- [x] Perkenalkan nama saya gisella angelita prasetyo nim 201711074 dari kelas b. Hari ini
saya akan memperagakan dan menjelaskan analisis sefalometri parameter dental dan soft
tissue dengan gambar yang telah disediakan.
- [x] Sebelumnya saya akan menunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pertama ada
gambar sefalometri, penggaris 30cm, 2 penggaris bersudut, busur dan pensil warna.
- [ ] Sekarang saya akan melakukan pengukuran pada parameter dental dan soft tissue
1. I-SN : tentukan titik baku anatomi sella nasion dan sumbu panjang gigi RA lalu ukur
sudutnya
2. I-MP : tentukan titik baku anatomi gonion menton dan sumbu panjang gigi RB lau ukur
sudutnya
3. I-I : tunjukkin sumbu panjang gigi RA RB lalu ukur sudutnya
4. I-NA : tentukan titik baku anatomi a lalu tarik garis lalu ukur sudutnya. Tarik garis putus
putus di sebelah kanan gigi RA lalu ukur jaraknya.
5. I-NB : tentukan titik baku anatomi b lalu tarik garis lalu ukur sudutnya. Tarik garis putus
putus di sebelah kanan gigi RB lalu ukur jaraknya.
6. Li-E line : tentukan titik baku anatomi pronasal dan pogonion Ls Li lalu tarik garis. Lalu
ukur jarak bibir bawah ke garis
7. Naso labial angle : tentukan titik baku anatomi columnela subnasal lalu tarik garis. Ukur
sudutnya.
- [ ] HASIL PENGUKURAN
1. I-SN
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil 108 derajat sehingga hubungan insisif RA relatif
normal terhadap basis kranium
2. I-MP
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 94 derajat sehinggal hubungan insisif RB
relatif normal terhadap bidang mandibula
3. I-I
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 130 derajat sehingga hubungan insisif RA
terhadap insisif RB adalah relatif normal
4. I-NA
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 23 derajat Dan hasil lebih besar dari
normal sehingga hubungan gigi I RA protrusif terhadap skeletal
5. I-NB
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 27 derajat Dan hasil lebih besar dari
normal sehingga hubungan gigi I RB protrusif terhadap skeletal
6. LI-E line
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 0 mm sehingga posisi bibir rahang bawah
relatif normal
7. Nasolabial angle
- Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu 86 derajat Dan hasil lebih kecil dari
normal sehingga posisi rahang atas protrusif
- [ ] KESIMPULAN
- Kedudukan gigi insisivus RA relatif normal & gigi insisivus RB protusif/ proklinasi
- Relasi gigi I RA thd gigi I RB relatif normal
- Kedudukan bibir atas protusif dan bibir bawah relatif normal thd garis estetik