Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

Dosen Pengampu :
Mira., Ns., M.Kep
Oleh : Nor Erika NPM : 1814201110046

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2020/2021
Konsep Teori
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan
konsulidasi karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus
(Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan akut pada paru
yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia
sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing (Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru
yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai
jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).

Komplikasi ,
Bakteremia, Abses
paru, Efusi pleura
B. Pathway :
Gagal napas, Gagal
Pneumonia ginjal
adalah suatu
Normal
radang paru yang
disebabkan oleh (sistem
bermacam-
macam etiologi pertahanan )
seperti bakteri,
virus, jamur dan
benda asing organisme
Virus Stapilokokus
Saluran nafas bagian bawah
pneumokokus

Kuman patogen mencapai


bronkioli, terminalis
Trombus merusak sel epitel bersilia,Eksudat masuk ke alveoli
sel goblet
Etiologi , Bakteri: alveoli
stapilococus, Patofisiologi .
Toksin , coagulase
sterptococcus, Cairan edema + leukosit ke
Pneumonia
aeruginosa,virus alveoli
Sel darah merah leukosit, merupakan
influenza, Micoplasma pneumokokus mengisi alveoli inflamasi paru yang
Permukaan lapisan pleura
pneumonia,Jamur: ditandai dengan
tertutup tebal eksudat
candida konsulidasi karena
trombus vena pulmonalis
albicans,Benda asing eksudat yang
Gambaran klinis Konsulidasi paru mengisi elveoli dan
pneumonia bervariasi, Nekrosis brokiolus
Leukosit + fibrin
yang bergantung pada
Kapasita vital, mengalami konsolidasi
usia anak, respon
sitemik anak terhadap compliance menurun,
infeksi,agen etiologi, hemoragik
tingkat keterlibatan
paru, dan obstruksi
jalan napas

Leukositosis

Nic : berikan oksigen


Bersihan jalan nafas Kekurangan volume cairan Intoleransi Defisiensi
yang cukup, monitor ( kode
tidak efektif
( kode 00025 ) aktifitas pengetahuan
Nic :dan
respirasi Buka
0001 ) jalan
O2, Nic : kaji input Nic : tingkatkan ( kode 00126)
nafas menggunakan
posisikan pasien output cairan, ROM pasif Nic : kaji
untukteknik chinlift, observasi sesuai aktifitas tingkat
posisikan pasien
memaksimalkan adanya tanda ( kode 0005)
untuk pengetahuan
ventilasi ( Kode 00 tanda Noc : daya tahan pasien,jelaska
memaksimalkan syok,anjurkan
133) : tingkat dimana n tentang
ventilasi klien untuk
Noc :( tidak
Kodeada 1805) energi penyakitnya
Ketidakefektifan
dyspneu,menunjuka pola banyak minum kemampuan kepada pasien
nafas
n jalan nafas ( kode 1004) ( kode 1002)
Noc : yang Noc : pasien
pasien
paten irama
00032 nafas
mendomntrasikan
( kode ) , melakukan Noc : pasien
menunjukan mengetahui
frekuensi
batuknafas
efektif, dan aktifitas ( kode
keseimbangan faktor dan
( Kode 00093)
nafas bersih tidak elektrolit dan 0003)
ada sianosis dan penyebab
asam basa penyakitnya ,
dyspneu ( mampu ( kode 100401)
mengeluarkan mengetahui
sputum ) ( Kode tanda dan
1603) gejala
penyakitnya
( kode 2635)
(Sumber pathway : Nurarif A.H, 2015)
C. Pemeriksaan penunjang
No Jenis Pemeriksaan Nilai normal Manfaat
.
1. Sinar X Mengidentifikasikan
distribusi structural
(misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan
abses
2. Pemeriksaan gram/kultur, Untuk dapat
sputum dan
mengidentifikasi
darah:
semua
organisme yang
ada.

3. Biopsi paru: untuk menetapkan


diagnosis

4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-


paru,menetapkan luas
berat penyakit dan
membantu diagnosis
keadaan
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal pada pneumonia aspirasi bertujuan mengatasi kegawatdaruratan, meliputi
stabilisasi jalan napas, status oksigenasi, dan sirkulasi. Posisi kepala ditinggikan kurang lebih 45
derajat. Bila didapatkan pasien dalam keadaan sadar, kepala dapat dimiringkan ke lateral ketika
terjadi muntah agar tidak terjadi aspirasi. Lakukan suction pada saluran napas bagian atas dan
kavum oris untuk mengurangi jumlah aspirat yang mungkin terhirup.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar A. and Dharmayanti I., 2014, Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8, 360.

Faisal F., Burhan E., Aniwidyaningsih W. and Kekalih A., 2014, Penilaian Respons Pengobatan Empiris
pada Pasien Rawat Inap dengan Pneumonia Komunitas, Jurnal Respirasi Indonesia, 34, 61-67.

PDPI, 2015, Pneumonia Komuniti: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
PDPI, 2015, Pneumonia Nosokomial: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di
Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai