Anda di halaman 1dari 6

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pemilik Pekerjaan : GKPI Resort Padang Bulan


Nama Pekerjaan : Pembangunan Kanopi Sayap Kanan Gereja ( antara Gereja dengan Sekolah )
Lokasi pekerjaan : Komplek Gereja GKPI Resort Padang Bulan.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lapangan.
Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan
berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat manual. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di
suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan truck
untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
2. Pemasangan Patok Profil
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi.
Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam
pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor.
Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan
panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
3. Dokumentasi
Photo Dokumentasi dilaksanakan untuk membuat Dokumentasi untuk setiap Jenis Pekerjaan
Pengambilan Foto harus sama dari mulai : sebelum, sedang dan selesai dilaksanakan.
5. Pengukuran Awal
Untuk menentukan Elevasi yang ada dilapangan, patok-patok sebagai pedoman untuk pembuatan
shop Drawing. Hasil dari Pengukuran tersebut harus segera digambarkan pada buku gambar dijilid sebagai
pedoman pelaksanaan lapangan dan perhitungan, Setelah Pelaksanaan Pekerjaan selesai dilaksanakan,
maka hasil pelaksanaan tersebut segera digambarkan atau dibuat Asbuilt Drawingnya .
Pekerjaan pengukuran dan bowplank ini dilakukan dengan mengunakan alat ukur dan waterpas sehingga
luas lahan pekerjaan didapat dengan akurat dengan demikian dapat mempermudah jalannya pelaksanaan di
lapangan.
1. Pembongkaran Atap, lantai, tiang kolom, dinding batu, kusen.
Pekerjaan ini dilakukan dengan tetap menjaga bangunan existing sebelum dilakukan pekerjaan
pembangunan, sisa – sisa barang bongkaran dikumpulkan dan bongkaran yang tidak berguna lagi dapat
dibuang dari lokasi pekerjaan.
2. Pekerjaan Pondasi.
Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan patok titik yang sudah ditentukan diawal, dengan
kedalaman tertentu sampai mendapat tanah keras.
3. Pekerjan Struktur
Dilakukan setelah pondasi siap digali. Perakitan pembesian dilakukan di lokasi proyek sebelum
dipasang di lokasi pondasi yang sudah ditentukan. Besi yang digunakan adalah standar SNI. Setelah itu
dilakukan pemasangan bekisting untuk selanjutnya dilakukan pengecoran menggunakan molen.
Pengecoran diusahakan dilakukan secara homogen atau bersamaan dengan pengecoran tiang besi WF.
4. Pekerjaan Atap.
Pekerjaan atap dapat dilakukan terlebih dahulu sehingga pekerjaan interior dapat dilakukan
secepatnya. Atap yang digunakan merupakan atap Onduline.
Pekerjaan Rangka Baja (Konstruksi Rangka Atap Baja WF)

a. Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja WF 200 yang telah disetujui pengawas.
Sebelum rangka baja dipotong terlebih dahulu diukur dan dipotong. Gunakan ukuran rangka
baja yang pertama sebagai contoh untuk memotong yang berikutnya sehingga potongan untuk
rangka atap tersebut memiliki ukuran yang sama. Ukur dan potong rangka baja WF untuk
batang miring yang akan dipasang pada kerangka atap.
b. Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah sebelum ditaruh pada bagian atas
kolom untuk memastikan bagian kerangka kuda-kuda tersebut telah mempunyai ukuran yang
tepat dan dapat dipasang dengan baik, setelah itu bongkar kembali dan simpan. Simpan
bagian-bagian kerangka atap tersebut dan disimpan dalam keadaan terlindung dan tertutup.
disiapkan pula tiang penahan sementara (scaffolding) untuk pembuatan atap.

c. Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan bagian atas dari kolom beton dan
pastikan ketinggiannya telah sejajar antara satu kolom dengan yang lain. Pastikan bagian atas
antara kolom dipinggir dan tengah bangunan telah sesuai dengan ukuran rangka atap yang
akan dipasang.
d. Dirikan rangka atap dengan bantuan penahan sementara (scaffolding) yang bertumpu pada
tanah. Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan bangunan dan
bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah kanan dengan batang miring
sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan bagi pemasangan batang miring lainnya yang
berada di bagian tengah atap.
e. Kemudian pasang rangka baja balok atap di bagian tengah bangunan yang bertumpu pada
kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal (dengan bantuan waterpass). Setelah balok
ditaruh pada kolom, pasang bagian-bagian kuda-kuda atap berikutnya, pastikan letak bagian-
bagian tersebut telah dapat dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb).

f. Sesuaikan letak dan ketinggian (dinaikkan diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah
(batang miring, dsb) dengan menggunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya
sebagai acuan. Sambung bagian-bagian rangka atap tersebut Ikat bagian kuda-kuda atap
tersebut pada kolom dengan cara membengkokkan besi tulangan yang muncul dari ujung
kolom beton (stek/starter bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat balok kayu
tersebut pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka bagian balok dan kaki kuda-kuda
kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur dapat menembus bagian kayu rangka kuda-
kuda tersebut kemudian dipasang mur.

g. Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka gording rangka baja yang
akan menjadi tempat pemasangan lembaran atap dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok
gording adalah 60cm. Gording tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar
sejauh minimal 80cm, jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan
jumlah lembaran penutup atap yang akan digunakan dan atas persetujuan pengawas.

5. Pekerjaan Exterior dan lantai.


Beberapa kegiatan pada bagian ini dapat dilakukan bersamaan sesuai dengan teknis dan strategi di
lapangan untuk mengecar waktu pekerjaan selesai tepat waktu.
Pekerjaan Dinding Dan Plesteran

 Pasangan Bata untuk Dinding


Adukan untuk pemasangan Batu bata terdiri dari Semen, Pasir dan air sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan beton dan dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.

Komposisi Campuran adalah 1 pc : 4 pasir, sedangkan untuk pasangan Batu bata Trasram Komposisi
Campuran adalah 1 pc: 2 Ps. Adukan tersebut mempergunakan Concrite Mixer atau pada tempat
pencampur diatas permukaan yang keras, dan bukan langsung diatas tanah.

o Uraian Pelaksanaan.

Batu bata yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air atau disiram sampai lenuh
dengan air bersih dan sesuai dengan spesifikasi dan atas persetujuan dari pengawas, Batu Bata
dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan patokan benang yang
sipat datar. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan Beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai
12/12 atau dilengkapi dengan pemasangan rollag. Pemasangan dibuat rapi, baik dalam arah
Vertikal maupun horizontal.

 Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan Plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada dinding dinding
tembok bata dan bidang - bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya.
Pemakaian Bahan. Untuk pekerjaan plasteran pada pekerjaan ini memakai komposisi adukan sesuai
Spesifikasi sebagai berikut:
Campuran 1 pc : 2 Pasir untuk permukaan beton atau daerah basah dan dinding luar yang tidak tertutup
atap. Campuran 1 Pc : 4 Pasir Untuk Plesteran dinding Bata. Material Semen, pasir dan air sama dengan
yang dipergunakan pada pekerjaan beton lainnya.
Uraian Pelaksanaan .
Untuk Plesteran Batu Bata :
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air, siarnya dikorek
sedalam 1 cm, Plesteran diselesaikan atau dibantu dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop
baja, untuk mendapatkan permukaan yang rata.Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 1,5 cm dan bagian-
bagian yang plesteran harus melebihi 1,5 cm maka plesteran dilakukan dengan cara berlapis-lapis dimana
berikutnya dapat dikerjakan setelah lapisan sebelumnya cukup kering.
Untuk sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku, untuk sambungan dari Plesteran dibuat Mulus dan
lurus. Selama Proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 ( tujuh ) haris ecara rutin,
Plesteran pada sudut-sudut pengakhiran dilakukan dengan campuran semen air (beton getuk)
Permukaan Plasteran agar diaci agar mulus dan licin.

• Penutup Atap
Pada saat pemasangan penutup atap perlu diperhatikan jarak tumpang tindih (overlap) antar
lembaran atap. Jarak ini harus cukup untuk menghindari kebocoran. Pada bagian atas bawah lembaran atap
yang saling tumpang tindih (overlap), jaraknya minimal 20cm. Sedangkan untuk bagian sisi kiri-kanannya
yang saling tumpang tindih (overlap) mempunyai jarak antara 1½ sampai 2 gelombang lembaran atap,
tergantung jenis dan ukuran lembar penutup atap yang digunakan. Lubang-lubang untuk paku pemasangan
harus dibor terlebih dahulu, dan ujung-ujung lembaran atap yang bertumpang-tindih (overlap) dipotong
450 dapat diletakkan dan dipasang dengan baik. pada saat memotong dan membor harus sangat hati-hati,
untuk menghindari keretakan serta gunakan selalu penutup hidung untuk menghindari debu-debu bijih
seng masuk ke dalam paru-paru. Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu
dengan menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu secara diagonal dari
ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas untuk memeriksa
atap telah rata, lurus, dan sejajar. Benang ini harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti
pemasangan telah sejajar, jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagiletak gording paling atas dan
bawah tersebut dengan menggunakan kloskayu hingga letaknya benar. Gording berikutnya kemudian
dapat dipasang dengan mengikuti benang acuan tadi. Semua gording dipasang dengan menggunakan klos
reng U.50. Setelah itu tentukan garis batas pinggir atap bagian miring dengan menggunakan bantuan
benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada bagian miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut
(minimum 5cm) bentangkan benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording paling atas pada
kedua sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini akan menjadi acuan batas lembaran penutup atap
pada bagian miring atap tersebut.

b. Rabung Atap Onduline


Setelah pekerjaan atap dilakukan, maka pekerjaan rabung seng dipasang. Pemasangan rabung seng
dimulai dari permukaan yang paling ujung/bawah dengan melakukan gerakan mundur. Pemasangan
rabung seng genteng metal harus lurus, supaya rabung yang dipasang lurus harus diberi batuan benang
yang diikatkan kedua sisi yang hendak dipasang.

6. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pengecatan Tembok, Pengecatan Plafond,
− Uraian Pelaksanaan .
1. Untuk Pengecatan tembok

Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang
dibasahi at, setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata, kemudian
digosok dengan kertas pasir hingga permukaan rata dan licin untuk kemudiaan dicat paling sedikit dua kali
dengan finishing untuk bagian dalam ( lnterior ) dan tiga kali untuk bagian ruar ( exterior ) sampai baik

Medan, 10 Agustus 2016

PT. MTEC CORPORA PERSADA

Marnaek Maruli Lumban Gaol,ST


Direktur

Anda mungkin juga menyukai