan material bekas bongkaran yang masih bisa
difungsikan dibersihkan dan diserahkan kepihak direksi sesuai petutunjuk pihak
direksi atau konsultan pengawas.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan
pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan
titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur.
Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan
ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang
± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
Pekerjaan Pemasangan Bouplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh
Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara
Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu
persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus
di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As
antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku
dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah
di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari
As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu
ditancapkan kedalam tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank

3. Papan Proyek
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm,
ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan
dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi
mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
- Nama Kegiatan
- Pekerjaan yang harus dilaksanakan
- Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
- Sumber dana
- Jangka waktu
- Nama penyedia jasa
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat,
serta tidak mengganggu lalu lintas.

4. Pembuatan Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat Untuk Ruang kantor dan
ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule,
struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku
direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara
kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlansung.

Contoh Gambar Barak Pekerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya
untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan
semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan
cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30
cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material


Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai
dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S


5. Kesehatan dan keselamatan kerja
kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang
yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan
Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
Demi menjaga keselamatan pekerja, setiap pelaksanaan pekerjaan, pekerja
diwajibkan menggunakan peralatan K3 seperti sepatu bot, kaca mata, helm, sarung
tanggan, masker dan lain-lain. Serta menyiapkan kotak P3K dilokasi pekerjaan
sebagai pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan pada saat pelaksaan.

6. Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan (IMB)


Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana, termijn, atau
surat menyurat lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan.Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum
pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto
kondisi selesai pelaksanaan. Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua
dalam album foto ranngkap 4 (empat) atau secukupnya dengan perlalatan kamera
digital

7. Shop Drawing dan as-built drawing


Kontraktor melihat gambar kontrak/for contruction dan RKS sebagai dasar
pembuatan gambar kerja. Dari file soft copy gambar kontrak diolah oleh kontraktor
menyesuaikan kondisi lapangan, RKS, dan site instuction terbaru dari owner.
Gambar tersebut dilengkapi secara bentuk dan ukuran sehingga lebih lengkap dan
jelas. Kontraktor mengajukan gambar kerja yang sudah dibuat kepada pihak direksi
/konsultan pengawas. menyetujui atau menolak, jika ada yang kurang jelas maka
bisa meminta persetujuan konsultan perencana/owner. . Gambar yang sudah
disetujui oleh konsultan pengawas dikembalikan kepada kontraktor. Kontraktor
mendistribusikan shop drawings kepada personil lapangan seperti
uitzet/pengukuran, pelaksana, sub kontraktor, mandor atau pihak lainya yang
berkepentingan dengan gambar tersebut. Shop drawings disiapkan sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Shop drawings harus memuat informasi tentang:
- Nama gambar “SHOP DRAWINGS”.
- Project = nama proyek.
- Owner = nama pemilik proyek
- Kolom tanda tangan persetujuan dari perwakilan owner sebagai penanggung
jawab gambar.
- Konsultan pengawas.
- Kolom tanda tangan persetujuan dari pengawas.
- Contractor = kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan.

As Built Drawing adalah gambar yang dibuat sesuai kondisi terbangun di lapangan
yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi (spesifikasi dan gambar)
selama proses konstruksi yang menunjukkan dimensi, geometri, dan lokasi yang
aktual atas semua elemen proyek. Tujuan gambar ini adalah sebagai pedoman
pengelolaan dalam pengoperasian dan perawatan bangunan yang dibuat dari shop
drawing dan telah mengadopsi perubahan yang dilakukan pada saat konstruksi
dimana perubahan tersebut ditandai secara khusus. As Built Drawing dibuat oleh
kontraktor dengan persetujuan Penyedia Jasa / Pengguna Jasa melalui proses cek
oleh konsultan pengawas

II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal
yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah
pondasi diperlukan untuk pondasi batu gunung dan perletakan pondasi plat.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak
yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan
pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan
gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena
tanah tersebut akan dipakai kembali.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA/ RABAT BETON DI BAWAH PONDASI


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja
dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar
tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai
kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

3. PEKERJAAN URUGAN PASIR


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 5 cm.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.
Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.
Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang
perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal
dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan
kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan
yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

5. PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG


Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu Pondasi Batu
Gunung/Pondasi Garis dan Pondasi Plat Poer Plat, yang mana metode
pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Poer Plat dipakai pada
Kolom Utama Sesuai gambar Kerja, sedangkan Pondasi batu gunung dibawah sloof
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Gunung yaitu :
a. Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material :
1Pc : 4Ps.
b. Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi
bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut
perintah Direksi Pekerjaan.
c. Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat jenis
concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop,
kereta dorong, kasut kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan pekerjaan,
Penyedia Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana pelaksanaan
pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
d. Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran
1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan

pekerjaan.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

III. PEKERJAAN STRUKTUR

1. PONDASI POER PLAT


Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300. Hal pertama dilakukan
yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja.
Perakitan dan pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian
tanah pondasi. Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan
dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam
bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm
dengan mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan
pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.

Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh
material.

Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix
design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap
selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan
pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih
dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton
dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton
Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah
dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

6. PEKERJAAN COR BETON KOLOM


Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi
yang digunakan yaitu besi Ø14 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai
sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol
kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi
kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan
pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton
decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan
water stop.

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat
berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan


pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
 Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
 Kegiatan Curing (perawatan)
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai
dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan
basah.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

7. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja
dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini
berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada
tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak
sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan
dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu
besi Ø14 & Ø12 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel)

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

8. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI


Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom
lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan
untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi
pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level
balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah
(Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk
mengontrol level balok dan pelat.
 Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

 Leveling Pengecoran pelat lantai


Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi
perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga
posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan
waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

 Pekerjaan Kontrol Kualitas


Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan
pada pekerjaan kolom.

 Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck/ Beto Molen yang dibantu
dengan penggunaan Concrete Pump/ kantrol. Dalam hal ini pengecoran
dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai.. Pengecoran dibantu
dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya
finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya
akan dilakukan pekerjaan lantai.

 Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok & Pelat Lantai
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera
dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di
rendam di dalam air sebentar.
Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :
 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat
pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.
 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan,
pacul, dan cetok.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga
dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran
yaitu :
 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga
halus.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan dinding.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

3. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan
pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.
 Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah.
Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas.
Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
 Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.
 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.
 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit
memukul keramik agar tepat menempel.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S


4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata,
atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding
terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan
kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap
memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesoris dari
pintu dan jendela seperti, kunci tanam, handle jendela, handle pintu, dan lain
sebagainya.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

5. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam proyek ini plafond yang digunakan yaitu plafond Calsiboard dengan rangka
hollow baja ringan
Adapun cara pelaksanaan Plafond calsiboard yaitu :
 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
 Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki
roda supaya tidak merusak keramik.
 Kemudian pasang papan calsiboard sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.

6. PEKERJAAN ATAP
Dalam proyek ini Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka atap
yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan
kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga
kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna,
dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dan gambar rencana.

Atap penutup terdiri dari atap spandek, setelah itu dipasang juga nok atas atap
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari
genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dan gambar rencana.
Pada proyek ini, dimana pemasangan material tersebut dilakukan oleh orang yang
berpengalaman dalam mengerjakannya.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

7. PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan
dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-
kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan
cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu
panel dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -
bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan
cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

V. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan
pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

VI. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh


material, tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat
dengan area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material
menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di
gudang tertutup.
3. Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan
spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
4. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
5. Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan
pemasangan plafond.
6. Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai
penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan
instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

VII. PEKERJAAN SALURAN


Pekerjaan sarana luar yang dilakukan meliputi pekerjaan rabat beton, dan pembuatan
saluran drainase di luar banguanan. Pekerjaan ini dibagi ke beberapa kelompok dalam
pengerjaannya sehingga di dapat hasil yang baik.
 Pekerjaan Saluran Drainase
Saluran drainase terbuat dari beton berbentuk U. Pada awalnya tanah digali dengan
kedalam yang sesuai spesifikasi. Kemudian diberikan urugan pasir dan dipadatkan
setiap lapisnya. Lantai kerja diletakkan diatas urugan pasir dengan mutu beton K-
175. Saluran beton U ditch diletakkan diatas lantai kerja, jika panjang saluran tidak
cukup maka disambung dengan mengunakan campuran semen dan pasir. Pada
saat pengecoran menggunakan water pas dengan menarik benang untuk
mendapatkan elevasi permukaan sesuai yang gambar kerja .

 Pembuatan Rabat Beton


Pertama-tama meratakan tanah untuk area pekerjaan rabat beton. Mengukur
Elevasi Sesuai dengan Ganbar kerja dengan memperhitungkan elecasi permukaan
beton. Setelah rata dihampar pasir urug dengan tebal 5 cm dan diratakan.
Kemudian dilakukan pengecoran dengan mutu beton sesuai RAB/Spesifikasi Teknis
perawatan terhadap beton dengan cara ditutupi dengan goni basah atau disirami
air.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S


VIII. SERAH TERIMA PEKERJAAN

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan


untuk diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan
yang dilakukan bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama
(I). Setelah diadakan serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat
dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan 180 hari kalender pekerjaan jika terdapat kerusakan
pada bangunan maka akan dipertanggung jawabkan.

Watampone, 2021

Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana

Dinas Kesehatan Kabupaten Bone CV. SENTRADESAIN KONSULTAN

drg. YUSUF, M.Kes ZAPARMAN, ST


NIP. 19710501 200212 1 005 Direktur

Anda mungkin juga menyukai