Anda di halaman 1dari 50

Leading in Character Education

Pengembangan Keprofesionalan
Berkelanjutan

Margana

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Fungsi Pendidikan Nasional


Tujuan Pendidikan nasional dalam UU 20 Tahun 2003 pasal 3 (Dasar, Fungsi, dan Tujuan
Pendidikan Nasional) mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) adalah sebagai
berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Takwa, Mandiri, Cendikia


Unggul, Kreatif, Inovatif UNY Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1


mendefinisikan bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Tri Dharma Perguruan Tinggi


Misi perguruan tinggi adalah melaksanakan Tri Darma
Perguruan Tinggi: Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada masyarakat. Ketiga hal ini harus
dijalankan secara seimbang oleh para dosen di
perguruan tinggi dengan terus disesuaikan mengikuti
tuntutan, perkembangan, dan kebutuhan zaman.

Takwa, Mandiri, Cendikia


Unggul, Kreatif, Inovatif UNY Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Tri Dharma Perguruan Tinggi perlu


dimanesfestasikan dalam Kenaikan
Jabatan sebagaimana tercermin ke
dalam 5 bidang seiring dengan konsep
dasar bahwa kenaikan jabatan dosen
bukan sebagai HAK tetapi KEWAJIBAN
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Takwa, Mandiri, Cendikia


Unggul, Kreatif, Inovatif UNY Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Takwa, Mandiri, Cendikia


Unggul, Kreatif, Inovatif UNY Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Takwa, Mandiri, Cendikia


Unggul, Kreatif, Inovatif UNY Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Dosen Profesional di Era Milenial

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

"Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya,


karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada
zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk
zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk
zaman kalian"
- Ali bin Abi Thalib

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

2011 - sekarang

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Generasi Alpha
Lahir pada
2011-
sekarang

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga


UNESCO (United Nations, Educational, Scientific
and Cultural Organization) menyampaikan
empat pilar pendidikan:
(1)learning to know,
(2)learning to do
(3)learning to be,
(4)learning to live together.
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

NGERTI, NGRASA, NGLAKONI


Ngerti berarti mengerti, Ngrasa berarti Merasakan, dan Nglakoni berarti Melakukan.

Ki Hajar Dewantara

Moral Knowing, Moral Feeling, dan Moral Action

Lickona (1992)

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Moral knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan, terdiri dari enam hal, yaitu: moral awareness (kesadaran
moral), knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral), perspective taking, moral reasoning, decision making dan
self knowledge.

Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber energi dari diri
manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat 6 hal yang merupakan aspek emosi yang harus
mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yakni conscience (nurani), self esteem percaya
diri), empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran), self control (mampu
mengontrol diri) dan humility (kerendahan hati).

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan
tindakan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainya. Untuk memahami apa yang
mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter, yaitu
kompetensi (competence), keinginan (will) dan kebiasaan (habit).

https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/pendidikan-karakter-3-
m.html#:~:text=Moral%20feeling%20adalah%20aspek%20yang,sesuai%20dengan%20prinsip%2Dprinsip%20moral.&te
xt=Moral%20action%20adalah%20bagaimana%20membuat%20pengetahuan%20moral%20dapat%20diwujudkan%20
Unggul,menjadi%20tindakan%20nyata.
Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character
Transformasi Education dunia dan membawa pada revolusi industri ke-4
digital mengguncang

1st Industry 3rd Industry 4th Industry


Revolution 2ndIndustry
Revolution Revolution Revolution
18th Century 20th Century 21st Century
19th Century

Sistem cerdas memungkinkan


Mesin Uap Tenaga Listrik TI, Komputasi konvergensi dunia digital dan
menggerakkan merubah fisik: Internet of Things, Data,
dan Komunikasi
industri industri People dan Services.

Mekanisasi Elektrifikasi Otomasi Otonomi

A revolution more comprehensive and all-encompassing than anything we have ever seen before.
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Dosen
Memiliki core competence • Educational
Memesona yang kuat competence
Soft skils: • Competence in
Critical thinking research
Creative • Competence for
Communicative digital
Collaboration
• Competence in
Peran:
globalization
1. Menebar passion &
menebar inspirasi • Competence in
2. Teman peserta didik future straties.
3. Teladan karakter

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Dosen memesona tidak mengacu pada dosen yang cantik atau


ganteng. Dosen memesona adalah (1) highly efficacious – yakni
dosen yang mampu mengontrol outcome, (2) highly engaged –
dosen yang mendedikasikan waktu dan profesinya, dan (3)
highly autonomous – dosen pembelajar. Di samping itu, mereka
mengetahui dengan pasti karakter dan kebutuhan belajar
mahasiswa di era milenial.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Revolusi Industri 4.0 (IR-4) ditandai dengan adanya


kolaborasi manufaktur dengan cyber fisik melalui
penggunaan inovasi, terutama di bidang artificial
intelligence, robotics, internet of things (IoT),
autonomous vehicle, biotechnology, nanotechnology,
3-D printing, material science, quantum computing
dan energy storage (Yahya, 2018; Wardani, 2018).

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

UNIVERSITY THREATS

The Bonus of
Demography elevates
any university to
generate qualified and
agile graduates

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Perlunya
LITERASI BARU
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
Literasi baru : Literasi Data
Kemampuan untuk
membaca, analisis,
dan menggunakan informasi
(Big Data)
di dunia digital.
Literasi Teknologi
Memahami cara kerja
mesin,
ABAD 21 dalam Rev. 4.0 aplikasi teknologi
(Coding,
Artificial Intelligence, &
Engineering Principles).
Literasi Manusia
(Aoun, MIT, 2017)
Humanities, Komunikasi, &
Desain.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Membangun Generasi Emas 2045 yang dibekali


Keterampilan Abad 21

Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa

1 2 3

Kualitas Karakter
Bagaimana siswa Literasi Dasar Kompetensi
beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks
dinamis.
• Religiositas • Literasi bahasa • Berpikir kritis
• Nasionalisme • Literasi numerasi • Kreativitas
• Kemandirian • Literasi sains • Komunikasi
• Gotong royong • Literasi digital (teknologi • Kolaborasi
informasi & komunikasi)
• Integritas
• Literasi finansial
• Literasi budaya dan
kewargaan
Sumber: Kemendikbud 2016

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

21st Century Essential Skills


Learning & Innovation “4Cs” Digital Literacy Career & Life

Critical thinking & problem solving Information literacy Flexibility & adaptability

Creativity & innovation Media literacy Initiative & self-direction

Communication ICT literacy Social & cross-cultural interaction

Collaboration Productivity & accountability

Leadership & responsibility

[Bernie & Charles, 2011]

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Society 5.0 adalah tata masyarakat yang terjadi akibat


munculnya Revolusi Industri 4.0. yang telah melahirkan
berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga
masyarakat secara umum. Dengan kata lain, Society 5.0
merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat
era Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi disrupsi yang
ditandai dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian,
kompleksitas, dan ambiguitas.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Society 5.0 dimaknai sebagai masyarakat yang dapat


menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan
berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri
4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala
sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan),
Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Fauzi (2019) dan Yahya (2018) meringkas Revolusi Pendidikan 4.0


sebagai berikut.
§ P. 1.0
§ Teacher-Centered yang belum memanfaatkan teknologi sebagai sarana
belajar (Pedagogy).
§ P.2.0
§ Semi-Student Centered dan Media Teknologi. (Andragogy)
§ P.3.0
§ Student-Centered Learning (Where and When) & Student-Actice
learning. (Andragogy + Mobile Learning Mode)
§ P.4.0
§ Self-determined learning. (Heutagogy)

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Ciri Abad 21 dan Model Pembelajaran

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Model Pembelajaran
• Discovery learning
• Project-based learning
• Problem-based learning
• Inquiry learning

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

A System View of The Framework for 21st Century Learning


Input Proses Output

Curiculum Skills
(core Subjects) Learning &
Learning Env Innovation 4Cs
Instruction
Prov-Dev Info,Media,Tech
Assessments Life and Career

Recursive Feedback

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


21st century teacher/lecturers

33
Universitas
Negeri
Yogyakarta

Dalam penggalan Lirik Lagu “TAK PERNAH KUBAYANGKAN, BEGINI JADINYA” dengan judul
SURAT UNDANGAN yang dilantunkan oleh POPPY MERCURY, “TAK PERCAYA, TAPI INI
TERJADI” dalam tembang “TENDA BIRU” yang dilantunkan oleh Mbak Desi Ratnasari, pandemi
Covid-19 menyebabkan derita kemanusiaan yang BEGITU MENDALAM dan
BERKEPANJANGAN menyebar secara cepat dalam skala luas ke seluruh penjuru dunia TAK
TERKECUALI BELAHAN INDONESIA dan merenggut banyak korban jiwa para orang tua, para
pemuda, dan bahkan para anak-anak.
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Universitas
Negeri
Yogyakarta

“Pandemi Covid-19 MEMAKSA KITA SEMUA untuk memiliki KEMAMPUAN


ADAPTIF terhadap perubahan sosial dan berkreativas serta berinovasi
dalam berbagai aspek termasuk dalam perkuliahan baik teori maupun
praktik yang menekankan paradigma Heutagogy dengan cara
menumbuhkembangkan kemandirian belajar yang didukung dengan
Internet of Things (IoT)”

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Universitas
Negeri
Yogyakarta

Hakekat pendidkan tidak sekedar transfer pengetahuan, namun juga


berkenaan dengan transfer keterampilan dan transfer nilai-nilai
budaya dan moral yang membentuk karakter-karakter yang kuat dalam
berkehidupan dan bermasyarakat dengan mengedepankan
habluminallah, habluminanas, dan habluminalam.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Universitas
Negeri
Yogyakarta

Perkuliahan
Membentuk karakter anak

HAYIN : tenang lahir & batin, tidak


gampang marah dan panik

LAYYIN : lemah lembut dan kalem


dalam bertutur kata dan bertingkah
laku,
QORIB : supel, mudah bergaul,
wajah berseri-seri, dan sinar dari hati
yang damai dan penuh ketenangan,

SAHL : baik hati dan mempermudah


urusan orang lain

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Heautagogy ???
The study of self-determined learning and applies a
holistic approach to developing learner capabilities
with the learning serving as the major agent in their
own learning, which occurs, as a result of personal
experience (Hase & Kenyon, 2007)

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Heautagogy ???
Heutagogy adalah istilah yang diciptakan oleh
Stewart Hase dan Chris Kenyon dari Southern
Cross University di Australia, dan juga disebut
pembelajaran yang ditentukan oleh diri sendiri
(self-determined learning).

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Heautagogy ???
Hase & Kenyon (2013) menegaskan bahwa “… the essence of
heutagogy is that in some learning situations, the focus should be
on what and how the learner wants to learn, not on what is to be
taught…”. Artinya, heutagogi memberikan kesempatan kepada
pebelajar untuk menentukan pilihan secara bebas tentang apa yang
akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Progression from
pedagogy to
andragogy then to
heutagogy.

(Canning, 2010, p. 63)

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Heutagogic Design
Self determined learning Explore

Share Create

Learner

Reflect Collaborate

Connect

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Para atau Peeragogy


Praktik Pembelajaran yang menekankan
pada interaksi antar pembelajar atau
hubungan mutual simbiosis antar
pembelajar untuk mencapai tujuan
belajar.

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Para atau Peeragogy


Peer learning and peer production are
probably as old as humanity itself, but they
take on new importance in the digital age

(Rheingold, 2014)

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Cybergogy
A descriptive label for the strategies for creating
engaged learning online. Creating learner-
centred, autonomous and collaborative virtual
learning environment.

(Wang & Kang,2006).


Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia


Leading in Character Education

Referensi
Bernie, T. & Charles, F. (2009). 21st Century Skills Learning for Life in Our
Times. San Fransisco: Wiley

National Education Association (2002). Preparing 21st Century Students


for a Global Society: An Educator’s Guide to the “Four Cs”.
https://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf. Diakses 1
Agustus 2018.

Cynthia. L.S. (2015). The Futures of Learning 2: What kind of Learning for
the 21st Century ?
http://unesdoc.unesco.org/images/0024/002429/242996E.pdf.
Diakses 1 Agustus 2018.

ry
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Cont.
Wagner, T. (2010). Overcoming The Global Achievement Gap (online).
Cambridge, Mass., Harvard University.

www.aypf.org/documents/Wagner%20Slides%20%20 global%20
achievement%20gap%20brief%205-10.pdf (Accessed 16 July 2014).

Hase, S. (2014a). An introduction to self-determined learning


(heutagogy) in L. M Blaschke, C. Kenyon & S. Hase, S. (eds.)
Experiences in self-determined learning, Amazon, 1-19.

Hase, S & Kenyon, C. (2007). Heutagogy: A Child of Complexity Theory.


An International Journal of Complexity and Education, Volume 4
(2007), Number 1 • pp. 111–118 •
Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia
Leading in Character Education

Cont.
http://www.ishaqmadeamin.com/2015/03/pembelajaran-abad-21.html.

https://www.biem.co/read/2019/01/21/33919/tb-ai-munandar-dunia-pendidikan-
menuju-revolusi-industri-5-0/

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

https://insights.dice.com/cybersecurity-skills/

Unggul, Kreatif, Inovatif Takwa, Mandiri, Cendekia

Anda mungkin juga menyukai