Dosen Pengampu
Priyoto S.Kep.,Ns.M.Kes
Disusun Oleh:
1. Berliana Chrishmawati (201702057)
2. Elvia Saraswati (201702063)
3. Galih Hajeng Warianti (201702068)
4. Lulut Octavia (201702079)
5. Marlindha Dyas Samudra (201702080)
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita, sehingga tugas makalah KEPERAWATAN KOMUNITAS tentang “ASKEP
RESIKO TINGGI PENYAKIT CORONA ( COVID-19 ) ” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran
bagi kita.
Terimakasih kepada Bapak Priyoto,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen keperawatan
komunitas.Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami
kutib dari berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.Semoga isi dari
makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai tentang askep resiko tinggi penyakit corona.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini.Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini,penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,seta adanya saling mengenal
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama. Salah satu kelompok khusus
dalam keperawatan komunitas adalah kelompok resiko tinggi penyakit corona.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Coronavirus merupakan virus RNA
strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan
berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genis yaitu alpha
coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus.
1.3 Tujuan
2.1 Definisi
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang
tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.
Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu,
pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan.
Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi,
sepsis atau napas pendek.
b. Penyakit Sederhana (ringan)
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasan
bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidung
tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala
penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi
HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan.
Definisi takipnea pada anak:
< 2 bulan : ≥ 60x/menit
2-11 bulan : ≥ 50x/menit
1-5 tahun : ≥ 40x/menit
c. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak)
hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
d. Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea (> 30
napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara kamar). Namun, gejala
demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk penyakit
yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada.
Pada pasien anak-anak:
Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
Sianosis central atau SpO2 <90%
Distress napas berat (retraksi dada berat)
Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi
atau penurunan kesadaran; atau kejang) Dalam menentukan pneumonia
berat ini diagnosis dilakukan dengan diagnosis klinis, yang mungkin
didapatkan hasil penunjang yang tidak menunjukkan komplikasi
e. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan
kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran
pernapasan yang sudah diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan
berdasarkan derajat hipoksia.
f. Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek infeksi
atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi organ
perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi
oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti
laboratorium koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau
hiperbilirubinemia
g. Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum adekuat
sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan
serum laktat > 2 mmol/L.Definisi syok septik pada anak yaitu hipotensi dengan
tekanan sistolik < persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata tekanan sistolik normal
berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi berikut :
Perubahan status mental
Bradikardia atau takikardia - Pada balita: frekuensi nadi <90 x/menit atau
>160x/menit - Pada anak-anak: frekuensi nadi <70x/menit atau
>150x/menit26
Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan
bounding pulse Takipnea
Kulit mottled atau petekia atau purpura
Peningkatan laktat
Oliguria
Hipertemia atau hipotermia
2.4 Tahapan yang harus dilakukan dalam memonitor kontak terdekat terkait
penyebaran COVID-19
1. Identifikasi kontak
Identifikasi kontak merupakan bagian dari investigasi kasus. Jika ditemukan kasus
COVID-19 yang memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan, kasus
konfirmasi,atau kasus yang mungkin, maka perlu segera untuk dilakukan
identifikasi kontak erat. Informasi terkait paparan ini harus selalu dilakukan
pengecekan ulang untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data untuk
memperlambat dan memutus penularan penyakit. Untuk membantu dalam
melakukan identifikasi kontak dapat menggunakan tabel formulir identifikasi
kontak erat.
Hasil observasi
Penderita mengidap
broncopneumonia,tersa
ngka covid-19 infection
dengan riwayat kontak
kasus positif Covid-19.
3.2 Diagnosa
Gangguan pola nafas berhubungan dengan tidak terpenuhinya pasokan
oksigen ke paru-paru (coba lihat buku ippki ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)
3.4 Intervensi
Gangguan pola nafas berhubungan dengan tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke
paru-paru
Diagnose keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Gangguan pola nafas Tujuan umum : 1. Lakukan penyuluhan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan secara online kepada
tidak terpenuhinya keperawatan dalam waktu pasien maupun
pasokan oksigen ke paru- 3X24 jam ,gangguan pola masyarakat yang
paru nafas pasien COVID-19 terjangkit virus agar
terpenuhi cuci tangan dengan
baik dan benar dan
Tujuan khusus : melakukan PHBS
1. Pasien dapat 2. Memonitor asupan
mencegah nutrisi pada pasien
penyebaran infeksi 3. Melakukan
yang dibuktikan pendidikan
dengan PHBS dan kesehatan agar
isolasi pernafasan melakukan aktivitas
adekuat maupun berolahraga
2. Pasien mampu untuk meningkatkan
meningkatkan level imunitas tubuh dan
suhu tubuh yang memperbaiki pola
adekuat napas
3. Pasien mampu 4. Memberikan
mengembalikan pengetahuan dan
pola pernafasannya semangat kepada
kembali normal pasien agar selalu
4. Pasien tidak terlihat berpikir positive dan
cemas tidak cemas
Penapisan atau scoring maslah tidakhanya satu maslah saja sampai dengan
evaluasi!!!!!!!!!!!!!!!!!1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut WHO Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,seta adanya saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari
manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas
bagaimana penularannya, dicurigai darihewan ke manusia karena kasus-kasus
yang muncul di Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar
hewan Huanan.
Manajemen Medis untuk Mencegah Terjadinya Infeksidengan mejaga
Kebersihan tangan, Jauhkan tangan dari wajah, Tidak ada kontak dengan orang
sakit , Etika batuk dan bersin yang tepat, Perawatan supportif dan Kasus yang
parah, untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk
mendukung fungsi organ vital.
DAFTAR PUSTAKA