Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tiara putri yuliani

Prodi : TPS/IIB
NRP : 56205213293
No.Absen : 35
Mata Kuliah : Ekologi Perairan
Dosen Pengajar : Ita Junita Puspa Dewi, Dr.A.Pi, M.Pd

“Keanekaragaman Megabentos yang Berasosiasi di Ekosistem Padang Lamun Perairan


Wailiti, Maumere Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur”

 Metodelogi
Metode pengamatan untuk kondisi lamun yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
metoda transek kuadrant (garis transek secara tegak lurus garis pantai ke arah laut) yang dimodifikasi
dari metode Seagrass. Transek kuadran ukuran 0,5 x 0,5 m diletakkan di setiap 10 meter untuk
pengamatan lamun. Pengamatan pada tiga sub stasiun pengamatan yang sudah ditentukan secara
purposif sesuai dengan tempat terdapatnya komunitas lamun dan makroalgae.

 Hasil dan Pembahasan


Hasil pengamatan tentang ekosistem padang lamun di Wailiti Teluk Maumere,Kabupaten
Sikka,bahwa di lokasi pengamatan terdapat empat jenis lamun yang ditemukan menyebar di tiga
lokasi pengamatan,yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan
Syringodium isoetifolium. Hal ini sesuai dengan pendapat Tomascick et al.(1997) bahwa tekanan yang
sering dialami oleh ekosistem padang lamun adalah adanya aktifitas masyarakat pesisir yang
banyak menfaatkan padang lamun sebagai tempat menangkap ikan dan sebagai jalur lalu lintas kapal
nelayan. Makroalga yang ditemukan selama pengamatan di lokasi penelitian antara lain adalah jenis
Caulerpa sp., Padina sp., Halimeda sp., Turbinaria sp, Ampiroa sp. dan Dyctyota sp. Makroalga atau
rumput laut merupakan vegetasi yang sering ditemukan hidup berasosiasi dengan lamun di suatu perairan.
Keanekaragaman makroalga di padang lamun turut memberikan sumbangan nutrient perairan dan
ketersediaan tempat berlindung atau habitat bagi oganisme laut lainnya yang hidup berasosiasi di
padang lamun.
 Kesimpulan
Kondisi padang lamun di perairan Wailiti, Kabupaten Sikka dengan rata-rata %
penutupan sebesar 47,085% termasuk dalam kategori kondisi kerapatan sedang.Biota laut yang berasosiasi
di padang lamun yang ditemukan di lokasi penelitian antara lain adalah: bulu babi, teripang keling, teripang
sabuk raja, bivalvia kima, gastropoda dan ular laut.
“Biodiversitas Echinodermata pada Ekosistem Lamun di Perairan Pulau Karimunjawa,
Jepara”

 Metodelogi
Adapun metode pengumpulan dilakukan dengan metode purposive sampling. Lokasi
penelitian adalah Pulau Karimunjawa, yang termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Karimunjawa,
Taman Nasional Karimunjawa secara geografis terletak pada koordinat
5°40’39”-5°55’00” LS dan 110°05’57”-110°31’ 15” BT. Identifikasi spesies yang ditemukan di
Pulau Karimunjawa dilakukan dengan menggunakan metode cek list. Metode cek list adalah metode
yang digunakan untuk identifikasi spesies dengan mencocokkan gambar yang sudah ada beserta
keterangannya.Selain data lamun dan Echinodermata juga dilakukan pengambilan data parameter fisika
kimia perairan, antara lain, suhu, salinitas, pH, kecerahan, substrat, dan total bahan organic sedimen.

 Hasil dan Pembahasan


Kecerahan pada lokasi penelitian adalah tak terhingga dimana cahaya matahari mampu
menembus hingga ke dasar perairan. Hal ini sangat penting bagi lamun untuk melakukan proses
fotosintesis.Dalam melakukan proses fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25°C -35°C
dan saat cahaya penuh.Suhu perairan di Pulau karimunjawa berkisar antara
28-30 ̊C. ).Bahwa lamun daerah tropis umumnya tumbuh optimal pada suhu 28-30°C dengan salinitas
20-35‰.Daerah yang terganggu aktivitas manusia memiliki penutupan lamun yang
rendah dan akan semakin tinggi pada daerah yang alami.Hal ini dikarenakan gangguan ekosistem
yang diterima lamun akibat pembuangan limbah rumah tangga serta aktivitas masyarakat.

 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 8 jenis lamun yang di
dominasi oleh Thalassia hemprichi dan Cymodocea rotundata. Echinodermata yang ditemukan terdiri dari 5
jenis yaitu Archaster typicus, Diadema setosum, Laganum central, Laganum depressum dan Holothuria
atra.Hubungan antara kelimpahan Echinodermata dan kerapatan lamun cukup erat dan arah
hubungannya berlawanan yaitu semakin rapat lamun maka Echinodermata yang ditemukan semakin
sedikit. Kerapatan lamun hanya berpengaruh sebesar 20,90 % terhadap kelimpahan Echinodermata.

 Tujuan
Untuk mengetahui kerapatan lamun dan biodiversitas Echinodermata di perairan Pulau
Karimunjawa serta untuk mengetahui hubungan antara kerapatan lamun dan kelimpahan
Echinodermata di Pulau Karimunjawa.

“Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Kepulauan Waisai Kabupaten Raja


Ampat Papua Barat”
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup dan berkembang biak pada lingkungan perairan
laut dangkal. Hamparan lamun di perairan pesisir yang tersusun atas satu jenis atau lebih membentuk
komunitas padang lamun. Lebih dari 60 jenis lamun telah ditemukan. Di Indonesia, lamun mencakup 2
suku yaitu: Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae dengan 7 marga dan 15 jenis. Salah satu ekosistem
laut di Perairan Raja Ampat yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi adalah ekosistem lamun yang
tersebar di sepanjang pesisir. Ekosistem lamun perlu dilestarikan karena dapat memberikan kontribusi
pada peningkatan hasil perikanan dan sektor pariwisata. Namun kegiatan penelitian dan informasi
mengenai ekosistem lamun di Raja Ampat masih sangat terbatas.
 Metodelogi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu transek kuadrat secara purposive sampling yang
ditujukan untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan, estimasi penutupan, frekuensi, dominansi dan
pola penyebaran lamun di Kepulauan Waisai. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: penentuan
lokasi sampling, penentuan stasiun sampling, pengambilan data lamun, identifikasi sampel, dan analisis
data.
 Hasil dan Pembahasan
Komposisi jenis dihitung dengan membandingkan antara jumlah tegakan masing-masing jenis dengan
jumlah total tegakan dari semua jenis lamun yang ditemukan. C. rotundata merupakan jenis lamun yang
paling banyak ditemukan di pulau Waisai, kabupaten Raja Ampat dengan 8 kali kemunculan dari 9 transek.
Sedangkan S. isoetifolium merupakan jenis lamun dengan kemunculan terendah karena hanya
ditemukan di stasiun 1 pada Transek ke 2.
 Kesimpulan
Jumlah spesies lamun yang ditemukan sebanyak 7 jenis, yaitu C. rotundata, E. acoroides, H. decipiens, H.
ovalis, H. pinifolia, S. isoetifolium, dan T. hemprichii.Jenis lamun yang paling dominan dan berpengaruh
dalam komunitas padang lamun di lokasi penelitian adalah C.
rotundata dengan Indeks Nilai Penting terbesar.Pola penyebaran jenis lamun yang ditemukan pada lokasi
penelitian cenderung mengelompok

Anda mungkin juga menyukai