Anda di halaman 1dari 1

Refleksi

pelajaranselama pelaksanaanberharga
dan pengalaman praktik mengajar yang dilakukan
yang praktikan dapatkan oleh praktikan
di tiap-tiap yaitu setelah
pertemuan. kegiatan
Praktikan PPL ini selesai
mendapatkan banyak
pencerahan
bagaimana seharusnya seorang pendidik itu. Sebagai calon pendidik, praktikan menyadari bahwa guru harus bisa menjadi teladan
bagi siswa karena segala sikap yang ditunjukkan oleh guru akan ditiru oleh siswa. Seorang guru harus memiliki sikap yang sangat
ramah terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar di lingkungan yang sangat sehat. Guru harus ramah dengan demikian siswa
merasa dekat dengan guru, dan bisa berbincang-bincang penuh persahabatan. Disisi lain, untuk menjadi guru yang professional,
maka seorang guru tersebut harus mampu memahami perannya dalam kegiatan pembelajaran dan menguasai kompetensi
profesionalisme guru, yang meliputi kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Di samping itu, Guru harus membuat pelajaran
lebih ringan serta lebih menarik bagi siswa sehingga mereka dapat memahami konsep dengan lebih baik. Guru harus mengajar
siswa penerapan praktis dari topik dan mata pelajaran sehingga siswa tidak belajar demi ujian tetapi mereka belajar karena
mereka dapat menggunakannya dalam kehidupan praktis mereka. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai
pendidik, oleh karena itu guru harus selalu bersikap positif terhadap siswa, memahami masalah mereka mencoba
menyelesaikannya dan menjadi teman tetapi tidak mendukung siswa dalam perbuatan yang salah karena pekerjaan guru adalah
membawa siswa ke jalan yang benar dan memberikan edukasi jika siswa melakukan perbuatan yang salah ataupun melenceng.
Jika siswa telah melakukan kesalahan, itu adalah tugas guru untuk memberi tahu siswa tersebut dan membuatnya menyadari
tentang kesalahannya, jika guru hanya membiarkan siswanya terjerumus dalam perbuatan yang melenceng maka itu merupakan
kesalahan guru. Sejatinya, guru merupakan fasilitator siswa dalam belajar, sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, jangan sampai lupa untuk mengetahui tingkat pemahaman belajar siswa karena ini merupakan hal yang
sangat penting, ketika mengajar kepada beberapa anak, maka harus tahu apa dan seberapa banyak pelajaran yang dapat
diadaptasi oleh anak pada waktu tertentu. Seorang guru harus mampu mengenali kemampuan siswa secara individu, tidak secara
klasikal. Jika siswa menemukan sesuatu yang sulit namun ia masih berusaha untuk mencoba menyelesaikannya, berilah ia pujian
pada titik yang tepat untuk menghargai segala usahanya agar siswa lebih dapat termotivasi untuk lebih semangat belajar. Jika
menemukan salah satu siswa yang menunjukkan kinerja rendah karena harga dirinya yang rendah, bantu mereka untuk
meningkatkan kepercayaan diri mereka dengan membagikan kutipan bagus atau dengan berbagi cerita motivasi. Jangan pernah
menyalahkan siswa dihadapan teman-temannya karena itu akan memicu kerendahan dalam kepercayaan dirinya.
Selain itu, kelengkapan administrasi guru juga harus diperhatikan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Adanya surat tugas mengajar lalu dilanjutkan dengan jadwal mengajar, kalender
pendidikan, program tahunan, program semester, silabus, analisis mata pelajaran atau kompetensi, rancangan program
pembelajaran atau bisa kita sebut dengan RPP, perangkat evaluasi yang meliputi kisi-kisi serta soal hingga kunci jawabannya
beserta pedoman penilaiannya, daftar nilai ulangan atau nilai kompetensi (KHS), analisis hasil belajar, program remedial atau
program pengayaan, bahan ajar atau modul (job sheet), media pembelajaran, agenda guru sampai dengan daftar hadir siswa.
Kelengkapan administrasi ini merupakan hal yang penting dan benar-benar harus diperhatikan karena bagaimana mungkin guru
dapat melaksanakan kinerjanya dengan baik kalau dia sendiri tidak punya data tentang apa yang akan direncanakan, apa yang
akan dilakukan serta apa yang telah dikerjakan. Maka untuk menyikapi hal ini, administrasi mengajar harus  dimiliki oleh setiap 
guru, dengan itu pula salah satu cara untuk meningkatkan kinerja guru tersebut. Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-
mengajar dalam suatu lingkungan  sekolah  dan semestinya semua guru harus memahami apa yang terjadi di lingkungan kerjanya.
Guru  harus pro aktif  men-  suport   menetapkan bersama dalam kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan
prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat. Semua  ini harus teradministrasi  dengan  baik.
Bicara  administrasi  guru,  adalah sebuah kewajiban yang harus dimiliki guru dan merupakan  alat utama  guna melaksanakan
tugas dan kewajibannya. Salah  satu administrasi  utama  seorang  guru  adalah  membuat RPP sebagaimana disebut dalam PP No
32 tahun 2013 dan Permendikbud No. 65 tahun 2013 bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidikan pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif,
serta member ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Akhirnya kinerja guru akan bernilai baik apabila semua kegiatan dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Sehingga apabila seorang
guru melaksanakan kegiatan administrasi mengajar dengan sesungguhnya dan sebaik mungkin maka kinerja guru akan semakin
baik. Kinerja guru  adalah sejauh mana keberhasilan seorang guru  dalam menyelesaikan yang disebut level of performance. Orang
yang level of performance  nya tinggi disebut orang yang produktif dan sebaliknya orang yang level of performance  nya rendah
atau tidak mencapai standar dikatakan tidak produktif. Yang menjadi  tolak ukur kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawab
pribadinya dalam melaksanakan profesinya disertai rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat dalam
kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas profesinya di dalam maupun diluar kelas.
Hingga saat ini, tantangan bagi seorang guru dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa inggris adalah mengubah
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, yaitu mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Lalu, Kurangnya motivasi yang bisa saja berasal dari luar seperti pergaulan dengan teman ataupun kondisi keluarga
dan lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung ke arah itu. Sementara motivasi dari dalam siswa itu sendiri karena siswa
tersebut belum menemukan suatu momen dimana mereka harus mempelajari bahasa internasional ini dengan baik dan serius.
Tantangan kedua adalah banyaknya siswa yang menganggap bahasa Inggris sebagai pelajaran yang sulit.   Hal ini mungkin
dikarenakan pengetahuan bahasa Inggris siswa sebelumnya minim dan perbedaan yang menyolok dari bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia terutama dalam pengucapan kosa kata dan pola kalimat yang dipakainya. Akibatnya, mereka cenderung pasif dan ragu-
ragu untuk mencobanya. Hal ini diperparah ketika mereka kurang memperhatian pelajaran ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Bahkan mereka cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan melakukan aktifitas lainnya seperti corat-
coret, belajar mata pelajaran lain, bahkan ada yang tidur. Tantangan ketiga adalah waktu yang tidak cukup untuk praktek karena
kesempatan atau waktu antara guru dan siswa berhubungan dengan Bahasa Inggris hanya ada di pelajaran Bahasa Inggris. Setelah
itu, siswa dihadapkan pada lingkungan yang tidak mendukung terjadinya interaksi berbahasa Inggris. Sementara itu, waktu di kelas
sering sangat singkat. Jika situasi ini terjadi terus-menerus, kita akan gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya yang tidak kalah penting sebagai salah satu permasalahan yang turut kontribusi dalam tantangan pembelajaran
Bahasa Inggris adalah kurangnya sumber daya dan bahan ajar. Sumber daya dan bahan di sini merujuk pada berbagai benda yang
dapat digunakan untuk mengajar seperti modul, kartu, komputer, laboratorium bahasa, media pembelajaran dan sebagainya.
Media-media ini memainkan peranan penting dalam keberhasilan proses belajar-mengajar di kelas, karena mereka mewakili
elemen di dunia nyata, dimaksudkan untuk membantu siswa memahami dan menjelaskan realitas. Dengan kata lain, media-media
pembelajaran ini membantu untuk mengubah sesuatu yang kompleks menjadi sederhana. Misalnya, ketika guru ingin mengajar
tentang buah-buahan, maka akan agak sulit bagi siswa jika hanya memahami dengan kata-kata, sehingga perlu sumber-sumber
dan bahan pendukung materi tersebut. Jadi, jika guru memberikan sedikit sumber daya dan bahan, itu akan membuat bahasa
Inggris menjadi jauh lebih rumit kepada peserta didik. Tantangan terakhir yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Inggris adalah
terlalu padatnya jumlah siswa di kelas bahasa Inggris. Hal ini tentunya akan menjadi tantangan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan yang dimana siswa dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka karena tidak mungkin untuk personalisasi
pengajaran, dan sebagai akibatnya hasil yang tidak baik ditunjukkan setiap hari. Namun, guru juga harus menggunakan
kreativitasnya untuk menyikapi keterbatasan dan kendala yang muncul dari peserta didiknya guna meminimalisir hambatan-
hambatan yang memberikan kontribusi pada kegalalan dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas.
Harapannya ketika belajar bahasa Inggris, siswa tidak hanya mampu mengerti tata bahasan dan menghafal kosakata-kosakata saja
tetapi juga mengetahui kebermanfaatan serta bisa mempraktekkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan
kemampuan bahasa Inggris diharapkan siswa mampu bersaing dengan pelamar-pelamar kerja di luar sana karena bahasa Inggris
juga diperlukan dalam pekerjaan. Apalagi jika ingin bekerja di negara lain atau bekerja di perusahaan asing. Cukup banyak
lowongan pekerjaan yang mewajibkan pelamarnya memiliki kemampuan bahasa Inggris. Selain itu, di zaman digital ini sering
ditemukan penggunaan bahasa Inggris dalam pekerjaan. Jadi memiliki kemampuan bahasa Inggris sangat bermanfaat dalam karir.
Sejauh ini, kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Inggris itu sekedar bahasa asing yang tidak ada gunanya,
sehingga mereka tidak mengetahui kebermanfaatan apa yang dipelajari.
Selama pelaksanaan PPL, Praktikan menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama melakukan praktik mengajar. Hal tersebut
antara lain penggunaan kata yang tepat dalam proses belajar mengajar, manajemen waktu ketika mengajar serta media
pembelajaran yang kurang kreatif. Ketika mengajar di depan kelas, guru menjadi pusat perhatian siswa. Sehingga setiap ucapan
dan perilaku guru akan diperhatikan oleh siswa. Khususnya untuk mata pelajaran bahasa Inggris, pemilihan kata-kata serta
pengucapan yang benar dalam bahasa Inggris itu sangatlah penting. Terkadang ada kata-kata atau pelafalan yang tidak sengaja
keluar dari mulut praktikan yang maknanya memiliki esensi yang kurang tepat dalam bahasa Inggris. Selain itu, pengelolaan kelas
dan pengelolaan waktu ketika mengajar sangatlah penting agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang telah disusun. Pengelolaan kelas dan waktu tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik maupun
rutinitas-rutinitas pembelajaran yang dilakukan. Pengelolaan waktu dan kelaw diperlukan karena dari hari ke hari bahkan waktu
ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Kelas selalu dinamis dalam bentuk prilaku, perbuatan, sikap, mental
dan emosional siswa. Sehingga kegiatan pengelolaan kelas dan waktu ini dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana serta kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai