Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN pada kelompok

RESIKO TINGGI PENYAKIT CORONA ( COVID-19 ) didesa/keluarahan


kecamatankabupaten

Dosen Pengampu
Priyoto S.Kep.,Ns.M.Kes
Disusun Oleh:
1. Berliana Chrishmawati (201702057)
2. Elvia Saraswati (201702063)
3. Galih Hajeng Warianti (201702068)
4. Lulut Octavia (201702079)
5. Marlindha Dyas Samudra (201702080)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita, sehingga tugas makalah KEPERAWATAN KOMUNITAS tentang “ASKEP
RESIKO TINGGI PENYAKIT CORONA ( COVID-19 ) ” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran
bagi kita. 
Terimakasih kepada Bapak Priyoto,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen keperawatan
komunitas.Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami
kutib dari berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.Semoga isi dari
makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai tentang askep resiko tinggi penyakit corona.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini.Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini,penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Madiun, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi dari Coronavirus...............................................................................................6
2.2 Tanda dan Gejala Penyakit Coronavirus........................................................................6
2.3 Manajemen Medis untuk Mencegah Terjadinya Infeksi................................................7
2.4 Tahapan yang harus dilakukan dalam memonitor kontak terdekat terkait
penyebaran COVID-19.....................................................................................................8

BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian....................................................................................................................10
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................11
3.3 Intervensi......................................................................................................................11

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,seta adanya saling mengenal
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama. Salah satu kelompok khusus
dalam keperawatan komunitas adalah kelompok resiko tinggi penyakit corona.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Coronavirus merupakan virus RNA
strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan
berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genis yaitu alpha
coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit corona?


2. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit corona?
3. Bagaimana manajemen medis untuk mencegah terjadinya infeksi?
4. Bagaimana tahapan yang harus dilakukan dalam memonitor kontak terdekat terkait
penyebaran COVID-19 ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit corona.


2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit corona.
3. Untuk mengetahui manajemen medis untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Untuk mengetahui tahapan yang harus dilakukan dalam memonitor kontak terdekat
terkait penyebaran COVID-19.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik
genom. Terdapat empat genis yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus,
deltacoronavirus dan gamma coronavirus.

2.2 Tanda dan Gejala

a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang
tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.
Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu,
pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan.
Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi,
sepsis atau napas pendek.
b. Penyakit Sederhana (ringan)
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasan
bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidung
tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala
penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi
HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan.
Definisi takipnea pada anak:
 < 2 bulan : ≥ 60x/menit
 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
 1-5 tahun : ≥ 40x/menit
c. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak)
hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
d. Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea (> 30
napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara kamar). Namun, gejala
demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk penyakit
yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada.
Pada pasien anak-anak:
Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
 Sianosis central atau SpO2 <90%
 Distress napas berat (retraksi dada berat)
 Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi
atau penurunan kesadaran; atau kejang) Dalam menentukan pneumonia
berat ini diagnosis dilakukan dengan diagnosis klinis, yang mungkin
didapatkan hasil penunjang yang tidak menunjukkan komplikasi
e. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan
kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran
pernapasan yang sudah diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan
berdasarkan derajat hipoksia.
f. Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek infeksi
atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi organ
perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi
oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti
laboratorium koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau
hiperbilirubinemia
g. Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum adekuat
sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan
serum laktat > 2 mmol/L.Definisi syok septik pada anak yaitu hipotensi dengan
tekanan sistolik < persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata tekanan sistolik normal
berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi berikut :
 Perubahan status mental
 Bradikardia atau takikardia - Pada balita: frekuensi nadi <90 x/menit atau
>160x/menit - Pada anak-anak: frekuensi nadi <70x/menit atau
>150x/menit26
 Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan
bounding pulse Takipnea
 Kulit mottled atau petekia atau purpura
 Peningkatan laktat
 Oliguria
 Hipertemia atau hipotermia

2.3 Manajemen Medis untuk Mencegah Terjadinya Infeksi


a. Kebersihan tangan
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik. Jika air dan sabun
tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
b. Jauhkan tangan dari wajah
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
c. Tidak ada kontak dengan orang sakit
Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit dan tinggal dirumah sakit.
d. Etika batuk dan bersin yang tepat
Tutupi batuk atau bersin dengan tissue, lalu buang tissue ke tempat sampah.
e. Perawatan supportif
Orang yang terinfeksi Covid-19 harus menerima perawatan suportif untuk
membantu meringankan gejala.
f. Kasus yang parah
Untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk mendukung
fungsi organ vital.

2.4 Tahapan yang harus dilakukan dalam memonitor kontak terdekat terkait
penyebaran COVID-19

1. Identifikasi kontak
Identifikasi kontak merupakan bagian dari investigasi kasus. Jika ditemukan kasus
COVID-19 yang memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan, kasus
konfirmasi,atau kasus yang mungkin, maka perlu segera untuk dilakukan
identifikasi kontak erat. Informasi terkait paparan ini harus selalu dilakukan
pengecekan ulang untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data untuk
memperlambat dan memutus penularan penyakit. Untuk membantu dalam
melakukan identifikasi kontak dapat menggunakan tabel formulir identifikasi
kontak erat.

Mekanisme identifikasi kontak dengan pendekatan tracking.


Sumber : Kemenkes, 2020
2. Pendataan kontak
Petugas surveilans yang telah melakukan kegiatan identifikasi kontak dan
pendataan kontak akan mengumpulkan tim baik dari petugas puskesmas setempat,
kader, relawan dari PMI dan pihak-pihak lain terkait. Pastikan petugas yang
memantau dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit komorbid. Alokasikan
satu hari untuk menjelaskan cara melakukan monitoring, mengenali gejala,tindakan
observasi rumah, penggunaan alat pelindung diri (APD). Komunikasi risiko harus
secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan seperti munculnya stigma dan diskriminasi akibat ketidaktahuan.
3. Tatalaksana Kontak
Seluruh kegiatan tatalaksana kontak ini harus dilakukan dengan penuh empati
kepada kontak erat, menjelaskan dengan baik, dan tunjukkan bahwa kegiatan ini
adalah untuk kebaikan kontak erat serta mencegah penularan kepada orangorang
terdekat (keluarga, saudara, teman dan sebagainya). Diharapkan tim promosi
kesehatan juga berperan dalam memberikan edukasi dan informasi yang benar
kepada masyarakat.
4. Pemantauan
Petugas surveilans kab/kota dan petugas surveilans provinsi diharapkan dapat
melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap hari untuk melihat
perkembangan dan pengambilan keputusan di lapangan.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Setiap penemuan kasus baik di pintu masuk negara maupun wilayah harus
melakukan pencatatan sesuai dengan formulir (terlampir) dan menyampaikan
laporan. Selain formulir untuk kasus, formulir pemantauan kontak erat juga harus
dilengkapi. Laporan hasil orang dalam pemantauan, pemantauan kontak erat, dan
pemantauan orang dalam observasi/karantina dilaporkan setiap hari oleh petugas
surveilans Dinkes setempat secara berjenjang.

Alur Pelaporan Pencataran Kontak


Sumber : Kemenkes, 2020
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN pada kelompok beresiko tinggi
didesa/keluarahan,kecamatan atau kabupaten???
Kasus
Menteri keshatan dr Terawan Agus Saputra mengatakan ,penderita virus corona
adalah ibu (61 tahun) dan anak(31 tahun). Selain rumahnya diisolasi,pasien tersebut
dibawa ke RS untuk mendapatkan keperawatan. Korban tertular virus corona bermula
saat dia mengikuti acara club dansa (coba cari kejadian lain…….misalnya petani A yg
keseharianya disawah dinyatakan posistif covid 19 setelah bersentuhan dengan
padinya)di Jakarta pada14 Februari 2020. Salah satu peserta dansa merupakan WN
Jepang yang berdomisili di Malaysia. Warga Negara jepang itu terbukti covid-19 dan
dirawa di Malaysia. Diduga warga depok(seorang penari) tertular virus corona saat
bertemu di klub dansa Jakarta. Pada.16 februari 2020,korban menunjukkan gejala
batuk,sesak nafas,demam selama 10 hari. Tanggal 26 Februari 2020, dia berobat ke
RS Mitra Depok. Hasil diagnose RS Mitra Keluarga korban mengidap
broncopneumonia,tersangka covid-19 infection dengan riwayat kontak kasus positif
Covid-19.
3.1 Pengkajian
a. Data inti
1. Sejarah
Kota depok adalah sebuah kota provinsi jawa barat, Indonesia. Kota ini
terletak tepat di selatan Jakarta, yakni Jakarta dan Bogor. Dahulu,depok kota
kecamatan dalam wilayah kabupaten bogor,yang kemudian mendapat status
kota administrative pada tahun 1982.
2. Demografi
Jumlah penderita virus corona pada tanggal 16 Februari 2020 ada 2 orang
yaitu seorang ibu (61 tahun) dan anaknya(31 tahun)
b. Data sub sistem
1. Fisik dan lingkungan
Bangunan yang berada di depok terbuat dari bahan-bahan yang sudah
modern,penerangan listrik di depok sudah sangat luas.
2. Pendidikan
Di depok terdapat banyak gedung pendidikan seperti SD,SMP,SMA hingga
perguruan tinggi. Banyak warga Depok lulusan SMA(Sekolah Menengah
Atas) dan juga ada beberapa yang lulusan pergurua tinggi.
3. Komunikasi
Di depok jawa barat sudah menggunakan alat komunikasi canggih dan modern
seperti HP. Warga depok yang terkena corona juga sudah menggunakan alat
komunikasi tersebut.
4. Kesehatan dan pelayanan social
Di depok sarana pelayanan kesehatan sudah cukup mewadai dengan adanya
puskesmas,bidan desa,hingga RS.Warga yang terkena corona kurang
memperhatikan pentingnya kesehatan,hingga dia harus bekerja di tempat
keramaian.
5. Keamanan dan transportasi
Warga depok yang terkena corona mempunyai perilaku yang
membahayakan,seperti bekerja di tempat keramaian(club dansa) di jakarta.
Alat transportasi untuk berpergian seperti sepeda montor,angkutan
umum,becak,mobil.
6. Ekonomi
Masyarakat di depok merupakan warga prasejahtera ,warga yang terkena
corona bekerja untuk menghidupi keluarganya sebagai seorang penari di club
dansa yang berada di kota besar(jakarta)
7. Politik dan pemerintah
Kebijakan pemerintah di depok mendukung adanya pelayanan kesehatan yang
ada. Terbukti adanya sosialisasi kesehatan kepada masyarakat.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dikunjungi korban corona seperti tempat hiburan
dijakarta yaitu club dansa yang dijadikan tempat pekerjaannya sebagai seorang
penari.
c. Analisa data
Analisa data setelah dilakukan pengumpulan data melalui wawancara dan
pemeriksaan fisik. Analisa data dilakukan memilih data yang ada sehinga dapat
menjadi suatu diagnose keperawatan.analisa data merupakan metode yang
dilakukan perawat untuk mengaitkan data klien,sehingga dapat diketahui masalah
yang dihadapi oleh korban yang terkena covid-19.
Analisa data Masalah kesehatan Diagnose keperawatan
Hasil wawancara Gangguan pola nafas Gangguan pola nafas
berhubungan dengan
 Penderita COVID-19 tidak terpenuhinya
mengatakan batuk,sesak pasokan oksigen ke
nafas,demam selama 10 paru-paru.
hari.

Hasil observasi

 Penderita mengidap
broncopneumonia,tersa
ngka covid-19 infection
dengan riwayat kontak
kasus positif Covid-19.

3.2 Diagnosa
 Gangguan pola nafas berhubungan dengan tidak terpenuhinya pasokan
oksigen ke paru-paru (coba lihat buku ippki ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)
3.4 Intervensi
Gangguan pola nafas berhubungan dengan tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke
paru-paru
Diagnose keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Gangguan pola nafas Tujuan umum : 1. Lakukan penyuluhan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan secara online kepada
tidak terpenuhinya keperawatan dalam waktu pasien maupun
pasokan oksigen ke paru- 3X24 jam ,gangguan pola masyarakat yang
paru nafas pasien COVID-19 terjangkit virus agar
terpenuhi cuci tangan dengan
baik dan benar dan
Tujuan khusus : melakukan PHBS
1. Pasien dapat 2. Memonitor asupan
mencegah nutrisi pada pasien
penyebaran infeksi 3. Melakukan
yang dibuktikan pendidikan
dengan PHBS dan kesehatan agar
isolasi pernafasan melakukan aktivitas
adekuat maupun berolahraga
2. Pasien mampu untuk meningkatkan
meningkatkan level imunitas tubuh dan
suhu tubuh yang memperbaiki pola
adekuat napas
3. Pasien mampu 4. Memberikan
mengembalikan pengetahuan dan
pola pernafasannya semangat kepada
kembali normal pasien agar selalu
4. Pasien tidak terlihat berpikir positive dan
cemas tidak cemas

Penapisan atau scoring maslah tidakhanya satu maslah saja sampai dengan
evaluasi!!!!!!!!!!!!!!!!!1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut WHO Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,seta adanya saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari
manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas
bagaimana penularannya, dicurigai darihewan ke manusia karena kasus-kasus
yang muncul di Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar
hewan Huanan.
Manajemen Medis untuk Mencegah Terjadinya Infeksidengan mejaga
Kebersihan tangan, Jauhkan tangan dari wajah, Tidak ada kontak dengan orang
sakit , Etika batuk dan bersin yang tepat, Perawatan supportif dan Kasus yang
parah, untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk
mendukung fungsi organ vital.
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO) Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) Outbreak.


Halaman utama WHO untuk penyakit COVID-19. Termasuk semua yang perlu Anda ketahui
tentang COVID-19 dan rekomendasi WHO untuk COVID-19
Coronavirus Update Live Statistics. Statistik seluruh dunia untuk COVID-19 termasuk
pemulihan,kematian, dan kasus aktif

Buku refrensi komunitase mana????????????????????

Anda mungkin juga menyukai